I. PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia, hal ini dikarenakan pendidikan merupakan. suatu wadah aktivitas dalam memperoleh dan menyampaikan ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

UPAYA PENINGKATAN RESPON DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia khususnya Lampung masih banyak. menggunakan pembelajaran yang bersifat tradisional. Salah satunya adalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PKn SD tidak saja menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun juga

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA TPS DAN TTW DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan subyek, karena masing-masing memiliki kesadaran dan kebebasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional adalah. pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

Siti Suci Winarni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TTW

2015 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI &DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan jaman. adalah situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jalur dan jenjang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan hidup manusia, hal ini dikarenakan pendidikan merupakan suatu wadah aktivitas dalam memperoleh dan menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimungkinkan akan dapat meneruskan suatu budaya yang kita anut ke generasi berikutnya atau yang akan datang. Pendidikan juga menempati posisi sentral dalam pembangunan sebuah bangsa karena tujuan pendidikan itu sendiri adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar yang diperolehnya selama proses pembelajaran dari berbagai ilmu pengetahuan yang ada di dalam sekolah. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, fungsi sekolah sangat penting. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk membentuk manusia berkualitas dalam pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang pencapaiannya dilakukan terencana, terarah, dan sistematis. Semakin maju masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakatnya. SMP Global Madani Bandar Lampung merupakan salah satu

2 sekolah swasta yang ada di Kota Bandar Lampung. SMP Global Madani sendiri terletak di lingkungan yang cukup sunyi sehingga aktivitas belajar dapat berjalan dengan baik di sana. Di SMP Global Madani banyak berbagai mata pelajaran yang diajarkan salah satunya adalah mata pelajaran IPS Terpadu. IPS Terpadu merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Tujuan mata pelajaran IPS Terpadu adalah untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis serta kritis, untuk memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, untuk memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat. Diharapkan proses pembelajaran IPS Terpadu yang dilakukan di sekolah dapat mencapai tujuannya. Akan tetapi, pada saat proses pembelajaran IPS Terpadu yang berlangsung masih banyak siswa yang kurang memahami pelajaran tersebut. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang saya lakukan di SMP Global Madani terdapat beberapa masalah yang muncul pada saat peroses pembelajaran IPS Terpadu berlangsung yaitu. 1. Keterampilan Menganalisis Di SMP Global Madani masih banyak siswa yang kurang mampu menganalisis suatu masalah. Hal ini terlihat pada saat diskusi berlangsung, masih banyak siswa yang kurang mampu memahami

3 sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci masalah tersebut kedalam bagian-bagian yang lebih terperinci lagi. 2. Keterampilan Mensintesis Siswa disini masih kurang dalam keterampilan mensintesis, hal ini terlihat dari masih ketidakmampuan siswa dalam memadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga tidak muncul ide-ide baru yang seharusnya dapat diperoleh siswa setelah membaca materi pelajaran. 3. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah Pada saat proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang tidak mampu untuk memahami suatu permasalahan yang diberikan oleh guru dengan kritis. Sehingga setelah kegiatan diskusi selesai siswa tidak memahami pokok permasalahan yang ada pada kasus diskusi tersebut. 4. Keterampilan Menyimpulkan Masih kurang mampunya siswa pada saat menyimpulkan materi yang telah diajarkan oleh guru. Hal ini terlihat saat siswa memberikan kesimpulan materi pelajaran IPS Terpadu, siswa masih kurang mampu dalam menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar dapat sampai kepada sebuah kesimpulan. 5. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai Keterampilan mengevaluasi atau menilai ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki siswa agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu, namun

4 hal ini masih belum terlihat pada siswa di SMP Global Madani Bandar Lampung, siswa disini masih kurang mampu dalam keterampilan mengevaluasi dan menilai. Setelah dilihat dari permasalahan yang terjadi di SMP Global Madani dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang kurang baik dalam kemampuan berpikir kritisnya. Maka upaya yang diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran di sekolah untuk menciptakan suasana yang aktif dan menyenangkan bagi siswa sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman belajar siswa. Hal ini sudah sepatutnya diterapkan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa lainnya dalam menjalankan tugas-tugas yang terstruktur. Slavin (2009: 11) mengemukakan bahwa dalam model pembelajaran kooperatif ada beberapa model yaitu (1) Student Achievement Divisions (STAD); (2) Team Games Tournaments (TGT); (3) Jigsaw; (4) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC); (5) Team Accelerated instruction (TAI). Model-model pembelajaran tersebut dapat diterapkan agar proses pembelajaran menjadi bervariasi dan tidak monoton. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa jenuh dalam belajar. Akan tetapi pada kenyataannya, model pengajaran guru di dalam kelas masih menggunakan model konvensional atau model ceramah sehingga dalam kegiatan belajar-mengajar menimbulkan kejenuhan pada siswa. Penggunaan model seperti ini juga

