1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan investor untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Pasar modal merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi karena dapat menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan. Perkembangan yang pesat pada pasar modal saat ini sangat menarik perhatian investor atau para pemilik modal untuk berinvestasi di pasar modal. Diantara beberapa pilihan dalam menentukan investasi pasar modal di atas yang paling populer adalah saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2010: 5). Para investor mempertaruhkan suatu nilai sekarang untuk
2 sebuah nilai yang diharapkan pada masa mendatang. Dengan demikian, para investor harus lebih berhati-hati sebelum melakukan investasi. Salah satu fokus investor dalam membeli saham adalah Harga Saham. Harga saham yang diharapkan oleh investor yaitu dalam keadaan stabil dan memiliki pola yang cenderung naik dari waktu ke waktu. Namun pada nyatanya, kebanyakan harga saham selalu mengalami fluktuasi. Berfluktuasinya harga saham tentu saja menjadi resiko tersendiri untuk para investor. Oleh karena itu, investor harus mengetahui apa saja yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Fluktuasi indeks harga saham yang cepat naik dan turun itu menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Pada tahun 2014, saham properti menjadi pendorong pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai menjadi yang tertinggi di dunia. Dari semua sektor di lantai bursa, indeks sektoral yang menguat paling tinggi adalah sektor properti. Indeks saham sektor properti di Bursa efek Indonesia (BEI) mengalami pertumbuhan tertinggi atau paling menguntungkan dibanding sektor lainnya ditopang oleh tingginya permintaan di sektor properti. Selama Januari-Juni 2014, indeks saham ini menguat hingga 29,02%. (https://finance.detik.com/bursavalas/2597322/ihsg-tumbuh-tertinggi-di-dunia-saham-properti-paling-kinclong. Diakses pada 02 Juni 2014).
3 Menurut Halim (2013:12), apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif tinggi, maka kemungkinan besar bahwa dividen yang dibayarkan juga relatif tinggi. Apabila dividen yang dibayarkan relatif tinggi, akan berpengaruh positif terhadap harga saham di bursa, dan investor akan tertarik untuk membelinya. Akibatnya permintaan akan saham tersebut menjadi meningkat, sehingga akhirnya harganya juga akan meningkat. Teori di atas bertentangan dengan fakta yang ada di lapangan. Beberapa perusahaan properti dan real estate di Indonesia mengalami sebuah fenomena dimana harga saham perusahaan turun ketika laba bersih meningkat atau sebaliknya. Dari seluruh perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia ada beberapa emiten yang mengalami fenomena tersebut dalam periode 2013-2015. PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) mencatat penurunan laba bersih pada tahun 2014. Pada tahun 2013 laba bersih BEST sebesar Rp. 744.813.729.973 dan mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi Rp. 391.352.903.299 namun disisi lain harga saham pada tahun 2014 mengalami kenaikan. PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) mencatat penurunan laba bersih pada tahun 2015. Pada tahun 2014 laba bersih DUTI sebesar Rp. 701.641.438.319 dan mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi Rp. 670.949.496.747 namun disisi lain harga saham pada tahun 2015 mengalami kenaikan. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) selama tahun 2013-2015 mengalami kenaikan dan penurunan laba yang fluktuatif, diikuti dengan kenaikan dan penurunan harga saham yang tidak selaras dengan laba bersih perusahaan.
