BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara membutuhkan pendanaan dalam menggerakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang. menyelenggarakannya adalah pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif terhadap kehidupan masa kini, salah satunya dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam,

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional mensejahterakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, pembangunan yang merata di Indonesia sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah masalah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (TAP MPR) No. IV/ MPR/ 1978 GBHN jo TAP MPR No. II/ MPR/ 1983 GBHN.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. karena pelaksanaan pembangunan daerah adalah dalam rangka pelaksanaan. pembangunan yang terbesar di seluruh pelosok tanah air.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai segala kebutuhannya. Tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. pusat mengalami perubahan. Jika sebelumnya pemerintah bersifat sentralistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam terselenggaranya pemerintahan daerah yang baik. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia sebagai negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut

BAB I PENDAHULUAN. Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian. sumber dana yang berasal dari negeri, yaitu berupa pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

II. TINJAUAN PUSTAKA. administrasi dan fungsi Pemerintah di daerah yang dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Hampir semua pendapatan Negara saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan otonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pajak erat sekali hubungannya dengan pembangunan, pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Vol II (2), 2010 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Daerah memerlukan sumber pendanaan yang tidak sedikit

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINANN TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. pulihnya perekonomian Amerika Serikat. Disaat perekonomian global mulai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka penyempurnaan sistem perpajakan daerah sejalan dengan diberlakukanya Undang-Undang No.34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang No.18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, oleh karena itu Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi dalam beberapa kepulauan yang didiami oleh banyak penduduk, maka sesuai dengan asas desentralisasi, yaitu pemberian Otonomi Daerah kepada pemerintah daerah yang merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah diperlukan adanya penyediaan sumber-sumber pendapatan daerah yang hasilnya memadai pembiayaan dan pembangunan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya yang bersumber dari pajak daerah dapat ditingkatkan sehingga kemandirian daerah dalam hal pembiayaan penyelenggaraan pemerintah didaerah dapat terwujud. Upaya peningkatan penyediaan pembiayaan dari sumber-sumber tersebut dilakukan dengan peningkatan kinerja pemungutan, penyempurnaan dan penambahan jenis pajak, serta pemberian keluasan bagi daerah untuk menggali sumber-sumber penerimaan khususnya dari sektor pajak daerah. Upaya-upaya ekstensifikasi dan intesifikasi PADS, berpedoman pada pengembangan dan penggalian sumber-sumber pendapatan serta meningkatkan secara efektif dan efisien sumber-sumber pendapatan yang ada. Dan dasar untuk mengetahui upaya-upaya ekstensifikasi dan intensifikasi PADS adalah mengenai unit-unit sumber PADS itu sendiri. Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, seperti pada umumnya daerahdaerah kota lainnya di Indonesia bersumber pada lima unit sumber pendapatan, yaitu: pajak Daerah, retribusi Daerah, laba perusahaan Daerah, penerimaan dinasdinas serta penerimaan lainnya. Kelima unit sumber Pendapatan Asli Daerah 1

2 inilah yang merupakan acuan bagi adanya ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan asli daerah. Dengan demikian pengetahuan yang memadai mengenai unit-unit sumber pendapatan asli daerah perlu diketahui untuk kemampuan memprediksi pendapatan asli daerah Kota Bandung untuk tahun-tahun berjalan. Berdasarkan Rencana Stratejik (RENSTRA) kota Bandung : 1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh Pendidikan, Kesehatan serta pelayanan keagamaan bagi seluruh masyarakat. 2. Mengupayakan peningkatan kegiatan perekonomian kota berbasiskan potensi daerah daerah. 3. Mendorong peningkatan integrasi dan ketahanan sosial masyarakat serta peningkatan rasa kepedulian sosial masyarakat. 4. Mengupayakan perluasan dan pemerataan pelayanan prasarana dan sarana kota serta pengembangan aktivitas kota yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. 5. Mengupayakan terjadinya peningkatan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan pembangunan kota. 6. Mendorong pertumbuhan dan pengembangan potensi pembiayaan pembangunan kota. (data www.bandung.go.id) Dengan menyelenggarakan pemerintah didaerah khususnya Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) kota Bandung, berkewajiban dan berhak serta berwewenang untuk mengeluarkan peraturan-peraturan daerah dalam rangka melaksanakan tugas-tugas pemerintah daerah, dengan tujuan memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat banyak, mengadakan perbaikan-perbaikan sarana dan fasilitas kehidupan yang harus dan dapat diubah kearah tercapainya kemakmuran masyarakat. Dalam pennyelenggaraan tugas-tugas ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk menutupi biaya-biaya tersebut antara lain dengan pemungutan pajak sewa menyewa/ kontrak rumah dan /atau bangunan, dimana pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat berguna bagi Pemerintah Daerah. Seperti dinyatakan dalam Undang-Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undangundang N0.34 Tahun 2000, pajak daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang sangat penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan

