PENDAHULUAN. Amerika Selatan, mulai dibudidayakan di Sumatera Utara pada tahun 1903 dan

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1992, pasal 1 ayat 4, benih tanaman yang

KETAHANAN LAPANGAN TANAMAN KARET KLON IRR SERI 100 TERHADAP TIGA PATOGEN PENTING PENYAKIT GUGUR DAUN

TINJAUAN PUSTAKA. Stadium ini ditemukan pada daun daun tua yang sedang membusuk. Jamur ini

KETAHANAN ENAM KLON KARET TERHADAP INFEKSI CORYNESPORA CASSIICOLA PENYEBAB PENYAKIT GUGUR DAUN

TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan sehingga sampai sekarang asia merupakan sumber karet alam.

KETAHANAN ENAM KLON KARET TERHADAP INFEKSI Corynespora cassiicola PENYEBAB PENYAKIT GUGUR DAUN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut ;Divisio : Mycota;

KETAHANAN GENETIK BERBAGAI KLON KARET INTRODUKSI TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN

KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. ton pada tahun 2011 menjadi juta ton pada tahun 2012 (Ditjenbun, 2012).

PENYAKIT Fusarium spp. PADA TANAMAN KARET. Hilda Syafitri Darwis, SP.MP. dan Ir. Syahnen, MS.

PENGARUH PUPUK KALIUM TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA PEMBIBITAN KARET

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH POLA HARI HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA TANAMAN KARET MENGHASILKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Euphorbiaceae, Genus: Hevea, Spesies: Hevea brassiliensismuell.arg.

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX

V. GAMBARAN UMUM KARET ALAM. dikenal dengan nama botani Hevea Brasiliensis berasal dari daerah Amazone di

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

II. TINJAUAN PUSTAKA

JAP PADA TANAMAN KARET

UJI KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN KARET TERHADAP PENYAKIT Corynespora cassiicola DAN Colletotrichum gloeosporioides DI KEBUN ENTRES SEI PUTIH

TINJAUAN PUSTAKA. juga produksi kayu yang tinggi. Penelitian untuk menghasilkan klon-klon karet

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Karet

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8

PERKEMBANGAN PENELITIAN KLON KARET UNGGUL IRR SERI 100 SEBAGAI PENGHASIL LATEKS DAN KAYU

Chart Title. Indonesia 3.5 ha Thailand 2 ha Malaysia 1.5 ha

PENGARUH POLA HARI HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA TANAMAN KARET MENGHASILKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan (William dkk., 1987 in Anzah,2010), sistematika tanaman

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Karet. Budidaya Karet

Charloq 1) Hot Setiado 2)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 314/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN KARET VARIETAS/KLON IRR.104 SEBAGAI VARIETAS/KLON UNGGUL

UJI RESISTENSI KLON IRR SERI 400 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. unggul yang telah dihasilkan dibagi menjadi empat generasi, yaitu: Generasi-1 ( ) : Seedling selected

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class :

HUBUNGAN ANTARA ANATOMI DAUN DENGAN KETAHANAN PENYAKIT GUGUR DAUN PADA TANAMAN KARET SKRIPSI OLEH : RINI JUNITA

RESISTENSI TANAMAN KARET KLON IRR SERI 300 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA

PENGARUH LAMA DAN INTENSITAS HUJAN TERHADAP INFEKSI DAN PERKEMBANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA LIMA KLON KARET

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi penyakit C. gloeosporioides (Penz.) Sacc menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tanaman karet akan mengeluarkan getah atau lebih dikenal dengan sebutan lateks. Lateks keluar pada saat dilakukan penyadapan pada tanaman karet.

