BABI PENDAHULUAN. dalam bidang kependudukan, politik, ekonomi, sosial dan budaya, termasuk



dokumen-dokumen yang mirip
PERlLAKU PROSOSIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN URIP SUMOHARDJO SURABAYA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMANFAATAN RUANG PUBLIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN KOPASSUS DI CIJANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pada dasarnya hunian tidak dapat dilihat sebagai tempat hidup saja

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota budaya merupakan daya tarik

BABI PENDAHULUAN. Masa tua adalah bagian dari kehidupan. Namun demikian, tidak semua

BAB I. Masalah pengembangan sumber daya manusia telah menjadi perhatian penting

Manusia dilahirkan daiam keadaan yang tidak berdaya sarna sekaii. Sejak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses hidup, manusia selalu membutuhkan orang lain mulai dari lingkungan

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

Bagi sebagian orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah. melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup

Pola pikir manusia yang sernakin berkembang menyebabkan kehidupan. merel mengalami peningkatan di berbagai bidang pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, banyak ditemukan pelajar yang setelah lulus dari SMA atau

PENDAHULUAN. Salah satunya adalah lingkungan yang bersih. Sikap dan perilaku hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. seiring perjalanan waktu, baik dimensi kenampakan fisik maupun non fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang menciptakan perbedaan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia tumbuh bersama-sama dan mengadakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ruang. penambahan penduduk di kota-kota besar pada umumnya

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap orang berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya 1.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis perumahan di masa sekarang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Di negara maju, penyakit stroke pada umumnya merupakan penyebab

BABI PENDAHULUAN. Sepanjang rentang kehidupan, setiap individu melewati beberapa fase

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya menuju dewasa. Remaja cenderung memiliki peer group yang

BAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perlahan tapi pasti segala yang ada di muka bumi ini semakin berkembang. semakin maju dan berkembang, yang menimbulkan adanya perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan dan keinginan konsumen. senantiasa berubah karena pengaruh dari lingkungan, pengalaman serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan akan rumah sebagai tempat tinggal.

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya,

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan suatu proses perencanaan

PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENGELOLAAN BANGUNAN DAN TANAH DALAM PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA PENJARINGANSARI KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kawasan kumuh adalah sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan

5. KESIMPULA, DISKUSI DA SARA

SOSIOLOGI PERKOTAAN (Lanjutan)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tentunya memerlukan pendidikan sebaik dan setinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi. Menurut Susanti

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta (DIY) di bagian selatan dibatasi Samudera Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

BAB I PENDAHULUAN. Kerap kali istilah Rumah ku, istanaku sering diucapkan,kata-kata yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen adalah: Tempat tinggal (yang terdiri atas kamar tamu, kamar tidur,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masalah pertumbuhan penduduk yang tinggi membawa konsekuensi

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa atau Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

dalam penulisan ini khususnya properti.

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT KOS (Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan batasan yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KECENDERUNGAN TINGGAL DENGAN KECUKUPAN HUNIAN, KEPUASAN DAN KEMAMPUAN PENGHUNI RUSUNA (STUDI KASUS RUSUNA TAMBORA)

TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di D.I. Yogyakarta. Tabel 1. 1 Jumlah Penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota Tahun (000 jiwa)

BABI PENDAHULUAN. Selama rentang waktu kehidupannya, manusta mengalami perubahanperubahan

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini situasi di Indonesia mengalami berbagai macam perubahan, baik dalam bidang kependudukan, politik, ekonomi, sosial dan budaya, termasuk tuntutan kebutuhan hidup yang meningkat, seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kondisi tersebut merupakan bagian dari konsekuensi proses urbanisasi yang terjadi di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya Urbanisasi yang berasal dari perpindahan masyarakat desa ke kota mengakibatkan penduduk kota menjadi padat dan memerlukan tempat tinggal lebih banyak. Kondisi tersebut, menimbulkan masalah di perkotaan, eperti misalnnya lokasi lahan yang terbatas. Pembangunan perumahan yang semula berbentuk real estate (horizontal), berubah menjadi pembangunan bentuk vertikal (rumah susun). Dewasa ini pembangunan rumah susun masih menimbulkan pro dan kontra mengenai bentuk rumah dan fasilitasnva (Kirmanto,2002,Walau Harga Konstruksi Lebih Mahal. Masa Datang Rusun Akan Lebih Dikembangkan) Setiap tahunnya, kebutuhan rumah di Jawa Timur mencapai 180.000 unit, sedangkan kebutuhan rumah di Surabaya sekitar 50.000 unit. Dari jumlah kebutuhan tersebut. pengembang hanya mampu memenuhi maksimal 15.000 unit rumah. Untuk kota Surabaya, kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk pembangunan perumahan individual (Kompas, 24 Juni 2002, diambil dari www.kompas.com ).

