B. RUANG LINGKUP TUGAS



dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR INFORMASI PUBLIK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT

JENIS, PROSEDUR DAN PERSYARATAN PELAYANAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI DOMPU NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN DOMPU BUPATI DOMPU

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

STANDAR PROSEDUR PELAYANAN SISTEM LOKET PADA BIDANG KEPANGKATAN, PENGGAJIAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI BKD DAN DIKLAT KOTA PALEMBANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN AGAM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Sudirman Nomor 1 Telp. (0752) Fax. (0752) Lubuk Basung

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIK PEMERIKSAAN BIDANG KEPEGAWAIAN

LAYANAN KEPEGAWAIAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KAB.SIJUNJUNG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS SEKRETARIAT DAERAH

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI TENAGA HONORER

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

SOP 1 SUBAG. TENAGA ADMINISTRASI

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

LAYANAN KEPEGAWAIAN. Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah PERMOHONAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pembahasan Tgl. 9 Desember 2013 BUPATI SERANG RANCANGAN PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 85 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

INSTANSI : DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PROVINSI NTB

NO. HARI/TANGGAL KECAMATAN SENIN, 28 SEPTEMBER 2015 TEJAKULA -

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PENERBITAN SURAT TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, KETERANGAN BELAJAR DAN IZIN PENGGUNAAN GELAR DI KABUPATEN BLORA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

Kelompok Dokumen / Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN SEKRETARIAT DAERAH Jl. Alun-alun Utara No. 1 Telp. ( 0285 ) ( Hunting ) Fax.

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2014

LOKET PELAYANAN SUB BIDANG MUTASI DAN PEMINDAHAN PEGAWAI NON JABATAN

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

Format Surat Pernyataan Tidah Pernah / Tidak Sedang menjalani hukuman disiplin SURAT PERNYATAAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INDEKSPERATURANPERUNDANG-UNDANGAN BIDANGKEPEGAWAIAN

Kenaikan Pangkat PNS Periode 1 April 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PANITIA SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA KEPALA DINAS KESEHATAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus :

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) URUSAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT

10 menit. 20 menit. 5 hari. PENGELOLA ADMINISTRASI UMUM KEPEGAWAIAN : 7. Mengetik jadi job description yang telah disetujui pimpinan.

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2009 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum di Lingkungan Departemen Dalam Negeri;

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan sebagai bahan pertimbangan selanjutnya. Atas perkenannya disampaikan terima kasih.

JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEJABAT NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN) 2 tahun setelah semua diangkat PNS

Jenis Pelayanan Penerimaan Surat Masuk. Pemerintah Kota Madiun/ dari instansi vertikal dan stakholder. PROSEDUR PENERIMAAN SURAT MASUK prosedur

Jl. Raya Kayu Aro Sukarami KM.20 Arosuka Telp/Fax. (0755) Web Site

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan.

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERHENTIAN PNS DENGAN HAK PENSIUN DI KABUPATEN BLORA

SERI PANDUAN SDM KENAIKAN PANGKAT ATAU GOLONGAN PEGAWAI

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

KENAIKAN PANGKAT ASN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Kepada Yth. Kepalaa Kantor Kementerian Agama Kab./Kota Se-Provinsi Bengkulu

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Transkripsi:

A. PENDAHULUAN Badan Kepegawaian Daerah adalah merupakan salah satu unsur pendukung tugas Kepala Daerah di bidang pengelolaan Pegawai Negeri Sipil di daerah dengan sistim dan prosedur yang diatur dalam perundang-undangan dan dalam tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. B. RUANG LINGKUP TUGAS Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan sesuai Peraturan Bupati Magetan Nomor 74 Tahun 2008, memiliki tugas pokok dan fungsi yaitu membantu Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan dalam melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang meliputi perencanaan, penggajian, pemberhentian, pembinaan, kedudukan, hak, kewajiban, tanggung jawab, larangan, sanksi dan penghargaab serta Pensiun. C. FUNGSI Guna mendukung pelaksanaan tugas pokok tersebut Badan Kepegawaian Daerah menyelenggarakan beberapa fungsi antara lain: 1. Penyiapan penyusunan dan menghimpun Peraturan Daerah dibidang Kepegawaian sesuai dengan norma standart dan prosedur yang ditetapkan pemerintah. 2. Perencanaan dan pengembangan Kepegawaian Daerah. 3. Penyiapan kebijaksanaan teknis pengembangan Kepegawaian Daerah. 4. Penyiapan pelaksanaan pengadaan pengangkatan kenaikan pangkat, pemindahan dan pemberhentian PNS Daerah sesuai dengan norma dan standart serta prosedur yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangundangan. 5. Pelayanan administrasi kepegawaian dan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural dan fungsional sesuai peraturan yang telah ditetapkan. 6. Penyiapan dan penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan norma, standart dan prosedur yang telah ditetapkan. 7. Penyiapan penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan norma, standart dan prosedur yang telah ditetapkan. 8. Penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Sipil. 9. Pengelolaan Sistim Informasi Kepegawaian Daerah. 10. Penyampaian Informasi Kepegawaian Daerah kepada Badan Kepegawaian Negara.

