BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut PSAK No menjelaskan bahwa:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN Tujuan Laporan Keuangan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

TINJAUAN ATAS PEROLEHAN DAN PENYUSUTAN ASET TETAP PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG BANDUNG I LAPORAN TUGAS AKHIR

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAGIAN IX ASET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II LANDASAN TEORI

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sebelum membahas lebih khusus mengenai aset tetap, perlu dipahami

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB II LANDASAN TEORITIS. informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 1 2014 menjelaskan bahwa: Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuanga dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. 2.1.2 Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 1 2014 menjelaskan bahwa: Komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari 1) Laporan posisi keuangan pada akhir periode, 2) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode, 3) Laporan perubahan ekuitas selama periode, 4) Laporan arus kas selama periode, 5) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain, 6) Informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya, dan 7) Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya." 7

8 2.1.3 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Neraca merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan sebuah organisasi pada satu saat tertentu. Misalnya tanggal 31 Desember untuk neraca tahunan, atau tanggal 31 Maret untuk neraca tiga bulanan, dan seterusnya. Posisi keuangan meliputi kekayaan yang disebut aktiva, kewajiban yang meliputi utang-utang, dan ekuitas yang terdiri dari modal pemilik. (L.M. Samryn, 2012) 2.1.4 Unsur-Unsur Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Unsur-Unsur Laporan Posisi Keuangan (Neraca) terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu aktiva, kewajiban dan ekuitas. Aktiva merupakan kelompok akun yang disajikan dalam neraca pada bagian sebelah kiri. Aktiva terbagi dalam kelompok aktiva lancar untuk kekayaan yang dihapkan dapat dikonsumsi atau dikonversi menjadi kas dalam waktu kurang dari 1 tahun. Aktiva yang tidak memenuhi syarat ini dikelompokan sebagai aktiva tetap atau aktiva lain-lain. Kewajiban merupakan kelompok utang yang masih harus dilunasi kepada pihak ketiga. Untuk utangutang yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun dikelompokan sebagai kewajiban jangka pendek. Ekuitas terdiri atas modal pemilik, modal saham, saldo laba, dan akun ekuitas lainnya. (L.M. Samryn, 2012). 2.1.5 Alat Analisis Menurut K.R Subramanyam (2012:34) menyatakan pengelanan awal terhadap lima alat penting untuk analisis keuangan, yaitu: 1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif Analisis laporan keuangan komparatif dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan akus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun. 2. Analisis Laporan Keuangan Common-Size Analisis laporan keuangan Common-Size berguna dalam memahami pembentu internal laporan keuangan.

9 3. Analisis Rasio Sebuah rasio menyatakan hubungan matematis antara dua kuntitas. Rasio 200 terhadap 100 dinyatakan sebagai 2:1, atau cukup 2. Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi aritmetika sederhana, interpretasinya lebih komplek. 4. Analisis Arus Kas Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan sumber dayanya. Analisis ini juga digunakan dalam peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas. 5. Model Valuasi Valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan keuangan. Valuasi biasanya mengacu pada estimasi nilai instrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasar valuasi adalah teori nilai sekarang (present value theory). 2.1.6 Menilai Aset Tetap Menurut K.R. Subramanyam (2011:294), menyatakan bahwa: Prinsip biaya historis digunakan saat menilai property, pabrik, dan peralatan. Penilaian biaya historis mengharskan suatu perusahaan pertama kali mencatat aset sebesar harga belinya. Biaya ini mencakup beban apapun yang diperlukan agar aset tersebut berada dalam lokasi dan kondisi siap digunakan atau siap memberikan jasa seperti biaya angkut, instalasi, pajak, dan biaya pemasangan. Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset. Alasan digunakannya biaya historis terutama sehubungan dengan objektivitasnya. Penilaian aset tetap dengan biaya historis, jika diterapkan secara konsisten, biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius. Bagian ini akan mempertimbangkan beberapa masalah khusus yang terjadi saat menilai aset.

