Gambar 1. Grafik Pengujian Tanpa Beban

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No.1, April 2012 ISSN

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Mekatronika Modul 7 Aktuator

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

Transformator (trafo)

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Modul Laboratorium Sistem Kendali. Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS PERTANYAAN SOAL

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRAFO. Induksi Timbal Balik

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

. Percobaan Beban Nol dilakukan dengan cara sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

9/10/2015. Motor Induksi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

MODUL I TRANSFORMATOR SATU FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MODUL PERCOBAAN I MOTOR DC (ARUS SEARAH)

Universitas Medan Area

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

MODEL SISTEM.

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

Politeknik Negeri Sriwijaya

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK TRANSFORMATOR

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

PENGARUH MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGUAT MEDAN MAGNET PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

Transkripsi:

1. TUJUAN Tujuan percobaan ini adalah mahasiswa dapat mencari rangkaian ekivalen mesin asinkron dan mencari karakteristik-karakteristik yang digunakan untuk menggambar diagram lingkaran yang diperlukan untuk menganalisa sifat mesin asinkron. 2. DASAR TEORI Pengujian beban nol selain bermanfaat untuk menjelaskan kondisi kerja rangkaian magnet motor, juga untuk mendapatkan elemen-elemen penting untuk menggambarkan diagram lingkaran dan untuk perhitungan efisiensinya. Pengujian tanpa beban dilakukan berulang-ulang sehingga diperoleh harga yang memungkinkan untuk mengambar diagram. Gambar 1. Grafik Pengujian Tanpa Beban Dari gambar grafik diatas dapat diketahui arus beban nol (Io), daya masukan (Po), faktor daya (cos o) pada saat tegangan nominal. Variabel-variabel tersebut dapat digunakan untuk menghitung Ro (tahanan akibat kerugian besi), Xo (reaktansi merupakan tahanan yang mengakibatkan fluksi). 1

Jika karakteristik Po fungsi dari Vo kuadrat maka akan diperoleh garis lurus seperti gambar 8.2 di bawah ini. Gambar 2 Karakteristik Po= f (Vo 2 ) Titik AD merupakan kerugian total pada saat beban nol yang terdiri dari: AB adalah kerugian tembaga Pt = Io.2.R DC adalah kerugian tetap berupa gesekan bantalan dan angin, diambil dari titik potong interpolasinya. BC adalah kerugian besi. Pengujian hubung singkat dilakukan pada saat rotor di kunci. Dalam keadaan ini, jika motor diberikan nominal maka akan terjadi arus yang sangat tinggi sehingga dapat merusak belitan. Oleh karena itu, pengujian hubung singkat dilakukan dengan mensuplai motor dengan tegangan yang kecil sehingga arus tidak melebihi harga nominalnya. 2

Gambar 3. Rangkaian ekivalen mesin asinkron dari sisi motor Gambar 4. Karakteristik hubung singkat Dari pengujian hubung singkat dapat diperoleh : Vhs,Phs, dan cos hs untuk arus nominal In. Impedansi/fasa ekivalen Ze = Vhs (fasa) / Ihs (fasa) Reaktansi/fasa ekivalen Xhs = Ze sin e Reaktansi/fasa ekivalen Re = Ze cos e Harga Ihs dan Phs didasarkan pada tegangan nominal (dengan mengingat bahwa uji hubung singkat dilakukan dengan tegangan yang diturunkan agar tidak merusak motor). 3

Harga-harga itu diperoleh pada tegangan nominal sebagai berikut: Arus hubung singkat fasa pada tegangan nominal: Ihs (Vn) = Ihs. Vn/Vhs Faktor daya hubung singkat pada tegangan nominal: Cos hs (Vn) = cos hs pada tegangan yang diturunkan. Daya hubung singkat pada tegangan nominal: Phs (Vn) = 3. Vn. Ihs (Vn). cos hs Model rangkaian ekivalen motor asinkron pada gambar 8.2 menunjukkan bahwa perubahan beban mempengaruhi harga slip, dengan demikian setiap perubahan beban memerlukan perubahan perhitungan. Cara ini kurang praktis. Diagram lingkaran digunakan untuk mempermudah analisis dan perhitungan motor asinkron. Untuk menggambar diagram lingkaran diperlukan pengukuran beban nol dan hubung singkat. Pada pengukuran beban nol diperoleh arus Io dan cos o (S = 0). Pengukuran hubung singkat (rotor ditahan) diperoleh Ihs dan cos hs ( S = 1) Dari kedua pengukuran tersebut dibuat diagram lingkaran dengan cara: 1. Buat skala arus. 2. Buat koordinat 2 garis tegak lurus. Perpotongan kedua garis tersebut di tandai dengan titik O. Garis tegak (horizontal) merupakan garis tegangan. 3. Gambarkan vektor diagram arus beban nol (Io) dengan garis tegak sebagai referensi. Ujung vektor Io ditandai dengan titik A. 4. Buat garis sejajar dengan sumbu horizontal mulai dari titik A. Garis tersebut disebut garis AB. 4

