PT INDO PREMIER SECURITIES DAN ENTITAS ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT. EVERGREEN CAPITAL. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 beserta. Laporan Auditor Independen

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO TBK


PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT BATAVIA PROSPERINDO INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2016 DAN 30 SEPTEMBER 2015 (MATA UANG RUPIAH)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

Aset Pajak Tangguhan 3t, 21d Aset Lain-lain JUMLAH ASET

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

Jumlah Aset Lancar 164,324,439, ,734,437,903

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat.

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT VICTORIA INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT ALDIRACITA CORPOTAMA DAN ENTITAS ANAK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 30 Juni 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK



PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT VICTORIA INSURANCE

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1. LAPORAN KEUANGAN - Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2016 dan Laporan Posisi Keuangan 3

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT SARIGUNA PRIMATIRTA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian...4-5

PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT KRESNA GRAHA SEKURINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2013, 31 Maret 2012 dan

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

P.T. VICTORIA INSURANCE DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 (MATA UANG RUPIAH)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT. PUSAKO TARINKA, Tbk

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2013 DAN 30 JUNI 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan...

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2016 DAN 30 JUNI 2015 (MATA UANG RUPIAH)

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

Transkripsi:

PT INDO PREMIER SECURITIES DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL DAFTAR ISI Halaman Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian... 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian. 3-4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian... 5 Laporan Arus Kas Konsolidasian. 6 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 7-32 ***************************

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) ASET Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2d,2e,4 292.308.266.945 215.105.259.437 Deposito pada lembaga kliring dan penjamin 2d,5 4.160.443.372 4.067.859.521 Portofolio efek-bersih 2d,6 149.866.470.360 152.191.118.390 Piutang lembaga kliring dan penjaminan 2d,2f,7 97.372.028.500 78.043.430.000 Piutang perusahaan efek 2d,2f,8 19.130.151.221 16.018.371.034 Piutang nasabah 2d,2f,9 277.029.396.961 136.757.482.485 Piutang lain-lain 2d 3.689.483.370 6.708.001.433 Pajak dibayar dimuka 242.135.918 48.217.153 Biaya dibayar dimuka 2j 3.011.424.265 2.595.030.253 Penyertaan dibursa efek 2h,10 765.500.000 765.500.000 Aset tetap - bersih 2k,11 6.741.334.247 7.400.113.255 Aset pajak tangguhan 2m,14 1.480.396.998 1.480.396.998 Aset lain-lain 1.858.017.665 1.795.864.124 JUMLAH ASET 857.655.049.822 622.976.644.083 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian Yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011 LIABILITASJANGKA PENDEK Hutang perusahaan efek 2d 22.072.274.437 7.443.899.358 Hutang nasabah 2f,12,17 366.188.648.374 208.480.837.804 Hutang lain-lain 2.682.896.575 23.180.000 Hutang pajak 2p,14 4.803.720.976 3.540.053.676 Biaya yang masih harus dibayar 4.506.069.922 3.884.362.877 Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan 2n,13 5.554.655.571 5.554.655.571 JUMLAH LIABILITAS 405.808.265.855 228.926.989.286 EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp1.000 per saham Modal dasar - 150.000.000 saham Modal ditempatkan dandisetor penuh - 109.000.000 15 109.000.000.000 109.000.000.000 Kenaikan belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek yang tersedia untuk dijual - bersih 2d,5 25.215.879.292 14.109.706.918 Saldo laba 317.363.257.082 270.646.104.501 SUB-JUMLAH 451.579.136.374 393.755.811.419 KEPENTINGAN NON PENGENDALI 267.647.593 293.843.378 JUMLAH EKUITAS 451.846.783.967 394.049.654.797 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 857.655.049.822 622.976.644.083 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian Yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 2