10 2.1.7 Menganalisis Aset Tetap Menurut K.R. Subramanyam (2012) menyatakan bahwa Valuasi aset tetap menekankan objektivitas biaya historis. Tetapi, biaya historis sangat tidak relevan dalam penilaian nilai pengganti atau dalam menentukan kebtuhan aset operasi pada masa depan. Juga biaya ini tidak dapat dibandingkan untu beberapa laporan keuangan perusahaan, dan tidak terlalu bermanfaat untuk mengukur biaya kesempatan (opportunity cost) atas penghapusan atau dalam menilai kegunaan alternatif dana. Lebih jauh lagi pada periode tingkat harga meningkat, biaya historis mencerminkan gabungan pengeluaran yang mencerminkan daya beli yang berbeda. 2.2 Aset 2.2.1 Pengertian Aset Menurut Mamduh M.Hanafi (2003:24) menjelaskan bahwa : Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh perusahaan. Menurut Pauline Weetman (2011:203) menjelaskan bahwa : An asset is resource controlloed by entity as a result of past event and from which future economic benefit are expected to flow. Menurut definisi di atas menjelaskan bahwa aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu dari masa manfaat dan dari masa manfaat ekonomi masa depan yang di harapkan mengalir. 2.2.2 Definisi Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 tahun 2014 paragraf 6 Ikatan Akuntansi Indonesia (2014:16.1), menyatakan bahwa : Aset tetap adalah aset berwujud yang :

11 a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif; dan b. Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut Sofyan Safri H (2012:20), menyatakan bahwa: Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan ciri yaitu : Dari pengertian mengenai aset tetap diatas, aset tetap memiliki beberapa 1. Aset tetap merupakan barang-barang fisik yang diperoleh dan digunakan oleh perusahaan untuk melaksanakan atau membantu produksi barang-barang lain atau pemberian jasa pada perusahaan lain atau pelanggannya dalam usaha bisnis yang normal. 2. Aset tetap mempunyai umur yang terbatas pada akhir masa manfaatnya harus dibuang atau diganti, kecuali masa manfaat yang diberikan oleh tanah. 3. Manfaat yang diterima dari aset tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau lebih dari siklus operasi perusahaan. Aset tetap yang tidak bisa disusutkan adalah tanah. Hal tersebut dinyatakan dalam PSAK No. 16 (2014:16.9), menjelaskan bahwa : Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan dicatat terpisah meskipun keduanya diperoleh bersama. Pada umumnya tanah memiliki umur manfaat tidak terbatas misalnya tanah yang ditambang dan tanah yang digunakan untuk tempat pembuangan akhir. Bangunan memiliki umur manfaat terbatas sehingga erupakan aset tersusutkan. Peningkatan nilai tanah dengan bangunan di atasnya tidak mempengaruhi penentuan jumlah tersusutkan dari bangunan tersebut. 2.2.3 Pengklasifikasian Aset Menurut PSAK ( IAI, 2011 : 16 : 13 ), yang termasuk kedalam klasifikasi aset tetap berwujud dan aset tak berwujud. adalah sebagai berikut :

12 1. Aset Tetap Berwujud Aset tetap berwujud memiliki bentuk fisik dan dengan demikian dapat diamati dengan satu atau lebih panca indra dan memiliki karakteristik umum, yaitu memberi manfaat ekonomi pada masa mendatang bagi perusahaan. Aset berikut yang umum dilaporkan didalam kategori aset tetap berwujud adalah : a. Tanah Merupakan harta yang digunakan untuk tujuan usaha dan tidak dikenai penyusutan, maka biaya yang dikenakan pada tanah merupakan biaya yang secara langsung berhubungan dengan masa manfaat yang ridak terbatas. b. Perbaikan tanah Merupakan peningkatan kegunaan dari tanah tersebut. Unsur-unsur dari tanah, seperti : pemetaan tanah, pengaspalan, pemagaran, saluran air, instalasi listrik, dan lain-lain. c. Bangunan Merupakan bangunan yang digunakan untuk menempatkan operasi perusahaan. Baik bangunan kantor, toko pabrik, maupun gudang yang digunakan dalam kegiatan utama perusahaan. Akan tetapi bangunan yang tidak digunakan dalam kegiatan utama perusahaan yaitu bangunan yang belum jadi (dalam tahap pembangunan) tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap. d. Mesin dan peralatan Merupakan aset yang dipergunakan perusahaan dalam proses produksi atau penyediaan jasa. e. Kendaraan Merupakan aset yang dipergunakan sebagai alat transportasi atau sebagai penyedia jasa dan lain-lain seperti mobil,motor. 2. Aset Tak Berwujud

