KEBIJAKAN K3 KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN WORKSHOP PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PADANG, 2 MEI 2018

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PENERAPAN SMK3 DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

PENGAWASAN DAN PENERAPAN K3 DALAM PEMBANGUNAN KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR

Tekan Angka Kecelakaan Konstruksi, Kementerian PUPR Bentuk Komite Keselamatan Konstruksi

2018, No Indonesia Nomor 6018); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik I

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 05/PRT/M/2014 TENTANG

Simulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak)

*Kementerian PUPR Kampanyekan Gerakan Nasional Keselamatan Konstruksi*

RK3K (RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI

KEMENTERIAN AGAMA KANTOR W

Menteri Basuki Minta Seluruh BUJT dan Kontraktor Lakukan Prosedur K3 Sunguh- Sungguh

Bagian Kedua Maksud Pasal 4

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) PELAKSANAAN SMK3 KONSTRUKSI

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (BAPP)

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor: Kd.02.10/Pan-BJ/007/2015

Nomor : 03.06/BAPP/Pokja-1/BM-DPU/Sg/2012

PROSEDUR EPROCUREMENT

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221

KEBIJAKAN DAN PENYIAPAN LELANG AWAL TA.2017

PENGENDALIAN KONTRAK

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT EVALUASI PENGADUAN TERHADAP PENGADAAN BARANG DAN JASA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

LAPORAN ANTARA PENGADAAN GEDUNG WORKSHOP MEKATRONIK KELAUTAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH

SMK3 (PP 50 tahun 2012) KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG K3

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT CIKAMPEK

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kementerian PUPR 2017 Surabaya, 29 November 2017 Disampaikan oleh :

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

MANUAL PROCEDURE. Proses Pelaksanaan Pelelangan Barang dan Jasa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Mekanisme Pengadaan Langsung

TATA CARA PENELITIAN

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

UNIT LAYANAN PENGADAAN Alamat : Jl. A. Yani No.2 Martapura Telp (0511) Website :

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

DISKUSI PUBLIK : GERAKAN NASIONAL KESELAMATAN KONSTRUKSI (GNKK)

Lampiran 2 FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K)

BERITA ACARA HASIL PELELANGAN Nomor : 07/BAHP/ RUM-YAT/DOGIYAI-PAPUA/APBD/2014

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

: Daftar Hadir Terlampir

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

-2- MEMUTUSKAN : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KOMISI PEMILIHAN UMUM.

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAPP) Nomor : 03.4/POKJA.KT2-ULP/APBD/III/2012

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAPP) Nomor : 03.3/POKJA.KT2-ULP/APBD/III/2012

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT IMPLEMENTASI SPSE KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TA 2016

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2015

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2013, No

SURAT EDARAN Nomor: 08/SE/M/2006

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5655); 2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

POKJA VIII ULP KABUPATEN BALANGAN 2013

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAPP) Nomor : 03/POKJA.KTI-ULP/PU/APBD/VI/2011

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BIDANG PEKERJAAN UMUM

PELELANGAN. MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA YOGYDAERAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

BUPATI MAROS PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 01 TAHUN TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

Transkripsi:

KEBIJAKAN K3 KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN WORKSHOP PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PADANG, 2 MEI 2018

REGULASI PERATURAN PERUNDANGAN 01 UU 2/2017 tentang Jasa Konstruksi Penyelenggaraan jasa konstruksi berlandaskan asas keamanan dan keselamatan. Penyelenggaraan jasa konstruksi bertujuan untuk menata sistem Jasa Konstruksi yang mewujudkan keselamatan publik dan kenyamanan lingkungan terbangun Pengguna dan penyedia jasa wajib memenuhi standar K3 dan Keberlanjutan, meliputi STANDAR: Mutu Bahan, Peralatan, Produk Keselamatan dan kesehatan kerja Prosedur pelaksanaan jasa konstruksi Operasi dan pemeliharaan Pengelolaan lingkungan hidup 02 03 Permen PUPR 5/2014 tentang Pedoman SMK3 Bidang PU SE Menteri PUPR 66/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU

02 Permen PUPR 5/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Pasal 5 Pasal 5: 1. Penerapan SMK3 Konst Bid PU ditetapkan berdasarkan potensi bahaya. 2. Potensi Bahaya: a. Potensi Bahaya K3 Tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah); b. Potensi Bahaya K3 Rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau nilai kontrak dibawah Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah). Pasal 6: 1. Pelaks konst potensi bahaya tinggi wajib melibatkan Ahli K3 Konstruksi 2. Pelak konstruksi potensi bahaya rendah wajib melibatkan Petugas K3 konstruksi. Catatan: yg mjd acuan adalah potensi risiko K3, bukan pd nilai kontrak)

