KAJIAN PENGGUNAAN METODE PENAJAMAN CITRA (PAN-SHARPENING) WORLDVIEW-2 (Studi Lokasi : Kabupaten Jombang)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK DAN METODE FUSI (PANSHARPENING) DATA ALOS (AVNIR-2 DAN PRISM) UNTUK IDENTIFIKASI PENUTUP LAHAN/TANAMAN PERTANIAN SAWAH

RANCANG BANGUN APLIKASI FUSI CITRA (IMAGE FUSION) DARI DATA PENGINDERAAN JAUH MENGGUNAKAN METODE PANSHARPENING TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS HASIL METODE PAN SHARPENING UNTUK PEMETAAN RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERKOTAAN PATI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Subset citra QuickBird (uint16).

METODE PENAJAMAN (PANSHARPEN) CITRA LANDSAT 8

Citra Satelit IKONOS

Image Fusion: Trik Mengatasi Keterbatasan Citra

PENAJAMAN INFORMASI OBYEK PERMUKAAN BUMI DENGAN FUSI CITRA PENG1NDERAAN JAUH BERDASARKAN WAVELET

PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS HASIL METODE PAN-SHARPENING UNTUK PEMETAAN RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERKOTAAN PATI

ANALISIS PANSHARPENING CITRA SPOT 5

BAB III BAHAN DAN METODE

EVALUASI METODE PENAJAMAN CITRA MULTISPEKTRAL DENGAN MEMANFAATKAN KANAL PANKROMATIK

Staf Pengajar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, 2

EVALUASI METODE FUSI CITRA MULTI RESOLUSI MENGGUNAKAN ALGORITMA WANG BOVIK DAN OBJECT BASED IMAGE ANALYSIS (OBIA)

BAB I PENDAHULUAN I.1.

ISSN Jalan Udayana, Singaraja-Bali address: Jl. Prof Dr Soemantri Brodjonogoro 1-Bandar Lampung

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGINDERAAN JAUH DENGAN NILAI INDEKS FAKTOR UNTUK IDENTIFIKASI MANGROVE DI BATAM (Studi Kasus Gugusan Pulau Jandaberhias)

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

FUSI CITRA LANDSAT 7ETM+ DAN ASTER G-DEM UNTUK IDENTIFIKASI ASPEK GEOLOGI KABUPATEN SOPPENG SULAWESI SELATAN

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMBINASI BAND PADA CITRA SATELIT LANDSAT 8 DENGAN PERANGKAT LUNAK BILKO OLEH: : HILDA ARSSY WIGA CINTYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Remote Sensing KKNI 2017

Anita Dwijayanti, Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pansharpening Terhadap Indeks Lahan Terbangun NDBI Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kota Pontianak

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Teknik Resampling Pada Citra Hasil Pan-Sharpening

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

Petunjuk teknis penggunaan software pengolahan citra Landsat-8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)

Gambar 1. Satelit Landsat

METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

PEMETAAN PARTISIPATIF BATAS KEPEMILIKAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAHAN DAN MET ODE. Waktu dan Lokasi

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

ANALISIS PENENTUAN EKOSISTEM LAUT PULAU- PULAU KECIL DENGAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT RESOLUSI TINGGI STUDY KASUS : PULAU BOKOR

PEDOMAN PEMANTAUAN PERUBAHAN LUAS PERMUKAAN AIR DANAU MENGGUNAKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEMETAAN MANGROVE DENGAN TEKNIK IMAGE FUSION CITRA SPOT DAN QUICKBIRD DI PULAU LOS KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU

EVALUASI TUTUPAN LAHAN DARI CITRA RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE KLASIFIKASI DIGITAL BERORIENTASI OBJEK (Studi Kasus: Kota Banda Aceh, NAD)

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

PENGOLAHAN CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK IDENTIFIKASI TUTUPAN LAHAN VEGETASI MENGGUNAKAN ER MAPPER 7.0 (Laporan Peongolahan Citra Satelit)

2. TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Citra Satelit Untuk Pemetaan Perairan Dangkal

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

BAB III PENGOLAHAN DATA. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini.

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

ANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) (Studi Kasus: Sei Mangkei, Sumatera Utara)

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

SAMPLING DAN KUANTISASI

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Berapa banyak bit yang digunakan dalam satu pixel?

