REKONSILIASI POLITIK DAN PEMBENTUKAN KABINET BARU PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
TANTANGAN DAN STRATEGI PARPOL DALAM PILKADA SERENTAK

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

MEDIA SURVEI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

Paska PAN Gabung Pemerintah LSI DENNY JA SEPTEMBER 2015

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

TINDAK LANJUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG VERIFIKASI PARTAI POLITIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

RILIS SURVEI NASIONAL 24 MARET 6 APRIL 2018

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

Jokowi Pasca Naiknya BBM. LSI DENNY JA November 2014

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. negara di masa yang akan datang, sebab kebijakan di masa depan akan sangat

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

ISU AGAMA KALAHKAN AHOK?

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

I. PENDAHULUAN. Ada hal yang berbeda pada pelaksanaan pilpres tahun 2014, dimana kita

KONTROVERSI PERPRES NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

Hasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

Paska Setahun Jokowi JK Dibutuhkan Menteri Utama? LSI DENNY JA Oktober

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

Analisis Isi Media Judul: Pemberian Dana Saksi Pemilu 2014 Oleh Negara Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 29/01/2014

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan demokrasi di Indonesia. Berbagai kegiatan politik menarik

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

POLITICAL OUTLOOK 2014 : EFEK JOKOWI DAN KINERJA PARPOL TIGA BULAN SEBELUM PILEG 2014

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM

LAPORAN SURVEI NASIONAL MEMBACA PETA DUKUNGAN & ELEKTABILITAS CAPRES-CAWAPRES 2014

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang relevan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal dan bagi

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

BAB I PENDAHULUAN. mewakili mereka dalam lembaga negara seperti lembaga legislatif dan eksekutif.

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

100 HARI JOKOWI : 3 RAPOR MERAH, 2 RAPOR BIRU LSI DENNY JA JANUARI 2015

STUDI TENTANG PEMILIH GANDA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KELURAHAN PELABUHAN KOTA SAMARINDA

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

2013, No.1608

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

Kenaikan Elektoral & Kepuasan Publik

Pilpres Siapa yang Menang? Bisakah ada dua pemenang di Pilpres? Tidak mungkin. Pemenang Pilpres hanya satu, kalau bukan Prabowo- Hatta ya Jokowi- JK.

Penanganan Politik Uang oleh Bawaslu Melalui Sentra Gakkumdu

ISU KRUSIAL SISTEM PEMILU DI RUU PENYELENGGARAAN PEMILU

MAYORITAS PUBLIK DUKUNG SBY KELUARKAN PERPPU PILKADA LANGSUNG. LSI DENNY JA Oktober 2014

BAB V PENUTUP. dirumuskan kesimpulan sebagaimana berikut: eksekutif dan legislatif hingga ancaman impeachment, maka dari itu

I. PENDAHULUAN. Konflik internal yang terjadi pada Partai Golongan Karya ( GOLKAR) bukan

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

Kenaikan Elektoral & Kepuasan Publik

Transkripsi:

Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XI, No. 13/I/Puslit/Juli/2019 25 REKONSILIASI POLITIK DAN PEMBENTUKAN KABINET BARU PERIODE 2019-2024 Juniar Laraswanda Umagapi Debora Sanur rayudi Abstrak Hasil Pemilu Presiden tahun 2019 telah menetapkan Joko Widodo dan Ma ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini akan membahas tentang bagaimana rekonsiliasi politik bagi rencana pembentukan kabinet baru pemerintahan Jokowi-Ma ruf periode tahun 2019-2024. Ditemukan bahwa rekonsiliasi politik setelah proses pemilu merupakan hal yang penting dilakukan, agar setiap pihak bersedia untuk menyamakan visi dan misi mereka demi tercapainya tujuan bersama. Rekonsiliasi bukan hanya berarti keturutsertaan pihak oposisi atau lawan politik di dalam kabinet pemerintahan, namun rekonsiliasi dimaksudkan agar setiap pihak bersedia untuk menyamakan visi dan misi mereka demi tercapai tujuan yang sama. Pada periode mendatang kabinet diperkirakan akan diisi oleh partai pendukung presiden, meskipun demikian, posisi menteri dalam kabinet merupakan hak prerogatif presiden. Oleh sebab itu, DPR RI sebagai lembaga yang memiliki fungsi pengawasan perlu terus bersinergi dengan pemerintah sekaligus tetap objektif dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas jalannya pemerintahan periode 2019-2024 mendatang. PUSLIT BKD Pendahuluan Pada tanggal 27 Juni 2019 Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengeluarkan putusan untuk menolak seluruh gugatan sengketa hasil Pemilu Presiden 2019 yang diajukan pasangan calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dengan demikian berdasarkan putusan tersebut maka pasangan capres dan cawapres Joko Widodo- Ma ruf Amin akan memimpin Indonesia periode 2019-2024. Putusan tersebut juga mengukuhkan data KPU yang menyatakan bahwa dari total 813.336 TPS yang tersebar di dalam dan luar negeri, pasangan capres dan cawapres Joko Widodo- Ma ruf Amin telah memperoleh 84.243.353 suara atau 55,27 persen, sementara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 68.179.021 suara atau 44,73 persen (kpu.go.id, 2 Juli 2019). Data KPU dan Putusan MK yang menyatakan bahwa pasangan capres

