BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat Indonesia adalah yoghurt. Data statistika menujukkan hanya 10,6

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Buah naga merupakan tanaman kaktus dari famili Cactaceae dengan subfamily

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan

Susu Fermentasi dan Yogurt

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

PENGARUH PENAMBAHAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereuz polyrhizus) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS ORGANOLEPTIK, KIMIA DAN FISIK YOGHURT SUSU SAPI

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI FRUKTOSA PADA SUSU MENJADI ASAM LAKTAT

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia sekarang ini, siapa yang tidak mengenal yoghurt, minuman yang sudah menjadi

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

PENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia, kebutuhan akan protein hewani

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu.

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2 mikrometer, lebih kecil dari pada ukuran butiran lemak susu sapi yang mencapai

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

Pengaruh Suhu Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hylocereus polyrhizuz kulit dan buahnya berwarna merah, Hylocereus

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA ABSTRAK

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

Proses Pembuatan Madu

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

PENGARUH KONSENTRASI STARTER DAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU YOGHURT NABATI KACANG HIJAU

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DAN AGAR-AGAR SEBAGAI PENGEMULSI PADA PEMBUATAN SOYGHURT BUAH NAGA

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan makanan saat ini sudah semakin inovatif dan variatif. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen tidak hanya memiliki komposisi bahan yang bermutu, tetapi juga mempunyai kandungan gizi yang baik bagi tubuh. Salah satu produk makanan yang berkembang dan banyak diminati oleh masyarakat Indonesia adalah yoghurt. Data statistika menujukkan hanya 10,6 21% konsumen menyukai plain yoghurt. Selebihnya 89,4 79% menyukai yoghurt dengan tambahan sari buah. Yoghurt merupakan susu asam yang dihasilkan dari proses fermentasi susu oleh campuran bakteri asam laktat thermophilic yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Kedua jenis bakteri ini bersama-sama membentuk rasa asam, aroma yang khas serta komponen-komponen pembentuk cita rasa seperti aseton, asetaldehida, diasetil dan senyawa karbonil lainnya (Helferich dan Westhoff, 1980). Produk ini dapat memberi nilai tambah pada susu terutama untuk meningkatkan daya cerna susu sekaligus menunjang stabilitas sistem digesti. Proses inkubasi merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan yoghurt karena dalam tahap ini terjadi proses fermentasi dalam susu oleh bakteri. Pembuatan yoghurt pada proses fermentasi berlangsung pada suhu 37 o C selama lebih kurang 24 jam. Suhu fermentasi dapat lebih tinggi misalnya 45 o C dengan

2 waktu fermentasi 3-4 jam (Foster et al., 1987 dalam Sinaga, C. 2007). Dalam proses fermentasi sering terjadi kegagalan antara lain disebabkan karena suhu inkubasi yang terlalu rendah. Selama inkubasi, susu mengalami penggumpalan yang disebabkan menurunnya ph akibat aktivitas kultur atau bibit. Pada mulanya Streptococus menyebabkan peningkatan ph hingga 5.0 sampai 5.5 selanjutnya ph menurun hingga 3.8 sampai 4.5 karena adanya aktivitas Lactobacillus. Selain itu selama inkubasi akan terbentuk flavour karena terbentuknya beberapa asam hasil metabolisme yaitu: asam laktat, asetaldehid, asam asetat dan diasetil. Berdasarkan Standar Nasioal Indonesia (SNI) untuk yoghurt yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional tahun 1992 dengan nomor SNI 01-2981-1992 yoghurt dengan kualitas yang baik memiliki total asam laktat sekitar 0,5-2,0 persen dan kadar air maksimal 88 persen. Sedangkan menurut Edwin (2002) derajat keasaman (ph) yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah 4,5. Rasa asam, aroma yang lebih kecut dan tajam, dan warna yang lebih gelap dari susu segar menyebabkan produk ini memerlukan perlakuan tambahan dalam proses pembuatannya. Produk yogurt di pasaran umumnya telah mengalami penambahan ekstrak buah-buahan dan zat pewarna, untuk mencegah rasa asam yang berlebihan dan untuk meningkatkan daya tarik produk serta meningkat nilai gizi, salah satunya dengan penambahan sari buah naga. Tanaman buah naga termasuk komoditi yang mulai dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini terdiri dari dua genus yaitu Hylocereus dan Selenicereus. Genus Hylocereus terdiri dari 3 spesies yaitu Hylocereus undatus (daging putih),

