BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. (keindahan bahasa) yang dominan.karya sastra merupakan ungkapan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat erat kaitannya

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, standar kesusastraan yang dimaksud adalah penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik (Zainuddin, 1992 : 99), sedangkan menurut Semi dalam (http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertiansastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/) Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai medianya. Artinya, karya sastra akan selalu dekat dengan kehidupan manusia dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Menurut Aminuddin (2000 : 66), fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Dapat dikatakan bahwa sebuah karya sastra adalah replika kehidupan nyata. Walaupun berbentuk fiksi, misalnya cerpen, novel, dan drama, persoalan yang disodorkan oleh pengarang tak terlepas dari pengalaman kehidupan nyata sehari-hari. Hanya saja dalam penyampaiannya, pengarang sering mengemasnya dengan gaya yang berbeda-beda dan syarat pesan moral bagi kehidupan manusia.

Menurut Moeliono (1988 : 618) dijelaskan bahwa novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa di dalam suatu novel terdapat suatu kesatuan yang utuh yang mampu menampilkan cerita yang menarik dan mendalam dengan memaparkan secara detail isi dari suatu cerita. Novel sebagai salah satu karya sastra fiksi memiliki dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dalam novel yang akan ditelaah adalah tokoh. Aminuddin (2000 : 79), mengatakan bahwa tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin sebuah cerita. Walaupun tokoh yang terdapat dalam sebuah karya sastra merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia tetap seorang tokoh yang hidup secara wajar sebagaimana kehidupan manusia yang terdiri dari darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan. Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berpengaruh besar dalam terbentuknya bangun cerita dari suatu karya sastra. Salah satunya adalah unsur psikologis. Psikologis tokoh yang terdapat dalam karya sastra fiksi merupakan hak seorang pengarang untuk menampilkan bagaimana psikologis tokohnya sehingga terdapat keserasian dan kesesuaian antara tokoh dan jalan cerita yang dibuat oleh pengarang tersebut. Psikologis tokoh dapat kita lihat dari karakter tokoh di dalam cerita fiksi tersebut. Novel sebagai bagian bentuk sastra, merupakan jagad realita yang di dalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia (tokoh). Realita sosial, realita psikologis, realita religius merupakan tema-tema

yang sering kita dengar ketika seseorang menjadikan novel sebagai realita kehidupan. Secara spesifik realita psikologis sebagai misal, adalah kehadiran fenomena kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama ketika merespons atau bereaksi terhadap diri dan lingkungan. Sebagai contoh gejala yang penulis temukan pada tokoh utama novel PRINCESS MASAKO yang bernama Masako. Novel ini adalah cerita tentang kehidupan nyata putri mahkota kekaisaran Jepang yang merupakan istri dari putra mahkota Naruhito. Masako adalah rakyat biasa yang akhirnya dipinang oleh putra mahkota kaisar Jepang. Banyak sekali penyesuian yang harus dijalani masako ketika menjadi anggota keluarga istana yang baru. Ditambah lagi masako merupakan wanita Jepang yang sudah lama tinggal di luar negri karena ayahnya adalah seorang diplomat. Selain itu masako juga lama mengecap pendidikan di luar negri. Dan setelah menerima pinangan dari sang pangeran ia harus hidup mengikuti semua aturan istana yang penuh dengan peraturan kuno yang sangat kaku. Padahal Masako adalah seorang wanita yang bebas. Keberadaan Masako di istana saat telah menjadi putri mahkota menimbulkan reaksi dari berbagai pihak dan hal ini membuat sang putri tertekan sehingga mengalami gangguan secara psikologis. Dalam novel ini tokoh utama cerita rela mengubah semua tata cara kehidupannya yang awalnya seorang wanita karier sukses yang merupakan wanita jepang yang sangat modern harus berubah menjadi wanita kuno yang harus tunduk pada semua peraturan istana yang sangat kaku demi mengabdi kepada sang suami Pangeran Naruhito. Pilihan yang benar-benar membuat Masako harus meninggalkan semua mimpi dan karier yang sudah dicapai dengan susah payah. Akan tetapi dia tetap menjalaninya walaupun harus mengalami hambatan dalam

