BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astri Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konferensi Jenewa tahun 1979 ( Saputra, 2005: 3) bahwa aspek aspek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemi Pratama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. merambah hingga masing-masing mata pelajaran, sehingga hampir semua

2015 UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR MELALUI PENGEMBANGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan pengembangan dalam kepribadian maupun pengetahuan. maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. gerak atau olahraga merupakan bagian dari belajar yang melibatkan emosi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

2015 PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. prestasi siswa dapat dilihat dengan menggunakan tolak ukur batas kelulusan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari berbagai bidang. Pendidikan menjadi sebuah tujuan bangsa

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aziz Fera Isroni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taufik Akbar Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Yana Nurohman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aline Noor Fajrina,2014

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan di setiap lembaga formal maupun non formal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

MOMON SYUEB DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting bagi suatu bangsa, karena keberhasilan dan kemajuan bangsa sangat bergantung kepada pendidikan yang ditekankan kepada penduduknya. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan pendidikan sampai pada jenjang yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada sisiwa yang tertera dalam program pemerintah serta ditetapkan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran yang cukup banyak karena tidak hanya dapat mengembangkan aspek psikomotor saja melainkan dapat mengembangkan aspek kognitif dan afektif secara serasi dan seimbang. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan jasmani menurut Abduljabar (2009, hlm. 8) yaitu: Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media fisikal, yaitu beberapa aktifitas fisikal atau beberapa tipe gerak tubuh. Meskipun para siswa mendapat keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, non fisikal pun bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial dan estetika,seperti juga perkembangan kognitif dan afektif. Ketiga aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) ini tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran pendidikan jasmani, karena diantara satu aspek dengan aspek yang lainnya saling berkaitan. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dianggap sangat penting, sehingga pemerintah menetapkan tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dalam pasal 42 Undang-Undang No 20 tahun 2003. Khusus tentang kurikulum pendidikan dasar yang wajib memuat mata pelajaran sebagai berikut: 1) pendidikan agama, 2) pendidikan kewarganegaraan, 3) bahasa, 4) matematika, 5) ilmu pengetahuan alam, 6) ilmu pengetahuan sosial, 7) seni dan budaya, 8) pendidikan jasmani dan olahraga, 9) keterampilan dan kejujuran,dan 10) muatan lokal. Masalah umum yang sering dihadapi seorang guru pendidikan jasmani di sekolah adalah kurangnya sarana, prasarana dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dengan materi pembelajaran. Seperti halnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga permainan

tradisional yang pernah dilakukan di SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung, siswa-siswi banyak yang tidak mau bergabung dengan teman yang lainnya dan terkesan individual dalam pembelajaran olahraga permainan tradisional, hal ini disebabkan pada saat pembelajaran penjas guru membiarkan dan tidak memberikan pemahaman kepada siswa yg tidak mau bergabung dengan teman lainnya, sehingga siswa menjadi kebiasaan pada saat guru memberikan kelompok banyak siswa yang tidak mau di pecah dengan kelompok biasanya. Dan olahraga permainan tradisional juga merupakan salah satu materi yang tidak banyak diberikan pada siswa sekolah. sarana dan prasarana yang kurang mendukung, dan pengunaan metode pembelajaran yang kurang tepat yaitu masih banyak guru yang hanya terpaku pada sarana dan prasarana yang ada tanpa mau memodifikasi serta penggunaan metode pembelajaran tradisional yang terlalu dominan, sehingga siswa tidak memahami dan waktu belajar terlalu banyak dihabiskan untuk latihan-latihan teknik dasar oleh guru. Dengan demikian ada gejala-gejala rendahnya keterampilan sosial pada siswa. Sehingga siswa merasa bosan dan tidak mengalami proses permainan yang sebenarnya dan siswa kurang terekplorasi kebutuhannya dalam pembelajaran. Adapun gejala-gejala keterampilan sosial yang ditemukan penieliti antara lain adalah siswa tidak mau bekerjasama dengan teman, siswa tidak saling menghormati dengan teman, siswa tidak jujur, siswa tidak disiplin, dan lain-lain. Maka dari itu peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan sosial siswa yang masih rendah, apabila permasalahan ini tidak segera diatasi maka hasil belajar siswa pun tidak kompetitif. Untuk melihat perkembangan intelektual anak bisa dilihat dari kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungannya. Perkembangan emosi dapat dilihat ketika anak merasa senang, tidak senang, marah, menang dan kalah. Perkembangan sosial bisa dilihat dari hubungannya dengan teman sebaya, menolong dan memperhatikan kepentingan orang lain. Menurut Adella (2007, hlm. 7) dalam Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia menyatakan bahwa keterampilan sosial mencakup kecakapan komunikasi dengan empati, kecakapan bekerjasama, simpati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah. Pada proses pertumbuhan dan perkembangannya anak umumnya memiliki kecenderungan selalu ingin bergerak sambil bersenang-senang untuk menyalurkan segala potensi yang ada pada dirinya. Biasanya bentuk-bentuk kegiatan tersebut disalurkan melalui permainan.