5 membuat siswa tidak aktif dalam proses belajar. Kondisi pembelajaran berpusat pada guru (teacher center), guru bersikap aktif sedangkan siswanya pasif sehingga proses pembelajaran kurang melibatkan para siswa baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran demikian membuat sebagian besar siswa kurang beminat. Kondisi ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang bertanya sangat sedikit, kurang adanya keberanian untuk berpendapat yang berbeda dengan pendapat guru, siswa cenderung bersikap pasif, dan merasa cukup menerima materi yang telah dipersiapkan oleh guru yang dikait dalam pembelajaran. Kejenuhan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran bukan hanya semata disebabkan oleh cara pengajaran guru yang monoton, akan tetapi terdapat faktor lain yang mempengaruhi kejenuhan siswa diantaranya yaitu kondisi fisik, kepribadian, keyakinan, pendidikan, lingkungan, dan budaya. Salah satu unsur dalam kepribadian yang ada kaitannya dengan penyesuian diri terhadap lingkungan belajar yang dapat mempengaruhi kemampuan cara berpikir kritis siswa adalah minat belajar. Djaali (2012: 121) yang mengemukakan bahwa minat adalah sesuatu yang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dilakukan melalui pertisipasi dalam suatu aktivitas. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat yang akan tumbuh. Suatu minat dapat pula dilihat melalui pertisipasi dalam suatu aktivitas siswa yang memiliki minat dalam subjek tersebut. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi terhadap belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru.

6 Minat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini, minat belajar siswa memiliki tingkat perbandingan dalam pemahaman terhadap model pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis yang siswa alami, karena tidak semua siswa memiliki minat belajar yang baik. Dengan demikian, terjadi ketidak sesuaian dalam model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, sebaiknya guru menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Tipe model pembelajaran yang bervariasi akan memudahkan guru untuk memilih tipe yang paling sesuai dengan pokok bahasan, tujuan pembelajaran, suasana kelas, sarana yang dimiliki dan kondisi internal siswa. Model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran tipe Think Talk Write (TTW). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka diperlukan penelitian yang berjudul Studi Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Antara Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Memperhatikan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Global Madani Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu masih kurang baik. 2. Aktivitas siswa sangat rendah di dalam kelas. 3. Kurangnya variasi model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. 4. Proses belajar mengajar yang masih monoton sehingga siswa merasa bosan di kelas. 5. Kurangnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada kajian perbandingan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share (TPS) dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) kelas VIII SMP Global Madani Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 dengan memperhatikan minat belajar. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

8 1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) dan Think Talk Write (TTW) pada pelajaran IPS Terpadu? 2. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan Think Talk Write (TTW) pada siswa yang memiliki minat belajar rendah? 3. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan Think Talk Write (TTW) pada siswa yang memiliki minat belajar tinggi? 4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar siswa pada kemampuan berpikir kritis? E. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) dan Think Talk Write (TTW) pada pelajaran IPS Terpadu. 2. Mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan Think Talk Write (TTW) pada siswa yang memiliki minat belajar rendah.

9 3. Mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair and Share (TPS) dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan Think Talk Write (TTW) pada siswa yang memiliki minat belajar rendah. 4. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar siswa pada kemampuan berpikir kritis. F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih lengkap mengenai penelitian yang menekankan pada penelitian model pembelajaran yang berbeda pada mata pelajaran IPS Terpadu. Sumbangan khasanah keilmuan serta untuk melengkapi teori yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya. 2. Secara Praktis Bagi sekolah hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat untuk perbaikan mutu pelajaran. Bagi guru mata pelajaran IPS Terpadu diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pemilihan alternatif model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Bagi siswa, untuk membantu peningkatan kemampuan berpikir kritis. Bagi peneliti, sebagai referensi yang ingin meneliti lebih lanjut.

10 G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) dan tipe Think Talk Write (TTW), kemampuan berpikir kritis, minat belajar siswa. 2. Subjek penelitian Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII. 3. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Global Madani Bandar Lampung. 4. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.