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT) 30 Juni 2012 30 Juni 2011 Catatan (Enam Bulan) (Enam Bulan) PENDAPATAN 2m Komisi perantara perdagangan efek 36.614.592.634 37.876.620.121 Laba perdagangan efek bersih 11.694.737.950 9.570.632.504 Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek 9.044.733.334 5.026.645.000 Komisi perantara perdagangan obligasi 8.394.525.269 1.896.494.880 Manajer investasi 1.747.629.616 828.857.646 Dividen 1.284.761.985 207.125.930 Jasa penasihat keuangan 250.000.000 - Jumlah Pendapatan 69.030.980.788 55.406.376.081 BEBAN USAHA 2m Gaji dan kesejahteraan karyawan 17.966.263.786 15.780.199.032 Sewa 3.378.979.777 3.070.668.967 Telekomunikasi dan informasi 3.294.566.424 4.021.126.807 Biaya pemasaran 2.904.155.425 3.658.683.921 Penyusutan 2k,11 1.657.225.487 2.007.061.341 Umum dan administrasi kantor 1.318.318.957 992.641.564 Proses emisi efek dan jasa transaksi efek 743.315.108 1.073.268.119 Jasa profesional 566.828.400 316.537.000 Percetakan dan perlengkapan kantor 501.940.782 193.831.542 Jamuan dan sumbangan 426.220.477 410.497.301 Asuransi 339.866.715 292.408.064 Promosi dan iklan 128.304.843 829.927.150 Perjalanan dinas 5.036.000 32.843.490 Lain-lain 1.826.464.918 31.559.204 Jumlah Beban Usaha 35.057.487.099 32.711.253.502 LABA USAHA 33.973.493.689 22.695.122.579 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian Yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 3

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT) 30 Juni 2012 30 Juni 2011 Catatan (Enam Bulan) (Enam Bulan) PENGHASILAN (BEBAN)LAIN-LAIN 2j Pendapatan denda nasabah 24.479.755.405 12.204.716.510 Pendapatan bunga 4.712.064.377 3.616.887.915 Beban obligasi (6.872.133.437) (1.855.711.591) Beban bunga (105.637.368) (96.079.158) Beban lain-lain bersih (986.908.620) (749.696.170) Jumlah pendapatan Lain-lain - Bersih 21.227.140.357 13.120.117.506 LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 55.200.634.046 35.815.240.085 BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2m, 14 (8.549.997.250) (5.954.978.750) Beban Pajak Penghasilan (8.549.997.250) (5.954.978.750) LABA PERIODE BERJALAN 46.650.636.796 29.860.261.335 Pendapatan Komprehensif Lain - - PENDAPATAN KOMPREHENSIF 46.650.636.796 29.860.261.335 Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada: Pemilikan entitas induk 46.717.152.581 29.888.125.776 Kepentingan non-pengendali (66.515.785) (27.864.441) Jumlah 46.650.636.796 29.860.261.335 Pendapatan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilikan entitas induk 46.717.152.581 29.888.125.776 Kepentingan non-pengendali (66.515.785) (27.864.441) Jumlah 46.650.636.796 29.860.261.335 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian Yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 4

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT) Kenaikan (Penurunan) Ekuitas yang Belum Direalisasi Atas dapat Perubahan Nilai Wajar Diatribusikan Kepentingan Efek-efek Yang Tersedia Kepada Pemilik Non- Jumlah Catatan Modal Saham Untuk Dijual - Bersih Saldo Laba Entitas Induk Pengendalian Ekuitas Saldo 31 Desember 2010*) 106.000.000.000 8.592.989.013 219.400.954.734 333.993.943.747 696.069.642 334.690.013.389 Tambahan modal disetor 15 3.000.000.000 - - 3.000.000.000-3.000.000.000 Pendapatan komprehensif periode 2011 - - 29.888.125.776 29.888.125.776 (27.864.441) 29.860.261.335 Kenaikan belum direalisasi atas efek-efek yang tersedia untuk dijual - bersih - (227.519.430) - (227.519.430) - (227.519.430) Saldo 30 Juni 2011 109.000.000.000 8.365.469.583 249.289.080.510 366.654.550.093 668.205.201 367.322.755.294 Saldo 31 Desember 2011 109.000.000.000 14.109.706.918 270.646.104.501 393.755.811.419 293.843.378 394.049.654.797 Pendapatan komprehensif periode 2012 - - 46.717.152.581 46.717.152.581 (66.515.785) 46.650.636.796 Kenaikan belum direalisasi atas efek-efek yang tersedia untuk dijual - bersih - 11.106.172.374-11.106.172.374 40.320.000 11.146.492.374 Saldo 30 Juni 2012 109.000.000.000 25.215.879.292 317.363.257.082 451.579.136.374 267.647.593 451.846.783.967 Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian Yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 5