RANGKUMAN KEGIATAN BIDANG INFORMASI KEPEGAWAIAN ( INKA ) Berdasarkan Peraturan Bupati Magetan Nomor 74 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan bahwa Bidang Informasi Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan dalam mengelola tata usaha kepegawaian, perumusan peraturan perundangundangan di bidang kepegawaian, pembinaan disiplin pegawai dan upaya peningkatan kesejateraan pegawai, serta membangun Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Magetan, bahwa Bidang Informasi Kepegawaian (INKA) membawahi 2 (dua) sub bidang yaitu : 1. Sub Bidang Data dan Tata Usaha Kepagawain 2. Sub Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai Ruang lingkup kegiatan Bidang Diklat sebagaimana terjabarkan pada tugas pokok dan fungsi masing-masing sub bidang sebagai berikut : 1. SUB BIDANG DATA DAN TATA USAHA KEPEGAWAIAN 1.1. DAFTAR PENILAIAN PEKERJAAN PEGAWAI (DP-3) A. Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor.10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. 3. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 02/SE/1980 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. 4. Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K.26-30/V.22-4/99. 5. Surat Keputusan Bupati Magetan Nomor 188/120/Kept./403.013/2010 tentang Penetapan Pejabat Penilai dan atasan Pejabat penilai Dalam Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil dilingkup Pemerintah Kabupaten Magetan. B. Sasaran CPNS dan PNS (staf, pejabat struktural maupun pejabat fungsional) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan. C. Lama waktu penyelesaian : Waktu penyelesaian penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan

D. Sifat Dan Pengunaan DP-3 1. Sifat a. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan adalah bersifat rahasia oleh sebab itu Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut harus disimpan dengan baik dan dipelihara dengan baik pula. b. Daftar] Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan hanya dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, Pejabat Penilai, Atasan Pejabat Penilai, atasan dari Atasan Pejabat Penilai ( sampai yang tertinggi ) dan atau pejabat lain yang karena tugas atau jabatannya mengharuskan ia mengetahui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. 2. Penggunaan a. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan digunakan sebagai bahan melaksanakan pembinaan PNS antara lain dalam mempertimbangkan penempatan dalam jabatan, pemindahan, kenaikan gaji berkala, dan lain lain. b. Nilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan suatu mutasi kepegawaian dalam tahun berikutnya, kecuali ada perbuatan tercela dari PNS yang bersangkutan yang dapat mengurangi atau meniadakan nilai tersebut. c. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, baru berlaku setelah ada pengesahan dari Atasan Penilai. E. Prosedur Pelaksanaan Prosedur Pembuatan DP-3 sesuai bagan/alur sebagai berikut : Sebagai dasar Pejabat Penilai dalam penilaian : - DP-3 tahun sebelumnya Pejabat Penilai memberikan penilaian Sebagai Dasar Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai SK Bupati Magetan Nomor: 188/120/Kept./403.013/2010 Proses pengetikan DP-3 berdasarkan format PP 10 Tahun 1979 Tanda Tangan Pejabat Penilai Tanda Tangan PNS yang dinilai Tanda Tangan Atasan Pejabat Penilai Bilamana keberatan hasil penilaian, mengajukan keberatan sesuai herarkisnya. F. Hasil / Output Terbitnya Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai ( DP-3 ).

1.2. DAFTAR URUT KEPANGKATAN A. Dasar Hukum 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang dasar 1945; 2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999. 3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urut Kepangkatan. B. Sasaran PNS di lingkup Pemerinintah Kabupaten Magetan C. Lama waktu penyelesaian : Waktu penyelesaian pembuatan Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan D. Ukuran yang digunakan untuk menetepkan nomor urut dalam DUK a. Pangkat; b. Jabatan; c. Masa Kerja; d. Latihan Jabatan; e. Pendidikan; dan f. Usia E. Prosedur Pelaksanaan Prosedur Pembuatan Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil sesuai bagan/alur sebagai berikut: Print Out Konsep DUK Konsep DUK dikirim per SKPD Pembetulan / Verivikasi Data PNS di masing-masing SKPD Data DUK yang sudah diperbaiki oleh SKPD dikirimkan kembali ke BKD Verivikasi oleh Tim Validasi Data Print Out DUK Bilamana data kurang lengkap, diverivikasi kembali bersamaan dengan pengelola kepegawaian di masing-masing SKPD F. Hasil / Output Terpenuhinya Daftar Urut Kepangkatan

