BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan suatu sektor yang sangat penting dan besar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198.

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian hukum sosiologis atau

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA (Studi pada PT.BPRS Bina Amanah Satria KK Bumiayu)

BAB III METODE PENELITIAN. sangat penting dalam suatu penelitian, berhasil tidaknya suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I. berkembang adalah pendirian dan operasionalisasi BMT (Baitul maal wa. tamwil). Belakangan, perkembangan BMT (Baitul maal wa tamwil) tidak

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Eny Srihastuti Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri

BAB I PENDAHULUAN. h Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, cet. 4, 2006, h. 2

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

PERANAN AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN MODAL KERJA DENGAN AKAD MUSYARAKAH DI PT. BPRS BUANA MITRA PERWIRA PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. bidang-bidang tertentu, Salah satunya adalah dalam bidang keuangan, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. dikenal lembaga keuangan mikro syariah yang bernama BMT. 1 BMT. menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan suatu sektor yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap aktivitas perekonomian masyarakat modern. Secara umum adanya perbankan syariah bertujuan mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat dan melaksanakan kegiatan perbankan (financial), komersial dan investasi sesuai dengan prinsip syari ah. Prinsip syariah yang dimaksud adalah hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syari ah (MUI). 1 Jadi Bank Syari ah menjalankan operasionalnya harus sesuai dengan kaidah hukum Islam dan kaidah perbankan yang berlaku serta telah diatur oleh Bank Sentral. Perbankan Syari ah di Indonesia tumbuh pesat, terbukti dengan adanya Bank-Bank Syari ah yang berdiri dan bank konvensionalpun bermunculan untuk membuka unit usaha syari ah. Banyak kalangan yang merasakan keuntungan dengan hadirnya perbankan syari ah ini, dimulai dari para praktisi perbankan, para pemodal sampai para personal yang ada didunia 1 Abu Muhammad Dwiono, Selamat Tinggal Bank Konvensional, CV Tifa Surya Indonesia, Cet. Ke-2, 2011, hlm.39. 1

2 pendidikan. Keadaan ini ditandai oleh semangat tinggi para akademisi dan praktisi untuk terus mengembangkan perbankan syari ah. Perkembangan ini didukung adanyan kejelasan legalitas, yakni Undang- Undang tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank Syari ah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syari ah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syari ah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah, sedangkan yang dimaksud Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah adalah bank syari ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan sebuah lembaga perbankan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke masyarakat dalam berbagai bentuk produk yang ada di BPR Syariah. PT. BPRS Artha Surya Barokah merupakan bank pembiayaan yang melandaskan operasionalnya pada prinsip syari ah. Sebagai lembaga perbankan, PT. BPRS Artha Surya Barokah menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara dua pihak (financial intermediary), yakni pihak kelebihan dana dan pihak kekurangan dana. Kegiatan funding dan landing merupakan tugas pokok pada bank syari ah. Pada PT BPRS Artha Surya Barokah menyediakan berbagai produk dalam pelayanan masyarakat. Dan salah satu produk fanding PT. BPRS Artha hlm. 61-62 2 Andri Soemitra, M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Jakarta: Kencana, 2009,

3 Surya Barokah yang dapat dijadikan pilihan dalam berinvestasi adalah produk deposito Investasi Mudharabah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Syari ah, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 3 Prinsip dasar yang diterapkan pada deposito adalah mudharabah. Produk deposito investasi mudharabah (DIM) merupakan salah satu produk penghimpunan dana (funding) di PT. BPRS Artha Surya Barokah dengan menggunakan akad mudharabah muthlaqah yang memberikan keuntungan yang relatif tinggi. Dengan akad tersebut, maka PT. BPRS Artha Surya Barokah memiliki hak kebebasan untuk mengelola dana deposito investasi mudharabah tersebut dengan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan. Dana tersebut akan disalurkan ke berbagai sektor bisnis yang mampu meningkatkan dan memperoleh keuntungan. Mekanisme funding yang dilakukan pada produk deposito investasi mudharabah dengan berdasarkan atas jangka waktu dan syarat-syarat tertentu dalam pelaksanaannya dan pencairannya. Dalam mekanisme landing PT BPRS Artha Surya Barokah akan menyalurkannya melalui produk pembiayaan yang dimilki sesuai dengan sistem yang telah diterapkan, dengan 3 Adiwarman Karim, Bank Islam : analisis Fiqh & keuangan, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, Edisi 4, Cet. ke-7, 2010, hlm. 351

