BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk meningkatkan kualitas manusianya

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diciptakan Allah SWT dengan segala potensi yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ibarat lampu penerang bagi seluruh manusia, sedangkan para pendidik, mereka

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kemampuannya. Pada waktu yang lampau perhatian pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

Bab I. Pendahuluan. yang saling menghormati dan menghargai tidak akan terbentuk jika tidak

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat sosialisasi primer bagi anak karena sebelum anak mengenal dunia sekelilingnya terlebih dahulu dia mengenal keluarga. Dari sinilah perhatian orang tua sangat menentukan. Perkembangan akhlak seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Anak memperoleh nilai-nilai akhlak dari lingkungan keluarganya, terutama dari orang tuanya. Dia mulai belajar untuk mengenal nilai-nilai dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tuanya. Dalam mengembangkan akhlak anak, perhatian orang tua sangatlah penting. Terutama pada waktu anak masih kecil. Secara tidak langsung, perhatian orang tua terhadap anak, perhatian ayah terhadap ibu atau sebaliknya. Dapat mempengaruhi perkembangan akhlak anak, yaitu melalui proses peniruan (imitasi). Sikap orang tua yang keras cenderung melahirkan sikap disiplin anak yang semu, sedangkan sikap yang acuh tak acuh, atau sikap masa bodoh, cenderung mengembangkan sikap kurang bertanggung jawab dan kurang memperdulikan akhlak pada anak. Bagi orang tua yang menciptakan kondisi lingkungan keluarga yang agamis, dan selalu memberikan bimbingan serta menanamkan nilai-nilai agama kepada anaknya, maka anak akan mengalami perkembangan akhlak yang baik. Karena orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama bagi anak, dan tokoh yang diidentifikasi atau ditiru anak, maka seyogianya dia memiliki kepribadian yang baik atau berakhlaqul karimah (akhlak yang mulia). 1 Sudah menjadi kenyataan bahwa perubahan masa dan jaman mempengaruhi kemajuan perdaban dan kebudayaanya, sehingga dapat 1 H. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung:PT Rosda Karya, 2011),hal.138 1

dikatakan bahwa ilmu pengetahuan mengalami kemajuan pula, akan tetapi akhlak dan mental agama Islam mengalami kemerosotan. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya tingkat kejahatan yang memanfaatkan teknologi modern, hal ini merupakan salah satu bentuk ketidaksiapan secara mental untuk menerima perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak sedikit orang pandai yang menggunakan kepandaiannya untuk melakukan tindak kejahatan, ironisnya mulai muncul penjahat yang menggunakan agama sebagai alat untuk melegitimasi kejahatannya. Oleh berbagai kalangan, pendidik merupakan salah satu yang menjadi kambing hitam penyebab dalam peristiwa ini, sehingga pemerintah mulai turun tangan dengan cara melakukan refleksi dan pembenahan terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari dikeluarkannya produk-produk hukum untuk memompa peningkatan kualitas output pendidikan sampai pada peningkatan nominal anggaran yang digunakan untuk membiayai pendidikan. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional bahwa selain mencetak manusia yang terampil dan mempunyai pengetahuan tinggi juga mencetak manusia yang bermoral dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pasal 3 Undang-Undang RI No. 2 tahun 2003 menyatakan : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, Aktif, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 2 Dari pasal di atas, jelas bahwa pendidikan yang ada di Indonesia, secara yuridis sudah mempertimbangkan adanya peningkatan ilmu pengetahuan yang diimbangi dengan peningkatan moral spiritual. Satu hal yang perlu menjadi pertimbangan serius di balik itu semua adalah perhatian orang tua untuk mencapai kesuksesan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh UU tersebut, terutama dalam memperhatikan 2 Undang-Undang SISDIKNAS, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011),hal.7 2

