ESTI INDRIANI K

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

: RITA DEWI RAHMAWATI K

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

WHELLY YULIANA K

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN KOMBINASI TGT-STAD DAN GI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

*Keperluan korespondensi, telp: ,

STUDI KOMPARASI TIPE STAD DAN TGT PADA MATERI KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risna Dewi Aryanti, 2015

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STAD DIPADU PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran merupakan aspek. mampu menerima ilmu yang diberikan oleh guru.

Oleh : Indra Puji Astuti 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. modal pendidikan yang memadai, tenaga-tenaga ahli sebagai modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DISERTAI TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB I PENDAHULUAN I.I

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

EFEKTIVITAS MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM KELAS VII SMP N 1 JATEN TAHUN AJARAN 2008/2009

Transkripsi:

URGENSI APLIKASI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA SMP N 13 SURAKARTA Skripsi Oleh : ESTI INDRIANI K4304028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008

ABSTRAK Esti Indriani. URGENSI APLIKASI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA SMP N 13 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2008. Tujuan Penelitian ini adalah: (1) Mengetahui adanya urgensi aplikasi Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap motivasi belajar biologi; (2) Mengetahui adanya kontribusi positif kemampuan awal siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD); (3) Mengetahui adanya kontribusi positif interaksi sosial siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD); (4) Mengetahui kontribusi yang dominan antara kemampuan awal dan interaksi sosial siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD). Penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian, yaitu penelitian pertama untuk mengetahui urgensi dan penelitian kedua untuk mengetahui kontribusi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design. Populasi adalah siswa SMP Negeri 13 Surakarta kelas VII Tahun Pelajaran 2007/2008. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah dua kelas yaitu satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi/nem untuk uji keseimbangan, leger nilai biologi semester I sebagai data kemampuan awal, metode angket untuk mengukur motivasi belajar biologi dan interaksi sosial siswa. Teknik analisis data digunakan uji Z untuk uji keseimbangan, uji prasyarat analisis menggunakan metode Liliefors untuk uji normalitas, uji linieritas, uji keberartian regresi, uji independensi. Uji hipotesis penelitian untuk mengetahui urgensi digunakan uji anava satu jalan, sedangkan uji hipotesis untuk mengetahui kontribusi digunakan uji korelasi dan regresi linier serta dilanjutkan penentuan sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Terdapat urgensi yang signifikan aplikasi metode Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap motivasi belajar biologi (F hitung > F tabel = 74,91 > 3,97 pada taraf signifikansi sebesar 5%). 2) Terdapat kontribusi positif yang signifikan kemampuan awal siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD) (r x2y = 0,586 pada taraf signifikansi 5%, SR = 77,60%, SE = 30,97%). 3) Terdapat kontribusi positif yang signifikan interaksi sosial siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD) (r x3y = 0,367 pada taraf signifikansi 5%, SR = 22,40%, SE = 8,94%). 4) Kemampuan awal mempunyai kontribusi yang lebih dominan terhadap motivasi belajar biologi dibandingkan interaksi sosial siswa setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD) (SRX 2 > SRX 3 =77,60% > 22,40% dan SE X 2 > SE X 3 = 30,97% > 8,94%)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa, sehingga perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas dari semua lapisan masyarakat baik dari pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan khususnya. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya ke arah positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilainilai atau melatihkan keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah dimiliki oleh peserta didik, sebab peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. (Sukmadinata, 2005: 4). Pendidikan biologi mencakup proses mengajar dan proses belajar. Proses mengajar dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan proses belajar dilaksanakan oleh siswa sebagai peserta didik. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar biologi sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal dari siswa. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain motivasi belajar dan kemampuan awal siswa (Syah, 2006: 133). Motivasi merupakan faktor pendorong seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar. Motivasi yang timbul dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri tanpa ada paksaan orang lain yang disebut motivasi intrinsik maupun yang berasal dari rangsangan pihak luar yang disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa akan mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Apabila motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa tinggi maka diharapkan tujuan belajar dapat tercapai dengan baik. Kemampuan awal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dimiliki oleh siswa sebelum kegiatan pembelajaran. Kemampuan awal akan menjadi bekal siswa dalam 1