1.3. PENDATAAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Dasar Hukum 1. Surat kepala Badan Kepegawaian Daerah Nomor : 800/265/416.204/2001 Tanggal 30 Agustus 2001 perihal Permintaan Laporan Triwulan Pegawai Negeri Sipil 2. Perka BKN No. 18 Tahun 2010 tentang SAPK Online : Prosedur Penetapan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil, Kenaikan Pangkat, Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil, dan Perpindahan Antar Instansi Berbasis Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian secara On- Line (SAPK-OnLine) 3. Surat Keputusan Kepala Badan kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan Nomor 188/12/Kept/403.203/2012 Tanggal September 2012.Tentang Perubahan Surat Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan Nomor 188/01.B/Kept/403.203/2012 tentang Pembentukan Tim Validasi Data Kepegawaian dilingkup Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun anggaran 2012 B. Sasaran PNS di lingkup Pemerinintah Kabupaten Magetan C. Bahan Update Data 1. Laporan Semesteran PNS per SKPD 2. Mutasi data/update data dari masing-masing Bidang Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan D. Lama waktu penyelesaian : Update Data secara continues E. Prosedur Pelaksanaan Prosedur Pendataan PNS sesuai bagan/alur sebagai berikut: 1. Laporan Semesteran PNS per SKPD 2. Mutasi data/update data dari masing-masing Bidang 1. Dikrim ke BKD 2. Update data di masingmasing Bidang dengan program Simpeg Verivikasi oleh Tim Validasi Data BKD Kab. Magetan Print out data untuk dilaporkan secara periodik ke Bapak Bupati Magetan Bilamana data kurang lakurat, diverivikasi kembali bersamaan dengan pengelola kepegawaian di masing-masing SKDP F. Hasil / Output Terpenuhinya data kepegawaian yang valid

2. SUB BIDANG DISIPLIN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI 2.1. PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti pegawai Negeri Sipil. 3. Surat Edaran Nomor : 01/SE/1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil. 4. Keputusan Bupati tanggal 07 Maret 2002 Nomor : 800/41/KEPT./403.204/2002 B. Sasaran tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Cuti Pegawai Negeri SipiL. Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ) dan Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) yang akan mengajukan permohonan izin cuti. C. Prosedur Permintaan dan Pemberian Cuti Bagi CPNS / PNS mengajukan permohonan tertulis kepada atasan atau pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui tahapan dan prosedur sesuai bagan/alur sebagai berikut : DASAR CUTI PNS PP.24 TAHUN 1976 SK. BUPATI MAGETAN Nomor : 800/41/Kept/403.204/2002 Pendelasian wewenang pemberian cuti PNS PNS Mengajukan Permohonan Cuti Kepada atasan langsung : - Cuti Tahunan - Cuti Sakit - Cuti Besar - Cuti Bersalin - Cuti Alasan Penting Cuti diluar Tanggungan Negara : - PNS bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun - Dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun Ditanda tangani Pejabat yang berwenang memberikan cuti PNS Mengajukan permintaan Cuti secara Tertulis kepada Pejabat yang berwenang Cuti diluar Tanggungan Negara hanya dapat diterbitkan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara

F. Hasil/Output Terpenuhinya surat izin cuti bagi Pegawai Penerbitan Kartu Pegawai Negeri Sipil dan Kartu Istri/Suami Pegawai Negeri Sipil A. Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang ijin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil. 3. Keputusan Bersama Menteri dalam Negeri dan Kepala Badan administrasi kepegawaian Negara Nomor 217 Tahun 1974 dan Nomor 070 /KEP/1974 tanggal 16 Nopember 1974 tentang Kartu PegawaiNegeriSipil Daerah. 4. Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 1158 /KEP/1983 tanggal 24 April 1983 tentang kartu Isteri/Suami Pegawai Negeri Sipil. 5. Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara. Nomor 021/Kept./1988 tentang pengunaan Kartu Pegawai Negeri Sipil ( KARPEG. ) dan Kartu istri/suami Pegawai Negeri Sipil ( KARIS/KARSU ) B. Sasaran 1. Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ) yang telah diangkat Pegawai Negeri Sipil ( KAEPEG ) 2. Bagi Pegawai Negeri Sipil pria atau wanita yang telah melangsungkan perkawinan pertama atau kedua ( KARIS/KARSU ). C. Administrasi 1. Persyaratan Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan permohonan penerbitan Kartu Pegawai ( KARPEG) sebagai berikut : a. Foto copy Sah SK. Capeg dan SK. PNS b. Foto copy Sah STTPL Pra Jabatan (Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan) c. Pas Foto hitam putih 2 x 3 d. Masing masing 2 (dua) lembar 2. Persyaratan Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan permohonan penerbitan Kartu Istri / Kartu Suami ( KARIS/KARSU ) sebagai berikut : a. Foto copy Sah SK. Capeg dan SK. PNS b. Foto copy Sah KARPEG c. Foto copy Sah Akta Nikah d. Laporan Perkawinan Pertama e. Pas Foto hitam putih 2 x 3 f. Masing masing 2 (dua) lembar