Tahap Pra Konstruksi BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU 1) Rancangan Konseptual (Studi Kelayakan, Survei dan Investigasi) wajib memuat telaahan aspek K3. 2) Penyusunan Detailed Engineering Desain (DED) wajib : a. mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta pengendaliannya pada penetapan kriteria perancangan dan pemilihan material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi dan Pemeliharaan; b. mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan, sesuai dengan Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi pada Lampiran 1;

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU 3) Tahap Penyusunan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa a. Potensi bahaya K3, jenis bahaya dan identifikasi bahaya K3 Konstruksi ditetapkan oleh PPK berdasarkan Dokumen Perencanaan atau dari sumber lain. b. Kriteria evaluasi untuk menilai pemenuhan persyaratan K3 Konstruksi termasuk kriteria penilaian dokumen RK3K.

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa 1. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat persyaratan K3 Konstruksi yang merupakan bagian dari ketentuan persyaratan teknis. 2. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat ketentuan tentang kriteria evaluasi RK3K. 3. Untuk pekerjaan dengan potensi bahaya tinggi, wajib dipersyaratkan rekrutmen Ahli K3 Konstruksi dan dapat dipersyaratkan sertifikat SMK3 perusahaan. 4. Pada saat aanwijzing, potensi, jenis, identifikasi bahaya K3 dan persyaratan K3 Konstruksi wajib dijelaskan.

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa 5. Evaluasi teknis RK3K Penawaran dilakukan terhadap sasaran dan program K3 dalam rangka pengendalian jenis bahaya K3. 6. Dalam evaluasi penawaran, Pokja dpt melibatkan Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi apabila diantara anggotanya tidak ada yg memiliki sertifikat Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi. 7. Apabila berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa RK3K Penawaran tdk memenuhi kriteria evaluasi teknis K3, penawaran dpt dinyatakan gugur. 8. RK3K Penawaran merupakan bagian usulan teknis dlm. Dok. Penawaran..

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa 9. Rencana Biaya K3 harus dihitung berdasarkan kebutuhan seluruh pengendalian risiko K3 Konstruksi sesuai RK3K Penawaran. 10. Apabila Penyedia Jasa tidak memperhitungkan biaya K3 Konstruksi atau rencana biaya K3 Konstruksi yang diperhitungkan ternyata tidak mencukupi untuk pelaksanaan program K3 maka Penyedia Jasa tetap wajib melaksanakan program K3 Konstruksi sesuai dengan RK3K yang telah disetujui oleh PPK. 11. Penyedia Jasa yang telah ditetapkan sebagai pemenang, wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Pelaksanaan Konstruksi 1. RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi/ Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK dengan menggunakan Format pada Lampiran 2. 2. RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi. 3. Dokumen hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa, dilaporkan kpd PPK secara berkala dan menjadi bagian dr laporan pelaksanaan pekerjaan.

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Pelaksanaan Konstruksi 4. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuaian dalam penerapan RK3K dan/atau perubahan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka RK3K harus ditinjau ulang dan disetujui oleh PPK 5. Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan dan triwulan), yang menjadi bagian dari laporan pelaksanaan pekerjaan 6. Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja kepada PPK, Dinas Tenaga Kerja setempat, paling lambat 2 x 24 jam 7. Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja RK3K yang dilakukan triwulanan, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifits penerapan RK3K

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan a) Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing dan commissioning) untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus memastikan bahwa prosedur K3 telah dilaksanakan. b) Laporan Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3, statistik kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta usulan perbaikan untuk proyek sejenis yang akan datang.

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN a) Menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU untuk setiap paket pekerjaan konstruksi; b) Mengidentifikasi dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi; c) Dalam mengidentifikasi bahaya dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi, PPK dapat mengacu hasil dokumen perencanaan atau berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi; d) Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang didalamnya memperhitungkan biaya penyelenggaraan SMK3K Bid. PU; e) Menyusun dan menetapkan Dokumen Kontrak yang didalamnya memuat ketentuan penerapan SMK3 Konstruksi bidang PU f) Membahas dan mengesahkan RK3K yg disusun Penyedia Jasa pd saat rapat persiapan atas dasar rekomendasi Ahli K3/Petugas K3

