1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, batas-batas perdagangan antar negara telah semakin terbuka. Suatu negara sudah tidak dapat mengisolasi dirinya dari interaksi terhadap negara lainnya. Dengan semakin majunya teknologi yang ada membuat informasi tersebar dengan cepat bahkan dapat diterima secara real-time oleh negara yang berada di ujung belahan dunia lainya. Kondisi ini memicu terjadinya era perdagangan bebas dimana setiap negara dapat melakukan perdagangan dengan negara lain tanpa kesulitan seperti masa lalu. Melihat kondisi tersebut, perusahaan-perusahaan disetiap negara harus bersiap-siap menghadapi persaingan global. Persaingan global ini menuntut perusahaan untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang semakin ekstrem dimana perusahaan yang tidak dapat beradaptasi akan menghadapi kebangkrutan dan hal-hal lainnya yang tidak menguntungkan. Perusahaan harus memiliki competitve advantage agar dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Setiap perusahaan harus sadar bahwa pada kondisi tersebut konsumen akan semakin pintar karena semakin banyaknya pilihan yang tersedia bagi keperluannya. Mereka semakin sadar biaya (cost consious) dan sadar nilai (value consious) dalam memperoleh produk dan jasa. Untuk itu perusahaan harus menciptakan value bagi konsumennya melalui barang dan jasa yang ditawarkan sehingga keinginan mereka terpenuhi dan pada
2 akhirnya akan memberikan perusahaan daya saing yang lebih besar. Perusahaan harus semakin peduli akan keinginan konsumen mereka. Secara umum konsumen menginginkan suatu produk dan jasa yang berkualitas dengan harga yang murah dan kompetitif serta memperolehnya dengan pelayanan yang memuaskan dari perusahaan. Hal inilah yang harus disadari oleh perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang diinginkan adalah dengan menetapkan Total Quality Management (TQM). TQM merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya (Nasution, 2005:22). TQM juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi secara terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia (Gaspersz, 2005:6). Dengan demikian TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Salah satu perusahaan Indonesia yang menerapkan Total Quality Management adalah PT. Perusahaan Listrik Negara (PERSERO), atau yang biasa kita sebut PT. PLN. Untuk mempertahankan nilai kompetitifnya, PT. PLN harus lebih efisien dan efektif dalam mengelolah organisasinya.
3 Fenomena penerapan TQM ini menjadi suatu wacana dalam dunia bisnis dimana perusahaan memandang bahwa program ini akan membawa keuntungan bagi perusahaan di masa depan. Keberhasilan program ini tidak dapat langsung diukur pada saat program tersebut dijalankan. Seberapa besar pengaruh program tersebut bagi perusahaan serta kapan program tersebut mencapai sasaran yang diinginkan menjadi latar belakang dan dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan TQM terhadap Produktivitas tenaga kerja dan return on investment perusahaan dengan judul Analisis Pengaruh Penerapan Total Quality Management Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja dan Return on Investment Perusahaan (studi kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka beberapa masalah pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana efektifitas penerapan Total Quality Management di perusahaan. 2. Bagaimana Produktivitas Tenaga Kerja perusahaan 3. Bagaimana Return on Investment perusahaan 4. Bagaimana manfaat penerapan Total Quality Management terhadap produktivitas tenaga kerja di perusahaan. 5. Bagaimana manfaat penerapan Total Quality Management terhadap Return on Investement perusahaan.
4 1.3 Pembatasan Masalah Agar penelitian dapat dilakukan dengan tepat sasaran sesuai dengan judul diatas, maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan di satu tempat studi kasus. 2. Data yang diambil merupakan data yang merangkum kegiatan perusahaan secara keseluruhan yang terkait dengan ketiga variabel penelitian. 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian. Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan penerapan Total Quality Management pada PT. PLN kemudian diolah dan dianalisis dalam rangka penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Widyatama. Adapun yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui keefektifan penerapan Total Quality Management di perusahaan 2. Untuk mengetahui manfaat penerapan Total Quality Management terhadap Produktivitas tenaga kerja. 3. Untuk mengetahui manfaat penerapan Total Quality Management terhadap Return on Investment perusahaan.