E. Tahapan dan Prosedur /Alur Bagan Penerbitan Kartu Pegawai ( KARPEG) DASAR PENERBITAN KARIS / KARSU KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 021 / Kept / 1988 PNS mengajukan permohonan KARPEG dengan rekomendasi Kepala Unit, dikirim ke Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan Kepala Badan Kepegawaian Daerah mengajukan dan mengirim berkas ke Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara (BKN) Surabaya BKN Menerbitkan KARPEG Diterima Pegawai Negeri Sipil F. Hasil/Output Terbitnya Kartu Pegawai dan Kartu Istri/Suami 2.3. Perkawinan Dan Perceraian A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang No. 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1983 Juncto Nomor 45 Tahun 1990, tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil. 3. Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 08/SE/1983, tanggal 26 April 1983 tentang perkawinan dan perceraian 4. Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 48/SE/1990 tanggal 22 Desember 1990 B. Sasaran Pegawai Negeri yang akan melakukan Perkawinan dan Perceraian C. Administrasi 1. Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan perceraian, wajib memperoleh surat ijin tertulis atau surat keterangan lebih dahulu dari pejabat. 2. Pegawai Negeri Sipil hanya dapat melakukan perceraian apabila ada alasanalasan yang sah, yaitu salah satu atau lebih alasan dibuktikan surat keterangan dari Kepala Desa / Kelurahan yang diketahuai Camat

3. Surat permintaan ijin perceraian tersebut dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap 2 (dua) D. Prosedur Pelaksanaan Proses ijin perceraian melalui tahapan dan prosedur sesuai bagan/alur sebagai berikut : PROSES IJIN PERCERAIAN PNS Yang Melakukan Perceraian Mengajukan Ijin Perceraian Kepada Pejabat Yang Berwenang Pembinaan Dari Atasan Sebanyak 3 kali Dilaporkan Kepada Pejabat Yang berwenang Dilakukan Pemeriksaan (suami / isteri ) Penerbitan SK Ijin Perceraian Penyampaian Keputusan Ijin Perceraian F. Hasil/Output Pegawai Negeri Sipil yang telah dikabulkan melakukan perceraian akan diberikan Surat Keputusan Bupati tentang pemberian izin perceraian. 2.4. Satyalancana Karya Satya A. Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang No. 43 Tahun 1999. 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 4. Peraturan Pemerintah. Nomor 35 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan

B. Sasaran Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan terhadap Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta penuh dengan pengabdian, kejujuran, kecakapan. C. Administrasi Persyaratan pengusulan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya sebagai berikut : a. Foto copy Surat Keputusan pengangkatan pertama ( CPNS ). b. Foto copy Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) c. Foto copy Surat Keputusan Pangkat terakhir. d. Foto copy Surat Keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir ( apabila menduduki jabatan ). e. DP 3 Tahun terakhir f. Foto copy piagam atau petikan Keppres piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi yang telah memiliki. g. Surat Keterangan tidak pernah dijatuhui hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. h. Daftar Penelitian ( contoh terlampir ) masing masing rangkap 3 ( tiga ) lembar, point a s/d f diligalisir oleh Kepala Unit Kerja. D. Prosedur Pelaksanaan Prosedur penerbitan Penganugrahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya melalui tahapan dan prosedur sesuai bagan/alur sebagai berikut : PENGAJUAN USULAN SATYALANCANA DARI SKPD PENGUSULAN KEPADA BUPATI cq. BKD SIDANG BAPERJAKAT UNTUK MENYELEKSI PNS YANG DIUSULKAN MENDAPAT SATYALANCANA RAPAT BAPERJAKAT DIAJUKAN KEPADA BUPATI UNTUK MENDAPAT PERSETUJUAN DIKIRIM KE MENTERI DALAM NEGERI / SEKRETARIS MILITER ( SESMIL ) TERBITNYA KEPUTUSAN PRESIDEN RI TENTANG SATYALANCANA

