Pekerjaan ibu Riwayat KPD sebelumnya Gravida Faktor risiko lain Diagnosis Anamnesis...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh persalinan prematur, sedangkan kematian perinatal sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

BAB I PENDAHULUAN. sebelum ada tanda tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum ada. tanda dimulainya persalinan. Ada beberapa penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan mengukur variabel

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendukung MDG di Denpasar, Bali pada Rabu pagi (

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB IV METODE PENELITIAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan studi kasus kontrol. Penyetaraan matching dilakukan

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus juga meningkatkan resiko persalinan prematur. KPD yang terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

SKRIPSI GAMBARAN FAKTOR RISIKO PERSALINAN PREMATUR DI PUSKESMAS JAGIR PADA BULAN JULI 2015-JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD PROF.DR.W.Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah keluarnya air ketuban (cairan amnion) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki angka yang cukup tinggi di Indonesia.Berdasarkan Riset. Bayi Lahir Rendah (BBLR) mencapai 11,5%, meskipun angka ini tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI JUNI 2016

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu terjadi

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. dipantau selama 3,5 tahun mempunyai kompliksai yang paling sering adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Caughey, Julian, Robinson, dan Errol (2008) menjelaskan bahwa. membran janin berfungsi sebagai penghalang untuk menghalangi

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

Transkripsi:

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv ABSTRAK... v ABSTRACT...vi RINGKASAN... vii SUMMARY... ix KATA PENGANTAR... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR xvi DAFTAR ARTI SINGKATAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1` 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian. 4 1.3.1. Tujuan umum... 4 1.3.2. Tujuan khusus... 4 1.4. Manfaat Penelitian... 5 1.4.1. Manfaat akademis... 5 1.4.2. Manfaat praktis... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA.. 6 2.1. Pengertian 6 2.2. Insiden. 6 2.3. Etiologi 7 2.4. Faktor Risiko....... 7 2.4.1. Usia kehamilan 7 2.4.2. Usia ibu... 8 2.4.3. Tingkat pendidikan.. 8

2.4.4. Pekerjaan ibu 9 2.4.5. Riwayat KPD sebelumnya 9 2.4.6. Gravida.. 10 2.4.7. Faktor risiko lain... 10 2.5. Diagnosis. 11 2.5.1. Anamnesis... 11 2.5.2. Inspeksi 11 2.5.3. Inspikulo.. 12 2.5.4. Pemeriksaan dalam. 12 2.5.5. Pemeriksaan laboratorium... 12 2.5.6. Pemeriksaan USG. 13 2.6. Komplikasi 14 2.6.1. Persalinan prematur... 14 2.6.2. Infeksi.. 14 2.6.3. Hipoksia dan asfiksia. 14 2.6.4. Sindrom deformitas janin.. 15 2.7. Penatalaksanaan.... 15 2.7.1. Penatalaksanaan KPD aterm... 15 2.7.2. Penatalaksanaan KPD preterm... 16 BAB III KERANGKA PIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. 18 3.1. Kerangka Pikir.. 18 3.2. Konsep Penelitian. 19 BAB IV METODE PENELITIAN.. 20 4.1. Rancangan Penelitian.. 20 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian. 20 4.3. Populasi Penelitian.. 20 4.4. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel 21 4.5. Jenis dan Sumber Data 21 4.6. Teknik Pengumpulan Data. 21 4.7. Kriteria Inklusi dan Eksklusi. 21 4.8. Alur Penelitian 22

4.9. Definisi Operasional Variabel 23 4.10. Rencana Manajemen dan Analisis Data... 24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 25 5.1. Hasil Penelitian... 25 5.1.1. Ketuban pecah dini... 25 5.1.2. KPD aterm... 25 5.1.3. KPD preterm... 27 5.2. Pembahasan... 29 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 32 6.1. Simpulan... 32 6.2. Saran... 33 DAFTAR PUSTAKA. 34