pendidikan agama. Pada zaman sekarang, mungkin orang tua sudah mulai sadar dan memperhatikan pendidikan anak. Berbagai usaha mulai dilakukan oleh orang tua untuk kebaikan pendidikan anaknya yaitu dari mulai selektifnya orang tua dalam menentukan tempat menyekolahkan anak-anak mereka. Orang tua yang berasal dari keluarga yang taat beragama akan memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah agama. Sebaliknya para orang tua yang sulit mengendalikan tingkah laku anaknya akan memasukkan anak-anak mereka ke pondok pesantren dengan harapan secara kelembagaan pondok pesantren tersebut dapat memberi pengaruh dalam membentuk akhlak anak tersebut. Orang tua harus memberikan pendidikan akhlak dan agama pada anaknya sejak dini. Agar kelak setelah dewasa anak mengenal agama dan nilai-nilai akhlak yang terkandung di dalamnya. Bagi anak yang tidak mengenal nilai akhlak dan agama kelak jika dewasa sulit baginya merasakan pentingnya agama dalam kehidupan. Ia akan menjadi acuh tak acuh terhadap agama yang dianutnya bahkan menilainya negatif dan menentangnya. Orang-orang inilah yang sering memandang agama dari segi negatif yang dianggapnya sebagai penghalang kemajuan serta terasa berat baginya untuk mengikuti dan mentaati nilai-nilai yang ada di dalam agama dan akhlak. Pendidikan akhlak tidak terlepas dari pendidikan agama, karena pendidikan akhlak yang paling baik terdapat dalam pendidikan agama. Nilai akhlak yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama. Keyakinan itu harus ditanamkan sejak kecil, sehingga menjadi bagian dari kepribadian si anak. Pendidikan akhlak harus berjalan seiring dengan pendidikan agama, karena nilai-nilai agama akan menjadi pengendali akhlak. Pendidikan ini harus dilakukan secara berulang-ulang, karena pengalaman-pengalaman lain yang sedang dihadapi dapat mempengaruhi dan merusak akhlak yang telah terbina sebelumnya. 3

Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah juga berperan terhadap tingkah laku atau akhlak anak (siswa), terutama Pendidikan Akidah Akhlak. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap dan jiwa agama pada anak. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Zakiah Darajat : Apabila guru agama di Sekolah Dasar mampu membina sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan akhlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja mudah dan si anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai kegoncangan yang biasa terjadi pada masa remaja. Demikian pula sebaliknya apabila guru agama gagal melakukan pembinaan sikap dan jiwa agama pada anak di Sekolah Dasar, maka anak-anak akan memasuki masa goncang pada usia remaja itu, dengan kegoncangan dan sikap yang tidak positif, selanjutnya akan mengalami berbagai penderitaan, yang mungkin tidak akan teratasi lagi, sebagaimana telah terjadi sekarang ini banyaknya kenakalan dan penyalahgunaan narkotika dan sebagainya, akibat kurang positifnya pembinaan pribadi mereka sebelum memasuki masa remaja yang guncang itu. 3 Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam haruslah dilakukan secara intensif, supaya ilmu dan amal dapat dirasakan oleh anak didik di sekolah. Karena, apabila pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka pendidikan agama yang diterimanya di rumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang, apalagi jika rumah tangga kurang dapat memberikan Pendidikan Agama Islam dengan cara yang sesuai dengan ilmu pendidikan jiwa. Dengan demikian jelaslah bahwa Pendidikan Agama Islam sangat berperan terhadap akhlak atau tingkah laku remaja. Tingginya akhlak anak tergantung pada keberhasilan Pendidikan Agama Islam dan kemauan anak untuk menerapkan dan mengamalkan dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarga, sekolah (teman sebaya), dan masyarakat untuk mengantarkan terjaminnya akhlak anak yang diharapkan menjadi warga negara yang cinta akan agama, bangsa dan tanah airnya, dan dapat menciptakan serta 3 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1970 ), hal. 58 4

memelihara ketentraman dan kebahagiaan masyarakat dan bangsa di masa yang akan datang. Orang tua harus secara konsisten mengikuti perkembangan pendidikan serta akhlak anaknya di sekolah. Demikian juga para pendidik harus mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan anak di dalam rumah atau di luar sekolah. Perhatian yang diberikan oleh kedua belah pihak terhadap setiap perkembangan yang terjadi di dalam diri anak, baik dari sisi pelajaran maupun akhlaknya, akan memacu anak untuk berusaha lebih banyak dalam mencapai keberhasilan pendidikannya dan perbaikan dirinya dengan meninggalkan akhlak-akhlak tercela yang ada di dalam dirinya 4 Masalah akhlak adalah masalah yang sangat mendasar, dan nilai manusia atau bangsa pada dasarnya terletak pada moral dan akhlaknya. Bangsa yang tidak mempunyai akhlak pada dasarnya telah rusak, tidak mempunyai harkat dan martabat yang mulia. Pesatnya pembangunan dibidang fisik yang telah dilakukan di era kemajuan sains dan teknologi tidak ada artinya apabila akhlak bangsa itu rusak. Begitu juga kemajuan Ilmu pengetahuan tidak ada artinya apabila pemilik ilmu itu telah mengabaikan masalah akhlak. Faktor yang menimbulkan gejala kemerosotan akhlak ini sangat banyak, yang paling dominan adalah kurang tertanamnya jiwa agama dan tidak dilaksanakannya ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari baik oleh individu atau masyarakat. Masalah akhlak tidak akan terlepas dari kehidupan agama dan agama akan hidup subur bila ditopang oleh iman yang kokoh dan akhlak yang mulia. Oleh karena itu ajaran agama memegang peranan penting dalam mengendalikan ahklak anaknya, karena ajaran agama mengandung nilai akhlak yang tinggi dalam mengatur kehidupan umat dan merupakan pedoman hidup dalam segala tindakannya. 4 Reza Farhadian, Menjadi Orang Tua Pendidik, (Jakarta: Al-Huda, 2005),hal.108 5