penyesuaian dirinya di istana timur. Selain itu banyak tekanan-tekanan yang diterima tokoh utama dari lingkungan barunya sehingga timbul tingkah laku yang tidak biasa sehingga memberi dampak terhadap anggota keluarga istana, pejabat istana, serta juga masyarakat Jepang sendiri. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis dan membahas novel ini lebih dalam lagi. Novel Princess Masako adalah novel yang menceritakan tentang kehidupan Putri Masako dan seluruh anggota istana secara terbuka atau dapat dikatakan blakblakan. Hal ini membuat novel Princess Masako dilarang terbit di Jepang. Karena tokoh-tokoh dalam novel tersebut merupakan orang-orang yang sangat dihormati oleh masyarakat Jepang dan tidak layak jika kehidupan pribadi mereka yang kurang baik dibicarakan di depan umum secara terbuka. Novel Princess Masako ditulis oleh seorang pemuka jurnalis investigasi asal Australia yang bernama Ben Hills. Awalnya ditulis dalam bahasa inggris dan kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Pengarang menulis novel ini dengan mewawancarai orang-orang yang dekat dengan anggota keluarga istana dan juga mengumpulkan berbagai informasi dari koran maupun majalah yang memuat berita tentang kehidupan istana. Suatu karya yang kontroversial namun diminati oleh pembacanya di berbagai belahan dunia sehingga menjadi salah satu novel international bestseller. Dalam novel ini juga digambarkan bagaimana tatanan kehidupan rumah tangga kekaisaran yang sangat penting untuk menambah wawasan penulis dan pembaca tentang kebudayaan Jepang. Oleh karena itu penulis menganggap hal ini penting untuk dibahas di dalam skripsi ini dengan melihat dari sisi psikologis tokoh utama dengan judul Analisis Psikologis Tokoh Utama Masako Dalam Novel Princess Masako karya Benn Hills.

1.2. Perumusan Masalah Kehidupan seorang wanita karier seperti Masako berbeda jauh dengan kehidupan seorang putra mahkota Kaisar Jepang. Sekalipun Masako adalah wanita cerdas dan berpendidikan tinggi, namun kehidupan di istana merupakan kehidupan yang asing bagi Masako. Perbedaan yang sangat jauh antara kehidupan seorang rakyat biasa dan seorang anggota kekaisaran inilah yang menjadi penyebab utama terjadinya beberapa kesenjangan antara Masako dan anggota keluarga kerajaan. Kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara Masako dengan anggota keluarga kerajaan mengakibatkan banyak tekanan yang dihadapi Masako. Tekanan demi tekanan yang Masako terima membuatnya mengalami gangguan secara psikologis sehingga membuatnya tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. Pada penelitian akan dipaparkanpenyebab Masako mengalami gangguan secara psikologis dan gangguan psikologis apa yang dialami oleh Masako. Dalam bentuk pertanyaan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Apa penyebab Masako sebagai tokoh utama dalam novel mengalami gangguan secara psikologis? 2. Gangguan psikologis apa yang dialami Masako yang diungkapkan oleh Ben Hills sebagai pengarang?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Analisis ini difokuskan kepada bagaimana kondisi psikologis Masako sebagai tokoh utama pada novel yang mengalami gangguan psikologis saat menjalani penyesuaian diri di istana timur. Pemahaman terhadap gangguan psikologis ini dilakukan penulis dengan menggunakan pendekatan psikologis khususnya teori kognisi depresi Aaron Beck sebagai acuan penelitian ke depannya. Sebelum melakukan kajian atau telaah psikologis terhadap tokoh utama dalam novel Princess Masako. Penulis terlebih dahulu memaparkan beberapa bagian yang merupakan unsur penting dalam novel tersebut, yaitu : setting novel Princess Masako, realitas kehidupan Masako sebagai tokoh utama, tatanan kehidupan Kekaisaran Jepang dan teori kognisi depresi Aaron Beck. 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Salah satu unsur intrinsik yang sangat berperan dalam karya sastra fiksi adalah tokoh. Tokoh dalam sebuah karya sastra fiksi merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Tokoh cerita menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995 : 165), adalah orangorang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari kutipan

tersebut dapat diketahui bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dalam penerimaan pembaca. Nurgiyantoro (1995 : 166), mengatakan bahwa fiksi adalah suatu bentuk karya kreatif, maka bagaimana pengarang mewujudkan dan mengembangkan tokotokoh cerita pun tak lepas dari kebebasan kreatifitasnya. Fiksi memiliki dan menawarkan model kehidupan seperti yang disikapi dan dialami tokoh-tokoh cerita sesuai dengan pandangan pengarang terhadap kehidupan itu sendiri. Oleh karena pengarang yang sengaja menciptakan dunia dalam fiksi, ia mempunyai kebebasan penuh untuk menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai dengan seleranya, siapa pun orangnya, apa pun status sosialnya, bagaimanapun perwatakannya dan permasalahan apapun yang dihadapinya. Singkatnya pengarang bebas untuk menampilkan dan memperlakukan tokoh siapapun dia walau hal itu berbeda dengan dunianya sendiri di dunia nyata. Tokoh cerita dalam karya fiksi sama seperti halnya manusia dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, selalu memiliki watak-watak tertentu. Aminuddin (2000 : 80), mengatakan bahwa dalam upaya memahami watak seorang tokoh, pembaca dapat menelusurinya lewat : a. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya. b. Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan hidupnya maupun cara berpakaian. c. Menunjukkan bagaimana perilakunya. d. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri. e. Memahami bagaimana jalan pikirannya. f. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya.