4 Hal yang sebaliknya dialami oleh PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) yang mengalami kenaikan laba bersih pada tahun 2015. Pada tahun 2014 laba bersih JRPT sebesar Rp. 714.531.063 mengalami kenaikan pada tahun 2015 menjadi Rp. 869.777.178 namun harga saham perusahaan ini pada tahun 2015 mengalami penurunan. Tabel 1.1 Laba Bersih dan Kenaikan atau Penurunan Harga Saham Perusahaan Jasa Sub Sektor Properti dan Real Estate Periode 2013-2015 No. Nama Emiten Laba Bersih Harga saham Persentase 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2014 2015 1. BEST 744.813.729.973 391.352.903.299 211.935.909.297 445 730 294 64% 60% 2. DUTI 756.858.436.790 701.641.438.319 670.949.496.747 4475 4880 6400 9% 39% 3. MDLN 2.451.686.470.278 711.211. 597.935 873.420.195.958 390 520 467 33% 11% 4. JRPT 546.269.619 714.531.063 869.777.178 800 1040 745 30% 28% Sumber : Laporan keuangan (www.idx.co.id), data diolah sendiri Investor dalam melakukan investasi membutuhkan berbagai informasi untuk memprediksikan hasil investasinya dimasa yang akan datang. Investor menggunakan dua pendekatan dasar dalam melakukan analisis dan memilih saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analis fundamental percaya pada konsep investasi dengan berpegangan pada saham yang bagus untuk jangka waktu yang panjang dan dapat memperoleh dividen dengan melihat investasi yang dilakukan pada perusahaan tersebut. Sedangkan analisis teknikal bertentangan dengan pemikiran analis fundamental, analis teknikal percaya bahwa harga masa lalu memiliki kemampuan untuk memperbaiki pergerakan harga saat ini, dan saat ini harga yang bergerak merupakan sikap investor ke arah itu. Analis teknikal jarang melihat atau
5 memperhatikan pada kinerja ekonomi, mereka lebih tertarik untuk mengetahui tentang kinerja pergerakan harga (www.foreximf.com). Didalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Investor menggunakan rasio keuangan sebagai faktor pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi karena rasio keuangan bersifat lebih fleksibel dan sederhana sehingga mampu memberi jawaban yang lebih akurat dalam keputusan investasi yang akan dilakukan. Menurut Hanafi dan Halim (2012:76), rasio dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) tipe yaitu rasio likuditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar berupa kewajiban-kewajiban lancar. Salah satu rasio likuiditas dalam perusahaan yaitu Current Ratio, yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Investor dapat mengukur sejauh mana perusahaan menutupi hutangnya dilihat dari asset dengan harapan akan segera dikonversi ke dalam bentuk kas dengan waktu yang dekat.
6 Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang untuk biaya investasi. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan pengembalian. Salah satu rasio leverage dalam perusahaan yaitu Debt to Equity Ratio (DER) yang menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh ekuitas. Menurut Irham (2012:63), semakin rendah rasio ini semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi. Rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber daya yg dimilikinya dalam melakukan aktivitas operasionalnya. Perusahaan yang mampu memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menunjang aktivitas perusahaan, maka perusahaan itu bisa dikatakan memiliki kinerja yang baik. Salah satu rasio aktivitas yaitu Total Assets Turnover (TATO). Total Assets Turnover merupakan rasio yang menunjukkan seberapa efektif kemampuan manajemen perusahaan dalam menggunakan asset-aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan yang lebih besar. Rasio profitabilitas menggambarkan kinerja keuangan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuannya. Salah satu rasio profitabilitas dalam perusahaan yaitu Return On Equity (ROE) yang merupakan suatu rasio yang paling penting bagi investor. Return On Equity (ROE) adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham (Tandelilin 2007:240).
7 Rasio pasar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur nilai saham. Rasio pasar yang mempengaruhi harga saham salah satunya adalah Earning Per Shares (EPS). Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public), karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk memprediksi mengenai besarnya deviden persaham dikemudian hari dan tingkat pengembalian saham dikemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen dan kebijakan pembagian deviden. Penelitian mengenai rasio likuiditas yang diwakilkan dengan current ratio. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Rahma (2016) menyatakan bahwa current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ekawati (2013) menyatakan bahwa current ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Penelitian selanjutnya mengenai rasio leverage yang diwakilkan dengan debt to equity ratio. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Amanda (2013) menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan Dwi (2014) menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel harga saham. Penelitian mengenai rasio aktivitas yang diwakilkan dengan total asset turnover. Menurut hasil penelitian yang dikatakan Rahma (2016) total asset turnover berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
8 Sedangkan penelitian yang dilakukan Decminar (2016) menyatakan bahwa total assets turnover berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Penelitian mengenai rasio profitabilitas yang diwakilkan oleh return on equity. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Setiyawan (2014) menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ekawati (2013) menyatakan bahwa return on equity tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Penelitian mengenai rasio pasar yang diwakilkan oleh earning per shares. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Law (2011) menyatakan bahwa earning per shares berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khairani (2016) menyatakan bahwa earning per shares tidak berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)
9 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial. 2. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan. 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mendapat bukti empiris tentang: 1. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial. 2. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS)
10 terhadap harga saham pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi: 1. Penulis Penelitian ini sangat berguna bagi penulis karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat memperoleh pemahaman mengenai pengaruh pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI. 2. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada perusahaanperusahaan yang terkait mengenai penerapan pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) yang dapat mempengaruhi kenaikan dan perununan Harga Saham.
11 3. Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dalam hal untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Penelitian ini juga dapat berguna sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang berminat meneliti lebih lanjut mengenai bidang ini. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh serta mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan sehubungan dengan masalah yang akan dibahas, maka penulis akan melakukan penelitian terhadap perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate melalui website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Juli 2017.