dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data World

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seluruh dunia pada tahun 2015 sekitar 830 perempuan meninggal setiap harinya, hal ini disebabkan oleh komplikasi selama kean atau persalinan. Angka kematian (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, menurut data statistik World Health Organization (WHO) menggambarkan bahwa Indonesia berada pada urutan ke-7 dari 11 negara-negara di bagian Asia Tenggara, AKI mencapai 148/100.000 kelahiran hidup. Dimana target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu < 70 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2017). Hasil laporan Puskesmas menunjukkan bahwa Aki di Kota Semarang pada tahun 2016 sebanyak 32 kasus dari 26.337 kelahiran hidup atau sekitar 121,5 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dilihat dari AKI, terdapat penurunan kasus yaitu 35 kasus pada tahun 2015 menjadi 32 kasus di tahun 2016 (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2016). Lima penyebab kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam an, infeksi, partus lama, dan abotus. Sedangkan, kematian di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kean, dan infeksi (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Hasil penelitian menunjukan bahwa bersalin yang mengalami kejadian perdarahan postpartum primer mengalami dalam kean sekitar 85,3% (Putri, 2015). Pada tahun 2015 prevalensi global pada kean diperkirakan sekitar 41,8%, 75% di Gambia sementara 5,7% di Amerika Serikat. Beberapa wanita mengalami bahkan sebelum menjadi dan lainnya menjadi semakin selama kean (Anlaakuu & Anto, 2017). Anemia dapat diartikan sebagai degradasi kuantitas massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan perifer (Setiati, 2015). Anemia adalah suatu keadaan 1

2 dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dibawah normal (Yohana,Yovita dan Yessica, 2011). Anemia adalah masalah kesehatan masyarakat global sekitar 1,62 miliar orang menderita, hal ini mempengaruhi semua kelompok usia, tetapi dan anak-anak lebih rentan. Kekurangan zat besi adalah penyebab utama pada secara global. Penyebab lainnya pada kean adalah kehilangan darah yang berat seperti yang terjadi pada saat menstruasi dan infeksi parasit, kondisi seperti malaria dan HIV yang menurunkan konsentrasi hemoglobin (Hb) darah, dan kekurangan mikronutrien. Asupan rendah dan penyerapan zat besi yang buruk terutama pada pertumbuhan dan kean bila kebutuhan zat besi lebih tinggi tetap merupakan faktor risiko. Pada, meningkatkan risiko kematian dan anak dan memiliki konsekuensi negatif pada perkembangan kognitif dan fisik pada anak serta produktivitas kerja (Obai, Odongo & Wanyama, 2016). Defisiensi zat besi, terhitung lebih dari separuh kasus adalah penyebab paling umum selama kean. Seorang berat badan 55 kg diperkirakan membutuhkan sekitar 1200 mg zat besi selama kean. Kebutuhan zat besi harian meningkat dari sekitar 0,8 mg pada trimester pertama menjadi 4-5 mg selama trimester kedua dan >6 mg pada trimester ke-3 (Tewary & Singh, 2017). Semua berisiko terkena, sebab mereka membutuhkan nutrisi yang lebih banyak seperti kalori, protein, lemak, zat besi, asam folat, vitamin dan mineral. Risiko yang lebih tinggi untuk mengalami adalah kean ganda (gemeli), jarak kean terlalu dekat, muntah banyak karena morning sickness, terlalu muda, asupan makanan yang rendah akan zat besi, menstruasi berat sebelum. Adapun simptom yang paling lazim selama kean adalah tampak pucat pada kulit, bibir, dan kuku, merasa lelah atau lemah, pusing, dispnea, detak jantung cepat, sulit berkonsentrasi (Carter, 2015).

3 World Health Organization (WHO) mendefinisikan sebagai tingkat hemoglobin (Hb) <11 g/dl pada kean dan 10 g/dl postpartum. Saat ini, tidak ada rekomendasi WHO mengenai penggunaan titik potong hemoglobin yang berbeda untuk pada trimester, namun diketahui bahwa selama trimester kedua kean, konsentrasi hemoglobin berkurang sekitar 0,5 g/dl (South Australian Perinatal Practice Guidelines, 2016). Anemia pada terjadi akibat degradasi sedang kadar hemoglobin terjadi selama kean pada perempuan sehat yang tidak kekurangan besi atau folat. Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang relatif lebih besar jika dibandingkan peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah yang menyertai kean normal. Pada permulaan kean dan menuju aterm, kadar hemoglobin sebagian besar perempuan sehat simpanan besi adalah 11 g/dl atau lebih tinggi. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kean (Lenevo, 2015). Anemia pada kean dipengaruhi oleh meliputi; umur, pendidikan, paritas, dan pekerjaan. (Padila, 2014 dalam Diastuti 2015). Deteksi dini adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan/gangguan yang terjadi pada individu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Salah satu upaya untuk mencegah yang dapat dilakukan oleh adalah melakukan deteksi dini. Kemampuan deteksi dini akan membantu untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan pada kean, sehingga akan memudahkan bagi petugas kesehatan untuk memberikan penanganan bagi. Petugas kesehatan memberikan pelayanan pada yang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan atau antenatal care (ANC) melingkupi penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri, pemeriksaan keannya, pemberian tablet besi, pemberian imunisasi TT, pemeriksaan Hb, konsultasi, dan pemeriksaan lain sesuai keadaan. Adapun pemberian tablet Fe pada merupakan upaya penanggulangan gizi besi yang diberikan