2 Perubahan pembangunan bentuk perumahan dari horisontal ke vertikal ini menimbulkan perubahan status dalam diri masyarakat. Tetjadi perubahan persepsi, gaya hidup, dan nonna sosial dari masyarakat pedesaan masih kuat memiliki dan membawa community spirit (semangat kebersamaan) menjadi masyarakat yang individualistis. Walaupun sifat komunitas desa masih kelihatan dipraktikkan dalam kehidupan bersama di perkampungan yang berlokasi di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, tetapi semangat kebersamaan itu sudah mulai berkurang, sehingga tetjadi perbedaan gaya hidup dan nonna sosial dari yang sebelumnya tinggal di perumahan horizontal ke vertikal. Bilamana penghuni tidak dapat menyesuaikan diri dengan pota hidup yang baru ini, maka akan mengalami kejutan budaya, namun lambat laun mereka akan mengikuti pola interaksi so sial (hubungan antar manusia yang satu dengan manusia yang lainnya) dan persepsi yang bam atau mereka akan berusaha mengubah situasi baru ini menurut selera mereka yang lama Hal ini berkaitan dengan persepsi yang mereka punya (Kirmanto,2002,Walau Harga Konstruksi Lebih Mahal, Masa Datang Rusun Akan Lebih Dikembangkan). Jika dilihat dari fenomena - fenomena di atas, dapat tetjadi perubahan perilaku pada masyarakat yang tinggal di rumah SUSUD. Seperti contohnya, gaya hidup penghuni rumah susun Urip Sumohardjo Surabaya. Rumah susun Urip Sumohardjo ini adalah rumah susun pertama di Surabaya yang pada awalnya penghuni l1ljr..ah susun itu adalah orang - orang yang tinggal di pemukiman horisontal, hingga sampai suatu saat tetjadi peristiwa yang mengakibatkan para penghuni pemukiman itu hams pindah ke rumah susun yang dibuatkan oleh

3 pemerintah. Penghuni rumah susun Urip Sumohardjo Surabaya ini mengalami banyak perubahan yang mengejutkan, mulai dari perubahan kenyamanan tinggal di rumah horisontal sampai perubahan nonna sosial yang ada di dalamnya, seperti contohnya: komunikasi di perumahan vertikal bisa menjadi lebih akrab atau justru semakin jarang ada komunikasi, aturan jam malam yang dulunya milik masing - masing seisi rumah menjadi aturan seluruh penghuni rumah susun dengan syarar aturan - aturan tersebut sudah dise~iui oleh semua penghuni rumah susun). Rumah susun tersebut tidak dapat dipeljualbelikan secara mudah. Bila ingin mempeijuaibelikan rumah susun, harus melalui proses yang berbelit - belit. Oleb karena itu, semua penghuni rumah susun Urip Sumohardjo semuanya adalah penghuni lama (penghuni yang sebelumnya tinggal di pemukiman belakang supermarket Horison). Bisa dibayangkan, bagaimana bila penghuni yang sudah manusia lanjut usia berada di tingkat paling atas, tidak bisa bertukar ruman dengan penghuni di lantai bawah ( Data diperoleb berdasarkan hasil survei yan~ dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1 September 2002 terhadap sebuah nara sumber yang tinggal di rumah susun Urip Sumohardjo Surabaya bernama '"5"). Perkembangan jaman dan berubahnya waktu mernbuat fenomena yang terjadijuga akan berbeda. Jika dilihat dati segala bentuk fasilitias yang ada, sangar memungkinkan bagi para penghuninya untuk dapat berinteraksi sosial dengan mudah dan akrab, tetapi pada kenyataannya hubungan sosial mereka tidak seakrab ya.'1g dibayangkan. Seperti apa yang dikatakan oleh sumber yang berinisial "S. walaupun diberi tempat jemuran bersama, para penghuni rumah susun tetap banyak yang menjemur pakaiannya di depan kamar masing-masing. '\ferelcz