13 Aset tak berwujud didefinikan sebagai aset yang tidak memiliki bentuk fisik. Bukti adanya aset ini terdapa daam bentuk perjanjian, kontrak atau paten. Hal ini memenuhi deifinisi aset karena adanya manfaat mendatang. Aset berikut yang umum dilaporkan didalam kategori aset tak berwujud adalah : a. Paten Merupakan hak eksklusif yang memungkinkan seorang penemu/pencipta untuk mengendalikan produksi, penjualan atau penggunaan dari suatu temuan/ciptaannya. b. Merk Dagang Suatu hak eksklusif yang mengizinkan suatu simbol, label, dan rancangan khusus. c. Hak Cipta Suatu hak eksklusif yang mengizinkan seorang untuk menjual, memberi izin atau mengendalikan pekerjaannya. d. Goodwill Sumber daya, faktor dan kondisi tak berwujud lain yang memungkinkan perusahaan untuk mendaparkan laba diatas normal dengan aset yang dapat diidentifikasi. Berdasarkan definisi diatas, klasifikasi aset tetap terbagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Aset tetap berwujud, yaitu aktiva tetap yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan yang dapat dilihat bentuk fisiknya. Didalamnya meliputi : tanah, perbaikan tanah, bangunan, mesin dan peralatan dan kendaraan yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa.

14 2. Aset tetap tidak berwujud, yaitu aktiva tetap jangka panjang yang tidak terlihat secara fisik. Aset tak berwujud termasuk pos-pos seperti paten, merk dagang, hak cipta dan goodwill. 2.2.4 Karakteristik Aset Tetap Menurut Achmad Tjahjono, dkk (2009 : 112) mengungkapkan beberapa karakteristik aktiva tetap, diantaranya : a.dipergunakan untuk operasional perusahaan dan tidak untuk dijual b.memiliki manfaat satu periode akuntansi atau satu siklus operasi normal c. Memiliki fisik, karakter untuk membedakan dengan aktiva tak berwujud d.mempunyai nilai material Karakter dari aktiva tetap adalah memiliki fisik, memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan sebagai alat untuk membantu proses operasi perusahaan dengan maksud bukan untuk diperjualbelikan. 2.3 Perolehan dan Pengeluaran Aset Tetap 2.3.1 Perolehan Aset Tetap Dalam PSAK No. 16 ( 2011 : 7 ) tercantum sebagai berikut: Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal Harga perolehan suatu aset tetap diakui hanya apabila manfaat ekonomi aset tersebut akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang baik secara langsung maupun tidak langsung dan manfaat ekonomi tersebut dapat diukur dengan andal. Menurut PSAK No. 16 ( 2011 : 16 ) Biaya perolehan aset tetap meliputi :

15 a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain, b. Biaya-biaya yang dapat di distribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen, c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Aset tetap dapat diperoleh perusahaan dengan berbagai cara diantaranya : 1. Pembelian Tunai Pembelian tunai adalah cara perolehan perusahaan dengan cara perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai, aset yang dicatat dalam perkiraan akuntansi adalah senilai kas yang dibayarkan. Nilai kas yang dibayar ini akan termasuk pula biaya-biaya yang dikeluarkan selama pembelian aset tetap tersebut dan akan dikurangi diskon atau potonganpotongan sehubungan dengan pembelian aset tersebut. 2. Pembelian Kredit Pada pembelian dengan kredit dengan harga perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga. Menurut Rudianto (2012:259) menjelaskan bahwa : Apabila aset tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga perolehan aset tetap harga perolehan tersebut tidak termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dibebankan sebagai beban bunga periode akuntansi berjalan. 3. Perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri Pada sata suatu aset tetap dirakit atau dibangun oleh sutau perusahaan untuk dibangun sendiri, maka biaya perolehan (cost) aset tetap tersebut. Biaya-biaya tersebut dapat berupa biaya kontruksi selama masa