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

Satelit Landsat 8, Landsat Data Continuity Mission Pengolahan Citra Digital

KAJIAN KETELITIAN KOREKSI GEOMETRIK DATA SPOT-4 NADIR LEVEL 2 A STUDI KASUS: NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Latar Belakang. Penggunaan penginderaan jauh dapat mencakup suatu areal yang luas dalam waktu bersamaan.

Transkripsi:

KAJIAN PENGGUNAAN METODE PENAJAMAN CITRA (PAN-SHARPENING) WORLDVIEW-2 (Studi Lokasi : Kabupaten Jombang) Chardy Ely Haryanto Hutagaol : Silvester Sari Sai. ST., MT. Ir. Agus Darpono., MT Program studi teknik geodesi S-1 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Tenkologi Nasional Malang Kampus I: Jl. Bendungan sigura-gura No.2 Malang ABSTRAKSI Penggabungan (image fusion) dapat dijadikan sebagai alat bantu penting dalam evaluasi data penginderaan jauh dengan ketersediaan data multisensor, multitemporal, multifrekuensi dan multiresolusi dari satelit observasi bumi. Hal ini tentu saja sangat membantu pelaksanaan aplikasi penginderaan jauh dalam hal pengukuran, pemetaan, pantauan dan pemodelan dengan lebih efisien dibandingkan pemetaan secara konvensional. Pan-sharpening adalah salah satu teknik yang tepat untuk menggabungkan detil geometri (spasial) dan detil warna (spektral) pada pasangan awal sehingga didapatkan multispektral baru dengan informasi spasial dan spektral yang lebih tajam. Bertujuan untuk membandingkan beberapa metode pan sharpening. Adapun metode pan sharpening yang dilakukan adalah Metode HSV, Brovey, Gram-Schmidt dan PCA. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Pan-Sharpening dari data pankromatik dengan resolusi spasial 0,5m dan data multispektral dengan resolusi spasial 2.0m dapat mempertajam hasil klasifikasi dan membantu dalam identifikasi objek. Kata Kunci : Image fusion, Pan-Sharpening, HSV, Brovey, Gram-Schmidt dan PCA PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan teknologi penginderaan jauh mampu menyediakan penginderaan jauh yang mempunyai resolusi spasial, resolusi spektral dan resolusi temporal yang cukup tinggi. Hal ini tentu saja sangat membantu pelaksanaan aplikasi penginderaan jauh dalam hal pengukuran, pemetaan, pantauan dan pemodelan dengan lebih efisien dibandingkan pemetaan secara konvensional. Pada sistem sensor satelit penginderaan jauh, resolusi spasial dan resolusi spektral merupakan hal yang saling bertolak belakang. Beberapa satelit pengideraan jauh mampu memberikan dengan informasi multispektral yang dapat membedakan fitur secara spektral tetapi tidak secara spasial, begitu pula sebaliknya. Keterbatasan pada penyediaan multispektral beresolusi tinggi ini menyebabkan diperlukannya solusi untuk menghasilkan multispektral yang kaya akan informasi spasial maupun informasi warna (spektral). Fusi atau pan sharpening adalah salah satu teknik yang tepat untuk menggabungkan detil geometri (spasial) dan detil warna (spektral) pada pasangan awal sehingga didapatkan multispektral baru dengan informasi spasial dan spektral setajam mungkin. Proses fusi pada bidang penginderaan jauh bertujuan mempermudah langkah analisis yang memerlukan ekstraksi obyek secara detail, antara lain pada metode klasifikasi untuk analisis pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan. Terdapat beberapa macam teknik yang digunakan untuk fusi yaitu metode 1