Karena bermain bagi anak-anak khususnya murid-murid sekolah dasar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting di dalam kehidupannya, bahkan hampir sebagian dari waktunya dihabiskan untuk bermain. Adapun upaya untuk meningkatkan keterampilan sosial anak salah satunya dengan bermain, karena dunia anak-anak adalah dunia bermain. Bagi anak-anak kegiatan bermain selalu menyenangkan. Melalui kegiatan bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual,emosi dan sosial. Perkembangn secara fisik dapat dilihat saat bermain Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan sosial itu adalah usaha aktif seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dalam konteks kemampuan sosial dengan cara-cara khusus supaya dapat di terima di lingkungan tempat dia berada dan terjadinya sifat saling menguntungkan dengan yang lainnya. Adapun materi bahan ajar yang peneliti berikan sebagai materi bahan mengajar diantaranya adalah permainan tradisional, karena di dalamnya permainan tradisonal terdapat bentuk-bentuk permainan, dan di dalam permainan tradisional juga terdapat nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya. Sehubungan dengan hal tersebut, permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Menurut Sukiman (2005, hlm. 29) menjelaskan bahwa Permainan tradisional merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan tradisional memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, motivasi dan kehidupan sosial anak dikemudian hari. Dengan demikian ada hubungannya antara permainan tradisional dengan keterampilan sosial karena permainan tradisional memberikan alternatif yang kaya dengan nilai budaya, dan permainan tradisional juga memberikan peran terhadap pengembangan potensi anak seperti perkembangan motorik, sosial, kognitif serta aspek perkembangan lainnya. Interaksi yang terjadi pada saat anak melakukan permainan tradisonal memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan sosial, melatih kemampuan bahasa, dan kemampuan emosi. Dari beberapa manfaat yang dikemukakan di atas, salah satunya adalah permainan tradisional yang dapat menumbuhkan keterampilan sosial pada setiap anak dalam mengikuti pembelajaran khususnya penjas, karena melalui permainan tradisional maka anak akan lebih aktif bergerak dalam hal ini adalah bermain dan akan meninimbulkan rasa senang, gembira dan

kompak sehingga anak akan merasakan pentingnya kerjasama dengan teman-temannya dalam permainan tradisional tersebut di dalam pembelajaran penjas disekolah. Kegiatan untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian siswa pada siswa lain, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan keterampilan sosial pada anak. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya keterampilan sosial siswa khususnya di sekolah, guru terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa yang tidak mau bergaul dengan siswa lainnya. Maka untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. guru perlu mengetahui penyebab rendahnya keterampilan sosial siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Masalah-masalah di atas terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial siswa baik faktor yang ada dalam diri siswa seperti tidak ada kemauan berinteraksi dengan teman sebayanya ataupun faktor yang ada di luar siswa seperti guru, orang tua, lingkungan sosial budaya dan ekonomi. Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut, peneliti akan mencoba menggunakan permainan tradisional dalam Implementasi pembelajaran aktivitas permainan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa sekolah dasar (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung). B. Identifikasi Masalah Seperti yang telah dijelaskan dilatar belakang masalah, yang menjadi masalah bagi peneliti adalah kurangnya keterampilan sosial siswa yang disebabkan kurangnya interaksi siswa dengan teman sebayanya. Sehingga siswa tidak ada kerjasamanya saat melakukan aktivitas pembeljaran penjas dan kurang menariknya model pembelajaran yang di ajarkan oleh guru terhadap siswanya itu sendiri, seperti model pembelajrannya yang monoton, masih sedikitnya unsur-unsur permainan yang di ajarkan serta terlalu banyaknya materi bahan ajar yang lebih menekankan pada penguasaan teknik dalam salah satu cabang permaianan olahrga dan tidak sesuai dengan kemampuan siswa yang diajarnya sehingga keterampilan sosial siswa berkurang. Melihat penjelasan diatas penulis berpendapat, untuk menarik minat anak agar mau berinteraksi dengan teman sebayanya atau melakukan kerjasama penulis bermaksud melakukan variasi dengan memasukan permainan tradisional sebagai materi dalam penjas. Atas dasar itu,

beberapa masalah yang berkaitan dengan keterampilan sosial siswa dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan permainan tradisional dalam pembelajran pendidikan jasmani terhadap keterampilan sosial siswa? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kurangnya keterampilan sosial siswa di sekolah? C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan mengiplementasikan pembelajaran aktivitas permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial ssiswa sekolah dasar?. D. Tujuan Penelitian Suatu kegiatan perlu adanya penetapan tujuan karena penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya, artinya ada upaya untuk mencapai tujuan yang digariskan tersebut. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi tujuan penelitiannya adalah : 1. Untuk mengetahui apakah permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharpkan dapat bermanfaat bagi semua orang maupun semua kalangan terutama yang berkecimpung didunia pendidikan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Adapun manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat secara teoritis: diharapkan dapat menambah pemahaman dan keilmuan dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga. 2. Manfaat secara praktis: a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan pengetahuan tentang keterampilan sosial.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar permainan tradisional dalam meningkatkan keterampilan sosial. c. Bagi lembaga, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik dalam rangka inovasi pembelajaran dan meningkatkan jumlah peralatan yang ada. d. Memberikan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang ingin atau hendak meneliti mengenai keterampilan social dengan objek yang berbeda. F. Batasan penelitian Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan supaya masalah yang dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut: 1. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi aktivitas pembelajaran permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung 2. Peneliti menggunakan permainan tradisional yaitu bebentengan,,boy-boyan, dan cingciripit 3. Penelitian dalam skripsi ini dilakukan di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung. 4. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Gegerkalong Girang berjumlah 20 orang.