5 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain: 1. Bagi peneliti: Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman mengenai pengaruh penerapan Total Quality Management di perusahaan, juga memahami bagaimana menganalisis dan memecahkan masalah-masalah tersebut menggunakan teori-teori yang didapat dari bangku kuliah. 2. Bagi perusahaan: Sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan strategis dan sebagai masukan mengenai keberhasilan program tersebut. 3. Bagi Investor: Sebagai bahan masukan dan alat bantu penilaian dalam pengambilan keputusan. 4. Bagi pihak lain: Terutama rekan-rekan mahasiswa, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan menjadi bahan referensi, khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 1.6 Kerangka Pemikiran Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami tekanan akibat krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997. Krisis ini membuat dunia industri di Indonesia mengalami kemunduran yang cukup untuk membuat ekonomi makro di negara ini sulit untuk berkembang. Hal ini merupakan pukulan
6 telak bagi negara kita yang membuat kita harus berbenah dari awal untuk menata kehidupan perekonomian kita. Secara bertahap namun pasti, perekonomian Indonesia mulai dapat mengatasi krisis tersebut. Dunia usaha mulai kembali ke jalurnya dengan melakukan berbagai cara yang diperkirakan dapat membantu dalam perbaikan ekonomi perusahaan-perusahaan. Namun dengan seiring bangkitnya kembali ekonomi Indonesia, petumbuhan tersebut juga meningkatkan persaingan yang cukup tinggi diantara perusahaan-perusahaan yang ada. Hal ini dipacu juga dengan berkembang pesatnya teknologi informasi yang secara signifikan mempengaruhi prilaku bisnis terhadap era globalisasi. Kondisi ini menyebabkan seluruh dunia menjadi borderless. Untuk menghadapi kondisi tersebut, perusahaan-perusahaan dituntut dapat beradaptasi dan mengantisipasinya. Perusahaan harus mampu menjawab tantangan perubahan yang menanti. Jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, maka perusahaan akan berhadapan dengan kondisi yang tidak diinginkan. Perubahan-perubahan itu harus diatasi dengan strategi yang jitu. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi kondisi ekonomi dengan tingkat persaingan tinggi dan tanpa batas adalah dengan menerapkan Total Quality Management. TQM adalah perpaduan semua fungsi dari satu perusahaan yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Nasution, 2005:22). TQM memiliki sepuluh unsur utama yaitu: fokus pada pelanggan; obsesi terhadap kualitas; pendekatan ilmiah; komitmen jangka panjang; kerjasama tim;
7 perbaikan sistem secara berkesinambungan; pendidikan dan pelatihan; kebebasan terkendali; kesatuan tujuan; dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Menurut Hensler dan Brunell (dalam Nasution, 2005:30) ada empat prinsip utama dalam TQM yaitu: a. kepuasan pelanggan b. respek terhadap setiap orang c. manajemen berdasarkan fakta d. perbaikan berkesinambungan Dengan penerapan TQM diharapkan perusahaan akan mencapai dua sasaran yaitu: 1) perusahaan dapat meningkatkan jumlah output dari produk atau jasa yang bebas dari kegagalan atau kerusakan, dan 2) perusahaan dapat meningkatkan posisinya di dalam persaingan. TQM dapat menjadi suatu solusi bagi perusahaan sebagai kontrol dalam menjaga kualitas output produk atau jasa yang dihasilkan. Dengan TQM, diharapkan produksi barang atau jasa dapat lebih terkontrol sehingga kerusakan barang dan jasa dapat dikurangi secara signifikan melalui tahapan-tahapan kerja berdasarkan TQM. Pada saat jumlah output yang rusak berkurang, maka semakin banyak output yang dihasilkan dapat dijual untuk dikonversikan menjadi kas. Dengan meningkatnya jumlah output yang dapat dijual secara otomatis dapat mengurangi biaya produksi atau jasa tersebut perunitnya. Sementara itu, jika posisi perusahaan dalam persaingan meningkat sesuai harapan, maka hal itu berarti market share perusahaan bertambah. Kondisi ini
8 dapat membawa angin segar bagi perusahaan karena dengan demikian perusahaan dapat memiliki daya jual kepada konsumen sehingga perusahaan dapat memiliki kemampuan untuk menentukan dan mengendalikan harga jual produk dan jasa. Dengan semakin besarnya market share yang dimiliki perusahaan dan kemampuan dalam mengendalikan harga, maka penghasilan perusahaan juga akan meningkat mengikuti tren perubahan tersebut karena pada titik tersebut perusahaan telah memiliki competitive advantage. Pada saat perusahaan telah dapat mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas dalam bentuk kemampuan untuk menekan biaya produksi per unit produk dan meningkatkan penghasilan dari hasil penjualan produk dan jasa tersebut, maka perusahaan berarti telah berhasil meningkatkan profitabilitas dan produktivitasnya. Jadi semua itu dapat berawal dari penerapan TQM dalam perusahaan yang akan membawa dampak kepada produktivitas tenaga kerja dan Return on investment perusahaan. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis dengan pendekatan studi kasus. Menurut Moh. Nazir, Ph.D. (1999:63), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dimana tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
9 Sedangkan definisi studi kasus Menurut F.N. Maxfield (dalam Moh. Nazir, Ph.D., 1999:63), Studi kasus adalah penelitian tentang status objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan dari studi kasus adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang dan sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas, akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Pengumpulan data primer, dilakukan dengan mengadakan studi lapangan (field research) ke perusahaan yang menjadi objek penelitian, dimana metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara: a. Wawancara (interview): mengadakan tanya jawab dengan bagian akuntansi dan keuangan serta bagian terkait lainnya. b. Observasi dan Dokumentasi (observation and documentation): mengadakan pengamatan secara langsung untuk melakukan dokumentasi. c. Kuesioner (questionair): merupakan daftar pertanyaan yang terkait dengan judul. Kuesioner ini dibagikan kepada responden yang terkait dengan permasalahan. 2. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara: a. Studi kepustakaan (library research). Untuk keperluan studi literatur, penulis mencari referensi dari berbagai buku dan jurnal yang terkait dengan masalah
10 akuntansi manajemen, akuntansi keuangan, Total Quality Management, dan bahan literatur terkait lainnya. b. Studi internet (internet research). Sehubungan dengan keterbatasan sumber referensi dari perpustakaan yang ada, maka penulis juga melakukan browsing pada situs-situs terkait untuk memperoleh tambahan data relevan lain yang diperlukan. 1.8 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada PT. PLN RAYON KOTA TANJUNGPINANG. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan oktober 2006 sampai dengan selesai.