3 Hylocereus polyrhizus (daging merah), Hylocereus costaricensis (daging merah super). Sedangkan genus Selenicereus hanya terdiri dari satu spesies yaitu Selenicereus megalanthus (kulit kuning, tidak bersisik). Bentuk fisik buah naga mirip dengan buah nanas hanya saja buah ini memiliki sulur atau jumbai di bagian kulitnya dan buah ini berwarna merah jambu (pink) (Ratna, 2012). Secara keseluruhan, buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) baik untuk kesehatan dan dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi sehari-hari. Hasil analisis laboratorium Taiwan Food Industry Develop & Research Authorities, report code "85-2537" dalam 100 gr buah naga merah mengandung vitamin B1 0,28 0,043 mg, vitamin B2 0,043 0,045 mg, vitamin B3 0,297 0,43 dan vitamin C 8 9 mg. Vitamin C berupa serbuk atau hablur kekuningan, rasa asam yang tajam dan merupakan zat organis yang relatif sederhana hampir mendekati bentuk gula atau monosakarida. Vitamin C sangat sensitif terhadap pengaruh-pengaruh luar yang menyebabkan kerusakan-kerusakan seperti : suhu, konsentrasi gula dan garam, ph, oksigen, enzim, katalisator logam, konsentrasi awal baik dalam larutan maupun sistem model (Deddy Muchtadi, 1993). Diketahui bahwa proses produksi yogurt sangat bergantung pada proses fermentasi susu yang berlangsung, Tingginya kandungan vitamin C yang terkandung dalam sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizu) kemungkinan dapat mempengaruhi kinerja mikroba pengurai selama dalam proses pembuatan yogurt.

4 Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Sari Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Dan Lama Inkubasi Terhadap Nilai ph Dan Kandungan Vitamin C Pada Yoghrut Susu Sapi untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sekaligus sebagai penganekaragaman produk yoghurt. 1.2 Rumusan Masalah a. Apakah ada perbedaan nilai ph dan kandungan vitamin C yoghurt susu sapi yang ditambahkan sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) berdasarkan lama inkubasi? b. Berapakah penambahan konsentrasi sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan lama inkubasi yang paling efektif dalam mempengaruhi nilai ph dan kandungan vitamin C? c. Apakah ada perbedaan hasil uji organoleptik pada yoghurt susu sapi yang ditambahkan sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) berdasarkan tingkat kesukaan? 1.3 Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui perbedaan nilai ph dan kandungan vitamin C yoghurt susu sapi yang ditambahakan sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) berdasarkan lama inkubasi.

5 b. Untuk mengetahui konsentrasi sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang paling efektif dalam mempengaruhi cita rasa yoghurt susu sapi. c. Untuk mengetahui hasil uji organoleptik pada yoghurt susu sapi yang ditambahkan sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) berdasarkan tingkat kesukaan. 1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Memberikan informasi tentang teknologi pengolahan yoghurt susu sapi yang diberi tambahan sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan kandungan vitamin C dan ph berdasarkan lama inkubasi. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keanekaragaman produk yoghurt. c. Manfaat Bagi Masyarakat Memperkenalkan produk baru yang bermanfaat bagi kesehatan salah satunya yoghurt dengan penambahan sari bauah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang bermanfaat bagi kesehatan.

6 d. Manfaat Bagi Dunia Pendidikan Hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian Bioteknologi 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Buah naga yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah naga berdaging merah (Hylocereus polyrhizus). b. Susu sapi yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan yoghurt adalah susu sapi segar yang didapatkan dari KUD Mulyo Agung Malang. c. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah pengukuran nilai ph dan kandungan vitamin C berdasarkan lama inkubasi selama 8 jam dan 10 jam dengan menggunakan suhu masing masing 40 0 C. d. Yoghurt yang digunakan sebagai pembanding (kontrol positif) yaitu yoghurt tanpa penambahan sari buah naga. e. Sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 ml, 6 ml dan 8 ml. 1.6 Definisi Istilah a. Yoghurt menurut salah satu definisi resmi Codex Alimentarius, 1975. Adalah sejenis produk susu terkoagulasi diperoleh dari fermentasi asam laktat tertentu melalui aktivasi Lactobacillus delbrueckii var.

7 bulgaricus dan Streptococcus salivarius var. thermophilus, dimana mikroorganisme dalam produk akhir harus hidup aktif dan berlimpah. b. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) adalah Tanaman buah naga merupakan jenis tanaman memanjat. Di habitat aslinya tanaman ini memanjat tanaman lainnya untuk menopang dan bersifat epifit masih bisa hidup meskipun akarnya yang ditanah dicabut karena masih bisa memperoleh makanan dari udara melalui akar yang tumbuh dibatangnya. Secara morfologis tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun (Marufah, 2010). c. Vitamin adalah sekolompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk pemeliharaan kesehatan. Biasanya vitamin tidak disintesis dalam tubuh dan oleh karena itu penting dalam susunan makan (Gaman & Sherring, 1992). d. ph adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan. Koefisien aktivitas ion hydrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis (Helmenstine, 2009). e. Inkubasi adalah proses pertumbuhan biakan bakteri atau perbanyakan biakan dengan menyediakan keadaan lingkungan yang sesuai (Javetz et al., 1980). Lingkungan dalam hal ini adalah suhu, merupakan faktor terpenting pada inkubasi yang akan mempengaruhi terhadap perkembangbiakan asam laktat dari yoghurt (Singh et al., 1980).