F. Hasil /Output PNS yang memenuhi syarat administrasi / ketentuan yang berlaku dan mendapat persetujuan Menteri dalam Negeri / Sekretaris Miiter akan diberikan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 2.5. HUKUMAN DISIPLIN A. Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang No. 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil 3. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil B. Sasaran Pegawai Negeri Sipil yang yang melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan C. Administrasi 1. Laporan Hasil Pemeriksaan ( LHP ) Unit Kerja bagi Pegawai Negeri Sipil apabila PNS tersebut dijatuhi hukuman disiplin ringan 2. Laporan Hasil Pemeriksaan ( LHP ) Unit Kerja bagi Pegawai Negeri Sipil atau Inspektorat apabila dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat setelah mendapat persetujuan Bupati D. Prosedur Pelaksanaan Prosedur hukuman disiplin melalui tahapan dan prosedur sesuai bagan/alur sebagai berikut : 1. HUKUMAN DISIPLIN RINGAN (, TEGORAN LISAN TEGORAN TERTULIS DAN PERNYATAAN TIDAK PUAS SECARA TERTULIS Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Dilakukan pemeriksaan oleh Pejabat berwenang menghukum ( eselon IV, III dan Eselon II Surat Keputusan Hukuman Disiplin Pejabat berwenang menghukum Pegawai Negeri Sipil menerima Surat Keputusan Hukuman Disiplin Pejabat berwenang menghukum

2. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG DAN BERAT Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat Hasil pemeriksan di laporkan Bupati untuk mendapat persetujuan /rekomondasi hukuman disiplin Inspektorat setelah mendapat rekomondasi Bupati dikirim ke BKD BKD memproses Surat Keputusan Bupati tentang hukuman disiplin Surat Keputusan Bupati tentang hukuman disiplin telah terbit Pegawai Negeri Sipil menerima Surat Keputusan Bupati tentang hukuman disiplin F. Hasil /Output Surat Keputusan Bupati / Pejabat yang berwenang menghukum sesuai jenis hukuman disiplin yang dilanggar.

RANGKUMAN KEGIATAN BIDANG PENGEMBANGAN PEGAWAI Berdasarkan Peraturan Bupati Magetan Nomor 74 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Magetan bahwa Bidang Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan sebagain tugas Badan dalam kegiatan pengelolaan pegawai tidak tetap penyusunan formasi, pelaksanaan pengadaan pegawai, mutasi pegawai, dan pengembangan karier pegawai. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Magetan, bahwa Bidang Pengembangan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah membawahi dua sub bidang yaitu : 1. Sub Bidang Formasi dan Pengadaan 2. Sub Bidang Pengelolaan Karier Ruang Lingkup kegiatan Bidang Pengembangan sebagaimana terjabarkan pada tugas pokok dan fungsi masing-masing sub bidang sebagai berikut : 1. SUB BIDANG FORMASI DAN PENGADAAN 1.1. PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CPNS A. Dasar Hukum 1. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 dan Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012. 3. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Silpil. 4. Surat Edaran Bupati Magetan Nomor 814/308/403.204/2006 tentang Tenaga Harian Lepas (THL) B. Sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005, semua Pejabat Pembina Kepegawaian dan Pejabat lain di lingkungan instansi dilarang mengangkat tenaga honorer atau sejenis, kecuali ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. C. Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi CPNS ditegaskan bahwa : 1. Pengangkatan tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai dari APBN dan APBD menjadi CPNS dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Keuangan Negara mulai formasi Tahun Anggaran 2005 sampai dengan formasi Tahun Angaran 2012. 2. Tenaga honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan penghasilannya tidak dibiayai dari APBN dan APBD dapat diangkat menjadi CPNS sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan Negara berdasarkan formasi sampai dengan Tahun Anggaran 2014.