I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan

IDENTIFIKASI KARAKTER SPESIFIK UNGGUL KARET BERDASARKAN. Budi Martono Edi Wardiana Meynarti SDI Rusli KODE JUDUL: X.26

I. PENDAHULUAN. Asia tenggara lainnya, yaitu Malaysia dan Thailand, sejak dekade 1920-an sampai sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, et. al, (1967) sistematika tanaman karet adalah

PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) DI KEBUN HAPESONG PTPN III TAPANULI SELATAN

Pengelolaan Pembibitan Karet (Hevea brassiliensis Muel Arg.) di Balai Penelitian Sembawa, Palembang, Sumatera Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet sudah dikenal berabad abad yang lalu.tanaman ini bukan

RESISTENSI PLASMA NUTFAH IRRDB 1981 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN Corynespora. RESISTANCE OF IRRDB 1981 GERMPLASM TO Corynespora LEAF FALL DISEASE

OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS KARET MELALUI PENGGUNAAN BAHAN TANAM, PEMELIHARAAN, SISTEM EKSPLOITASI, DAN PEREMAJAAN TANAMAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data intensitas serangan pada pengamatan I

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet berbentuk pohon, tinggi m, bercabang dan

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

Joko Supriyanto 1 dan Yardha 1

BISNIS BUDIDAYA KARET

II. TINJAUAN TEORITIS. Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) merupakan tanaman asli dari

PENDAHULUAN. Kopi (Coffea sp.) sebagai salah satu komoditi non migas. Kopi memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan pohon dengan ke

PENGARUH KONDISI BATANG BAWAH, KLON BATANG ATAS, DAN WAKTU PELAKSANAAN TERHADAP KEBERHASILAN OKULASI DAN PERTUMBUHAN BIBIT KARET

Jurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau ISSN

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

I. PENDAHULUAN. karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal

PENDAHULUAN. Karet (Heveabrasiliensis) berasal dari benua Amerika dan saat ini. dari USD 1 menjadi USD 1,25 (Palembang Tribun News, 2016) dan Balai

PERTUMBUHAN JENIS MATA TUNAS PADA OKULASI BEBERAPA KLON TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg)

VI ANALISIS FAKTOR FAKTOR SUMBER RISIKO PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI KARET ALAM

Tanggap Beberapa Klon Anjuran dan Periode Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brassilliensis Muell. Arg.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut

KOMPATIBILITAS BATANG BAWAH KARET KLON GT 1 DENGAN MATA ENTRES BEBERAPA KARET KLON GENERASI V

IDENTIFIKASI KLON KARET UNGGUL TINGKAT PETANI SECARA KONVENSIONAL PADA TANAMAN MUDA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

Persembahan alit kepada. serta kmg Didinf; seomg. ibunda Doddy S.M, ayahanda almarhum,

STUDI KARAKTER FISIOLOGIS DAN SIFAT ALIRAN LATEKS KLON KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) IRR SERI 300

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU


BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KERAGAAN MATERI GENETIK KLON KARET HASIL PERSILANGAN TAHUN

PROSPEK PERBANYAKAN BIBIT KARET UNGGUL DENGAN TEKNIK OKULASI DINI Prospect of Rubber Planting Material Propagation with Early Budding Technique

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

TINJAUAN PUSTAKA. karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat seperti : Amerika

TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisi : Angiospermae ; Kelas : Dicotyledonae ; Ordo : Euphorbiales ; Family:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

PENGARUH PENYINARAN ULTRA VIOLET TERHADAP INFEKSI Corynespora cassiicola PATOGEN GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA TANAMAN KARET

Hubungan Jumlah Konidia di Udara 362 (Nurhayati, Nirwati Anwar, Abdul Mazid dan Masayu Elsa Lina

PRODUKTIVITAS KLON KARET IRR SERI-100 DAN 200 PADA BERBAGAI AGROKLIMAT DAN SISTEM SADAP

PENGARUH PUPUK NITROGEN TERHADAP INFEKSI Coryespora cassiicola (Berk & Curt) Wei PADA DAUN KARET DI PEMBIBITAN