Pasal 16 Hal 2 dari 3 Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN g) Melakukan Pengawasan terhadap Pelaksanaan RK3K; h) Melakukan Evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja untuk bahan perbaikan dan laporan kepada Kepala Satuan Kerja i) Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan RK3K dan evaluasi kinerja SMK3 Konstruksi Bidang PU, PPK dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi dari internal dan/atau eksternal organisasi PPK; j) Memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan RK3K yang telah ditetapkan, dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran 3.1 dan Lampiran 3.2; k) Menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko K3 apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh Penyedia Jasa, dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran 3.3;

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN l) Dalam kondisi Penyedia Jasa melakukan pekerjaan yang dapat berakibat fatal, PPK dapat menghentikan pekerjaan sampai upaya pengendalian telah dilakukan secara memadai; m) Segala risiko kerugian akibat penghentian pekerjaan sebagaimana pada pasal 11 huruf d, 12 huruf e, 13 huruf c, 14 huruf d, 15 huruf e, dan pasal 16 huruf k dan huruf l menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa; n) Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja konstruksi, apabila PPK tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf k, huruf l dan/atau huruf m di atas;

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN o) Memberikan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja, kepada Penyedia Jasa yang telah melaksanakan SMK3 Konstruksi dalam menyelenggarakan paket pekerjaan konstruksi tanpa terjadi kecelakaan kerja, dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran 3.4; p) Untuk pekerjaan konstruksi yang bersifat swakelola, pihak yang berperan sebagai penyelenggara wajib membuat RK3K Kegiatan Swakelola q) Membuat analisis, kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindak lanjut terhadap laporan kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi yang diterima dari Penyedia Jasa

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang POKJA ULP a) Memeriksa kelengkapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan memastikan bahwa biaya SMK3 telah dialokasikan dalam biaya umum. b) Apabila HPS belum mengalokasikan biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU, maka Pokja ULP wajib mengusulkan perubahan kepada PPK untuk dilengkapi. c) Menyusun dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa sesuai kriteria yang didalamnya memuat: 1. Uraian Pekerjaan; 2. Potensi Bahaya; 3. Identifikasi bahaya K3;

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang POKJA ULP d) memberikan penjelasan pd saat aanwijzing serta menuangkannya dlm berita acara tentang potensi dan identifikasi bahaya dari pelaksanaan pek. yg akan dilelangkan. e) menilai pemenuhan RK3K terkait dg ketentuan dalam pelaksanaan Pemilihan Barang/Jasa.

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PENYEDIA JASA PERENCANA KONSTRUKSI Tugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Perencana Konstruksi meliputi membuat telaahan aspek K3 dalam perencanaan pekerjaan konstruksi bidang PU.

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PENYEDIA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI a) berhak meminta penjelasan kepada Pokja ULP tentang Risiko K3 Konstruksi termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu sebelum batas akhir pemasukan penawaran; b) menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran; c) apabila ditetapkan sebagai pemenang lelang maka: 1. menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau disebut Pre Construction Meeting (PCM); 2. 2. menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang mempunyai Tingkat Potensi Bahaya K3 Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi Bahaya K3 Rendah.

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PENYEDIA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI Pasal 19 Hal 2 dai 3 d). menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dalam harga penawaran sebagai bagian dari biaya umum; e) membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan; f) melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan; g) Menindak lanjuti surat peringatan dari PPK.

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PENYEDIA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI h) bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak menyelenggarakan SMK3 sesuai RK3K; i) Mengikut sertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja ; j) Melakukan pengendalian risiko K3 termasuk inspeksi yg meliputi: 1. tempat kerja 2. peralatan kerja 3. cara kerja 4. alat pelindung kerja 5. alat pelindung diri 6. rambu-rambu, dan 7. lingkungan kerja Pasal 19 Hal 3 dai 3

03 SE Menteri PUPR 66/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU Surat Edaran Menteri PU No 66/SE/M/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi meliputi: 1. Penyiapan RK3K; 2. Sosialisasi dan Promosi K3: 3. Alat pelindung kerja; 4. Alat pelindung diri: 5. Asuransi dan perijinan; 6. Personel K3; 7. Fasilitas sarana kesehatan; 8, Rambu- rambu; dan 9, Iain lain terkait pengendalian risiko K3,

Surat Edaran Menteri PU No 66/SE/M/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU Besarnya biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dialokasikan dalam biaya umum dan dihitung berdasarkan tingkat risiko K3 sesuai rincian kegiatan Penyelengaraan SMK3 Konstruksi.

KEBIJAKAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Jakarta, 12 Februari 2009 Butir (1): Memastikan semua peraturan perundangan tentang keselamatan dan kesehatan kerja ditegakkan secara konsisten oleh semua pihak.