5. Gambarkan vektor diagram arus hubung singkat (Ihs) mulai dari titik O, di peroleh garis OC. 6. Hubungkan titik A dan C. 7. Buat garis tegak lurus AC dari titik tengah AC sampai memotong AB. Titik potong garis tersebut dengan AB merupakan pusat lingkaran (D). 8. Tarik garis sejajar dengan sumbu tegak dari C ke garis AB, diperoleh titik E. CE merupakan total rugi tembaga (I 2 R). Jika tahanan stator adalah Rs / fasa maka rugi tembaga stator = 3. AC 2. Rs [Watt]... (1) Rugi tembaga stator pada saat starting =. V1. Is [Watt]... (2) V1 = tegangan nominal /fasa ; Is = arus stator Dari (1) dan (2): 3. AC 2. Rs =. V1. Is 3. AC 2. Rs Is = ---------------------- [Ampere]. V1. Is Is = EF (dengan mengubah Is sesuai skala arus) 9. Hubungankan titik A dan F. Garis AF merupakan garis torsi. AC adalah garis daya output. Pm = daya output maksimum. Tm = torsi maksimum. 10. Jika P adalah daya beban penuh dan I1 adalah arus beban penuh maka : 5

GJ = torsi beban penuh GH = daya output beban penuh daya output GK =... =... x 100% daya input GH rugi tembaga rotor (Pr) HJ slip beban penuh =... =... daya output + Pr GJ Gambar 5. Diagram Lingkaran 3. DAFTAR PERALATAN No Nama Jumlah 1 Motor asinkron (induksi) rotor lilit. 1 Buah 2 Trafo regulator 3. 1 Buah 3 Generator DC (sebagai beban) 1 Buah 4 Beban (berupa tahanan resistif). 1 Buah 6

5 Voltmeter 3 Buah 6 Amperemeter 4 Buah 7 Wattmeter 1 Buah 8 Trafo arus 1 Buah 9 Multimeter 1 Buah 10 Kabel penghubung. Secukupnya 1.2. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN 7

Gambar 8.6. Rangkaian Percobaan Mesin Asinkron Rotor Lilit 1.3. PROSEDUR PERCOBAAN Percobaan beban nol : 1. Buat rangkaian seperti gambar 8.6. 2. Putar motor asinkron dengan menggunakan trafo 3 fasa secara bertahap sampai tegangannya mencapai 120% dari tegangan nominal (belitan rotor dalam keadaan terhubung singkat). 3. Catat hasil pengukuruan dalam tabel 8.1. Percobaan hubung singkat : 1. Buat rangkaian seperti gambar 8.6. 2. Tahan/kunci poros motor sehingga poros tidak dapat berputar. 3. Atur tegangan input dengan trafo 3 fasa secara bertahap sampai arus jangkarnya mencapai 120% nominal. 8

4. Catat hasil pengukuran pada tabel 8.2.. Percobaan mencari karakteristik efisiensi secara langsung : 1. Buat rangkaian seperti gambar 8.2.. 2. Putar motor asinkron sampai putaran nominal (KLM selalu terhubung singkat). 3. Berikan arus penguatan pada generator DC. Atur bebannya secara bertahap sampai arus jangkar mesin asinkron mencapai 110% arus nominal. 4. Catat hasil pengukuran pada tabel 8.3. dan hitung slipnya. Percobaan starting inersia : 1. Atur tahanan reostat ¼ tahanan maksimum. jalankan mesin dengan tegangan 50% tegangan nominal. Catat hasilnya pada tabel 8.4. 2. Ulangi langkah diatas untuk tahanan reostat 2/4, ¾, 4/4. Masukkan data pengukuran pada tabel 8.4. 4. DATA HASIL PERCOBAAN Tabel 8.1.Hhasil Percobaan Beban Nol Tegangan Vo (Volt) Arus (A) Daya (W) Cos Keterangan Vo = 10% Vn Vo = 20% Vn Vo = 30% Vn Vo = 40% Vn Vo = 60% Vn Vo = 80% Vn Vo = 100% Vn 9

Vo = 120% Vn Tabel 8.2.Hasil Percobaan Hubung Singkat Tegangan Vo (Volt) Arus (A) Daya (W) Cos Keterangan Ihs = 10 % In Ihs = 20 % In Ihs = 30 % In Ihs = 40 % In Ihs = 60 % In Ihs = 80 % In Ihs = 110 % In Ihs = 120 % In Tabel 8.3. Hasil Percobaan Mencari Efisiensi Tegangan Vo (Volt) Arus (A) Daya (W) Cos Keterangan V = 10% Vn V = 20% Vn V = 30% Vn V = 40% Vn V = 60% Vn V = 80% Vn V= 100% Vn V = 110% Vn Tabel 8.4. Starting Motor 10

Reostat Arus start (A) S (%) Keterangan ¼ Rmax 2/4 Rmax ¾ Rmax 4/4 Rmax 5. TUGAS Gambarkan diagram lingkaran dari data pengukuran. Tentukan daya input maksimum, daya keluaran maksimum, torsi maksimum, rugi daya pada rotor, stator, besi + gesekan. 11