BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperlipidemia menyumbang angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi karena hiperlipidemia merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya penyakit sistem sirkulasi yaitu Penyakit Jantung Koroner (PJK). Pada tahun 2008 WHO mencatat lebih dari 17 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia. PJK menyumbang 48% angka kematian dari NCDs (NonCommunicable Diseases) yang angka kematiannya diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2030 (WHO, 2011). Hiperlipidemia adalah kondisi kelebihan lemak yaitu tingginya kadar kolesterol dan trigliserida darah. Hiperlipidemia biasanya tidak menunjukkan gejala, sehingga baru ditemukan bersamaan dengan evaluasi penyakit aterosklerosis, penyakit arteri koroner, pancreatitis, infark miokard, dan stroke. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan langsung antara hiperlipidemia dengan prevalensi penyakit arteri coroner (Harikumar,dkk., 2013). Berdasarkan klasifikasi American Heart Association, hiperlipidema dibagi menjadi dua manifestasi klinis, yaitu hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia. Sedangkan berdasakan etiologinya, hiperlipidemia dibagi menjadi hiperlipidemia primer dan sekunder, dimana hiperlipidemia sendiri dibagi menjadi 5 tipe berdasarkan klasifikasi Fredrickson; tipe 1 ditandai dengan kenaikan kolesterol dengan kadar trigliserida yang tinggi, tipe 2 ditandai yaitu kenaikan kolesterol dengan kadar trigliserida yang normal, tipe 3 ditandai dengan kenaikan kolesterol dan trigliserida, tipe 4 ditandai dengan kenaikan trigliserida serta munculnya 1
aterom dan kenaikan asam urat, dan tipe 5 ditandai dengan kenaikan trigleserida saja. Sehingga dalam penelitian ini diteliti kadar trigliserida karena lebih merepresetasikan kelima tipe dari hiperlipidemia primer (Madjid, dkk., 2013). Hiperlipidemia sendiri dapat disebabkan karena konsumsi medikamentosa jangka panjang, penyakit kelainan hormon, atau penyakit-penyakit lain misalnya diabetes mellitus tipe 2. Namun terutama disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, yaitu diet tinggi lemak, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol (Harikumar, dkk., 2013). Selama ini, pilihan terapi yang sering digunakan adalah obat-obatan golongan statin, antara lain atorvastatin, fluvastatin, lovastatin, dan sebagainya. Akan tetapi, penggunaan obat-obatan tersebut sering menimbulkan efek samping yaitu rhabdomiolisis, pada penggunaan jangka panjang juga dapat terjadi gangguan hati dan ginjal, serta neuropati perifer (Sullivan, 2007). Oleh karena itu, kini dikembangkan berbagai pengobatan herbal yang diharapkan dapat mengurangi berbagai dampak negatif efek samping dari obat sintetis, namun penggunaan obat-obatan herbal ini pun harus tepat dosis, dan cara penggunaan, serta dijaga kualitas sediaannya sehingga dapat menjamin efektifitas kerjanya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui dosis farmakologis yang tepat untuk mendapatkan efektifitas obat-obatan herbal ini dan mencegah terjadinya efek samping yang tidak diharapkan dari pemakaian obat herbal tersebut (Edzart, 2004). Salah satu obat herbal yang kini dikembangkan untuk menurunkan kadar lipid adalah minyak zaitun khususnya minyak zaitun ekstra virgin. Minyak zaitun ekstra virgin selama ini telah dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat dan 2
dipercaya dapat menurunkan kadar lipid. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minyak zaitun ekstra virgin mengandung monounsaturated fatty acid (MUFA) atau asam lemak tak jenuh dalam bentuk asam oleic yang dapat menurunkan kadar LDL dan VLDL, serta menghambat peroksidasi lipid. Minyak zaitun ekstra virgin juga mengandung antioksidan sebagai anti radikal bebas (Wani,dkk., 2015). Dalam Al-Qur an juga terdapat ayat yang menjelaskan tentang keistimewaan zaitun yaitu pada QS. An-Nuur ayat 35 yang artinya pelita itu di dalam tabung kaca, tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak di barat, yang minyaknya menerangi walaupun tidak disentuh api.selain minyak zaitun, madu, adalah juga salah satu bahan makanan yang tercantum di Al-Qur an sebagai obat. Dalam surat An-Nahl ayat 69 disebutkan dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya (madu), di dalamnya terdapat obat penyembuh bagi manusia,dari ayat ini dapat kita ambil hikmah bahwa madu adalah obat dengan komposisi alami yang dapat dimanfaatkan oleh manusia (Al-Qur an dan Terjemahannya, 2008). Madu mengandung fruktosa yang dapat menurunkan aktivitas enzim HMG-CoA, sehingga menghambat pembentukan trigliserida dalam hati. Madu menurunkan kadar trigliserida plasma, kolesterol total, dan LDL, serta meningkatkan stimulasi pengeluaran insulin, dimana insulin menstimulasi lipoprotein lipase yang menyebabkan pemecahan trigliserida plasma menjadi bentuk asam lemak bebas dan gliserol, yang kemudian di metabolisme. Madu juga 3
mengandung flavonoid yang tinggi sebagai anti radikal bebas yang dapat menghambat peroksidase lipid. (Majid, dkk., 2013). Madu sendiri berbagai macam jenis dan cara pembuatannya. Pada penelitian sebelumnya tentang perbandingan efektifitas berbagai macam madu floral untuk menurunkan profil lipid, madu kelengkeng adalah madu yang paling besar potensinya dibanding madu randu, madu kapuk, madu mangga, dan madu rambutan, sehingga pada penelitian ini akan dipilih madu kelengkeng (Siombo, dkk., 2014) Minyak zaitun ekstra virgin atau madu kelengkeng telah terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida, melalui beberapa mekanisme. Di antara mekanisme tersebut, flavonoid sebagai antioksidan merupakan zat aktif yang terdapat baik di minyak zaitun dan madu, sehingga keduanya bisa jadi saling menguatkan dalam menurunkan kadar trigliserida. Berdasarkan latar belakang diatas, akhirnya peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kombinasi Minyak Zaitun Ekstra Virgin dan Madu Kelengkeng Terhadap Kadar Trigliserida Darah Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Hiperlipidemia untuk membuktikan efektifitas dan menentukan dosis efektif kombinasi minyak zaitun ekstra virgin dan madu kelengkeng yang dapat menurunkan kadar trigliserida tikus putih hiperlipidemia, dan diharapkan diperoleh data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga dapat dibuktikan bahwa kombinasi kedua zat ini benar-benar efektif secara farmakologis. 1.2 Rumusan Masalah 4
Adakah pengaruh kombinasi minyak zaitun ekstra virgin dan madu kelengkeng terhadap penurunan kadar trigliserida tikus putih jantan hiperlipidemia? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kombinasi minyak zaitun ekstra virgin dan madu kelengkeng terhadap penurunan kadar trigliserida tikus putih jantan hiperlipidemia. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dilakukan penelitian ini adalah peneliti meneliti dosis efektif kombinasi minyak zaitun ekstra virgin dan madu kelengkeng dalam menurunkan kadar trigliserida tikus putih jantan hiperlipidemia. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik 1.4.1.1 Penelitian ini dapat menjadi landasan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. 1.4.1.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber rujukan tambahan dalam penelitian tentang uji potensi obat hiperlipidemia. 1.4.2 Manfaat bagi masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh kombinasi minyak zaitun ekstra virgin dan madu kelengkeng dalam menurunkan kadar trigliserida penderita hiperlipidemia. 5