g. Melihat begaimana tokoh lain berbincang dengannya. h. Melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi terhadapnya, dan i. Melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lainnya. Setelah memahami watak tokoh dalam karya sastra fiksi, kita dapat memahami bagaimana seorang pengarang menampilkan tokoh tersebut dalam karya sastranya. Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis diri tokoh tersebut. Walupun psikologis bukan merupakan unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra, tapi keberadaan unsur ekstrinsik ini sangat mempengaruhi isi cerita dari karya sastra fiksi tersebut. Dalam uraian pengertian gangguan jiwa (dalam http://www.epsikologi.com/epsi/klinis_detail.asp?=162) ada beberapa pendapat dari ahli psikologi. Diantaranya salah satu defenisi gangguan jiwa dikemukakan oleh Frederick H. Kanfer dan Arnold P. Goldstein. Menurut kedua ahli tersebut gangguan jiwa adalah kesulitan yang dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan tentang persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan jiwa erat hubungannya dengan tekanan-tekanan batin, konflikkonflik pribadi, dan komplek-komplek terdesak dalam diri manusia. Tekanantekanan batin dan konflik-konflik pribadi itu sering sangat mengganggu ketenangan hidup seseorang dan sering kali menjadi pusat pengganggu bagi ketenangan hidup. Di dalam novel Princess Masako karya Ben Hills dapat dilihat bahwa kehidupan seorang Masako sebagai tokoh utama terguncang akibat penyesuaian

berat yang ia alami pada lingkungan barunya. Harus tunduk pada semua aturan protokoler istana dan menghentikan seluruh karier yang telah dicapai adalah hal yang sangat sulit dijalani oleh Masako. Ditambah lagi banyaknya tuntutan pihak istana yang ditujukan pada dirinya yang membuat hidup Masako berubah total setelah menjadi putri mahkota kekaisaran Jepang. Kehidupan baru yang jauh berbeda dengan kehidupan Masako sebelum menjadi putri mahkota, membuat dia mengalami gangguan secara psikologis dalam penyesuaian dirinya di istana timur. 1.4.2. Kerangka Teori Dalam menganalisis sebuah karya sastra diperlukan sebuah teori pendekatan yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan semiotika dan pendekatan psikologis dalam hal ini menggunakan teori kognisi depresif Aaron Beck. Pradopo dkk (2001 : 71) menyatakan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Pada pandangan semiotik yang berasal dari teori Saussure dalam Nurgiyantoro (1995:39), bahasa merupakan sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu tanda bahasa bersifat mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Penulis menggunakan pendekatan semiotika dalam menganalisis karena untuk mengetahui adanya bebagai tekanan dari lingkungan baru Masako yang berdampak pada psikologis tokoh utama tersebut, dapat dilihat dari bahasa-bahasa yang berperan sebagai tanda untuk menunjukkan adanya gangguan psikologis yang dialami Masako. Setelah ditemukan tanda yang menunjukkan psikologis tokoh tersebut, penulis melakukan analisis dengan pendekatan psikologis khususnya teori kognisi depresi dari Aaron Beck.

Teori kognisi depresi Aaron Beck dalam Wilkinson (1995 : 35) menggambarkan bahwa rasa sedih yang berlebihan, memperburuk keadaan serta memelihara kondisi kesedihan tersebut merupakan penyebab utama depresi. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki pandangan negatif terhadap dirinya, dunia, dan masa depan, kemungkinan lebih mudah menderita penyakit depresi daripada orang yang memiliki pandangan lebih positif. Dengan menggunakan teori kognisi depresi Aaron Beck tersebut penulis dapat menganalisis tokoh Masako dalam novel Princess Masako yang mengalami gangguan secara psikologis. Kehidupan baru Masako yang berbeda jauh dengan kehidupan sebelumnya adalah yang menjadi titik awal yang menyebabkan terjadinya gangguan psikologis pada diri Masako. Ditambah lagi banyak keadaan yang tidak sesuai dengan cita-cita Masako terjadi setelah dia menjadi anggota keluarga istana. Situasi-situasi berat yang dihadapi Masako dalam penyesuain dirinya akan dipaparkan dan dianalisis penulis dengan menggunakan teori kognisi depresi yang akan dipaparkan dalam Bab II. 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan penyebab gangguan psikologis yang dialami oleh tokoh utama yaitu Masako. 2. Mengungkapkan gangguan psikologis apa yang dialami Masako yang diungkap di dalam novel.

1.5.2. Manfaat Penelitian 1. Untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca mengenai psikologi tokoh dalam karya sastra. 2. Bagi penulis dan pembaca melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan mengenal lebih dekat keluarga kekaisaran Jepang. 3. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa Jurusan Sastra Jepang sebagai referensi tentang analisis novel. 1.6. Metode Penelitian Metode yang digunakan peneliti dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif. Koentjaraningrat (1976:30), mengatakan bahwa penelitian yang bersikap deskriptif yaitu memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Dalam penelitian ini penulis menguraikan dan menjelaskan secermat mungkin masalah-masalah yang terdapat dalam novel Princess Masako karangan Ben Hills dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada. Teori-teori tersebut adalah teori semiotika dan teori psikologis khususnya teori kognisi depresi Aaron Beck. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode studi kepustakaan (library research), adapun teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku atau referensi yang berhubungan dengan penelitian ini, kemudian membaca dan menganalisis masalah-masalah yang ada dengan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.