ABSTRAK KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JULI 2015 JUNI 2016 Latar Belakang : Ketuban pecah dini (KPD) masih merupakan masalah di dunia termasuk Indonesia, yang terkait dengan prevalensi, prematuritas, morbiditas dan mortalitas perinatal. Pada banyak kasus penyebab KPD tidak diketahui secara pasti. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi KPD melalui studi faktor risiko. Karakteristik ibu bersalin seperti usia kehamilan, usia ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, riwayat KPD sebelumnya, dan gravida dapat mempengaruhi kejadian KPD. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang karakteristik ibu bersalin dengan KPD di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif retrospektif dengan sampel penelitian adalah semua data rekam medis ibu bersalin dengan KPD di ruang VK dan Poli Obgyn RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling. Jika data rekam medis pasien lengkap akan dilakukan tabulasi data dan prosedur analisis data deskriptif. Data yang telah terkumpul akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan 166 ibu bersalin dengan KPD yang terdiri dari KPD aterm sebanyak 142 orang (85,5%) dan KPD preterm sebanyak 24 orang (14,5%). Sebanyak 80 orang (56,3%) ibu bersalin dengan KPD aterm adalah pada usia kehamilan 37 38 minggu, sedangkan pada KPD preterm mendapat hasil seimbang antara usia kehamilan < 34 minggu dan 34 36 minggu yaitu 12 orang (50%). Ibu bersalin dengan KPD baik pada kehamilan aterm maupun preterm terbanyak pada usia 20 35 tahun [aterm = 105 orang (73,9%); preterm = 21 orang (87,5%)]. Selain itu banyak ditemukan ibu bersalin dengan KPD baik pada kehamilan aterm ataupun preterm dengan faktor risiko pendidikan sedang (SMP SMA) [aterm = 115 orang (81%); preterm = 20 orang (83,3%)]. Pekerjaan ibu rumah tangga memiliki jumlah yang lebih tinggi baik pada kehamilan aterm maupun preterm [aterm = 77 orang (54,2%); preterm = 12 orang (50%)]. Selanjutnya ibu bersalin dengan KPD baik pada kehamilan aterm ataupun preterm tanpa adanya riwayat KPD sebelumnya memiliki jumlah yang tinggi [aterm = 113 orang (93,7%); preterm = 24 orang (100%)]. Untuk gravida, kejadian KPD tertinggi baik pada kehamilan aterm maupun preterm adalah gravida 1 [aterm = 54 orang (38%); preterm = 10 orang (41,7%)]. Simpulan : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan ibu bersalin yang paling banyak mengalami KPD adalah pada kehamilan aterm. Ibu bersalin dengan KPD aterm terbanyak pada usia kehamilan 37 38 minggu, sedangkan pada KPD preterm mendapat hasil seimbang antara usia kehamilan < 34 minggu dan 34 36 minggu. Ibu bersalin dengan KPD baik pada kehamilan aterm maupun preterm terbanyak pada usia 20 35 tahun, dengan faktor risiko pendidikan sedang (SMP SMA), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, tanpa adanya riwayat KPD sebelumnya serta dengan gravida 1. Kata kunci : Ketuban pecah dini, aterm, preterm, usia kehamilan, usia ibu, pendidikan, pekerjaan, riwayat KPD, gravida, RSUP Sanglah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pecah ketuban secara spontan sering terjadi sewaktu-waktu pada saat proses persalinan. Peristiwa ini ditandai dengan keluarnya cairan dari vagina yang normalnya jernih atau sedikit keruh, hampir tidak berwarna dengan jumlah bervariasi setiap pasien. Jika ketuban ini pecah sebelum persalinan sering disebut sebagai ketuban pecah dini (KPD). Peristiwa KPD berdasarkan usia kehamilan dibagi menjadi dua, yaitu KPD aterm dan KPD preterm. Hingga saat ini kejadian KPD masih merupakan masalah di dunia termasuk Indonesia, yang terkait dengan prevalensi, prematuritas, morbiditas dan mortalitas perinatal. Insiden KPD terjadi 10% pada semua kehamilan. Pada kehamilan aterm insiden bervariasi 6 19%, sedangkan pada kehamilan preterm insiden 2% dari semua kehamilan. Hampir semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan, sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan oleh prematuritas, KPD berhubungan dengan penyebab kejadian prematuritas dengan insiden 30 40% (Sualman, 2009). Menurut teori Mercer (2007) sekitar 70% kasus ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm, tetapi di pusat-pusat rujukan, lebih dari 50% kasus dapat terjadi pada kehamilan prematur. Menurut data yang diperoleh dari ruang bersalin IGD RSUP Sanglah Denpasar, tercatat 2105 persalinan dari bulan Januari 2011 sampai dengan Desember 2011. Diantaranya 262 (12.4%) adalah persalinan preterm dengan umur

kehamilan < 37 minggu. Berdasarkan catatan register persalinan, bahwa persalinan preterm terjadi dominan berawal dari adanya riwayat pecah ketuban (sebanyak 83 orang atau 31,7%) dari 262 persalinan preterm, sisanya karena faktor risiko yang lain seperti gemelli, polihidramnion, anemia, kelainan kongenital, preeklamsi dan eklamsi (RSUP Sanglah, 2011). Pada banyak kasus penyebab KPD tidak diketahui secara pasti. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi KPD melalui studi faktor risiko. Infeksi intrauterin, riwayat KPD terdahulu, serviks inkompeten, polihidramnion, kehamilan multipel, trauma, malformasi janin, amniosentesis, status sosial ekonomi rendah, merokok,dan infeksi menular seksual merupakan faktor risiko terjadinya KPD (Cootauco & Althaus, 2007). Selain itu karakteristik ibu bersalin seperti usia kehamilan, usia ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, riwayat KPD sebelumnya, dan gravida dapat mempengaruhi kejadian KPD. Upaya untuk mengurangi angka kejadian KPD dapat dilakukan oleh para dokter dan bidan dengan melakukan penyuluhan kesehatan dan menginformasikan cara mencegah KPD sehingga masalah yang mungkin terjadi selama kehamilan dan persalinan dapat diantisipasi sedini mungkin. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang karakteristik ibu bersalin dengan KPD di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan usia kehamilan di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 2. Bagaimanakah karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan usia ibu di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 3. Bagaimanakah karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan tingkat pendidikan di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 4. Bagaimanakah karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan pekerjaan ibu di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 5. Bagaimanakah karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan riwayat KPD sebelumnya di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 6. Bagaimanakah karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan gravida (jumlah kehamilan) di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan KPD di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 1.3.2. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan usia kehamilan di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 2. Untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan usia ibu di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 3. Untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan tingkat pendidikan di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 4. Untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan pekerjaan ibu di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 5. Untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan riwayat KPD sebelumnya di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016. 6. Untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan KPD berdasarkan gravida (jumlah kehamilan) di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang penelitian khususnya mengenai karakteristik ibu bersalin dengan KPD di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2015 Juni 2016 serta dapat dijadikan sebagai pedoman / acuan bagi penulisan penelitian selanjutnya. 1.4.2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada ibu hamil dalam upaya pencegahan terjadinya KPD. Bagi pemerintah dan instansi terkait diharapkan dapat digunakan dalam menentukan prioritas perencanaan dan arah kebijakan dalam upaya menangani KPD.