I. PENGANGKATAN TENAGA HONORER YANG DIBIAYAI APBD/APBN MENJADI CPNS a. Persyaratan : 1. Usia paling tinggi 46 (empat puluh enam) tahun dan paling rendah 19 (sembilan belas tahun) pada 1 Januari 2006. 2. Mempunyai masa kerja sebagai tenaga honorer paling sedikit 1 (satu) tahun pada 31 Desember 2005 dan sampai saat pengangkatan CPNS masih bekerja secara terus-menerus. 3. Penghasilannya dibiayai dari APBN / APBD 4. Dinyatakan memenuhi criteria (MK) berdasarkan hasil verifikasi dan validasi yang dilakukan oleh tim verifikasi dan validasi yang dibentuk oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara. 5. Syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. b. Pelaksanaan : 1. Tim verifikasi dan validasi Nasional yang dibentuk oleh Kepala BKN melakukan verifikasi dan validasi terhadap tenaga honorer yang dibiayai APBN/APBD. 2. BKN mengumumkan daftar nama tenaga honorer yg telah diverifikasi dan divalida si oleh Tim verifikasi dan validasi Nasional yang dibentuk oleh Kepala BKN dan dinyatakan memenuhi criteria MK) melalui website. 3. BKN menyampaikan daftar nama tenaga honorer kepada PPK Pusat/ Daerah untuk diumumkan. 4. PPK Pusat/ Daerah mengumumkan tenaga honorer yang memenuhi criteria MK) melalui papan pengumuman, media cetak local dan media online selama 14 (empat belas) hari kalender kepada public. 5. PPK Pusat/ Daerah melakukan penelitian kembali terhadap dokumen tenaga honorer yang memenuhi criteria (MK) terutama apabila terdapat pengaduan/sanggahan/keberatan dari masyarakat. 6. PPK Pusat/ daerah melaporkan hasil pengumuman dan penelitian terhadap tenaga honorer yang dibiayai APBN/ APBD yang memenuhi criteria dan ditandatangani oleh PPK atau paling rendah Sekretaris Daerah kepada Kepala BKN tembusan Menteri PAN dan RB. 7. Tenag honorer yang dalam penelitian dan pemeriksaan karena adanya pengaduan/sanggahan/keberatan dari masyarakat akan dilakukan : a. Desk audit oleh BKN dan BPKP antara lain dalam hal terjadi kekurangan /perbedaan kelengkapan dokumen/berkas persyaratan. b. Audit untuk tujuan tertentu oleh Menteri PAN dan RB dan BPKP antara lain dalam hal terjadi dugaan rekayasa/pemalsuan dokumen/berkas maupun terjadi dugaan tindak pidana dan dilakukan melalui investigasi lapangan. 8. PPK Pusat/ Daerah mengusulkan formasi kepada Menteri PAN dan RB serta tembusannya kepada Kepala BKN. 9. Kepala BKN menetapkan pertimbangan teknis formasi bagi : a. Tenaga honorer yang sudah selesai dilakukan desk audit / audit untuk tujuan tertentu dan b. Tenaga honorer yang setelah diumumkan tidak terdapat pengaduan/sanggahan/keberatan dari masyarakat. 10. Kepala BKN menyampaikan pertimbangan teknis formasi yang diusulkan oleh PPK Pusat / Daerah kepada Menteri PAN dan RB.

11. Menteri PAN dan RB menetapkan formasi berdasarkan pertimbangan teknis Kepala BKN dan menyampaikannya kepada PPK Pusat/ Daerah. 12. Pengangkatan tenaga honorer yang dibiayai oleh APBN /APBD menjadi CPNS untuk mengisi formasi tahun Anggaran 2012 dan ditetapkan pada tahun anggaran berjalan. 13. Apabila dikemudian hari ditemukan data tenaga honorer yang direkayasa/palsu, maka dokumennya tidak dapat diproses sebagai dasar pengangkatan menjadi CPNS dan apabila yang bersangkutan telah diangkat menjadi CPNS/PNS, maka diberhentikan sebagai CPNS/PNS sesuai peraturan perundang-undangan. II. PENGANGKATAN TENAGA HONORER YANG TIDAK DIBIAYAI APBN/APBD MENJADI CPNS a. Persyaratan 1. Usia paling tinggi 46 (empat puluh enam) tahun dan paling rendah 19 (sembilan belas tahun) pada 1 Januari 2006. 2. Mempunyai masa kerja sebagai tenaga honorer paling sedikit 1 (satu) tahun pada 31 Desember 2005 dan sampai saat pengangkatan CPNS masih bekerja secara terus-menerus. 3. Penghasilannya tidak dibiayai dari APBN / APBD 4. Bekerja pada Instansi Pemerintah 5. Dinyatakan lulus seleksi Tes Kompetensi Dasar (TKD) dan Tes Kompetensi Bidang (TKB) Syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan. b. Pelaksanaan : 1. Kepala BKN mengumumkan daftar nama tenaga honorer yang penghasilannya tidak dibiayai APBN/ APBD melalui website. 2. Kepala BKN menyampaikan daftar nama tenaga honorer kepada PPK Pusat/ Daerah untuk diumumkan. 3. PPK Pusat/ Daerah mengumumkan tenaga honorer melalui papan pengumuman, medis cetak local dan media online paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah menerima daftar nama tenaga honorer. 4. Pengumuman oleh PPK Pusat/ Daerah tersebut dilakukan selama 21 (dua puluh satu) hari kalender kepada public. 5. PPK Pusat/ Daerah melakukan penelitian dan pemeriksaan kembali terutama apabila terdapat pengaduan/sanggahan/keberatan dari masyarakat. 6. PPK Pusat/ Daerah menyampaikan hasil pemeriksaan dan tanggapan atas pengaduan keberatan tersebut kepada Kepala BKN dan tembusannya disampaikan kepada Menteri PAN dan RB paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak pengumuman olek PPK. 7. Kepala BKN menyusun dan menetapkan daftar nama (listing) tenaga honorer yang tidak ada pengaduan/keberatan setelah dilakukan uji public dan menyampikan kembali kepada PPK Pusat/ Daerah. 8. Menteri PAN dan RB dan Kepala BKN menyelesaiakan dan memutuskan pengaduan/sanggahan/keberatan setelah dilakukan pengumuman dan uji public oleh PPK Pusat/ Daerah.

