KEWAJIBAN PAJAK PTN-BH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KPP Pratama Bandung Bojonagara 2018
DASAR HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan); 2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Undang-Undang Pajak Penghasilan); 3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah); 4) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Statuta Universitas Pendidikan Indonesia; 6) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum; 7) Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan (PP Nomor 94 Tahun 2010); 8) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PP Nomor 1 Tahun 2012); 9) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 245/PMK.03/2008 tentang Badan-Badan dan Orang Pribadi yang Menjalankan Usaha Mikro dan Kecil yang Menerima Harta Hibah, Bantuan, atau Sumbangan yang Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan (PMK 245/PMK.03/2008); 10) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2009 tentang Sisa Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan Lembaga atau Nirlaba yang Bergerak dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan Pengembangan yang Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan (PMKPMK 80 2009 sisa lebih kecuali objek pph.docx 80/PMK.03/2009); 11) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2013 (PMK 197/PMK.03/2013); 12) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.011/2014 tentang Kriteria Jasa Pendidikan yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PMKPMK 223 2014 Jasa Pendidikan bukan PPN.docx 223/PMK.011/2014); 13) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ./2009 tentang Pelaksanaan Pengakuan Sisa Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang Bergerak dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan Pengembangan yang Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan (PER-44/PJ./2009); 14) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pembebasan dari Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan oleh Pihak Lain sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/PJ/2014 (PER-1/PJ/2011 s.t.d.d. PER-21/PJ/2014). 15) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 34/Pj/2017SE 34 2017 Subjek PTNBH.docx Tentang Penegasan Perlakuan Perpajakan Bagi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Direktur Jenderal Pajak Page 2
Gambaran Umum UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pendirian Perguruan Tinggi Yayasan PTN-BH PTS Perkumpulan PTN PTN BLU Lainnya PTN satker Page 3
PTN-BLU vs PTN-BH Uraian PTN BLU PTN-BH Penetapan Status Kep. Menteri Keuangan Peraturan Pemerintah Penetapan Tarif Layanan Ditetapkan Menkeu atas usul Juknis yang ditetapkan Pimpinan BLU Menteri Penyelengaraan Program tidak otonom Secara Otonom Studi Pendapatan PNBP dikelola Otonom Aset BMN aset PTN-BH Page 4
BAGAN PENDANAAN PTN-BH SUMBER DANA DANA PEMERINTAH NON PNBP APBN BP PTN BH Lainnya : Pinjaman APBD Masyarakat Biaya Pendidikan Pengelolaan dana abadi & usaha PTN Kerja sama Tridharma Pengelolaan kekayaan negara Sumber lain yang sah Bantuan dana Pengelolaan bersifat Otonom dan bukan PNBP Page 5 Bantuan barang
KETENTUAN PERALIHAN UU RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Perguruan Tinggi Pasal 97 : pengelolaan Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara dan Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara yang telah berubah menjadi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan Pemerintah dengan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum ditetapkan sebagai PTN Badan Hukum dan harus menyesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang ini paling lambat 2 (dua) tahun. DanaAPBN Tahun 2012 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Tahun 2014 PTN-BH UPI telah memenuhi persyaratan Subjektif dan Objektif Wajib NPWP Page 6
NPWP 1 2 Bend.Pengeluaran Universitas Pendidikan Indonesia ( NPWP : 00.014.173.9-428.000) Bend.Pengguna Dana Masyarakat,Usaha Dan Tabungan Universitas (NPWP : 00.019.554.5-428.000) Sumber Penerimaan Dana APBN Dana Masyarakat UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (NPWP : 84.377.228.6-428.000) Terdaftar 20 Maret 2018 Page 7
Dalam rangka keseragaman perlakuan pajak bagi PTN Badan Hukum, DJP mengeluarkan penegasan pada SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 34/PJ/2017. Perlakuan Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kedudukan Bendahara PTN Badan Hukum Page 8
Usaha dalam bentuk badan hukum terpisah memiliki kewajiban perpajakan tersendiri. Dikategorikan badan lembaga dan bentuk lainnya. Bantuan pendanaan PTN badan hukum dari APBN (BPPTNBH) dan selain APBN merupakan objek pajak penghasilan. Fakultas, departemen/jurusan, program studi, yang di bawah PTN badan hukum merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dalam kewajiban perpajakan. PTN badan hukum tidak memenuhi kriteria badan pemerintah yang dikecualikan sebagai subjek dalam negeri Atas penghasilan yang diperoleh dosen dan tenaga kependidikan, baik berstatus PNS maupun non pns yang dibayarkan PTN badan hukum, berlaku pemotongan pajak penghasilan pasal 21 Dalam hal PTN badan hukum memperoleh penghasilan yang tidak bersifat final, atas penghasilan tersebut merupakan penghasilan dalam rangka menghitung sisa lebih Page 9 Perlakuan PPh Dalam hal PTN badan hukum tidak memenuhi ketentuan atas sisa lebih yang diperoleh diakui sebagai penghasilan yang dikenai pajak penghasilan. Harta hibah, bantuan, dan sumbangan dikecualikan sebagai objek pajak penghasilan sepanjang memenuhi PMK 245/PMK.03/2008. Penghasilan objek pemotongan dan/atau pemungutan pajak penghasilan tidak final diberikan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan PPh oleh pihak lain Sisa lebih adalah selisih dari seluruh penerimaan PTN badan hukum yang merupakan objek pajak penghasilan selain penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan tersendiri, dikurangi dengan pengeluaran untuk biaya operasional sehari-hari Sisa lebih PTN badan hukum yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan yang bersifat terbuka kepada pihak manapun, dalam jangka waktu paling lama 4 tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut dikecualikan sebagai objek pajak
Melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak pengusaha kena pajak (PKP). Perlakuan PPN PTN-BH PTN badan hukum wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan pajak pertambahan nilai yang terutang. Jasa pendidikan termasuk sebagai jenis jasa yang tidak dikenai pajak pertambahan nilai Kriteria jasa pendidikan yang tidak dikenai pajak pertambahan nilai diatur dalam ketentuan PMK 223/PMK.011/2014 Dalam hal PKP PTN badan hukum melakukan penyerahan jasa yang tidak termasuk dalam jenis jasa yang tidak dikenai pajak pertambahan nilai wajib memungut, menyetor, dan melaporkan pajak pertambahan nilai terutang atas penyerahan tersebut Page 10
Kedudukan Bendahara PTN Badan Hukum bukan merupakan bendahara pemerintah sebagaimana ketentuan perundang-undangan perpajakan tidak melakukan pemungutan PPh pasal 22 bendaharawan atas pembelian barang dan/atau jasa Page 11
PTN-BLU PTN-BH Berdampak terhadap aspek perpajakan perguruan tinggi Kewajiban Pemotongan PPh Ps 21/26 Kewajiban Pemotongan PPh Ps 23 Kewajiban Sebagai PKP - PPN Kewajiban PPh Final Ps 4(2) Kewajiban Penyampaian SPT Tahunan Badan Page 12
KEWAJIBAN PEMOTONGAN PPH PASAL 21/26 Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain dengan nama/bentuk apapun 1. Pekerjaan; 2. Jasa; 3. Kegiatan yang dilakukan orang pribadi SPDN SPLN PPh Pasal 21 PPh Pasal 26 Page 13
KEWAJIBAN PEMOTONGAN PPH PASAL 21/26 GAJI & TUNJANGAN TUNJANGAN SERTIFIKASI DOSEN, UANG MAKAN, TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR, TUNJANGAN JABATAN STRUKTURAL INSENTIF KINERJA WAJIB, INSENTIF KINERJA KELEBIHAN, INSENTIF PERBAIKAN PENGHASILAN, TUNJANGAN PENELITIAN, UANG MAKAN UNTUK NON- PNS, INSENTIF JABATAN PPH DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) PPH FINAL MENURUT GOLONGAN (5% ATAU 15%) TARIF PROGRESSIF PPH PASAL 17 ORANG PRIBADI (5%, 15%, 25%, 30%) TERGANTUNG JUMLAH AKUMULASI PENGHASILAN SELAMA 1 TAHUN) LAMPIRAN SPT PPH 21 FORM A2 BUKTI POTONG FINAL LAMPIRAN SPT PPh 21 FORM A1 Page 14 PNS SPT OP KB Non PNS SPT OP N
KEWAJIBAN PEMOTONGAN PPh PASAL 23 PENYERAHAN JASA JASA PENELITIAN INDUSTRIAL/PERUSAHAAN/ INSTANSI PEMERINTAH, JASA TRAINING &KONSULTASI, JASA PENGUJIAN, JASA R & D INDUSTRIAL, JASA PEMBUATAN WEB, JASA GEDUNG PARKIR, DSB. MEMBUAT E- FAKTUR PPN (10%) DAN BUKTI POTONG PPH 23 (2%) PEROLEHAN JASA JASA AUDIT OLEH KAP, JASA CATERING OLEH BADAN, JASA INSTALASI OLEH BADAN, JASA CLEANING SERVICE OLEH BADAN, DSB. MENERIMA E- FAKTUR PPN (10%) DAN BUKTI POTONG PPH 23 (2%) Page 15
KEWAJIBAN SEBAGAI PKP - PPN KONTRAK/ MoU/ORDER PENYERAHAN JKP (10%) E-FAKTUR PPN UANG MUKA/DP E-BILLING E-PAYMENT Bukti Penerimaan Negara (BPN), Struk ATM, Bukti dalam format elektronik (setara SSP Pajak) Page 16
KEWAJIBAN PPh FINAL PASAL 4(2) PENYERAHAN JASA JASA SEWA TANAH DAN ATAU BANGUNAN, DSB. MEMBUAT e-faktur PPN (10%) DAN BUKTI POTONG PPH 4(2) (10%) PEROLEHAN JASA JASA KONSTRUKSI (SBU & LPJK), DSB. MENERIMA e-faktur PPN (10%) DAN BUKTI POTONG PPH 4(2) (2%, 3%, 4%, 6%) Page 17
KEWAJIBAN PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN BADAN SPT Tahunan Badan paling lambat disampaikan pada tanggal 31 April Tahun Pajak Berikutnya. Page 18
KEWAJIBAN ADMINISTRATIF 2 Ps 2 (2) PER-44/PJ/2009 1 Badan atau lembaga nirlaba wajib menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana fisik sederhana dan rencana biaya pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan kepada Kepala KPP dengan tindasan kepada instansi yang membidanginya Pemberitahuan disampaikan (Pilih salah satu): a. bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh tahun pajak diperolehnya sisa lebih tersebut b. paling lama sebelum pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan dimulai, dalam jangka waktu 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut. Page 19
3 KEWAJIBAN ADMINISTRATIF Ps. 5 PER-44/PJ/2009 Surat Pernyataan di atas materai bahwa: a. sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, dan b. sisa lebih tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut. yang merupakan lampiran dalam SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak diperolehnya sisa lebih Pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan setiap tahun Laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih dan menyampaikannya kepada Kepala KPP dalam lampiran SPT Tahunan PPh Page 20 4
KEWAJIBAN ADMINISTRATIF Ps. 3 & 4 (1) PER-44/PJ/2009 Atas pengeluaran untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan yang berasal dari sisa lebih tidak boleh dilakukan penyusutan sebagaimana diatur dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PPh sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Page 21
Terima Kasih Page 26