Secara psikologis manusia sulit dipisahkan dari agama, psikologis mempengaruhi individu dalam sikap dan tingkah laku keagamaan manusia, baik dalam kehidupan individu atau dalam kehidupan sosialnya. Pengaruh psikologis ini membentuk perilaku keagamaan sebagai realisasi dan keyakinan tersebut. Dalam kehidupan sosial, keyakinan dan pola tingkah laku tersebut yang mendorong manusia untuk melahirkan norma-norma dan sarana kehidupan beragama di masyarakat. 5 Agama sebagai pemersatu umat mempunyai kebersamaan social dari dalam hidup bermasyarakat. Perilaku yang tercermin pada diri manusia itu tidak lepas dari persoalan keyakinan. Agama dalam tataran kepercayaan tidak ada suatu permasalahan, namun dalam prakteknya mengalami suatu permasalahan sosial yang senantiasa ditemukan dalam masyarakat. 6 Pada hakekatnya anak merupakan titipan Allah SWT kepada orang tua dan masyarakat yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Allah menugaskan agar anak dididik untuk menjadi makhluk yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban orang tua untuk menanamkan ajaran agama pada anak-anak. Orang tua harus menciptakan suasana religious di lingkungan tempat tinggal, sehingga sejak dini mereka mengenal dengan dekat nilai-nilai agama yang diperintahkan Allah. Hal ini sudah dijelaskan dalam hadits nabi yang berbunyi: ع ن أ بي ه ر ي ر ة ر ض ي االله ع ن ه ق ال : ق ال ر س ول االله ص ل االله ع ل ي ه و س ل م ك ل م و ل و د ي ول د ع ل ى ال ف ط ر ة ف اب و اه ي ه و د ان ه ا و ي ن ص ر ان ه ا و يم ج س ا ن ه (روه مسلم) Tiap-tiap anak dilahirkan menurut fitrahnya (bakat orang tua yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi). 7 Anak sebagai generasi penerus adalah pewaris cita-cita perjuangan yang merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan untuk menjadi SDM yang berkualitas. Anak 5 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1997), hal.186 6 Thomas F. O dea, Sosiologi Agama (The Sociology of Religion), (Jakarta: Rajawali Press, 1992), terj. Tri Yasogama, hal. 1 7 Imam Muslim, Shahih Bukhari, (Semarang: Thoha Putra, TT), hal.458 6

mempunyai hak dan kebutuhan akan makan, bermain dan emosional. Pengembangan spiritual dan moral, pendidikan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung kelangsungan hidup, tumbuh berkembang dan perlindungannya. Anak juga berhak atas peluang dan dukungan untuk mewujudkan dan mengembangkan diri serta kemampuannya. Dalam mendidik anak-anak itu, guru yang ada di sekolah melanjutkan pendidikan anak-anak yang telah dilakukan orang tua di rumah. Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di sekolah bergantung pada dan dipengaruhinya oleh pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga adalah fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik dalam sekolah atau masyarakat. 8 Demikian itu, menunjukkan betapa pentingnya perhatian orang tua dalam lingkungan keluarga dan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak-anak menjadi manusia yang berakhlak, Mandiri dan berguna bagi diri sendiri, agama dan masyarakat. B. Rumusan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah dan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Perhatian Orang Tua Siswa di SD Islam Gergaji Semarang Tahun Ajaran 2011-2012? 2. Bagaimanakah Akhlak Siswa di SD Islam Gergaji Semarang Tahun Ajaran 2011-2012? 3. Seberapa jauh Perhatian Orang Tua berpengaruh terhadap Akhlak Siswa di SD Islam Gergaaji Semarang Tahun Ajaran 2011-101? 8 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1998), cet 10, hal.79. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang diangkat, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui perhatian orang tua siswa di SD Islam Gergaj Semarang b. Untuk mengetahui Akhlak siswa di SD Islam Gergaji Semarang c. Untuk mengetahui seberapa jauh perhatian orang tua berpengaruh terhadap Akhlak siswa SD Islam Gergaji Semarang. Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1) Secara teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak siswa sehingga peserta didik menjadi generasi muda yang mempunyai akhlak baik (berakhalakul karimah) 2) Secara Praktis a) Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah pengetahuan tentang Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa. b) Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pada fakultas Tarbiyah untuk menambah bahan pustaka. 8