9. Kepala BKN menyusun dan menetapkan daftar nama (listing) tenaga honorer yang telah diselesaikan dan diputuskan atas pengaduan/ keberatannya serta menyampaikan kembali kepada PPK Pusat/ Daerah. 10. Peserta seleksi adalah tenaga honorer yang penghasilannya tidak dibiayai APBN dan APBD yang tercantum dalam daftar nama (listing) tenaga honorer. 11. Materi seleksi ujian tertulis sesama tenaga honorer meliputi Tes Kompetensi Dasar (TKD) dan Tes Kompetensi Bidang (TKB). 12. Materi seleksi ujian tertulis TKD berdasarkan kisi-kisi yang ditetapkan oleh Pemerintah. 13. TKD dilaksanakan 1 (satu) kali secara nasional yang waktu pelaksanaannya ditetapkan oleh menteri PAN dan RB. 14. Pembuatan soal dan pengolahan hasil ujian TKD bagi tenaga honorer dilakukan oleh konsorsium Perguruan Tinggi Negeri, yang dibentuk oleh Menteri PAN dan RB bersama dengan Mendikbud. 15. Pelaksanaan TKD pada instansi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota dilaksanakan oleh masing-masing PPK, sedangkan untuk Kabupaten/ kota dikoordinasikan oleh Gubernur selaku Wakil Pemerintah. 16. Penentuan kelulusan TKD ditetapkan berdasarkan nilai ambang batas kelulusan (passing grade) yang ditetapkan oleh menteri PAN dan RB atas pertimbangan Mendikbud dengan memperhatikan pendapat dari konsorsium PTN. 17. Pengumuman kelulusan TKD dilakukan oleh Menteri PAN dan RB berdasarkan nilai hasil ujian yang diolah oleh konsorsium PTN dengan mempertimbangkan masa pengabdian sebagai tenaga honorer. 18. Tenaga honorer yang dinyatakan lulus TKD, wajib mengikuti TKB dengan mempertimbangkan dedikasi yang ditetapkan oleh masing-masing instansi berdasarkan materi ujian dari instansi Pembina Jabatan Fungsional. 19. Waktu pelaksanaan TKB ditetapkan oleh masing-masing PPK, sedangkan untuk Kabupaten/ Kota dikoordinasikan oleh Gubernur selaku Wakil Pemerintah. 1.2. PENYUSUNAN FORMASI PNS A. Dasar Hukum : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil. 3. Peraturan Mentari Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2011 tentang Perhitungan Jumlah Kebutuhan PNS untuk Daerah. B. Persyaratan Penyusunan Formasi : Data Pegawai Negeri Sipil yang valid C. Lama waktu penyelesaian : Waktu penyelesaian penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan

D. Prosedur Penyelesaian : 1. Bagan / Alur Surat edaran kepada SKPD SKPD mengirim data PNS ke BKD Menerima dan meneliti data PNS dari SKPD Menyusun formasi PNS Menerima Mengirim penetapan usulan formasi ke dari Menpan&RB Menyusun rincian usulan formasi Mengirim rincian usulan formasi ke Menpan&RB 2. Penjelasan : - BKD membuat surat edaran untuk meminta data Pegawai Negeri Sipil ke seluruh SKPD. - SKPD mengirim data Pegawai Negeri Sipil yang ada pada SKPD masingmasing. - BKD menerima dan meneliti Data Pegawai Negeri Sipil dari masing masing SKPD. - Menyusun Formasi Pegawai Negeri Sipil. - Mengirim Usulan Formasi Pegawai Negeri Sipil ke Kementerian PAN dan RB. - Menerima Penetapan Formasi dari Kementerian PAN dan RB. - Menyusun Rincian Usulan Formasi. - Mengirim Rincian Usulan Formasi ke MenPAN dan RB. 1.3. PENGADAAN / REKRUTMEN CPNS A. Dasar Hukum : 1. Undang undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kegegawaian. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Formasi PNS. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pengadaan Pegawai. 4. Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000. 5. Peraturan Kepala BKN tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan CPNS. 6. Penetapan Formasi oleh MenPAN dan RB.