4 tujuan menghasilkan pendapatan sehingga nantinya deposan akan mendapatkan return yang tinggi. Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan sebuah karakteristik dari suatu perbankan syariah dan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. 4 Secara syari ah prinsipnya berdasarkan mudharabah, yaitu bank sebagai mitra baik dengan deposan maupun dengan peminjam dana. Sedangkan mekanisme pembagian bagi hasil atas deposito investasi mudharabah ini sudah ditetapkan nisbahnya dari pihak Bank, semakin lama waktu jatuh tempo deposito maka akan semakin besar nisbah bagi hasil yang diberikan. Pihak deposan/calon deposan PT. BPRS Artha Surya Barokah harus menentukan jangka waktu terlebih dahulu sebelum pembukaan dan sepakat atas nisbah bagi hasil yang ditetapkan bank. Pada dasarnya pencairan deposito tepat dengan jangka waktu yang disepakati. Namun, di PT. BPRS Artha Surya Barokah menerapkan kebijakan pembolehan untuk melakukan pencairan sebelum jangka waktu dan setelah jangka waktu. Dan merupakan kebijakan bank yang bersangkutan apabila terdapat pembolehan pencairan sebelum jatuh tempo tersebut. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang mekanisme produk penghimpunan dana deposito dan penyalurannya yang dimiliki PT. BPRS Artha Surya Barokah. Oleh karena, itu penulis menjadikan produk deposito investasi mudharabah sebagai objek penulisan 4 Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syari ah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, Cet. ke-1, 2001, hlm. 137.

5 tugas akhir dengan judul MEKANISME FUNDING DAN LANDING PRODUK DEPOSITO INVESTASI MUDHARABAH (DIM) DI PT. BPRS ARTHA SURYA BAROKAH SEMARANG. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan pokokpokok permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana mekanisme funding produk deposito investasi mudharabah (DIM) di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semarang? 2. Bagaimana mekanisme perhitungan bagi hasil produk deposito investasi mudharabah (DIM) di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semarang? 3. Bagaimana mekanisme landing produk deposito investasi mudharabah (DIM) di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu : a. Untuk mengetahui mekanisme funding produk deposito investasi mudharabah (DIM) di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semarang. b. Untuk mengetahui mekanisme perhitungan bagi hasil produk deposito investasi mudharabah (DIM) di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semarang. c. Untuk mengetahui mekanisme landing produk deposito investasi mudharabah di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semarang.

6 1.4 Manfaat Penelitian Dengan memperhatikan hasil penelitian ini secara menyeluruh, maka diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan kontribusi pada khasanah keilmuan Islam dalam studi Perbankan Syari ah, khususnya tentang sejarah dan perkembangan lembaga keuangan syari ah, yaitu bank syari ah. 2. Menambah dan memperluas wawasan, meningkatkan dan memperdalam pengetahuan terutama yang berkaitan dengan produk penghimpunan dana bank syari ah. 3. Diharapkan bisa menjadi acuan dan menambah pengetahuan serta referensi bagi pembaca yang membutuhkan data-data penelitian. 4. Memberikan solusi masalah dan memberikan kontribusi ilmu dan pemikiran kepada praktisi atau institusi-institusi yang berkompeten terhadap dunia perbankan khususnya mengenai produk penghimpunan dana bank syari ah. 1.5 Kajian Pustaka Siti Aminah, dalam Tugas Akhir ( TA ) jurusan Perbankan Syari ah yang berjudul Penerapan Akad Mudharabah pada Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA) di BMT Hudatama Semarang. Penelitian tersebut berakhir pada kesimpulan bahwa penerapan akad yang digunakan dalam simpanan sukarela berjangka di BMT Hudatama yaitu mudharanah muthlaqah yang mana pihak shohibul maal memberikan kebebasan kepada