menerima materi pelajaran selanjutnya. Kesiapan dan kesanggupan dalam mengikuti pelajaran banyak ditentukan oleh kemampuan awal tersebut. Kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa yang satu dengan siswa yang lain umumnya berbeda. Hal tersebut akan menyebabkan perbedaan motivasi belajar yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah faktor eksternal dari siswa, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa atau berasal dari rangsangan pihak luar. Faktor tersebut antara lain metode pembelajaran dan interaksi sosial siswa (Syah, 2006: 248). Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara dua pihak yaitu antara guru dan siswa. Interaksi antara komponen-komponen tersebut akan terjadi selama proses pembelajaran berlangsung yaitu interaksi dalam belajar antara guru dengan siswa maupun interaksi antar siswa sendiri. Peranan guru sangat penting dalam melakukan usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. Namun, sering terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, banyak anak yang kurang memperhatikan pelajaran, tidak berkonsentrasi dan kurang mempunyai motivasi belajar. Hal ini terjadi karena kurang optimalnya interaksi belajar antara guru dengan siswa. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa interaksi sosial siswa dalam belajar sangat mendukung terjadinya motivasi belajar siswa. Keberhasilan dalam pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh pemilihan metode mengajar. Pemilihan metode mengajar akan berpengaruh terhadap kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pemilihan metode mengajar harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan kondisi siswa dengan harapan siswa dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus mampu memilih metode yang tepat agar mampu membawa peran serta siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa macam metode pembelajaran yang sering digunakan untuk meningkatkan efektivitas dalam mengajar, di antaranya adalah metode ceramah (konvensional), metode tanya jawab, metode diskusi, metode eksperimen, metode kerja kelompok dan sebagainya. Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Jadi, sebuah metode pembelajaran belum tentu cocok bila diterapkan untuk materi tertentu. Metode mengajar yang paling populer dan banyak dilakukan oleh guru adalah metode ceramah. (Sumantri dan Permana, 2001: 16). Penggunaan metode ini sedikit sekali melibatkan