dan cawapres Joko Widodo-Ma ruf Amin telah memenangkan Pemilu Presiden 2019 tentu berdampak bagi pasangan calon tersebut dan partaipartai pengusungnya. Hal ini karena setiap pihak yang terlibat mulai mempersiapkan program kinerja bagi pemerintahan Joko Widodo-Ma ruf Amin mendatang. Salah satu hal yang tengah dipersiapkan ialah mengenai susunan kabinet bagi terciptanya pemerintahan yang stabil dan dapat berkinerja secara optimal. Penciptaan suasana kondusif dan berkinerja baik tentu akan mudah diwujudkan bila setiap pihak yang sebelumnya memiliki kubu berbeda dalam pilpres kembali melakukan rekonsiliasi pasca-pilpres. Menurut Mahfud MD kontestasi politik di Indonesia akan selalu berujung pada rekonsiliasi. Menurutnya, dalam budaya politik Indonesia rekonsiliasi selalu terjadi dan tidak dapat dihindari. Hal ini dilakukan demi kepentingan bersama, tidak mungkin antarparpol terus saling bermusuhan (detik.com, 3 Juli 2019). Oleh sebab itu, agar pemerintahan periode mendatang dapat berkinerja optimal perlu terjadi rekonsiliasi antara kubu pasangan calon Jokowi dan kubu pasangan calon Prabowo. Berdasarkan hal tersebut, maka pertanyaan dalam tulisan ini ialah bagaimana rekonsiliasi politik bagi pembentukan kabinet pascapenetapan presiden dan wakil presiden? Rekonsiliasi Politik Menurut Lederach rekonsiliasi merupakan perbaikan hubungan relasi di antara pihak-pihak yang berkonflik dan dilakukan secara berkesinambungan. Dalam hal ini setiap pihak perlu untuk meninggalkan sejarah masa lampau akan kebencian serta kemarahannya demi membangun masa depan bersama yang lebih baik. Perbaikan relasi tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan agar kelangsungan proses pembangunan bersama dapat berjalan lancar tanpa terganggu konflik-konflik yang muncul kemudian. Dengan kata lain, rekonsiliasi sesungguhnya difokuskan kepada bagaimana setiap pihak dapat membangun kembali hubungan yang telah rusak akibat dari konflik (John Paul Lederach, 1999: 29). Berdasarkan konsep tersebut, rekonsiliasi politik tentu menjadi sangat penting dilakukan bagi pemerintahan presiden periode 2019-2024 mendatang. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan dalam mewujudkan rekonsiliasi. Salah satu seperti rekonsiliasi dalam perbaikan relasi yang diupayakan Partai Demokrat dengan Partai Demokrasi Indonesia- Perjuangan (PDIP) pasca-pilpres 2019. Kebekuan hubungan antara PDIP dan Partai Demokrat mulai terlihat mencair sejak Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri menghadiri upacara pemakaman Ani Yudhoyono. Dilanjutkan dengan kunjungan yang dilakukan oleh Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono ke kediaman Megawati pada hari pertama Idul Fitri. Hal ini juga didukung oleh pendapat Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Ahmad Basarah yang mengatakan bahwa pada dasarnya PDIP dapat berkoalisi dengan partai mana pun dalam pembentukan pemerintahan mendatang, sehingga tidak menutup kemungkinan bila PDIP akan berkoalisi dengan Partai Demokrat. Terlebih, dalam sejumlah pemilihan kepala daerah PDIP dan Partai Demokrat telah terbukti berhasil menjalin koalisi secara terbuka (cnnindonesia.com, 9 Juni 2019). 26