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT) 30 Juni 2012 30 Juni 2011 Catatan (Enam Bulan) (Enam Bulan) ARUS KAS DARIAKTIVITAS OPERASI Penjualan (pembelian) aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi yang tersedia untuk dijual-bersih 25.165.878.354 (153.036.265.115) Penerimaan komisi perantara perdagangan efek 36.614.592.634 37.876.620.121 Penerimaan jasa penasehat investasi, penjamin emisi dan penjualan dan manajer investasi 20.721.650.205 7.959.123.455 Pembayaran kepada lembaga kliring dan penjaminan - bersih (19.328.598.500) (821.539.000) Penerimaan dari nasabah - bersih 17.435.896.094 280.756.996.386 Pembayaran kepada perusahaan efek - bersih 11.516.594.893 56.460.666 Penerimaan bunga 4.606.427.009 3.520.808.758 Pembayaran pajak penghasilan (7.480.248.715) (17.795.789.048) Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (17.966.263.786) (15.780.199.032) Pembayaran beban usaha (15.228.684.793) (20.814.949.055) Penerimaan lainnya - bersih 22.144.210.592 229.332.893 Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 78.201.453.987 122.150.601.029 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap 11 (998.446.479) (1.287.747.190) Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (998.446.479) (1.287.747.190) ARUS KAS DARI AKTIVITASPENDANAAN Penurunan hutang bank - (60.000.000.000) Tambahan setoran modal 15-3.000.000.000 Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan - (57.000.000.000) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 77.203.007.508 63.862.853.839 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 215.105.259.437 114.280.724.253 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 292.308.266.945 178.143.578.092 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian Yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 6

1. U M U M a. Pendirian Perusahaan PT Indo Premier Securities ( Perusahaan ) dahulu PT Puridana Sekurindo, didirikan berdasarkan akta Notaris A. Partomuan Pohan. S.H., No. 64 tanggal 25 April 1996. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7783.HT.01.01.TH.96 tanggal 14 Juni 1996. Sesuai dengan akta Notaris Rachmat Santoso. S.H., No. 32 tanggal 7 Mei 2002. Perusahaan melakukan perubahan nama menjadi PT Indo Premier Securities, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-08433.HT.01.04.TH.2002 tanggal 16 Mei 2002. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. No. 366 tanggal 28 Agustus 2008 sehubungan dengan perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-85714.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 13 November 2008. Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan antara lain menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, manajer investasi (catatan 21b) atau penasihat investasi dan kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan tersebut dengan mengindahkan peraturan pasar modal dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berlokasi di Wisma GKBI lantai 7. Suite 718. Jalan Jenderal Sudirman No. 28, Jakarta. Perusahaan mulai melakukan kegiatan usaha pada bulan Mei 2002. b. Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama : I Nyoman Suwandha Komisaris : Ungkoro Darmosusilo Direksi Direktur Utama : Alpino Kianjaya Direktur : The Moleonoto Direktur : Stefanus Noviono Darmosusilo c. Entitas Anak PT Indo Premier Investment Management ( IPIM ), didirikan berdasarkan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo S.H., Msi No. 22 tanggal 3 November 2010. Akta pendirian ini disahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-53691.AH.01.02. Tahun 2010 tanggal 15 November 2010 7