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) yang berasal dari Brazilia, Amerika Selatan, mulai dibudidayakan di Sumatera Utara pada tahun 1903 dan di Jawa tahun 1906 (Semangun, 1999). H. brasiliensis merupakan sumber produksi karet alam dunia. Karakteristik karet alam sebagai bahan baku berbagai alat belum dapat digantikan sepenuhnya oleh karet sintetis, apalagi bila berkaitan dengan alat alat kesehatan. Indonesia merupakan negara produsen karet alam dunia terbesar kedua setelah Thailand (Sinaga, 2004). Karet dihasilkan oleh negara negara di Afrika, Amerika Tengah dan Selatan serta Asia. Saat ini 80 % karet dunia dihasilkan oleh Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Sedangkan Srilanka, India, Liberia, dan Nigeria bersama sama menghasilkan 12 %. Sekitar 85 % luas perkebunan karet tersebut dikelola rakyat, selebihnya diusahakan perusahaan perkebunan negara (PTPN), dan perusahaan swasta. Ekspor karet Indonesia pada tahun 2001 menghasilkan devisa sekitar 786 juta US dolar, yang menduduki peringkat kedua terbesar setelah sawit (Sinaga, 2004). Tanaman karet mudah diserang oleh beberapa penyebab. Penurunan produksi lateks terjadi terutama bila tanaman terinfeksi patogen yang menyebabkan gugur daun atau kerusakan dan kematian akar. Kehilangan hasil karena adanya penyakit berkisar antara 20 100 % (Sinaga, 2004). Menurut laporan Ismail Hashim dalam Disease Survey 1998 terdapat 22 jenis patogen

yang telah dilaporkan menimbulkan kerusakan berat pada berbagai sentra pertanaman karet di seluruh dunia. Dari Indonesia tercatat dua jenis penyakit yang paling merugikan, yaitu jamur akar putih yang disebabkan oleh Rigidoporus microporus dan gugur daun karet yang disebabkan oleh Corynespora cassiicola (Riyaldi, 2004). Penyakit gugur daun yang disebabkan jamur C. cassiicola dikategorikan sebagai salah satu penyakit karet yang penting karena mengakibatkan kerugian ekonomi cukup berarti (Situmorang dkk, 1996). Jamur tersebut menyebabkan kerusakan berat pada beberapa klon yang rentan. Di Indonesia penyakit gugur daun Corynespora pertama kali ditemukan pada tahun 1980 di kebun percobaan Sembawa, Propinsi Sumatera Selatan (Sinulingga dkk, 1996). C. cassiicola telah membentuk berbagai ras dengan patogenitas yang cukup bervariasi. Ras patogen ini terdiri dari tiga kelompok besar yaitu : 1. Ras yang beradaptasi terhadap kondisi geografis, 2. Ras yang beradaptasi terhadap tumbuhan inang selain karet, dan 3. Ras yang beradaptasi terhadap klon karet. Ras kelompok pertama dan ketiga termasuk ras yang sangat penting dibandingkan dengan ras kelompok kedua yang biasanya tidak menular ke tanaman karet. Ras kelompok ketiga ini dapat digolongkan dalam 2 ras yaitu : a) Ras yang muncul sebelum tahun 1986 dan b) Ras yang muncul sesudah tahun 1986. Ras kelompok (a) adalah ras yang menyerang klon yang sebelumnya telah rentan (klon kelompok pertama) dan ras kelompok (b) adalah ras yang telah mulai menyerang klon yang sebelumnya tahan (klon kelompok kedua) (Situmorang, dkk, 1996).