16 pembangunan dan biaya administrasi, biaya asuransi selama masa pengembangan dan biaya kontraktor, jika menggunakan jasa kontraktor. Selain itu bunga yang harus dibayar atas pinjaman-pinjaman yang mungkin dipakai untuk mendanai pembangunan tersebut pula dimasukkan sebagai biaya perolehan aset tetap. Kapitalisasi biaya adalah semua biaya yang dicatat sebagai bagian dari biaya perolehan aset dan disusutkan selama masa manfaat aset. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (2014:16:9) menyatakan bahwa: Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian. Jika entitas membuat aset serupa dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya pembangunan aset untuk dijual. Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal dieleminasi. Menurut Hans dkk (2016:372), menyatakan bahwa: Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian atau cara lain. Semua biaya yang terkait langsung dengan pembangunan aset tersebut menjadi biaya perolehan aset, termasuk: beban material, beban tenaga kerja dan beban overhead yang dapat dikaitkan langsung dengan pembangunan aset tetap. 4. Penerbitan Surat Berharga Menurut Wirjono Prodjodikoro (2000:34) menjelaskan bahwa : Istilah surat surat berharga itu terpakai untuk surat-surat yang bersifat seperti uang tunai, jadi yang dapat dipakai untuk melakukan pembayaran. Perusahaan dapat memperoleh aset tetap dengan cara mengeluarkan obligasi atau saham itu sendiri. Pertukaran aset tetap dengan cara mengeluarkan obligasi atau sahamnya sendiri. Pertukaran aset tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam akun modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai

17 pertukarannya dengan nilai nominal dicatat dalam akuntansi agio atau disagio. 5. Perolehan Melalui Hibah Jika aset tetap diperoleh melalui sumbangan dari pihak lain maka tidak ada biaya yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan. Meskipun ada pengeluaran guna memperoleh aset, biasanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keungan No. 61 (2010:61:2) adalah : Hibah yang terkait dengan aset adalah hibah pemerintah yang kondisi pertamanya adalah bahwa entitas yang memenuhi syarat harus melakukan pembelian, membangun atau membeli aset jangka panjang. Kondisi tambahan kemungkinan juga ditetapkan dengan membatasi jenis lokasi aset atau periode tersebut diperoleh atau dimiliki. 6. Perolehan Melalui Sewa Guna Usaha Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (2012:30.1) paragraph 4 adalah: Sewa (lease) adalah suatu perjajnjian dimana lessor memberikan hak kepada lesee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lesee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. Pencatatan cara perolehan ini tergantung dari jenis leasing yang diambil oleh perusahaan. Ada dua cara sewa guna usaha yaitu: 1. Capital Lease Aset yang diperoleh dengan cara ini dicatat sebagai aset tetap dlam kelompok tersendiri dan juga harus diamortisasikan. Kewajiban sewa guna usahanya pun disajikan terpisah dari kewajiban lainnya. Biasanya cara ini diambil bila aset disewa lebih dari dua tahun. 2. Operating lease

18 Bila perusahaan memilih cara ini maka pencatatan angsuran tiap bulan tidak dianggap sebagai aset tetapi langsung merupakan biaya sewa aset yang diakui dan dicatat bedasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha, meskipun pembayarannya dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periodenya. Faktor-faktor yang merupakan bagian dari penentuan harga perolehan aset tetap yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Tanah Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti: a. Harga beli b. Komisi pembelian c. Bea balik nama d. Biaya penelitian tanah e. Iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai f. Biaya merobohkan bangunan lama g. Biaya perataan tanah pembersihan dan pembagian h. Pajak-pajak yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian tanah 2. Bangunan Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah: a. Harga beli b. Biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai c. Komisi pembelian d. Bea balik nama