B. Persyaratan : - Surat Permohonan / Lamaran - Pas photo hitam putih 3x4 - Foto copy sah ijasah / STTB terakhir dan transkrip - Daftar Riwayat Hidup - Asli + Foto copy sah SKKB/SKCK - Asli + Foto copy sah Surat Keterangan Kesehatan - Asli + Foto copy sah Kartu Tenaga Kerja - Surat Pernyataan Tidak Pernah dihukum dll, bermeterai Rp. 6.000,- - Surat Pernyataan tidak menuntut Penyesuaian Ijasah, bermeterai Rp. 6.000,- Khusus untuk pelamar usia 35 tahun s/d 40 tahun melampirkan dokumen tambahan : - Foto copy sah SK Pengangkatan pertama s/d terakhir - Surat Keterangan Pimpinan Unit tentang Pelaksanaan Tugas terus menerus - Foto copy sah Presensi & SPJ Honorer 2 tahun terakhir dilegalisir pejabat yang berwenang C. Pelaksanaan dan Biaya Pelaksanaan: 1. Tempat : Menyesuaiakan Waktu : Jam dinas / sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 2. Sumber biaya dalam penyediaan pelayanan berasal dari APBD Kabupaten Magetan sesuai yang telah ditetapkan dalam DPA D. Lama waktu penyelesaian pelayanan : Waktu penyelesaian pelayanan yang dibawah kendali BKD mulai dari persiapan sampai dengan penyerahan SK CPNS diperkirakan 4 bulan, sedangkan prosedur pengusulan NIP ke BKN diperkirakan 1 bulan.

E. Prosedur penyelesaian : 1. Bagan/alur Persiapan Pengadaan CPNS Lulus Seleksi Administrasi Pengumuman Pengadaan CPNS Penerimaan dan Penelitian Berkas Lamaran Pelaksanaan Tes Tertulis Pelamar mengirim berkas lamaran secara langsung Berkas tidak memenuhi syarat dikembalikan Pengumuman Hasil Tes Tertulis Pemberkasan Scaning LJK dan Scoring oleh PTN Pelamar yang lulus tes mengumpulkan berkas persyaratan penetapan NIP Entry Data Usul Penetapan NIP Proses di BKN Penerbitan SK CPNS Pembekalan Penyerahan SK CPNS 2. Penjelasan : 1. Persiapan pengadaan CPNS meliputi : a. Penerimaan rincian formasi CPNS dari MenPAN dan RB. b. Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi. c. Lelang pengadaan soal dan lembar jawaban, aplikasi pendaftaran, koreksi lembar jawaban dan Scoring nilai jawaban. d. Pembentukan Panitia Pengadaan. e. Koordinasi dengan pihak lain terkait media informasi, gedung dan perlengkapan pelaksanaan pengadaan CPNS yang lain.

2. Pengumuman pengadaan / rekrutmen CPNS melalui SKPD dan media massa. 3. Pelamar mempersiapkan dan melengkapi berkas lamaran sesuai persyaratan yang telah ditentukan kemudian mengirimkan melalui pos. 4. Pelaksanaan seleksi administrasi berkas lamaran dilakukan oleh BKD : a. Bagi yang tidak memenuhi syarat administrasi berkas lamaran dikembalikan. b. Bagi yang memenuhi syarat administrasi diberikan panggilan dan nomor peserta tes tertulis. 5. Pelaksanaan tes tertulis dilaksanakan secara serentak. 6. Koreksi jawaban tes tertulis (LJK) dilaksanakan oleh PTN yang telah ditunjuk dalam pengadaan soal dan koreksi jawaban. 7. Pengumuman hasil tes tertulis berdasarkan hasil scaning dan scoring LJK peserta tes. 8. Peserta yang lulus tes tertulis segera mengumpulkan dan melengkapi berkas persyaratan untuk pengusulan NIP ke BKN. 9. Menerima dan meneliti berkas serta entry data CPNS. 10. Mengusulkan Penetapan NIP CPNS ke BKN. 11. BKN menyerahkan Penetapan NIP CPNS. 12. Penerbitan SK CPNS berdasarkan Penetapan NIP dari BKN. 13. Pelaksanaan Pembekalan CPNS. 14. Penyerahan SK kepada CPNS 1.4. PENGANGKATAN CPNS MENJADI PNS A. Dasar Hukum : 1. Undang undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kegegawaian. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pengadaan Pegawai. B. Persyaratan Pelayanan : - Foto copy sah SK CPNS - Foto copy sah Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan Prajabatan - DP3 - Asli Hasil Pengujian Kesehatan dari Tim Pengujian Kesehatan C. Lama waktu penyelesaian pelayanan : Proses penerbitan SK dilakukan setelah semua berkas persyaratan CPNS yang memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS telah terkumpul dan diperkirakan waktu penyelesaian mulai dari pengumpulan berkas sampai dengan penyerahan SK PNS kurang lebih 1,5 bulan