Penyakit gugur daun menyebabkan pengguguran daun yang terus menerus terutama jika patogen menyerang pada periode pembentukan daun muda setelah gugur daun alami. Pembentukan daun baru yang berulang ulang menyebabkan mati ujung, terutama pada tanaman muda. Pada tanaman dewasa / telah disadap, pembentukan daun muda yang jelek yang disebabkan oleh penyakit gugur daun seringkali menyebabkan stres fisiologi, menyebabkan kehilangan hasil lateks sampai 45 % (Achuo dkk, 2001). Epidemi penyakit gugur daun Corynespora telah terjadi di negara produsen karet di Asia meskipun sebagian diantaranya terjadi pada klon yang ditanam dalam skala kecil. Timbulnya epidemi ini belum banyak diketahui faktor penyebab utamanya, apakah faktor kerentanan klon karet atau pembentukan ras yang lebih virulen atau pengaruh faktor lingkungan (Situmorang dkk, 1996). C. cassiicola menyerang tanaman karet di pembibitan, kebun entres dan tanaman muda serta tanaman menghasilkan di lapangan. C. cassiicola lebih menyukai daun yang masih muda sampai umur 4 minggu, meskipun daun tua dapat diinfeksinya (Situmorang dkk, 1996). Kebun entres disebut juga dengan kebun kayu okulasi. Kebun entres merupakan klon penghasil mata tunas yang akan digunakan sebagai batang atas dalam perbanyakan tanaman karet secara okulasi. Di kebun entres ditanam klon klon komersil maupun klon harapan (Siagian, 2007). Klon karet anjuran untuk penanaman komersial merupakan klon karet yang telah teruji secara luas, baik dari segi potensi produksi maupun karakteristik sekundernya. Klon klon unggul anjuran memiliki ketahanan

genetik yang berbeda satu sama lain terhadap gangguan penyakit. Bagaimanapun tingkat resistensi klon terhadap penyakit dapat dipengaruhi kondisi agroklimat ( curah hujan dan kelembaban) daerah penanaman (Daslin, 2007). Penggunaan klon tahan merupakan salah satu cara pengendalian penyakit yang terbukti efektif dan efisien pada tanaman karet (H. brasiliensis). Klon Klon yang tahan yang sekarang dibudidayakan pada suatu saat nanti ketahanannya dapat terpatahkan oleh munculnya ras ras fisiologi baru C. cassiicola. Terjadinya proses adaptasi ras patogen tersebut terhadap ketahanan klon karet telah dilaporkan peneliti terdahulu (Hadi, 2003). Agar ketahanan tanaman karet terhadap penyakit gugur daun Corynespora dapat berlangsung lebih lama, maka perlu diciptakan klon klon unggul baru yang mempunyai ketahanan poligenik (Hadi, 2005). Klon Klon seperti AVROS 2037, BPM 24, BPM 107, PB 217, PB 260, PR 255, RRIC 100, RRIC 102, RRIM 712, TM 2 dan TM 9 merupakan klon anjuran dalam skala besar (luas) selama tahun 1996 hingga 1998, dikategorikan sebagai klon yang resisten (Mathew, 2006). Klon klon yang diketahui sangat rentan sampai moderat adalah RRIC 103, KRS 21, RRIM 725, PPN 2058, PPN 2444, PPN 2447, RRIM 600, IRR 104, TM 5, PR 303 dan GT 1 (Soekirman, 2003). Berdasarkan uraian di atas penulis melakukan penelitian yang berjudul uji ketahanan beberapa klon tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) terhadap penyakit gugur daun Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei di Kebun Entres.

Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan beberapa klon tanaman karet (H. brasiliensis) terhadap penyakit gugur daun C. cassiicola di Kebun Entres. Hipotesis Penelitian 1. Klon tanaman karet yang berbeda mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap penyakit gugur daun yang disebabkan oleh jamur C. cassiicola. 2. Isolat C. cassiicola dari daerah yang berbeda memiliki tingkat virulensi yang berbeda. 3. Adanya interaksi beberapa klon karet dengan beberapa isolat C. cassiicola terhadap tingkat ketahanan klon karet. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Sebagai bahan informasi tambahan bagi pihak pihak yang membutuhkan.