27 Meskipun demikian, kurang tepat bila konsep rekonsiliasi hanya diterjemahkan sebagai upaya untuk membuat partai non-pendukung maupun oposisi menjadi partai propemerintah. Rekonsiliasi tidak dapat hanya diartikan menjadi keturutsertaan pihak oposisi atau lawan politik di dalam kabinet pemerintahan. Sebaliknya, rekonsiliasi dimaksudkan agar setiap pihak bersedia untuk menyamakan visi dan misi mereka demi tercapai tujuan yang sama. Oleh sebab itu, meskipun rekonsiliasi dilakukan namun pihak oposisi juga harus tetap menjadi pihak yang mengawal jalannya pemerintahan. Hal ini penting agar pemerintahan yang berjalan tidak berkuasa secara mutlak dan mengarah ke otoriter. Dalam pemerintahan posisi oposisi tidak berarti harus menentang seluruh kebijakan pemerintah, namun dapat menawarkan solusi atas sebuah permasalahan yang dihadapi bangsa. Oposisi menjadi aktor yang terus mengevaluasi kinerja pemerintah, menawarkan ide-ide alternatif membangun bangsa, serta menjadi penyalur aspirasi rakyat untuk terciptanya kinerja pemerintah yang efektif. Peran oposisi dapat dilakukan oleh partai yang tidak berada dalam kabinet pemerintahan melalui DPR RI. DPR RI merupakan lembaga negara yang anggotanya juga dipilih langsung oleh rakyat untuk membawa aspirasinya. Oleh sebab itu, sebagai lembaga yang merepresentasikan kehendak rakyat dan memiliki fungsi pengawasan terhadap kinerja pemerintah, DPR RI dapat menjalankan fungsinya dengan selalu melakukan evaluasi terhadap kebijakan pemerintah. Pembentukan Kabinet Meskipun peran oposisi penting dalam jalannya pemerintahan sebuah negara, seringkali konsep rekonsiliasi hanya diartikan bahwa setiap partai pendukung lawan perlu berdamai dengan turut masuk dalam kabinet presiden pemenang pemilu. Kondisi tersebut membawa masyarakat pada munculnya wacana untuk memasukkan koalisi Prabowo-Sandi ke dalam kabinet pemerintahan. Hal ini tentu menimbulkan pro dan kontra. Bagi masyarakat yang pro masuknya kubu Prabowo-Sandi dalam kabinet merupakan perwujudan konkrit dari rekonsiliasi politik di Indonesia. Sementara itu, bagi masyarakat yang kontra masuknya kubu lawan kedalam kabinet dapat menimbulkan perasaan kecewa karena kerja keras dalam pemenangan Pemilu Presiden tidak membawa mereka masuk dalam posisi-posisi strategis di pemerintahan. Selain itu, tentu saja bila terlalu banyak partai politik dalam kabinet maka pemerintahan akan sulit untuk berjalan efektif. Banyaknya suara yang harus disalurkan dapat membuat proses pengambilan keputusan berjalan lama dan sulit untuk mengambil kebijakan terbaik. Hal ini menyiratkan bahwa presiden memang tidak selalu perlu untuk mengundang setiap partai untuk bergabung dalam kabinet. Terlebih karena sebelum pemilu partaipartai peserta pemilu telah merapat menjadi dua kubu yang menjadi rival. Komposisi masing-masing dukungan dari partai-partai tersebut sudah membuat siapapun kubu calon presiden yang memenangkan pemilu akan memiliki koalisi yang gemuk. Dengan demikian, kubu oposisi lebih baik dalam menjalankan fungsinya sebagai alat penyeimbang (check and balance) bagi kubu pemerintah. Komposisi partai yang memberi dukungan terhadap calon presiden