4 pada trimester I sampai trimester III yang meliputi Fe 30 tablet, Fe 90 tablet (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2016). Laporan kesehatan berdasarkan UPTD Puskesmas Lamper Tengah Semarang bulan Oktober 2016 sampai bulan Juli tahun 2017, tercatat 293 resiko tinggi, kejadian sebanyak 25,6% (75 orang), riwayat sectio caesarea sebanyak 17,1% (50 orang), jarak anak >5 tahun sebanyak 15,7% (46 orang), riwayat abortus sebanyak 15,3% (45 orang), kekurangan energi kronik sebanyak 11,3% (33 orang) dan lainlain 15% (44 orang). Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2017 di Puskesmas Lamper Tengah Semarang, 3 orang yang memeriksakan kandungannya. Mengatakan bahwa belum memahami cara mengenali tanda dan gejala dalam kean. Anemia memiliki dampak terhadap, yaitu gejala kardiovaskular, menurunkan kinerja fisik dan mental, penurunan fungsi kekebalan tubuh dan kelelahan. Dampak terhadap janin yaitu gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, prematuritas, kematian janin dalam rahim, pecahnya ketuban, cacat pada prenafasan dan berat badan lahir rendah. Anemia defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan ananchepal (Irianti dkk, 2014). Program pemerintah untuk menanggulangi kejadian pada sudah sangat baik, namun jika dilihat dari laporan kesehatan UPTD Puskesmas Lamper Tengah menunjukkan bahwa kejadian cukup tinggi dan hal ini menjadi acuan penulis untuk mengetahui kejadian yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai Karakteristik dan Kemampuan Deteksi Dini Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana dan kemampuan deteksi dini pada di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang?.

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan kemampuan deteksi dini pada di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan jumlah berdasarkan usia kean di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. b. Mendeskripsikan berdasarkan umur di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. c. Mendeskripsikan berdasarkan pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. d. Mendeskripsikan berdasarkan pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. e. Mendeskripsikan berdasarkan gravida di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. f. Mendeskripsikan berdasarkan paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. g. Mendeskripsikan kemampuan deteksi dini di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: 1. Bagi Pihak Puskesmas Bahan masukan untuk memperbaiki serta meningkatkan implementasi pemeriksaan kadar hemoglobin, dan kemampuan deteksi dini pada khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang. 2. Bagi Peneliti Memperdalam ilmu pengetahuan mengenai dan kemampuan deteksi dini pada, serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam bidang keperawatan

6 maternitas khususnya dalam melakukan tindakan preventif, selain itu sebagai syarat memperoleh gelar sarjana. 3. Bagi Pembaca Memberikan informasi mengenai hal yang perlu diperhatikan dalam mendeteksi dini pada. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. E. Bidang ilmu Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah Keperawatan Meternitas. F. Keaslian Penelitian Penelitian yang berkaitan pada kean adalah sebagai berikut. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama peneliti, judul Tujuan Metode Hasil 1 Peter Analakuu & Francis Anto, Anemia pada kean dan faktor terkait: studi cross sectional terhadap petugas antenatal di Rumah Sakit Kota Sunyani, Ghana, 2017. Mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait di antara yang menerima perawatan antenatal pada Rumah Sakit Kota Sunyani di Ghana. Sebuah studi cross sectional berbasis rumah sakit. 2 Gerald Obai, Pancras Odongo, dan Ronald Wanyama, Prevalensi dan faktor risiko terkait di antara yang menghadiri perawatan antenatal di Rumah Sakit Umum Gulu dan Hoima di Uganda: Studi cross sectional, Mengetahui prevalensi dan faktor risiko terkait pada yang menghadiri layanan antenatal di Rumah Sakit Regional Gulu dan Hoima di Uganda Utara dan Penelitian cross sectional. Hasil penelitian didapatkan bahwa: infeksi malaria, asupan ikan / siput dan usia kean pada kunjungan ANC secara signifikan terkait. Mengatasi faktor ini bisa mengurangi kejadian anaema pada kean. Prevalensi pada wanita di Gulu lebih tinggi dari pada Hoima. Di antara wanita, menjadi rumah tangga adalah faktor risiko independen untuk.

7 No 3 Nama peneliti, judul Tujuan 2016. Fidyah Aminin, Atika Wulandari, dan Ria Pratidina Lestari. Pengaruh kekurangan energi kronik (KEK) kejadian pada, 2013. Barat. Mengetahui pengaruh kekurangan energi kronik terhadap pada di Puskesmas Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Metode Hasil Penelitian observasional rancangan cross sectional. Ada pengaruh kekurangan energi kronik terhadap pada di Puskesmas Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yaitu peneliti akan mendeskripsikan dan kemampuan deteksi dini pada, sampel dan tempat penelitian yang akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Semarang.