1. U M U M (lanjutan) c. Entitas Anak (lanjutan) Pada tanggal 3 November 2010, Perusahaan melakukan penyertaan saham pada IPIM (dahulu PT Indo Premier Inti) sejumlah 10.000 saham atau Rp 10.000.000.000 yang merupakan pemilikan 93.46% dari saham PT IPIM. Pada tanggal 21 Desember 2011. Perusahaan meningkatkan penyertaan saham pada PT IPIM sejumlah 14.300 saham atau Rp 14.300.000.000 sehingga persentase kepemilikan Perusahaan pada IPIM menjadi 97.20%. PT IPIM menjalankan usaha di bidang Manajer Investasi dan Penasihat Investasi. serta berdomisili di Jakarta. Pada tahun 2011 PT IPIM memulai kegiatan usaha komersialnya. Sejak tanggal 3 November 2010 laporan keuangan PT IPIM dikonsolidasikan pada laporan keuangan Perusahaan. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti diungkapkan dalam Catatancatatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntasi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan yang diterapkan mulai dari tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan juga memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali pengaruhnya atas penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. 8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. Mata uang fungsional dan pelaporan yang digunakan oleh Perusahaan dan Entitas Anak adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip konsolidasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali ( KNP ); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak berikut pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Sejak tanggal 1 Januari 2011 Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang dimiliki dengan kepemilikan saham lebih dari 50% (Catatan 1c). Semua saldo dan transaksi antar perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha. Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) Sejak tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan) Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Perusahaan: menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak; menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif; dan mereklasifikasi bagian induk Perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari Entitas Anak yang diatribusikan pada kepentingan ekuitas yang tidak dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan. Sebelum tanggal 1 Januari 2011 Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas laba bersih dan aset bersih Entitas Anak yang tidak dimiliki sepenuhnya, masing-masing disajikan sebagai Hak Pemegang Saham Minoritas atas Bagian Laba Bersih Anak Perusahaan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan Hak Pemegang Saham Minoritas dalam Ekuitas Anak Perusahaan pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada Entitas Anak tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor Entitas Anak tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba Entitas Anak tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup secara penuh. Akuisisi atas KNP dicatat dengan menggunakan metode ekstensi induk-entitas Anak, perbedaan antara biaya perolehan investasi dan jumlah tercatat aset neto Entitas Anak yang diakuisisi atau dilepaskan diakui sebagai goodwill untuk selisih positif dan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk selisih negatif. c. Kombinasi bisnis Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis yang berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 22 (Revisi 2010) menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Kombinasi bisnis (lanjutan) Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, entitas: i. menghentikan amortisasi goodwill; ii. mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan iii. melakukan pengujian penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset. Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 22 (Revisi 2010) tersebut memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak berikut pengungkapan terkait dalam laporan keuangan komprehensif konsolidasian. Sejak tanggal 1 Januari 2011 Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset bersih yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan dan Entitas Anak mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pemisahan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset bersih Entitas Anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai keuntungan dari pembelian dengan diskon setelah sebelumnya manajemen meninjau kembali identifikasi dan nilai wajar dari aset yang diperoleh dan liabilitias yang diambil alih. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas ( UPK ) dari Perusahaan dan Entitas Anak yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Kombinasi bisnis (lanjutan) Sejak tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan) Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, goodwill diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun. Sesuai dengan PSAK No. 22 (Revisi 2010), Perusahaan menghentikan amortisasi goodwill sejak tanggal 1 Januari 2011 (lihat Catatan 10). Sebelum tanggal 1 Januari 2011 Sebagai perbandingan dengan persyaratan-persyaratan tersebut di atas, kebijakan akuntansi atas kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut: i. kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) diukur berdasarkan proporsi atas nilai tercatat aset bersih teridentifikasi; ii. kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwill yang telah diakui sebelumnya; imbalan kontijensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai liabilitas saat ini, yaitu kemungkinan besar atas arus ekonomis keluar, yang dapat secara memadai diestimasi. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontinjensi diakui sebagai bagian dari goodwill. d. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran, yang menggantikan PSAK No. 50, Akuntansi Investasi Efek Tertentu dan PSAK No. 55 (Revisi 1999). Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai, secara prospektif. 1. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan) 1. Aset Keuangan (lanjutan) Pengakuan awal (lanjutan) Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL. Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika: - diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau - merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau - merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi. Piutang marjin, piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang Entitas efek, piutang nasabah dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material. Aset dan kewajiban keuangan dari transaksi efek saling hapus buku dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan) 1. Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan dan Entitas Anak memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS) Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealiasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Efek hutang dan saham milik Perusahaan dan Entitas Anak yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasi sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai. Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: - kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau - pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau - terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan. Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan dan Entitas Anak atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang. 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan) 1. Aset Keuangan (lanjutan) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan) Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Perusahaan dan Entitas Anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan Entitas Anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan Entitas Anak mengaku keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan Perusahaan Anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. 2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Kewajiban keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan) 2. Liabilitas Keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran kewajiban keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi: Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk kewajiban keuangan untuk diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kewajiban juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas kewajiban yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kewajiban keuangan lainnya e. Setara Kas Hutang pada lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah, hutang marjin, pinjaman diterima dan hutang lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur dalam biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran kas di masa datang selama perkiraan umur kewajiban keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan Perusahaan dan Entitas Anak menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan dan Entitas Anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluwarsa. Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya, diklasifikasikan sebagai Setara Kas. Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman disajikan secara terpisah pada laporan posisi keuangan konsolidasian. f. Piutang Usaha Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Kebijakan akuntansi untuk penyisihan atas penurunan nilai dijabarkan dalam Catatan 2d. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011. Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010). Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak jika: a) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan dan Entitas Anak; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan Entitas Anak yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan Entitas Anak; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan Entitas Anak; b) suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak; c) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan dan Entitas Anak sebagai venture; d) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan Entitas Anak; e) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f) suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau g) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan Perusahaan dan Entitas Anak. Seluruh saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. h. Penyertaan di Bursa Efek Penyertaan pada Bursa Efek Indonesia dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan yang merupakan taksiran manajemen atas penurunan tetap nilai dari keanggotaan pada bursa tersebut. Penyertaan saham pada Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu persyaratan sebagai anggota bursa. i. Transaksi Efek Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah (transaksi perantara perdagangan efek) maupun untuk sendiri diakui pada saat timbulnya perikatan atas transaksi efek. Pembelian efek untuk nasabah dicatat sebagai piutang nasabah dan hutang kepada Lembaga Kliring Penjaminan (LKP), sedangkan penjualan efek dicatat sebagai hutang nasabah dan piutang LKP. Pembelian efek untuk sendiri dicatat sebagai persediaan portofolio efek dan hutang, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang dan mengurangi jumlah tercatat portofolio efek serta mencatat keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut. 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Transaksi Efek (lanjutan) Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di laporan posisi keuangan sebagai kewajiban, sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan disajikan sebagai aset. Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening dicatat sebagai rekening nasabah. Saldo dana pada rekening nasabah disajikan di laporan posisi keuangan sebagai kewajiban, sedangkan kekurangan dana (piutang) pada rekening nasabah disajikan sebagai aset. j. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. k. Aset Tetap Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) Aset Tetap dengan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Komputer 4 Perlengkapan dan peralatan kantor 4 Kendaraan bermotor 4 Renovasi gedung sewa 4 Nilai aset ditelaah kembali pada tanggal laporan posisi keuangan atas kemungkinan penurunan pada nilai aset yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan biaya perolehannya mungkin tidak dapat dipulihkan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan rutin dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dan yang meningkatkan manfaat aset tetap dikapitalisasi ke akun aset tetap yang bersangkutan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada periode yang bersangkutan. 18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset. PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika nilai tercatatnya melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan PSAK yang direvisi ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pelaporan keuangan. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan dan Entitas Anak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan atas aset tersebut. m. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan Efektif tanggal 1 Januari 2011. Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 23 (revisi 2010), Pendapatan, PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan komprehensif konsolidasian. Pendapatan dari jasa pengelolaan investasi dan jasa penasihat investasi (keuangan) diakui pada saat jasa diberikan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Keuntungan/(kerugian) dari perdagangan efek meliputi keuntungan/(kerugian) yang timbul dari penjualan efek dan keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan/(penurunan) nilai wajar portofolio efek. Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi dan penjualan efek secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan. Pendapatan komisi perantara pedagang efek dan jasa lainnya diakui pada saat transaksi terjadi. Pendapatan dividen dari portofolio efek diakui pada saat emiten mengumumkan pembayaran dividen. Beban Biaya yang timbul sehubungan proses penjaminan emisi diakumulasi dan dibebankan pada saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Dalam hal kegiatan penjaminan emisi tidak diselesaikan dan emisi efek dibatalkan, maka biaya penjaminan emisi tersebut dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. 19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Beban (lanjutan) Beban yang terjadi sehubungan dengan perdagangan efek, manajemen investasi dan penasehat investasi diakui pada saat transaksi terjadi. Beban lainnya diakui sesuai dengan basis akrual. n. Estimasi Kewajiban atas Imbalan Kerja Karyawan Perusahaan dan Entitas Anak mencatat akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Hak karyawan atas uang pensiun, pesangon, uang jasa dan imbalan lainnya diakui dengan metode akrual. Pada bulan Juni 2004, Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai Imbalan Kerja yang mewajibkan Perusahaan dan Entitas Anak mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon, pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004). perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial Projected Unit Credit. Perusahaan dan Entitas Anak telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tersebut, dimana perhitungan akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan dilakukan dengan menggunakan metode aktuarial Projected Unit Credit yang dihitung oleh aktuaris independen. o. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pada tanggal laporan posisi keuangan, kurs rata-rata dari mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Dolar Amerika Serikat (US$) 1 9.480 9.068,00 Euro Eropa (EUR) 1 11.801,19 11.738,99 p. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. 20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan dan yang akan diterapkan pada saat aset pajak tangguhan yang bersangkutan direalisasi atau pada saat liabilitas pajak tangguhan diselesaikan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. g. Standar yang berlaku pada periode berjalan Berikut ini standar dan interpretasi baru dan revisi yang berlaku efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh perubahan kurs valuta asing PSAK 13 (revisi 2011), Properti investasi PSAK 16 (revisi 2011), Aset tetap PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan kerja PSAK 26 (revisi 2011), Biaya pinjaman PSAK 28 (revisi 2011), Akuntansi kontrak asuransi kerugian PSAK 30 (revisi 2011), Sewa PSAK 33 (revisi 2011), Aktivitas pengupasan lapisan tanah dan pengelolaan lingkungan hidup ada pertambangan umum PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak konstruksi PSAK 36 (revisi 2011), Akuntansi kontrak asuransi jiwa PSAK 45 (revisi 2010), Pelaporan keuangan entitas nirlaba PSAK 46 (revisi 2010), Pajak penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen keuangan: penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran berbasis saham PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen keuangan: Pengakuan dan pengukuran PSAK 56 (revisi 2011), Laba per saham PSAK 60, Instrumen keuangan pengungkapan PSAK 61, Akuntansi hibah pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah PSAK 62, Kontrak asuransi PSAK 63, Pelaporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi PSAK 64, Aktivitas eksplorasi dan evaluasi pada pertambangan sumber daya mineral ISAK 13, Lindung nilai investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri ISAK 15, PSAK 24 - Batas aset imbalan pasti, persyaratan pendanaan minimum dan interaksinya ISAK 16, Perjanjian jasa konsesi ISAK 18, Bantuan pemerintah tidak berelasi spesifik dengan aktivitas operasi ISAK 19, Penerapan pendekatan penyajian kembali dalam PSAK 63: pelaporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi ISAK 20, Pajak penghasilan perubahan dalam status pajak entitas atau para pemegang sahamnya ISAK 22, Perjanjian konsensi jasa: pengungkapan ISAK 23, Sewa operasi insentif ISAK 24, Evaluasi substansi beberapa transaksi yang melibatkan suatu bentuk legal sewa ISAK 25, Hak atas tanah ISAK 26, Penilaian ulang derivatif melekat 21