Gram-Schmidt, Brovey, HSV, PCA, dan CN Spektral Sharpening. Dengan kenampakan resolusi spasial yang lebih baik berdasarkan fusi, proses klasifikasi diharapkan dapat menjadi lebih terbantu dalam interpretasi visual dan mengelompokan objek-objek ke dalam kelas-kelas sesuai dengan kenampakan objek di lapangan yang ada pada daerah penelitian. Meningkatnya kemampuan interpretasi visual dan pengklasifikasian objek menghasilkan akurasi klasifikasi yang lebih baik dibandingkan jika menggunakan salah satu data saja. Harus dipahami bahwa penggabungan dilakukan pada tingkat resolusi spasial denganperbedaan yang tidak terlalu signifikan. Citra yang digunakan pada penelitian ini yaitu WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digital Globe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spektral yang lebih lengkap dibandingkan produk sebelumnya resolusi spasial yang dimiliki satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m 0.5 m untuk pankromatik dan 1.84 m untuk multispektral multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup. metode pan-sharpening yaitu transformasi HSV, transformasi Brovey, transformasi Gram-Schmidt, transformasi PCA. 4. Lokasi penelitian yaitu Kabupaten Jombang Tujuan Penelitian Tujuan penulisan skripsi ini untuk melakukan penajaman (pan-sharpening) worldview-2 menggunakan metode HSV, metode Brovey, metode Gram-Schmidt, metode PCA, dari metode ini akan membandingkan mana yang lebih baik diantara keempat metode tersebut untuk menghasilkan dengan kualitas resolusi spasial tinggi (high resolution) dan natural (natural color image) sebagai sumber pembuatan peta dasar. PELAKSANAAN PENELITIAN Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian ini adalah Kabupaten Jombang, kabupaten jombang merupakan kabupaten di bagian tengah Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Jombang.. Rumusan Masalah Secara garis besar, rumusan masalah yang melatarbelakangi penelitian ini bagaimana menggabungkan pankromatik (high-resolution) dengan multispektral (low-resolution) untuk memperoleh dengan kualitas resolusi spasial tinggi (high-resolution) dan natural (natural color image). Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah WorldView2 hasil perekaman tahun 2013. 2. Software (perangkat lunak) yang digunakan dalam penelitian ini adalah ENVI 3. Metode penajaman pankromatik dan multispektral menggunakan Gambar. 3.1. Lokasi Penelitian. Alat Penelitian Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses penelitian ini baik itu perangkat lunak (Software) maupun perangkat keras (Hardware) antara lain: 1. Perangkat Keras (Hardware) Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Printer Canon Type IP 2700 (1 buah). 2

HARDISK 500GB Laptop ASUS i7 NVIDIA 840 Processor 2,50 GHz, 4,00GB of RAM (1 buah). 2. Perangkat Lunak (Software): ENVI 4.5 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu sebagai berikut : 2 sheet Citra Satelit Worldview-2 Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan penelitian digambarkan dalam diagram alir dibawah ini Keterangan Diagram Alir : 1. Mempersiapkan data woldview2. 2. Mosaicking merupakan proses penggabungan antar scene yang berbeda yang sudah melalui tahap pansharpening/fusi, koreksi geometrik, color enhancement dan balancing.misalnya tile potongan akan digabung menjadi satu scene atau penggabungan dari beberapa scene. Sehingga, yang terdiri dari beberapa file setelah di mosaicking menjadi satu file.. 3. Pan Sharpening atau Fusion merupakan suatu metode transformasi berbasis spasial, dengan kata lain yaitu merubah resolusi spasial satelit menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan kenampakan obyek yang ideal untuk 4. Metode HSV Pan-sharpening Penajaman dengan metode HVS dilakukan dengan mentransformasikan suatu dalam ruang warna Merah- Hijau-Biru (Red-Green-Blue: RGB) menjadi dalam ruang warna HSV (Hue-Saturation-Value-HSV) dengan cara: menggantikan kanal nilai (Value-V) dengan resolusi spasial tinggi, secara automatic melakukan resampling kanalkanal Hue (Hue-H) dan Saturasi (Saturation-S) menjadi ukuran elemen resolusi spasial tinggi dengan menggunakan suatu teknik nearest neighbor, bilinear, atau cubic convolution. 5. Metode Brovey Pan-sharpening Penajaman metode Brovey dilakukan dengan mengaplikasikan suatu teknik penajaman yang menggunakan suatu kombinasi matematika dari warna dan data resolusi spasial tinggi. Setiap kanal di dalam warna tersebut dikalikan dengan suatu rasio dari data resolusi spasial tinggi yang dibagi dengan jumlah kanal-kanal warna tersebut. Fungsi tersebut secara automatik melakukan resampling terhadap tiga kanal-kanal warna menjadi ukuran elemen resolusi spasial tinggi dengan menggunakan salah satu dari teknik-teknik yang kita pilih.teknik-teknik yang dipilih adalah nearest neighbor, bilinear, atau cubic convolution. Citra- RGB output akan mempunyai ukuran elemen data resolusi tinggi input. 6. Metode Gram-Schmidt Pan-sharpening Penggunaan penajaman spektral tajam dengan metode Gram-Schmidt adalah untuk mempertajam data multispektral resolusi spasial rendah dengan menggunakan data resolusi spasial tinggi. 7. Metode PCA pan shapening Penajaman spektral Komponen utama mempertajam suatu multikanal resolusi spasial rendah dengan menggunakan suatu kanal pankromatik 3