siswa dalam kegiatan belajar mengajar, akibatnya siswa menjadi pasif, merasa bosan terhadap pelajaran biologi dan menyebabkan motivasi belajar biologi siswa akan berkurang. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan adanya suatu variasi dalam metode pembelajaran. Salah satu variasi metode yang dapat diterapkan adalah metode pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Divisions (STAD). Metode STAD menempatkan siswa dalam suatu kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran menurut kemampuan awal, jenis kelamin, dan suku. Metode STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim/kelompok, kuis, skor kemajuan individual dan penghargaan kelompok. Presentasi kelas dilakukan melalui diskusi dengan guru dan ditekankan pada suatu materi yang akan disampaikan. Siswa akan belajar dalam kelompok-kelompok yang sebelumnya ditentukan oleh guru. Siswa saat berada dalam tim/kelompok dapat berdiskusi dan bekerjasama dengan anggota kelompoknya mengenai materi yang dipelajari. Kuis individu diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Skor kemajuan individual didasarkan pada seberapa besar skor kuis siswa melampaui skor dasar mereka sebelumnya. Skor kemajuan tiap siswa dalam setiap kelompok dijumlahkan, bagi kelompok yang memperoleh skor tinggi akan mendapat penghargaan tim atau kelompok. Aplikasi metode pembelajaran STAD ini diharapkan dapat meningkatkan interaksi sosial siswa dalam kegiatan belajar mengajar karena siswa dituntut untuk saling bekerjasama dalam kelompok, dan diharapkan pula dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul: URGENSI APLIKASI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA SMP N 13 SURAKARTA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masih rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi, sehingga perlu diaplikasikan metode Student Team Achievement Divisions (STAD). 2. Motivasi belajar biologi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah kemampuan awal dan interaksi sosial siswa. 3. Kemampuan awal yang dimiliki oleh masing-masing siswa berbeda dalam penerimaan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. 4. Kurangnya interaksi sosial siswa dalam proses belajar mengajar. C. Pembatasan Masalah Agar dalam pembahasan permasalahan dapat lebih mendalam dan cakupannya tidak terlalu luas, maka permasalahan-permasalahan yang ada dibuat batasan sebagai berikut : 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas VII Semester 2 SMP Negeri 13 Surakarta tahun ajaran 2007/2008. 2. Obyek Penelitian a. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode konvensional yang dibatasi pada metode ceramah dan metode Student Team Achievement Divisions (STAD) yang dibatasi pada pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 orang. b. Motivasi belajar biologi dibatasi pada adanya daya penggerak dari dalam diri siswa, keinginan untuk melakukan kegiatan belajar dan perhatian terhadap pelajaran biologi pada materi pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. c. Kemampuan awal dibatasi pada nilai mata pelajaran biologi yang tertera pada buku legger semester 1 kelas VII tahun pelajaran 2007/2008. d. Interaksi sosial dibatasi pada komunikasi antara pendidik dan peserta didik serta komunikasi antar peserta didik dalam proses belajar mengajar. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah urgensi aplikasi metode Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap motivasi belajar biologi? 2. Adakah kontribusi positif kemampuan awal siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD)? 3. Adakah kontribusi positif interaksi sosial siswa terhadap motivasi belajar biologi siswa setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD)? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini ada beberapa hal, yaitu : 1. Mengetahui adanya urgensi aplikasi metode Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap motivasi belajar Biologi. 2. Mengetahui adanya kontribusi positif kemampuan awal siswa terhadap motivasi belajar Biologi setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD). 3. Mengetahui adanya kontribusi positif interaksi sosial siswa terhadap motivasi belajar Biologi setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD). 4. Mengetahui kontribusi yang dominan antara kemampuan awal dan interaksi sosial siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode Student Team Achievement Divisions (STAD). F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Memberikan informasi tentang urgensi aplikasi metode Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi. 2. Memberikan masukan kepada guru atau calon guru agar lebih memperhatikan interaksi sosial siswa dalam proses belajar mengajar. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan atau referensi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat urgensi yang signifikan aplikasi STAD (Student Team Achievement Divisions) terhadap motivasi belajar biologi. 2. Terdapat kontribusi positif yang signifikan kemampuan awal siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode STAD (Student Team Achievement Divisions) 3. Terdapat kontribusi positif yang signifikan interaksi sosial siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode STAD (Student Team Achievement Divisions) 4. Kemampuan awal mempunyai kontribusi yang lebih dominan dibandingkan interaksi sosial siswa setelah diberi metode STAD (Student Team Achievement Divisions). B. Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada penelitian ini, maka disampaikan implikasi yang berguna baik secara teoretis maupun secara praktis dalam upaya meningkatkan hasil belajar biologi siswa. 1. Implikasi Teoretis Implikasi teoretis dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk: 1. Menambah pengetahuan bagi guru untuk menggunakan pembelajaran kooperatif STAD dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Referensi bagi peneliti untuk menggunakan pembelajaran kooperatif STAD dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan. 1. Implikasi Praktis Implikasi praktis dari hasil penelitian 62 ini yaitu: 1. Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar biologi siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif STAD.

2. Dapat diterapkan di SMP Negeri 13 Surakarta pada materi pencemaran lingkungan dan hubungannya dengan aktivitas manusia. C. Saran Saran yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan menerapkan metode STAD untuk dapat membuat siswa aktif selama proses belajar mengajar. 2. Guru perlu lebih memperhatikan interaksi sosial siswa agar interaksi belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi kesalahan komunikasi dan tepat sasaran. 3. Siswa disarankan untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti mengeluarkan pendapat dan aktif dalam diskusi kelompok agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.