ISI KEBIJAKAN Butir (2): Memastikan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi nilai utama pada setiap penyelenggaraan kegiatan. Butir (3): Memastikan setiap orang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja masing-masing orang yang terkait dan orang yang berada di sekitarnya. Butir (4): Memastikan semua potensi bahaya di setiap tahapan pekerjaan baik terkait dengan tempat, alat, maupun proses kerja telah diidentifikasi, dianalis, dan dikendalikan secara efisien dan efektif guna mencegah kecelakaan dan sakit akibat kerja.

ISI KEBIJAKAN Butir (5): Memastikan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja guna mengeliminasi, mengurangi dan menghindari risiko kecelakaan dan sakit akibat kerja. Butir (6): Memastikan peningkatan kapasitas keselamatan dan kesehatan kerja para pejabat dan pegawai sehingga berkompeten menerapkan SMK3 di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Butir (7): Memastikan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja ini disosialisasikan dan diterapkan oleh para pejabat, pegawai dan mitra kerja Departem Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

KOMITMEN RENCANA AKSI

ISI KOMITMEN Kami, yang bertanda tangan di bawah ini berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi: Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi; Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat; Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan; Menggunakan material yang memenuhi standar mutu; Menggunakan Teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP). Jakarta, 29 Januari 2018

KOMITMEN KEMENTERIAN PUPR TERHADAP PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI 1. Menerbitkan Permen tentang Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum 2. Menerbitkan Kebijakan K3 Kementerian PU 3. Menerbitkan Komitmen Rencana Aksi Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR 4. Membentuk Komite Keselamatan Konstruksi 5. Melaksanakan Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi 6. Melaksanakan Monev dan Pendampingan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi pada PPK 7. Meningkatkan kapasitas aparat di daerah dengan menyelenggarakan TOT SMK3 Konstruksi 8. Melaksanakan Investigasi Kecelakaan Konstruksi

TINDAK LANJUT TAHAP PRA KONSTRUKSI (1/3) PRA KONSTRUKSI 1. KKB 2. KKJTJ 3. KKBG KONSTRUKSI KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI (K2) (PERMEN NO 2-2018 DAN KEPMEN NO 66-2018) PASCA KONSTRUKSI KEGAGALAN BANGUNAN OLEH PENILAI AHLI (AD HOC) (UU NO 2-2017) Pekerjaan infrastruktur dengan kriteria tertentu harus mendapatkan persetujuan DED terlebih dahulu dari komisikomisi keamanan terkait: 1. KKB (Komisi Keamanan Bendungan) 2. KKJTJ (Komisi Keamanan Jembatan, Terowongan, dan Jalan) 3. KKBG (Komisi Keamanan Bangunan Gedung)

TAHAP KONSTRUKSI (2/3) PRA KONSTRUKSI 1. KKB 2. KKJTJ 3. KKBG KONSTRUKSI KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI (K2) (PERMEN NO 2-2018 DAN KEPMEN NO 66-2018) PASCA KONSTRUKSI KEGAGALAN BANGUNAN OLEH PENILAI AHLI (AD HOC) (UU NO 2-2017) T U G A S K E W E N A N G A N pemantauan dan evaluasi pelaksanaan konstruksi yang diperkirakan memiliki potensi bahaya tinggi; investigasi kecelakaan konstruksi; memberikan masukan kepada Menteri berdasarkan hasil evaluasi perencanaan terkait dengan risiko kecelakaan konstruksi, pemantauan dan evaluasi, dan investigasi kecelakaan konstruksi. memasuki tempat kerja konstruksi; meminta keterangan dari pihak-pihak terkait; meminta data-data yang berhubungan dengan tugas Komite; melakukan koordinasi dengan pihak terkait Keselamatan Konstruksi.

TAHAP PASCA KONSTRUKSI (3/3) PRA KONSTRUKSI 1. KKB 2. KKJTJ 3. KKBG KONSTRUKSI KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI (K2) (PERMEN NO 2-2018 DAN KEPMEN NO 66-2018) PASCA KONSTRUKSI KEGAGALAN BANGUNAN OLEH PENILAI AHLI (AD HOC) (UU NO 2-2017) PENILAI AHLI 1. Ditetapkan oleh Menteri PUPR 2. Mempunyai tugas: A. Menetapkan penyebab terjadinya kegagalan bangunan dan tingkat keruntuhan B. Menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas kegagalan bangunan C. Melaporkan dan memberikan rekomendasi kepada menteri

Terima Kasih 15