8. resolusi spasial tinggi yang sesuai. Algoritma tersebut menganggap bahwa kanal-kanal spektral resolusi spasial rendah berhubungan langsung dengan kanal pankromatik resolusi spasial tinggi. Penyajian Hasil dan Pelaporan 2. Hasil Metode BROVEY HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil PAN-SHARPENING Hasil yang diperoleh dari penelitian penggabungaan pankromatik (high-resolution) dan multispektral (low-resolution) dengan metode Pan-Sharpening adalah dengan kualitas resolusi spasial tinggi (high-resolution) dan natural (natural color image). Ada empat metode yang digunakan dalam proses Pan sharpening yaitu: 1. Hasil metode HSV Gambar 4.2. Hasil Metode BROVEY Metode Brovey menyediakan kualitas yang baik tapi miskin spasial kualitas spektral. Dalam metode ini,metode brovey menghasilkan 3 band di masingmasing band berwarna dan data resolusi tinggi dibagi dengan jumlah dari band, hasil pansharpening brovey yang didapat hampir sama dengan metode HSV hanya yang membedakan tingkat ketajaman yang kurang seperti halnya metode HSV beberapa tidak memiliki kanal warna. Seperti terlihat pada Gambar 4.2 3. Hasil Metode GRAM SCHMIDT Gambar 4.1. Hasil Metode HSV Penajaman dengan metode HVS (Hue Saturation Value) dilakukan dengan mentransformasikan suatu dalam ruang warna Merah-Hijau-Biru (Red-Green-Blue: RGB) menjadi dalam ruang warna HSV dengan cara,menggantikan kanal nilai (Value-V) dengan resolusi spasial tinggi, secara automatik melakukan resampling kanal-kanal Hue (Hue-H) dan Saturasi (Saturation-S) menjadi ukuran elemen resolusi spasial tinggi dengan menggunakan suatu teknik cubic convolution. Band yang diperoleh metode HSV dari pansharpening hanya 3 band. Hasil yang didapat dari image sharpening metode HSV mendapatkan Informasi spasial dan ketajaman yang bagus namun tidak bagus dalam warna, kekurangan dari metode ini hasil yang didapat untuk sebagai tidak mendapatkan kanal warna yang disebabkan warna RGB yang telah mengalami transformasi menjadi ruang HSV, seperti terlihat pada Gambar 4.1 Gambar 4.3 Hasil Pan sharpening Gram-Schmidt Metode Gram-Shmidt Spectral Sharpening menghasilkan 8 band dan image yang hampir sesuai dengan asli yang ditunjukkan dengan kanalkanal warna yang terang dan juga kenampakan spasial yang dihasilkan tajam yang didapat dari resolusi tinggi. Seperti terlihat pada Gambar 4.3. 4. Hasil Metode PCA 4

Penajaman spektral Komponen utama mempertajam suatu multikanal resolusi spasial rendah dengan menggunakan suatu kanal pankromatik resolusi spasial tinggi yang sesuai. Metode pansharpening PCA menghasilkan 8 band dan hasil dari metode PC spectral sharpening mendapatkan hasil yang menyerupai kanal warna RGB pada satelit namun kenampakan yang diperoleh tidak begitu jelas disebabkan warna yang dihasilkan tidak terang atau bisa dikatakan blur. Seperti terlihat pada Gambar 4.4 Dari tabel 4.1 objek jalan dijelaskan bahwa untuk interpretasi warna metode Gram Schmidt dan PCA mempunyai warna atural, sedangkan HSV dan brovey terlihat warna semu. Untuk interpretasi tekstur metode HSV terlihat kasar, Gram Schmidt dan PCA memiliki tekstur yang halus dan Brovey memiliki tekstur sedang. Interpretasi bentuk dalam metode Gram Schmidt, HSV, Brovey dan PCA terlihat jelas bentuk jalan, dan untuk interpretasi bayangan metode HSV lebih jelas dari ketiga metode. 1.2 Analisa Hasil Penelitian Pengenalan objek merupakan bagian vital dalam interpretasi. Tanpa dikenali identitas dan jenis objek yang tergambar pada, tidak mungkin dilakukan analisis. Analisis penelitian ini berdasarkan nilai RGB dan ketegasan batas objek, seperti pada tabel 4.1 5

