RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XXX/SEOJK.03/2019 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.03/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /SEOJK.05/2018

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL EQUIVALENCY MAINTAINED ASSETS

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

- 2 - pengurus sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan mengenai perkoperasian;

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.05/2018

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

-2- mengingat hal ini merupakan salah satu pemenuhan tingkat kepatuhan Bank terhadap standar internasional. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pener

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

No. 13/ 23 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1/15/2016. Mitigasi Risiko dan Tata Kelola Konglomerasi Keuangan

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,


SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA

- 1 - SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /SEOJK.03/2017

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di Tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT DEPOSITO

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan disektor perbankan dari Bank

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

INFORMASI LAPORAN RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2017

- 1 - TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

Yth. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan di tempat.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/1/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

RINGKASAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/SEOJK.05/2015 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.03/2017

Kesimpulan. Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria / indikator penilaian tersebut diatas, disimpulkan bahwa :

No. 13/ 14 /DKBU Jakarta, 12 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

Yth. 1. Pelaku Usaha Pergadaian; dan 2. Direksi Perusahaan Pergadaian. di tempat.

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari Ban

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Yth. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di tempat.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.03/2017

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

No. 14/37/DPNP Jakarta, 27 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

Transkripsi:

Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XXX/SEOJK.03/2019 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.03/2018 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6265) yang selanjutnya disingkat POJK MR BPRS, perlu untuk mengatur pelaksanaan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dimaksud dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM 1. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini dimaksudkan untuk memberikan standar penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS sebagai acuan minimum dalam penerapan Manajemen Risiko, meliputi penyusunan kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS, dengan tetap mengacu pada POJK MR BPRS. 2. Dalam hal BPRS telah memiliki kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko namun belum sesuai dengan standar penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam Lampiran SEOJK I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini, BPRS harus menyesuaikan kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko sebagaimana standar yang dimaksud dalam

- 2 - Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. 3. Kebijakan dan pedoman Penerapan Manajemen Risiko dapat dikembangkan oleh BPRS disesuaikan dengan kompleksitas usaha, perkembangan kondisi dan potensi permasalahan yang dihadapi, dengan tetap mengacu pada standar penerapan Manajemen Risiko sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. II. STANDAR PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO 1. Pedoman standar penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS berfungsi untuk memastikan seluruh Risiko yang dihadapi BPRS diidentifikasi, diukur, dipantau, dan dikendalikan dengan tepat. 2. Pedoman standar penerapan Manajemen Risiko BPRS paling sedikit mencakup: a. penerapan Manajemen Risiko secara umum, meliputi pengawasan aktif Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah; kecukupan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko; kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko; dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh. b. penerapan Manajemen Risiko untuk masing-masing jenis Risiko, meliputi penerapan Manajemen Risiko untuk keseluruhan jenis Risiko, yaitu Risiko kredit, Risiko operasional, Risiko kepatuhan, Risiko likuiditas, Risiko reputasi, dan Risiko strategis, dengan tetap mengacu kepada jenis Risiko yang wajib dikelola oleh masing-masing BPRS berdasarkan modal inti. c. penilaian profil Risiko meliputi penilaian terhadap Risiko inheren dan penilaian terhadap kualitas penerapan Manajemen Risiko yang mencerminkan sistem pengendalian Risiko BPRS. 3. Dalam rangka penerapan Manajemen Risiko yang efektif, BPRS harus melakukan langkah-langkah persiapan, pengembangan, dan/atau penyempurnaan yang paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut:

- 3 - a. melakukan diagnosis dan analisis mengenai organisasi, kebijakan, prosedur, limit, dan pedoman serta pengembangan sistem yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko; b. menyusun rencana penyempurnaan sesuai dengan acuan dalam standar penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS dalam hal masih terdapat ketidaksesuaian antara pedoman intern BPRS dengan pedoman standar penerapan Manajemen Risiko bagi BPRS; c. melakukan sosialisasi pedoman penerapan Manajemen Risiko kepada pegawai agar memahami praktik Manajemen Risiko dan mengembangkan budaya Risiko (risk culture) kepada seluruh pegawai pada setiap tingkatan organisasi BPRS; dan d. memastikan bahwa Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) atau Pejabat Eksekutif yang ditunjuk bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern (PE Audit Intern) ikut serta dalam proses penyusunan pedoman penerapan Manajemen Risiko dan penerapan Manajemen Risiko tersebut. III. PELAPORAN 1. Laporan Profil Risiko a. Berdasarkan Pasal 21 ayat (1) POJK MR BPRS, BPRS wajib menyampaikan laporan profil Risiko setiap semester kepada Otoritas Jasa Keuangan. Laporan profil Risiko disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan tahapan sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (5) dan ayat (6) POJK MR BPRS. b. Tata cara penilaian profil Risiko dijelaskan lebih lanjut sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. c. Laporan profil Risiko yang disampaikan oleh BPRS: 1) memuat materi yang sama dengan laporan profil Risiko yang disampaikan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi Manajemen Risiko (PE Manajemen Risiko) kepada anggota Direksi yang