Jokowi pada Pemilu Presiden 2019 dapat dilihat dari tabel 1. Tabel ini juga dapat memberikan gambaran bagaimana perkiraan komposisi partai yang akan mengisi kabinet pemerintahan pada periode mendatang. Jika melihat tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa pada dasarnya setiap partai politik bebas menentukan untuk menjadi pendukung koalisi ataupun oposisi sesuai kepentingan partai politiknya. Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa baik dalam pilpres tahun 2014 maupun pilpres tahun 2019 komposisi partai pendukung Jokowi sudah cukup besar. Pada tahun 2014, awal pembentukan kabinet, ada 15 (lima belas) orang menteri yang berasal dari partai politik, sedangkan 19 (sembilan belas) orang menteri lainnya berasal dari kalangan profesional. Sebanyak 15 (lima belas) orang menteri yang berasal dari partai merupakan kader dari partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat. Partai dalam koalisi tersebut ialah PDIP, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Keberadaan mereka dalam kabinet juga sesuai dengan posisi partai dalam memperoleh suara di legislatif. Saat itu PDIP berada pada urutan no 1 sehingga menempatkan 5 kadernya pada posisi menteri. PKB yang berada di urutan ke 5 suara legislatif dan urutan kedua terbesar dalam Koalisi Indonesia Hebat saat itu menempatkan 4 kadernya pada posisi menteri. Partai Nasdem yang berada dalam posisi ke 8 suara legislatif dan posisi ke 3 dalam koalisi tersebut menempatkan 3 kadernya pada posisi menteri. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menempatkan 1 kadernya pada posisi menteri dan Partai Hanura menempatkan 2 kadernya pada posisi menteri (Kompas.com, 26 Oktober 2014). Data ini juga menunjukkan bahwa partai politik dapat mengubah posisinya setelah proses rekonsiliasi. Contohnya terlihat dari dukungan PPP dan Partai Amanat Nasional (PAN). Pada masa sebelum pilpres tahun 2014 kedua partai sebelumnya tidak mendukung calon presiden Jokowi, namun setelah rekonsiliasi pasca-penetapan pemenang pilpres kedua partai tersebut menjadi pendukung presiden dan turut mengutus kadernya dalam kabinet pemerintahan. 28 2014-2019 (sebelum pilpres 2019) Pendukung Jokowi PDIP, PKB, Nasdem, Hanura, PKPI Non-Pendukung Gerindra, PPP, PBB, PAN, PKS, Golkar, Demokrat** Tabel 1. Peta Koalisi Pendukung Jokowi Pasca-Pilpres 2019 Pemilu 2019 Pendukung Jokowi PDIP, PKB, Nasdem, Hanura, PKPI, PPP*,PAN*,Golkar Non-Pendukung Gerindra,PPP,PBB,PAN, PKS,Golkar,Demokrat** Pendukung Jokowi PDIP 19,33%, Golkar 12,31%, PKB 9,69%, Nasdem 9,05%, PPP 4,52% Tidak Lolos Parlementary Threshold 4% Hanura, PSI, Perindo, PKPI Non-Pendukung Gerindra, PKS, Demokrat, PAN *Bergabung menjadi pendukung setelah pilpres di menangi pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla **Partai demokrat berdiri sendiri tanpa koalisi Sumber :Litbang Kompas/IWN Kompas, (24 April 2010). Di sarikan dari harian Kompas dan sumber lain.