Tabel 4.1 Interpretasi Jalan Pankromatik Multispektral Citra Input Koordinat POI P : 202 R : 179, G : 337, B : 306 X : 636240.606477mT ; Y : 9164442.12136mU Sampel BROVEY PCA GRAM- SCHMIDT HSV 1:2000 1:1000 R : 42 R : 110 R : 98 R : 48 G : 31 G : 103 G : 86 G : 22 B : 43 B : 122 B : 106 B : 24 UNSUR INTERPRETASI Warna Warna semu Warna natural Warna natural Warna semu (agak kemerahan) Tekstur sedang halus halus kasar Bentuk Bayangan Tidak jelas Tidak jelas Tidak jelas 6

Tabel 4.2 Interpretasi vegetasi Pankromatik Multispektral Citra Input P : 244 R : 154, G : 351, B : 290 Koordinat POI X : 637263.428 mt ; Y : 9164970.046 mu Sampel GRAM- BROVEY PCA SCHMIDT HSV 1:2000 1:1000 R : 156 R : 24 R : 30 R : 164 G : 135 G : 46 G : 62 G : 121 B : 140 B : 29 B : 33 B : 129 UNSUR INTERPRETASI Warna Warna semu Warna semu Warna natural Warna natural (agak kemerahan) (agak kemerahan) Tekstur Halus Kasar Kasar Sedang Bentuk (terlihat bentuk (terlihat bentuk (terlihat bentuk (terlihat bentuk vegetasi) vegetasi) vegetasi) vegetasi) Bayangan (terlihat di sebelah Agak jelas Agak jelas (terlihat di sebelah selatan vegetasi) selatan vegetasi) Dari tabel 4.2 objek vegetasi dijelaskan bahwa untuk interpretasi warna metode Gram Schmidt dan PCA mempunyai warna natural, sedangkan HSV dan Brovey terlihat warna semu (agak kemerahan). Untuk interpretasi tekstur metode HSV terlihat sedang, Gram Schmidt dan PCA memiliki tekstur yang kasar,dan Brovey memiliki tekstur halus. Interpretasi bentuk dalam metode Gram Schmidt, HSV, Brovey dan PCA terlihat jelas bentuk vegetasi, dan untuk interpretasi bayangan metode HSV dan Brovey jelas terlihat, sedangkan untuk metode PCA dan Gram Schmidt agak jelas terlihat. 7

Tabel 4.3. Interpretasi Pemukiman Pankromatik Multispektral Citra Input Dari table 4.3 objek pemukiman dijelaskan bahwa untuk interpretasi warna P : 365 R : 152, G : 351, B : 288 metode Brovey,PCA dan Gram Schmidt mempunyai warna semu, sedangkan untuk Koordinat POI Sampel BROVEY X : 636668.921mT ; Y : 9165088.289mU GRAM- PCA SCHMIDT HSV HSV terlihat warna semu agak kemerahan. Untuk interpretasi tekstur metode hsv, Gram Schmidt dan PCA memiliki tekstur terlihat sedang, dan Brovey memiliki 1:2000 tekstur kasar. Interpretasi bentuk dalam metode Gram Schmidt dan PCA agak jelas sedangkan untuk HSV dan Brovey terlihat kurang jelas, dan untuk interpretasi 1:1000 bayangan metode HSV jelas terlihat, dan untuk Brovey agak jelas terlihat bayangan R : 133 G : 100 B : 114 R : 169 G : 119 B : 133 R : 167 G : 107 B : 118 R : 255 G : 198 B : 209 sedangkan untuk metode PCA dan Gram Schmidt tidak jelas terlihat. UNSUR INTERPRETASI Warna Warna semu Warna semu Warna semu Warna semu (agak kemerahan) Tekstur kasar sedang sedang Sedang Bentuk kurang jelas Agak jelas Agak jelas Kurang jelas Bayangan Agak jelas Tidak jelas Tidak jelas 8

Tabel 4.4 Interpretasi sungai Pankromatik Multispektral Citra Input Dari tabel 4.4 objek sungai Koordinat POI P : 227 R : 215, G : 380, B : 315 X : 634950.282mT ; Y : 9166433.796mU dijelaskan bahwa untuk interpretasi warna metode Gram Schmidt dan PCA mempunyai warna natural, sedangkan HSV dan Brovey terlihat Sampel BROVEY PCA GRAM- SCHMIDT HSV warna semu (agak kemerahan). Untuk interpretasi tekstur metode HSV dan Brovey terlihat kasar, 1:2000 sedangkan Gram Schmidt dan PCA memiliki tekstur yang halus. Interpretasi bentuk dalam metode Gram Schmidt, HSV, Brovey dan 1:1000 PCA terlihat jelas bentuk vegetasi, dan untuk interpretasi bayangan metode HSV dan Brovey jelas R : 29 G : 15 B : 22 R : 175 G : 191 B : 205 R : 154 G : 154 B : 170 R : 41 G : 25 B : 27 terlihat, sedangkan untuk metode PCA dan Gram Schmidt tidak jelas terlihat. UNSUR INTERPRETASI Warna Warna semu Warna natural Warna natural Warna semu Tekstur kasar halus halus kasar Bentuk Bayangan Tidak jelas Tidak jelas 9