7 pihak mudharib dalam pengelolaan dananya. Dalam akad Mudharabah pada simpanan berjangka, jangka waktu yang ditetapkan di KJKS BMT Hudatama Semarang yaitu 3, 6, 12 bulan. Semakin lama jangka waktu yang dipilih pada awal akad maka semakin besar nisbah yang diperoleh anggota. 5 Umar Hadi Winata, dalam Tugas Akhir (TA) jurusan Perbankan Syari ah dengan judul Pelaksanaan Bagi Hasil IB Tapenas Hasanah di BNI Syari ah cabang Pembantu Unissula Semarang yang menyatakan bahwa penarikan hanya dapat dilakukan pada saat penutupan jatuh tempo begitu juga penutupannya. Secara teknis bagi hasil dilakukan berdasarkan saldo rata-rata bulanan yang dihitung tiap akhir bulan. Nisbah bagi hasil yang diberikan Bank berjenjang, apabila saldo akhir kurang dari Rp.25.000.000 maka nisbah bagi hasil sebesar 45%, saldo rata-rata Rp.25.000.000 sampai Rp.50.000.000 maka bagi hasil yang diterima 46%, saldo rata-rata sebesar Rp.50.000.000 sampai Rp. 75.000.000, maka nisbah bagi hasil yang diterima 47%, saldo rata-rata sebesar Rp. 75.000.000 sampai Rp.100.000.000, maka bagi hasil yang diterima 48% dan apabila saldo lebih dari Rp.100.000.000 maka nisbah bagi hasinya 50%. 6 Novaline Sufiana, dalam tugas akhir (TA) jurusan D.3 Perbankan Syari ah tahun 2012 dengan judul Perhitungan Bagi Hasil pada deposito investasi mudharabah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran yang menyatakan bahwa prosedur pelaksanaanya nasabah cukup membawa 5 Siti Aminah, Penerapan Akad Mudharabah pada Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA) di BMT Hudatama Semarang, 2012, hlm. 45 6 Umar Hadi Winata, Pelaksanaan Bagi Hasil IB Tapenas Hasanah di BNI Syari ah Cabang Pembantu Unissula Semarang, 2012, hlm. 36-37

8 identitas diri dan pencairan pada prinsipnya hanya dapat dilakukan ketika jatuh tempo, dan dikenakan biaya materai ketika akan melakukan penutupan/pencairan deposito dengan cara menunjukkan bilyet deposito (asli) dan membawa kartu identitas diri. 7 Dari hasil yang diperoleh peneliti terhadap berbagai sumber dan bahan pustaka tidak atau belum menjumpai pembahasan yang spesifik dengan permasalahan yang akan disajikan dalam penelitian ini. Pembahasan ini lebih kepada mekanisme deposito mudharabah (simpanan berjangka) dari pembukaan dan pencairan (saat jatuh tempo, sebelum jatuh tempo dan setelah jatuh tempo), perhitungan bagi hasil dengan jangka waktu antara 1, 3, 6 dan 12 bulan serta mengenai penyaluran dana deposito tersebut. Perbedaan diantara ketiga kajian pustaka tersebut yaitu bahwa penelitian yang dilakukan hanya menjelaskan prosedur pelaksanaanya tidak sampai kepada penyaluran dana deposito tersebut. Perhitungan bagi hasil yang dilakukan terjadi pada awal bulan sedangkan PT BPRS ASB pada akhir bulan dengan diketahui returnnya terlebih dahulu. Perbedaan lokasi penelitian bisa jadi berbeda pula mekanismenya. Untuk itu, penulis akan mengkaji pembahasan tersebut untuk lebih jelas mengenai deposito investasi mudharabah di PT. BPRS Artha Surya Barokah tersebut. 7 Novaline Sufiana, Perhitungan Bagi Hasil pada deposito investasi mudharabah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran, 2012, hlm. 46