4 merasa malas untuk turun ke bawah dan penghuni yang di bawah juga tidak mau terlalu sering memberi tumpangan jemuran. Penghuni rumah susun memikirkan untung ruginya melakukan pekerjaan untu.~ ormg lain. Sarnpai saat ini masih dipertanyakan bentuk perilaku dan komunikasi penghuni rumah susun, apakah dengan dibangunnya rumah susun, perilaku masyarakat dengan community spyritnya juga masih tetap ada? Atau benarkah sifat individualistis mereka yang lebih dominan muncul? Batson (1991) menyatakan bahwa manusia tidak akan lepas dengan manusia yang lainnya Manusia berperilaku dan berkomunikasi satu sarna lain untuk menunjukkan keberadaan dan memenuhi kebutuhan masing - masing individu itu sendiri. Interaksi sosial (hubungan antar manusia yang satu dengan manusia yang lainnya) tidak dapat lepas dari kehidupan, sehingga perilaku - perilaku seperti menolong, bekerja sarna, berbagi dan punya kepedulian terhadap orang lain akan tampak dalarn kehidupan sehari - hari. Ada sebagian orang yang melakukan tindakan altruisme (membantu secara sukarela atau tanpa parnrih). Tetapi tindakan ini jarang sekali dijtunpai pada masyarakat sekarang ini. Ada juga sebagian orang melakukan tindakan prososial. (Feldman, 1998, Social Psychology) Perilaku prososial ini merupakan suatu bentuk dari dinamika sosial yang sering teijadi dalam masyarakat luas seperti halnya persoalan yang ada di rumah susun Urip Sumohardjo. Merekajuga mengalarni perubahan perilaku dan persepsi sebelum dan sesudah tinggal di rumah susun. Proses adaptasi penghuni rumah susun dan bentuk fisik rumah susun ikut menentukan bagaimana penghuni rumah

&usun berintcraksi sosial satu sarna lain, berperilaku prososial, menghadapi penghuni barn yang mempunyai konsep budaya berbeda. Dari kondisi ICfsebu:.. peneliti ingin mencari tabu garnbaran perilaku prososial penghuni ruman SUSUL sebab penelikti menduga adanya perubaban perilaku prosoial penghum 1lll1J2b susun Urip Sumohardjo Surabaya yang secara tiba - tiba (mulai dari hidup Ci perumaban horisontal yang secara tiba - tiba hidup di rumab susun). 1.2. BAT ASAN MASALAH Dalam penelitian ini difokuskan pada faktor perilaku prososial p.enghu:m rumab susun. Untuk kejelasan dari penelitian ini adalab subyek yang ruglmaka; yaitu penghuni rumab susun Urip Sumohardjo Surabaya 1.3. RUMUSAN MASALAH Peneliti merumuskan masalab pada kajian "Bagaimana perilaku prosose penghuni rumab susun Urip Sumohardjo Surabaya 7" 1.4. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti mencari garnbaran l~ntal::;: perilaku prososial yang terjadi penghuni rumah susun Urip Sumohardjo Surabay<:.- 1.5. MANFAAT PENELITIAN Manfaat teoritis : hasil yang diperoleh dapat dijadikan masukan untrl( membantu perkembangan teon - teori dalarn bidang perilaku prososial khususn;. 'i

6 di bidang psikologi sosial dan psikologi lingkungan yang membutuhkan aplikasi semacam Illl.. Manfaat praktis : pertama, untuk penghuni rumah susun itu sendiri. Penghuni rumah susun diharapkan dapat mengerti perubahan persepsi dan nonna so sial yang terjadi pada diri masing - masing, ke\ompok dan masyarakat Diharapkan dengan adanya perubahan tersebut, penghuni rumah susun tidak menjadi acuh dan juga individualisitis. Tetapi dengan memahami perubahan yang teijadi sefta mengerti manfaat dalam menggunakan fasilitas yang ada di rumah susun dapat semakin mengakrabkan sesama penghuni rumah susun itu sendiri. Kedua, untuk memberikan masukan kepada pihak - pihak yang terkait dengan pembangunan perumahan, khususnya yang menangani pembangunan rumah susun, agar lebih memperhatikan aspek - aspek yang mempengaruhi kelancaran komunikasi dan kenyamanan dalam tempat tinggal serta perilaku individu yang bisa mempengaruhi lingkungan se"itarnya dan hams memperhatikan aspek kenyamanan dan desain temp at tinggal yang memungkinkan setiap individu untuk tetap menjaga semangat kebersamaan yang sudah ada sehingga perilaku prososialpun juga tetap teijaga