Tabel 4.5 Interpretasi Lahan kosong Pankromatik Multispektral Citra Input Koordinat POI Sampel 1:2000 1:1000 BROVEY P : 293 R : 235, G : 407, B : 314 X : 634983.251mT ; Y : 9166253.663mU GRAM- PCA HSV SCHMIDT Dari tabel 4.5 objek lahan kosong dijelaskan bahwa untuk interpretasi warna metode Gram Schmidt,Brovey,dan PCA mempunyai warna semu, sedangkan HSV dan terlihat warna semu agak kemerahan. Untuk interpretasi tekstur metode HSV terlihat kasar, Gram Schmidt dan PCA memiliki tekstur yang sedang, dan Brovey memiliki tekstur halus. Interpretasi bentuk dalam metode Gram Schmidt, HSV, Brovey dan PCA terlihat jelas bentuk lahan dan untuk interpretasi bayangan metode HSV jelas terlihat, sedangkan untuk metode Brovey,PCA dan Gram Schmidt tidak terlihat. R : 91 G : 56 B : 106 R : 40 G : 53 B : 91 R : 37 G : 53 B : 94 R : 182 G : 97 B : 33 UNSUR INTERPRETASI Warna Warna semu Warna natural Warna natural Warna semu (agak kemerahan) Tekstur Halus Sedang Sedang Kasar Bentuk Bayangan Tidak Tidak Tidak 10

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian metode Pan- Sharpening: 5.1. Saran 1. Dalam penelitian ini dilakukan uji coba dan diperoleh hasil Pansharp dari worldview2 dengan band 532 dengan menggunakan metode Hue Saturation Value (HSV), Color Normalized (Brovey), Gram-Scmidt Spectral Sharpening, dan PC Spectral Sharpening. 2. Hasil dari metode pan sharpening Brovey dan HSV menghasilkan 3 band dan hasil dari metode pan sharpening Gram schmidt dan PCA menghasilkan 8 band. 3. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Pan-Sharpening dari data pankromatik dengan resolusi spasial yang tinggi dan data multispektral dengan resolusi spasial rendah dapat mempertajam hasil klasifikasi dan membantu dalam identifikasi objek. Dari penelitian ini dengan melihat kekurangan dan permasalahan yang ada, dapat disarankan untuk dicoba kembali untuk yang lain yang mempunyai resolusi spasial yang berbeda antara multispektral dan pankromatiknya untuk mendapatkan kesimpulan yang menyeluruh untuk beberapa penginderaan jauh lainnyadiperlukan pembelajaran yang mendalam mengenai penarikan batas wilayah laut yang sesuai dengan undang - undang internasional yang berlaku. DAFTAR PUSTAKA Arif, Ismul,Hadi, Analisis Citra Digital Dengan Menggunakan Teknik Penajaman Citra. Dianovita Fadilah Muchsin, METODE PENAJAMAN (PANSHARPEN) CITRA LANDSAT8 Pusat Teknologi Data Penginderaan Jauh,LAPAN, e-mail: dianovita2001@yahoo.com. Gokmaria, Sitanggang. Peneliti Bidang Bangfatja, Pusat pengembangan Pemanfaatan LAPAN. M. Natsir P, Pusat Teknologi dan data Penginderaan jauh, LAPAN Email: mohnatsir@yahoo.com. Sascha Klonus & Manfred Ehlers, 2009. Performance Of evaluation methods in image fusion, Germany. T. Maurer Esri, 380 New York Street, Redlands, CA 92373, USA Vrabel, 1996. di dalam Image sharpening_ ENVIHelp. Zhang Y, 2008. Methods For Image Fusion Quality Assessment-A review, Comparison And Analysis, The International Archives of the Photogrammetry. Remote Sensing and Spasial Information Sciences. Vol.XXXVII, 11