19 e. Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembelian pada waktu pembelian 3. Mesin alat-alat Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah: a. Harga beli b. Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli c. Biaya angkut d. Asuransi selama perjalanan e. Biaya pemasangan f. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin 4. Kendaraan Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode pajak kendaraan bermotor, jasa raharja, dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan didepresiasi selama masa kegunaannya. 5. Perbaikan tanah harga perolehan tanah meliputi semua pengeluaran yang dilakukan sebagaimana maksud dengan perbaikan tersebut. Oleh karena itu, pengeluaranpengeluaran diatas didebetkan ke rekening perbaikan tanah (bukan rekening tanah) dan akan disusut selama umur pemakaian aset. 2.3.2 Pengeluaran Setelah Perolehan Pencatatan akuntansi terhadap pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Pengeluaran pendapatan

20 Menurut Soemarso S.R (2005:52), Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk tahun dimana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat sebagai beban. Pengeluaran pendapatan itu meliputi : Reparasi (repairs) Pengeluaran untuk memperbaiki Fixed Asset yang mengalami kerusakan sebagian atau seluruhnya, agar dapat dipergunakan dan menjalankan fungsi lagi sebagaimana mestinya. Apabila sifat repair ini hanya mengembalikan Fixed Asset yang rusak menjadi seperti keadaan semula, tanpa mengadakan penggantian terhadap bagianbagian tertentu dari Fixed Asset tersebut yang dinilainya cukup besar, maka pengeluaran ini dibukukan sebagai biaya dan dicatat dalam perkiraan Repair Expense. Pemeliharaan (Maintanance) Pengeluaran untuk memelihara agar aset tetap yang bersangkutan tidak cepat usang atau rusak dari waktu kke waktu. Oleh karena itu, Maintanance tidak secara langsung menaikan nilai Fixed Asset itu sendiri, maka pengeluaran ini dibukukan sebagai biaya dan dicatat dalam perkiraan Repair Expense. Penggantian penggantian komponen aset tetap, yang biasanya tergantung karena komponennya yang diganti sudah dalam keadaan rusak, pengeluaran semacam ini tidak dicatat sebagai tambahan nilai kedalam perkiraan aset yang bersangkutan. 2. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures) Menurut Soemarso S.R. (2005:52), Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aset (dikapitalisasi). Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini.

21 Pengeluaran modal ini meliputi: a. Reparasi besar dan mempunyai manfaat selama sisa umur penggunaan, tetapi tidak menambah umur penggunaannya Pengeluaran ini adalah untuk memperbaiki aset tetap yang mengalami kerusakan sebagian atau seluruhnya, agar dapat menjalankan fungsinya kembali dengan mengadakan penggunaan dari bagian-bagian terrtentu dari aset tersebut yang cukup besar. b. Reparasi besar yang menambah umur manfaat Aset Tetap Pengeluaran untuk reparasi ini adalah penggantian aset tetap yang disebabkan karena bagian yang diganti dalam keadaan rusak berat. Pengeluaran ini memberikan manfaat pada periode operasi diluar periode sekarang juga menambah umur penggunaan aset tetap yang bersangkutan. Pengeluaran ini tidak dibukukan sebagai biaya, tetapi dikapitalisasikan dengan mendebet perkiraan akumulasi penyusutan. c. Perbaikan Pengeluaran yang meningkatkan efisiensi atau kapasitas operasi aset tetap selama umur manfaatnya. Jika manfaatnya lebih dari satu periode akan dikapitalisasi dalam cost aset. d. Penambahan (Addition) Suatu penambahan biasanya mengakibatkan bertambah besarnya fasilitas fisik. Penambahan dicatat dengan mendebet rekening aset yang mengalami penambahan aset pengeluaran tersebut, dan penyusutan selama umur ekonomis. 2.4 Penurunan Nilai Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai. Menurut PSAK No. 16 (2014: 65 ) menyatakan bahwa: Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang.

22 Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (2014 : 66) Penurunan nilai atau kerugian aset tetap, klaim atas atau pembayaran kompensasi dari pihak ketiga dan pembelian atau konstruksi selanjutnya atas penggantian aset adalah peristiwa ekonomi yang terpisah dan dicatat secara terpisah dengan ketentuan sebagai berikut: a. Penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset. b. Penghentian pengakuan aset tetap yang usang atau dilepas ditentukan sesuai dengan pernyataan ini. c. Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan harus dimasukkan dalam penentuan laba rugi pada saat kompensasi diakui pada saat menjadi piutang. d. Biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli atau dikonstruksi sebagai penggantian ditentukan sesuai dengan pernyataan ini. 2.5 Penyusutan Aset Tetap 2.5.1 Pengertian Penyusutan Aset tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan sehari-hari adalah untuk memproduksi produk atau sebagai penunjang perusahaan dalam kelancaran kegiatan perusahaan itu mengalami keausan bahkan dalam jangka waktu tertentu. Aset tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi dan harus di keluarkan dari pembukuan. Cara yang dapt digunakan dalam pencatatan tersebut adalah dnegan mengalokasikan harga perolehan aset tersebut yang biasa disebut dengan penyusutan.