3 pembangunan daerah. Pajak daerah adalah iuran wajib pajak yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Masalah yang dihadapi sekarang adalah masih lemahnya kemampuan daerah sehingga berpengaruh langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah. Karena salah satu unsur dalam peningkatan PAD adalah dengan hasil daerah yang sedapat mungkin harus mencukupi PAD itu sendiri. Upaya yang harus dilakukan DIPENDA Kota Bandung untuk mencakup PAD yaitu dengan meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam pemungutan pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan, serta meningkatkan potensialisme dalam pengelolaan pemerintah daerah agar berjalan efektif dan efisien. Maka karena itu penulis bermaksud melakukan penelitian lebih jauh tentang kontribusi pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan di DIPENDA Kota Bandung, serta kontribusinya terhadap PAD dan bermaksud menuangkannya ke dalam skripsi yang berjudul KONTRIBUSI PAJAK SEWA MENYEWA/KONTRAK RUMAH DAN/ATAU BANGUNAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH. ( Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. 1. Berapa besarnya pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2006 2. Berapa besar Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2006 3. Berapa besar kontribusi pajak sewa menyewa/ kontrak rumah dan /atau bangunan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung

4 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memberikan penjelasan mengenai peran kontribusi pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui berapa besarnya pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung tahun Anggaran 2006 2. Untuk mengetahui berapa besar Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2006 3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi pajak sewa menyewa/ kontrak rumah dan/atau bangunan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian 1 Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengetahuan, memberikan masukan dan rekomendasi kepada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung mengenai kondisi sosial ekonomi sewa menyewa/kontrak/rumah dan atau bangunan, dan diharapkan dapat dijadikan untuk pembuatan kebijakan mengenai pengendalian terhadap pajak sewa menyewa/kontrak/rumah dan atau bangunan. 2 Bagi Pemerintah Diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan bagi pengambilan kebijakan dibidang PADS oleh pemerintah Daerah.Menambah kajian tentang Otonomi Daerah, khususnya peningkatan PAD Kota Bandung. 3 Bagi Akademis dan Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

5 1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu tugas pokok pemerintah daerah sebagai perwujudan dari kegiatan menuju kearah Otonomi yang dinamis, perlu adanya keselarasan usaha penumpukkan dana, guna membiayai pembangunan daerah. Dalam menunjang tujuan, maka pemerintah daerah memerlukan banyak biaya untuk penyelenggaraannya, dan memerlukan sumber-sumber pendapatan. Salah satu sumber pendapatan yang terbanyak adalah dari penerimaan pajak: Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang. Dalam konsep ini, bahwa segala pajak atau sumber pendapatan yang berasal dari pajak, seluruhnya dapat dipergunakan bagi kepentingan pelaksanaan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian satu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan, yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Menurut Rochmat Soemitro (1991;2) bahwa: Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara berdasarkan undangundang ( yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2003, DIPENDA Kota Bandung, dijelaskan bahwa: a) Pajak Sewa Menyewa/ Kontrak Rumah dan /atau Bangunan adalah pajak atas penerimaan uang pembayaran jasa sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan lainnya; b) Rumah adalah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga; c) Bangunan lainnya adalah suatu perwujudan fisik yang digunakan sebagai sarana kegiatan manusia; d) Rumah Kost/Pondokan adalah tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu; e) Rumah Susun/Apartemen/Kondominium adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan

6 digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama; f) Villa adalah bangunan yang digunakan untuk tempat beristirahat; g) Rumah Toko yang selanjutnya disingkat ruko adalah bangunan dimana sebagian digunakan untuk hunian atau tempat tinggal dan sebagaian lainnya digunakan untuk kegiatan toko; h) Rumah Kantor yang selanjutnya disebut rukan adalah bangunan dimana sebagian dipergunakan untuk hunian atau tempat tinggal dan sebagian lainnya digunakan untuk kegiatan kantor; i) Sewa Menyewa/Kontrak Rumah dan/atau Bangunan adalah keadaan dimana rumah dan/atau bangunan lainnya yang dihuni atau digunakan untuk tempat tinggal oleh bukan pemilik berdasarkan kesepakatan antara pemberi jasa sewa/kontrak dengan penerimaan jasa sewa/kontrak disertai pembayaran uang sewaan/kontrak dalam jumlah tertentu untuk jangka waktu tertentu. Pendapatan Daerah adalah pendapatan asli daerah, pendapatan yang berasal dari pemberian pemerintah pusat dan lain-lain pendapatan yang sah. Pendapatan daerah dimaksudkan untuk membiayai belanja atau pengeluaran aparatur daerah atau publik dalam menunjang pembangunan daerah, pada umumnya karena pembangunan daerah tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam rangka memenuhi kebutuhannya, yang mempunyai kaitan dan dapat diukur dengan nilai uang. Pendapatan asli daerah berasal dari pajak daerah, salah satunya pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan, yang merupakan bagian dari pendapatan asli daerah yang sangat potensial. Karena pendapatan asli tidak dapat terlaksana dengan baik apabila tidak didukung oleh biaya yang cukup. Oleh karena itu, untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban pemerintah daerah dalam rangka memenuhi pemenuihan tagihan-tagihan dan melaksanakan keadilan sosial diperlukan pengeluaran-pengeluaran daerah. Dalam penulisan skripsi ini, akan dibahas tentang kontribusi pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan /atau bangunan dan perannya terhadap pendapatan asli daerah. Pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan merupakan faktor yang sangat berpotensial dalam menyelenggarakan

7 pemerintahan didaerah, terutama dalam menggali pajak daerah, sehingga daerah dapat menyelenggarakan roda pemerintahan secara lebih bebas. Jadi untuk dapat mengefektifkan pendapatan asli daerah, pemerintah daerah harus dapat meningkatkan pajak daerah, yaitu dengan lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna pemungutan pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan besarnya pendapatan asli daerah. Dari kerangka pemikiran di atas, penulis menarik hipotesis bahwa besarnya kontribusi pajak sewa menyewa/kontrak rumah dan/atau bangunan yang ditetapkan secara memadai memiliki peran yang penting terhadap pendapatan asli daerah. 1.6 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir (1988;63) adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari pemikiran deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam metode ini data dikumpulkan setelah semua kejadian telah selesai berlangsung dan mengamati secara seksama aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti sehingga diperoleh data-data yang menunjang penyusunan laporan penelitian. Penulisan mengambil metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diselidiki terdiri dari satu unit yang dipandang sebagai sebagai kasus. Penelitian ini rencananya akan dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. Data yang penulis kumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang kemudian akan diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang telah dipelajari sehingga memperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat disimpulkan mengenai masalah yang diteliti.

8 Untuk melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulkan data sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan ( Field Research) Yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan meninjau secara langsung pada objek penelitian, dan dimaksudkan untuk memperoleh data primer, yaitu data yang diperoleh melalui: a) Wawancara (Interview) Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pimpinan atau pihak yang berwenang memberikan keterangan data yang diperlukan dan yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti. b) Pengamatan ( Observation) Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang akan diteliti untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya, mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian. 2) Penelitian Kepustakaan ( Library Research)] Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder, yang dilaksanakan dengan membaca, mempelajari, dan mengumpulkan berbagai literatur dan bahan perkuliahan khusunya yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti untuk memperoleh landasan teori/kepustakaan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung, yang berlokasi di Jalan Raya Wastukancana No.2 Bandung. Sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2006 sampai dengan bulan Januari 2007.