9 1.6 Metode Penelitian Dalam penulisan Tugas Akhir (TA) ini peneliti menggunakan beberapa metode penelitian agar memperoleh data-data yang akurat, antara lain: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 8 2. Sumber Data a. Data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan. 9 Penulis mengumpulkan data melalui wawancara langsung dengan karyawan yang bersangkutan. b. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer dan dapat diperoleh dari luar objek penelitian. 10 Penulis menggambungkan data dari pembahasan yang diperoleh dari orang lain baik berupa laporan-laporan atau buku-buku. 3. Metode Pengumpulan Data Dengan tujuan untuk mengetahui mekanisme funding dan landing produk deposito investasi mudharabah (DIM) di PT. BPRS Artha Surya 8 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif ( edisi revisi ), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-XXIV, 2007, hlm. 6 9 Husain Umar, Research Methods In Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. ke-2, 2002, hlm. 82 10 Sutrisno Hadi, Metode Research, Yogyakarta: Andi Offset, Jilid 1, 1993, hlm. 11

10 Barokah, penulis dalam proses pengumpulan datanya merasa perlu merangkul semua pihak yang berkaitan dengan objek penelitian ini. Oleh karena itu, metode pengumpulan data yang penulis terapkan antara lain : a. Metode Interview Interview (wawancara) adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh info dari terwawancara (interviewee). 11 Penulis mencari informasi melalui tanya jawab secara langsung dengan karyawan yang bersangkutan dengan penelitian ini pada hari selasa 16.00 WIB. b. Metode Observasi Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat gejala-gejala yang diselidiki. 12 Penulis mengamati secara langsung terhadap objek penelitian di lapangan dengan melakukan pencatatan segala aktivitas yang berhubungan dengan objek penelitian. Secara umum, observasi yang dilakukan penulis adalah observasi deskripsi yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum tentang sejarah berdiri, visi dan misi, kegiatan usaha dan produkproduk yang dimiliki PT. BPRS Artha Surya Barokah. c. Metode dokumentasi hlm.70 11 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali, 1987, hlm. 126 12 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003,

11 Dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan objek penelitian, baik mengenai profil, macam-macam produk, mekanisme dan lain sebagainya. Jadi penulis melakukan pengumpulan data mengenai hal-hal tersebut melalui arsip-arsip, catatan-catatan dan berbagai macam dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 4. Teknik Analisis Data Analisis adalah suatu proses menghubungkan, memisahkan dan mengelompokkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai akhir pembahasan. 13 Metode analisis yang digunakan penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode deskriptif. Deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas pemikiran pada masa sekarang. Tujuan dari deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 14 Berdasarkan metode ini, penulis ingin menggambarkan bagaimana mekanisme penghimpunan deposito investasi mudharabah dari awal pembukaan dan pencairan serta tentang bagi hasil deposito investasi mudharabah di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semarang. 13 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 85. 14 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, hlm. 54.

12 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan Tugas Akhir (TA) ini penyusun menggunakan sistematika pembahasan yang dituangkan dalam tiga bagian dan dibagi menjadi empat bab serta disusun secara sistematis. Hal ini untuk mempermudah pemahaman, sehingga mampu mancapai tujuan yang diinginkan dalam penelitian. 1. Bagian Muka Pada bagian ini terdiri dari : halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman berita acara ujian munaqaosah, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, halaman kata pengantar dan daftar isi. 2. Bagian Isi Bagian ini terdiri dari empat bab, antara lain: BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan Tugas Akhir. BAB II Landasan Teori, bagian ini berisi tentang pengertian mudharabah, pengertian deposito mudharabah, landasan syari ah akad mudharabah, landasan syari ah deposito mudharabah, ketentuan umum deposito mudharabah, mekanisme deposito mudharabah dan konsep perhitungan bagi hasil deposito mudharabah. BAB III Gambaran Umum PT. BPRS Artha Surya Barokah Semarang, berisi tentang sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur

13 organisasi, tugas dan wewenang, produk-produk yang ditawarkan, perkembangan asset dan permasalahan yang dihadapi. BAB IV Pembahasan, dalam bab ini terbagi dalam beberapa sub bab yaitu mekanisme funding produk deposito investasi mudharabah (DIM) di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semaranag, mekanisme perhitungan bagi hasil deposito investasi mudharabah di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semaranag, mekanisme landing produk deposito investasi mudharabah (DIM) di PT. BPRS Artha Surya Barokah Semaranag dan analisis. BAB V PENUTUP, memuat kesimpulan dan saran saran. 3. Bagian Akhir Bagian akhir Tugas Akhir (TA) ini terdiri dari: daftar pustaka dan lampiran-lampiran.