29 Dengan melihat proporsi menteri tersebut maka untuk periode pemerintahan Jokowi mendatang kemungkinan posisi menteri kembali akan diduduki oleh PDIP, Partai Golongan Karya (Golkar), PKB, Nasdem, dan PPP karena keberadaan partai tersebut menguasai 60,7% dari total 575 kursi di DPR. Tanpa menambah partai di luar partai pendukung, konsolidasi yang sudah ada sudah cukup besar dan sudah cukup untuk membuat pemerintahan Jokowi leluasa menentukan arah perpolitikannya. Bila hal tersebut terjadi, maka Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, dan PAN dapat menjadi oposisi yang mengawasi setiap kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu meskipun rekonsiliasi perlu untuk dilakukan namun pemerintahan Jokowi 2019-2024 mendatang tidak selalu harus turut memasukkan oposisi dalam kabinet pemerintahan. Bahkan meskipun rekonsiliasi dilakukan dengan memasukkan partai nonpendukung ke dalam kabinet pemerintahan wakil presiden Jusuf Kalla menilai bahwa wajar jika ada partai tertentu yang mendapat porsi besar untuk jatah menteri. Hal ini karena partai tersebut telah menjadi mesin politik bagi pemenangan paslon dalam Pilpres (Media Indonesia, 1 Juli 2019). Dengan kata lain meskipun rekonsiliasi dengan pihak non-pendukung dilakukan, namun kinerja mesin partai dalam mendukung kemenangan pasangan calon presiden dalam pilpres sebaiknya dilanjutkan melalui dukungan partai tersebut dalam kinerja pemerintahan juga. Penutup Berdasarkan hal tersebut di atas maka posisi menteri dalam kabinet pemerintahan periode Jokowi periode 2019-2024 diperkirakan masih tetap akan lebih banyak diisi oleh pihak dari partai pendukung. Namun, tidak tertutup berbagai kemungkinan dan peluang mengingat bahwa jabatan kabinet merupakan hak prerogatif presiden. Meskipun demikian, hal yang harus menjadi perhatian setiap pihak ialah perlu adanya sebuah rekonsiliasi politik yang membawa kebaikan bagi bangsa. Dalam hal ini rekonsiliasi politik pasca-pilpres 2019 ialah untuk mempertemukan pihak yang berlawanan saat pemilu namun kembali bekerja sama untuk membangun komunikasi demi terciptanya pemerintahan yang efektif dan kondusif pada periode mendatang. DPR RI sebagai lembaga dengan fungsi pengawasan perlu untuk terus bersinergi dengan pemerintah sekaligus tetap obyektif dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas jalannya pemerintahan periode 2019-2024 mendatang. Proses check and balances harus terus dilakukan oleh DPR RI agar kebijakan yang dikeluarkan pemerintah membawa dampak bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara terutama pada periode 2019-2024 mendatang. Referensi Hasil Hitung Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2019, https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ ppwp/hitung-suara/ diakses pada 2 Juli 2019.

Ini 15 Menteri Jokowi yang Berasal dari Partai Politik, https:// nasional.kompas.com/ read/2014/10/26/18101431/ini.15. Menteri.Jokowi.yang.Berasal.dari. Partai.Politik, diakses pada 2 Juli 2019. John Paul Lederach. (1999). Building Peace: Sustainable Reconciliation in Divided Societies. Washington DC : United States Institute of Peace Press. Jokowi Isyaratkan Kementrian Baru, Media Indonesia, 3 Juli 2019, hal 1. Mahfud MD Dalam Politik di Indonesia Rekonsiliasi Selalu Terjadi, Detik. com, 30 Juni 2019 https://news. detik.com/berita/d-4605489/ mahfud-md-dalam-politik-diindonesia-rekonsiliasi-selalu-terjadi, diakses 4 Juli 2019. Membangun Etika Koalisi dan Oposisi, Media Indonesia, 1 Juli 2019, hal 2. PDIP Sebut Sudah Biasa Koalisi Dengan Demokrat, https:// www.cnnindonesia.com/nasio nal/20190608233406-32-401824/ pdip-sebut-sudah-biasa-koalisidengan-demokrat, di akses 08 Juli 2019. Pemerintah Butuh Oposisi di DPR, Kompas, 24 April 2019, hal. 11. 30 Juniar Laraswanda Umagapi juniar.umagapi@dpr.go.id Debora Sanur L. debora.sanur@dpr.go.id Juniar Laraswanda Umagapi S.IP.,M.A lahir di Tidore, 13 Juni 1993. Menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2014 dan Pendidikan S2 Ilmu Politik di National Research University Higher School of Economics Moscow Rusia pada tahun 2017. Saat ini menjabat sebagai calon peneliti pertama di bidang politik dalam negeri pada Pusat Penelitian,Badan Keahlian DPR RI. Debora Sanur L., S.Sos, M.Si., menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia pada tahun 2005 dan pendidikan S2 Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 2008. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Muda Ilmu Politik dan Pemerintahan Indonesia pada Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan melalui buku dan jurnal, antara lain: Urgensi Membangun Parlemen Modern (2015), Upaya Penanggulangan Terorisme ISIS di Indonesia Dalam Melindungi Keamanan Nasional (2016), dan "Evaluasi Terhadap Pemekaran Daerah dan Potensi Penggabungan Daerah" (2016). Info Singkat 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI http://puslit.dpr.go.id ISSN 2088-2351 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi tulisan ini tanpa izin penerbit.