23 Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (2014:16.2), menyatakan bahwa : Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat. faktor yaitu : Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi itu dikelompokan menjadi dua a. Faktor Fisik Penyusutan dilakukan karena keadaan fisik aset tetap yang semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal tersebut tidak dapat dihindarkan meskipun pemeliharaannya dilakukan dengan baik. Faktor fisik menyebabkan aset tetap menjadi aus karena pemakaiannya, bertambahnya umur serta adanya kerusakan-kerusakan yang timbul. b. Faktor Fungsional Faktor fungsional menyebabkan fungsi aset tetap tidak sesuai dengan kebutuhan, misalnya keidakmampuan aset dalam memenuhi produksi dibanding dengan aset sejenis lainnya dalam keadaan yang sama. 2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Menentukan Beban Penyusutan adalah : Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan beban penyusutan 1. Harga perolehan aset Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (2014:16.2) menyatakan bahwa: Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan yang diserahkan untuk memperoleh suatu yang didistribusikan ke aset pada pertama kali diakui sesuai dengan pernyataan tertentu dalam PSAK lain. Dari keterangan diatas, harga perolehan suatu aset meliputi semua pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan persiapan

24 penggunaan aset tersebut. Harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa, jika ada, adalah harga perolehan yang dapat disusutkan atau dasar penyusutan, yaitu jumlah harga perolehan yang akan dibebankan pada periode-periode mendatang. 2. Nilai sisa atau nilai residu Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2014:16.3) menyatakan bahwa: Nilai residu aset adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya. Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai sisa (residu) suatu aset adalah perkiraan harga penjualan aset pada saat aset tersebut dijual setelah dhentikan pemakaiannya. Nilai sisa tergantung pada kebijakan penghentian aset dalam perusahaan serta keadaan pasar. 3. Masa Manfaat atau Umur Ekonomis Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2014:16.4) menyatakan bahwa : Umur manfaat adalah : 1. Periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau 2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu aset oleh entitas. Faktor fisik yang membatasi masa manfaat suatu aset adalah : kerusakan, keausan, kehancuran. Kerusakan pada penggunaan aset tetap seperti mobil, gedung, atau perlengkapan yang menyebabkan aset tersebut tidak dapat digunakan kembali. Aset berwujud, baik dipakai atau tidak, kadang kala hancur karena usia. Terakhir, kebakaran, banjir, gempa dan kecelakaan dapat menghentikan masa manfaat dari suatu aset. Aset

25 tersebut secara fisik masih dapat digunakan, ketidakmampunya menghasilkan pendapatan yang memadai telah memperpendek masa manfaatnya. 2.5.3 Metode Penyusutan Aset tetap Metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan merupakan hasil pertimbangan dan harus diseleksi agar sedapat mungkin mendekati pola penggunaan yang diperkirakan atas aset yang bersangkutan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2014:16.10), menyatakan bahwa penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokan menurut kriteria berikut : Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah tersusutkan dari set secara sistematis selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Metode garis lurus menghasilkan pembebanan selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun mengahasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset. Metode unit produksi menghasilkan pembebanan berdasarkan pada ekspektasi penggunaan atau pengeluaran dari aset. Metode penyusutan aset dipilih berdasarkan ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomik masa depan aset. Metode tersebut diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, kecuali terdapat perubahan dalam ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomik masa depan aset tersebut. a. Garis Lurus (Straight Line Method) Merupakan metode yang paling sederhana mengasumsikan adanya penggunaan yang konstan dari suatu aset selama masa manfaatnya. Metode ini merupakan metode yang mendasarkan alokasi dari fungsi waktu penggunaan aset. Berdasarkan metode ini biaya depresiasi dihitung dengan mengalokasikan nilai aset yang di depresiasikan selama masa manfaat aset secara sama untuk setiap periodenya. Untuk menghitung biaya depresiasi digunakan rumus sebagai berikut:

