PENDAHULUAN Latar Belakang Danau Toba merupakan sumberdaya alam akuatik yang mempunyai nilai yang sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi serta fungsi ekonomis. Pemanfaatan danau memberikan dampak terhadap penurunan kualitas air akibat berbagai aktivitas masyarakat di Danau Toba. Danau Toba juga digunakan sebagai tempat membuang berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian di sekitar Danau Toba. Limbah domestik dari pemukiman dan perhotelan, limbah nutrisi dari sisa pakan ikan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan yang dibudidayakan dalam keramba jaring apung, limbah pariwisata dan limbah transportasi air. Dari berbagai penelitian di Danau Toba memberikan indikasi telah terjadi penurunan kualitas air dilokasi-lokasi yang terkena dampak kegiatan masyarakat (Barus, 2001). Perairan Danau Toba dimanfaatkan untuk usaha perikanan air tawar, industri, irigasi, pariwisata, air bersih, sumber energi dan juga transportasi. Pencemaran yang terjadi di Danau Toba berasal dari pemukiman, kawasan pariwisata, dan kegiatan pertanian. Dibeberapa tempat, kualitas air Danau Toba menurun karena tingginya konsentrasi BOD, COD dan E. Coli, seperti di Parapat, Tomok, Pangururan, dan Balige (Siregar, 1997 diacu oleh Simanihuruk, 2005). Umumnya limbah cair dari pemukiman, kawasan pariwisata dan lainnya mengalir masuk ke Danau Toba tanpa ada pengolahan limbah. Kegiatan budidaya ikan sistem keramba jaring apung (KJA) merupakan kegiatan yang menonjol di perairan Danau Toba dan diduga memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan kualitas dan peningkatan kesuburan perairan. Kegiatan budidaya ikan sistem keramba jaring apung (KJA) yang dilakukan di perairan Danau Toba hanyalah mengejar keuntungan secara ekonomi tanpa memperhitungkan batasan-batasan ekologis perairan tersebut. Hal ini terlihat dari pesatnya pertambahan jumlah KJA dan tata letak atau penempatan yang tidak sesuai dengan zonasi yang seharusnya untuk kegiatan KJA, seperti adanya penempatan KJA pada zonasi yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata. Perkembangan budidaya ikan KJA di perairan Danau Toba memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat khususnya masyarakat lokal, dimana kegiatan ini mampu meningkatkan nilai produksi ikan yang berarti meningkatkan pendapatan bagi masyarakat petani KJA. Selain itu, kehadiran budidaya ikan KJA juga mampu memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, sehingga turut dalam mengurangi angka pengangguran. Akan tetapi dilain pihak, kegiatan budidaya ikan sistem KJA yang tidak terkendali dapat berdampak serius terhadap berbagai perubahan lingkungan perairan itu sendiri, baik perubahan komponen biotik maupun komponen abiotik perairan (Beveridge, 1984 diacu oleh Ginting, 2011). Bila hal ini berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dikhawatirkan akan berdampak serius terhadap perairan, dimana limbah organik tersebut akan mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme, sehingga akan menghasilkan sejumlah nutrien ke badan air, yang selanjutnya akan dapat memicu pertumbuhan plankton dan tumbuhan air lainnya secara berlebihan (blooming). Menurut Pillay (1992), jika terjadi kelebihan limbah yang dibuang ke perairan, terutama dari limbah budidaya perikanan dan pertanian akan dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi perairan tersebut.
Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organime konsumen adalah zooplankton, ikan, udang, kepiting, dan sebagainya. Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme lain (Djarijah, 1996). Informasi tentang kondisi fisika, kimia, dan biologi khusunya struktur komunitas plankton di Kecamatan Haranggaol, Danau Toba masih sangat terbatas. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas plankton di sekitar keramba jaring apung Danau Toba Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Kerangka Pemikiran Danau merupakan bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan daratan. Secara ekosistem danau berfungsi sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik, sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora dan fauna yang penting, sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya (rumah tangga, industri dan pertanian) dan sebagai budidaya ikan keramba jaring apung (KJA). Meluasnya kegiatan budidaya keramba jaring apung didaerah Haranggaol, Danau Toba secara langsung atau tidak langsung telah merubah kualitas perairan tersebut terutama pada struktur komunitas plankton. Plankton merupakan kelompok biota perairan yang memiliki peran penting dalam kesetimbangan
ekosistem perairan darat. Struktur komunitas plankton dapat memberikan informasi bahwa aktivitas budidaya ikan keramba jaring apung di Danu Toba Kecamatan Haranggaol Kabupaten Simalungun memberikan pengaruh terhadap kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi plankton. Dengan demikian maka perlu dilakukan analisis struktur komunitas plankton di sekitar keramba jaring apung dan tanpa keramba jaring apung. Adapun kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1. Danau Toba Pemanfaatan (Aktivitas Manusia) Keramba Jaring Apung (KJA) Tanpa Keramba Jaring Apung Struktur Komunitas Plankton Sisa Pakan dan Feses Penurunan Kualitas Air Ekosistem Danau Toba Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian struktur komunitas plankton di sekitar keramba jaring apung Danau Toba Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
Perumusan Masalah 1. Apakah aktivitas dari keramba jaring apung (KJA) berpengaruh terhadap kelimpahan dan keanekaragaman plankton di Kecamatan Haranggaol. 2. Apakah ada perbedaan faktor fisika dan kimia perairan di sekitar keramba jaring apung dan tanpa keramba jaring apung di Kecamatan Haranggaol. Tujuan Peneitian 1. Mengetahui struktur komunitas plankton di sekitar keramba jaring apung dan tanpa keramba jaring apung di Danau Toba Kecamatan Haranggaol Kabupaten Simalungun. 2. Mengetahui hubungan antara kelimpahan plankton terhadap faktor fisika kimia perairan. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi nyata sebagai informasi ilmiah guna pengembangan ilmu pengetahuan dari kualitas perairan di bidang planktonologi dan menentukan arah dan kebijakan manajemen agar tercapainya optimalisasi fungsi Danau Toba.