- 4 - membawahkan fungsi Manajemen Risiko dan kepada Komite Manajemen Risiko (KMR) apabila ada sesuai dengan Pasal 21 ayat (2) POJK MR BPRS; dan 2) ditandatangani oleh anggota Direksi yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko dan diketahui oleh Dewan Komisaris. 2. Laporan Profil Risiko Lain a. Berdasarkan Pasal 22 ayat (1) POJK MR BPRS, BPRS wajib menyampaikan laporan profil Risiko lain kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam hal terdapat kondisi yang berpotensi menimbulkan kerugian yang signifikan terhadap kondisi keuangan BPRS. b. Laporan profil Risiko lain bersifat insidentil yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan kondisi terkini BPRS yang memiliki eksposur tertentu dan hasil penilaian Otoritas Jasa Keuangan terhadap BPRS. c. Berdasarkan Pasal 22 ayat (3) dan ayat (4) POJK MR BPRS, laporan profil Risiko lain disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah diketahuinya kondisi berpotensi menimbulkan kerugian yang signifikan terhadap kondisi keuangan BPRS atau didasarkan atas permintaan Otoritas Jasa Keuangan. 3. Rencana Tindak a. Berdasarkan Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2) POJK MR BPRS, BPRS wajib menyusun dan menyampaikan rencana tindak penerapan Manajemen Risiko paling lambat tanggal 30 Juni 2019 kepada Otoritas Jasa Keuangan. b. Rencana tindak penerapan Manajemen Risiko memuat langkah-langkah yang akan dilakukan BPRS untuk memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam POJK MR BPRS dengan target waktu penyelesaian selama periode tertentu. c. Rencana tindak penerapan Manajemen Risiko terdiri atas jenis rencana tindak, rencana pemenuhan, dan periode pemenuhan sebagaimana contoh pada Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. d. Jenis rencana tindak antara lain terdiri dari:

- 5-1) Pemenuhan kelengkapan struktur organisasi BPRS berdasarkan modal inti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) POJK MR BPRS; 2) Penyusunan ketentuan intern yang memuat kewenangan dan tanggung jawab Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah terkait dengan penerapan Manajemen Risiko; 3) Penyusunan kebijakan dan prosedur yang memuat: a) Kebijakan Manajemen Risiko, prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko; b) Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko; c) Sistem informasi Manajemen Risiko; dan d) Sistem pengendalian intern. e. Petunjuk penyusunan rencana tindak yaitu: 1) Rencana Pemenuhan diisi dengan hal yang akan dilakukan oleh BPRS untuk memenuhi jenis rencana tindak penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada huruf d. 2) Periode Pemenuhan diisi dengan target waktu pemenuhan jenis rencana tindak penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada huruf d. f. BPRS menyampaikan rencana tindak kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan tata cara sebagai berikut: 1) Disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan u.p. Kantor Regional atau Kantor Otoritas Jasa Keuangan setempat. Penyampaian dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut: a) diserahkan langsung ke Kantor Regional atau Kantor Otoritas Jasa Keuangan setempat yang mewilayahi kantor pusat BPRS; atau b) dikirim melalui kantor pos atau perusahaan jasa ekspedisi. 2) BPRS dinyatakan telah menyampaikan rencana tindak sebagaimana dimaksud pada angka 1) dibuktikan dengan:

- 6 - a) surat tanda terima dari Otoritas Jasa Keuangan, jika rencana tindak diserahkan langsung ke Kantor Regional atau Kantor Otoritas Jasa Keuangan setempat sebagaimana dimaksud pada angka 1) huruf a); atau b) tanda terima pengiriman dari kantor pos atau perusahaan ekspedisi, jika rencana tindak dikirim melalui kantor pos atau perusahaan jasa ekspedisi sebagaimana dimaksud pada angka 1) huruf b). 4. Laporan Realisasi Rencana Tindak a. Berdasarkan Pasal 20 ayat (1) POJK MR BPRS, BPRS wajib menyampaikan laporan realisasi rencana tindak penerapan Manajemen Risiko setiap semester kepada Otoritas Jasa Keuangan. b. Laporan realisasi rencana tindak penerapan Manajemen Risiko terdiri atas jenis rencana tindak, periode pemenuhan yang direncanakan, periode realisasi, dan kendala pemenuhan sebagaimana contoh pada Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. c. Petunjuk penyusunan laporan realisasi rencana tindak yaitu: 1) Periode Pemenuhan yang Direncanakan diisi dengan Periode Pemenuhan yang disampaikan dalam rencana tindak penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf e angka 2). 2) Periode Realisasi diisi dengan periode realisasi jenis rencana tindak penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf d dapat dipenuhi oleh BPRS. 3) Kendala Pemenuhan diisi dengan kendala, baik dari faktor intern maupun faktor ekstern, yang dihadapi oleh BPRS dalam memenuhi rencana tindak penerapan Manajemen Risiko, apabila ada. d. BPRS menyampaikan laporan realisasi rencana tindak kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan tata cara sebagai berikut: 1) Disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan u.p. Kantor Regional atau Kantor Otoritas Jasa Keuangan

- 7 - setempat. Penyampaian dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut: a) diserahkan langsung ke Kantor Regional atau Kantor Otoritas Jasa Keuangan setempat yang mewilayahi kantor pusat BPRS; atau b) dikirim melalui kantor pos atau perusahaan jasa ekspedisi. 2) BPRS dinyatakan telah menyampaikan laporan realisasi rencana tindak sebagaimana dimaksud pada angka 1) dibuktikan dengan: a) surat tanda terima dari Otoritas Jasa Keuangan, jika laporan diserahkan langsung ke Kantor Regional atau Kantor Otoritas Jasa Keuangan setempat sebagaimana dimaksud pada angka 1) huruf a); atau b) tanda terima pengiriman dari kantor pos atau perusahaan ekspedisi, jika laporan dikirim melalui kantor pos atau perusahaan jasa ekspedisi sebagaimana dimaksud pada angka 1) huruf b). e. Dalam hal tidak terdapat target dan/atau realisasi rencana tindak pada periode pelaporan, BPRS tetap wajib menyampaikan laporan realisasi rencana tindak sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat (1) POJK MR BPRS. f. Penyampaian laporan realisasi rencana tindak disertai dengan bukti realisasi dan/atau dokumen pendukung terkait.

- 8 - IV. PENUTUP Ketentuan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PERBANKAN OTORITAS JASA KEUANGAN, HERU KRISTIYANA