26 iaya epresiasi iaya Perolehan Aset ilai esidu asa an aaat Aset b. Saldo Menurun (Declining Balance Method) Merupakan metode yang membebankan depresaiasi dengan nilai yang lebih tinggi pada awal periode dan secara gradual akan berkurang pada tahun-tahun selanjutnya. Pada metode ini beban depresiasi merupakan perkalian nilai buku aset dengan tarif depresiasi yang dinyatakan dengan persentase dimana besarnya persentase biasanya dua kali lipat dari persentase garis lurus. Penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut: Biaya Depresiasi = Nilai Buku Awal Tahun x Tarif Saldo Menurun c. Jumlah Angka Tahun Merupakan metode depresiasi yang dihasilkan dari penghapusbukuan yang bersifat menurun di mana biaya depresiasi tahunan ditentukan dengan mengalikan biaya depresiasi dengan fraksi tahun sebagai tarif pembebanan depresiasi. Tarif pembebanan depresiasi merupakan rasio dengan denominatornya adalah jumlah tahun penggunaan aset (misalnya aset dengan masa manfaat 5 tahun memiliki denominator 15 (5+4+3+2+1) dan numeratornya adalah jumlah tahun sisa pada awal tahun yang belum didepresiasikan (misalkan pencatatan beban depresiasi pada akhir tahun ketiga maka numenatornya adalah 3). Fraksi pengali pada metode ini numenator tersebut akan menurun seiring waktu dan denominatornya tetap (5/15, 4/15, 3/15, 2/15, 1,15). Penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :

27 Biaya depresiasi = Fraksi Depresiasi x (Nilai Perolehan Aset Nilai Residu) 2.6 Pemberhentian Aset Tetap Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2014:16.11) menyatakan bahwa: Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya : a. Pada saat pelepasan; atau b. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diekpektasikan dari penggunaan atau penglepasannya. Menurut Soemarso S.R (2005:44-49), pemakaian aset tetap dapat dihentikan dengan cara-cara dibawah ini: 1. Penjualan Apabila suatu aset tetap dijual, nilai bukunya dihhitung sampai dengan tanggal penjualan. Nilai buku ini, kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aset tetap. Penukaran Suatu aset dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aset yang serupa yang memilki masa manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki suatu nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan tersebut, karena proses peroleh penghasilan (earning proses) tidak lengkap, tidak ada keuntungan atau kerugian dalam transaksi. Dari pendapat diatas, petukaran aset dapat dilakukan ke dalam dua macam kasus yaitu :

28 1. Pertukaran aset yang tidak sejenis : Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain : Aset tetap yang ditukartan tidak sejenis, pertukaran aset dicatat pada nilai wajar aset yang diberikan, dan keuntungan atau kerugian diakui, nilai wajar aset yang diterima harus digunakan hanya jika terdapat bukti yang jelas dari nilai wajar aset yang diberikan. Pencatatan transaksi pertukaran aset tidak sejenis yang terjadi keuntungan atau kerugian harus segera diakui. Pertukaran aset tidak sejenis seperti tanah ditukar dengan kendaraan. 2. Pertukaran aset yang sejenis Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain : Aset tetap yang ditukarkan sejenis, melalukan fungsi nyang serupa, atau digunakan pada lini bisnis yang sama, aset tetap yang ditukarkan tidak diketahui nilai pasarnya. Pencatatan transaksi pertukaran aset tidak sejenis yang terjadi keuntungan tersebut harus ditangguhkan, apabila terjadi kerugian harus diakui dengan segera. Pertukaran aset sejenis seperti kendaraan lama ditukar dengan kendaraan baru. 3. Penghapusan Kemungkinan lagi bagi aset tetap yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan. Ini terjadi apabila aset tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aset tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aset tetap belum disusutkan penuh maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian sebesar nilai buku.