KANDUNGAN MINERAL IKUTAN DISEKITAR ALIRAN SUNGAI SIMALAGI DESA HUTABARGOT SETIA KECAMATAN HUTABARGOT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan emas Rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan emas biasanya digunakan sebagai standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB V GEOKIMIA DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah memproduksi timah sejak abad ke 18 (van Leeuwen, 1994) dan

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak. Hal ini dapat dilihat dari morfologi Pulau Jawa yang sebagian besar

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

PENYELIDIKAN MINERAL LOGAM DASAR DAN LOGAM BESI DAN PADUAN BESI DI DAERAH LELOGAMA KABUPATEN KUPANG (TIMOR BARAT) PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR S A R I

BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599 (Afrianti, 2010:78).

BAB I PENDAHULUAN. administratif termasuk ke dalam provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

A. PROSES PEMBENTUKAN KEKAR, SESAR, DAN LIPATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

22 Desember 2006 Telp. (022) , Faks. (022) s/d 21 Desember 2010 Lingkup Akreditasi

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU. Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Kandungan Logam Berat di Lokasi Penambangan Emas Tradisional di Desa Sangon, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KAJIAN KUALITAS LIMBAH CAIR KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. ANEKA TAMBANG TBK, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA

BAB VI PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kerak bumi. Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) dan

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar

Profil Pencemaran Air Sungai Batang Arau Daerah Lubuk Begalung Kota Padang

BAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang sifatnya selalu. menimbulkan perubahan pada alam lingkungan sekitar.

BAB IV PROSPEK MINERAL LOGAM DI DAERAH PENELITIAN

PENELITIAN SEBARAN MERKURI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT, KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA S A R I

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

Transkripsi:

KANDUNGAN MINERAL IKUTAN DISEKITAR ALIRAN SUNGAI SIMALAGI DESA HUTABARGOT SETIA KECAMATAN HUTABARGOT Rita Juliani 1), Rahmatsyah 2), Sri Ayu Marina 3), Masrida 4) 1) Jurusan Fisika, FMIPA, UNIMED. Email: julianiunimed@gmail.com 2) Jurusan Fisika, FMIPA, UNIMED. Email:rahmastsyah@gmail.com 3) Jurusan Fisika, FMIPA, UNIMED. Email:sriayu@gmail.com 4) Jurusan Fisika, FMIPA, UNIMED. Email:marsida@gmail.com 33 Abstrak Desa Hutabargot Setia merupakan desa penghasil mineral logam emas berada di kecamatan Hutabargot. Mineral emas yang terkadung diikuti oleh mineral lain yang terbuang karena tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Penentuan kandungan mineral ikutan bertujuan untuk mengetahui mineral yang terkandung di dalam sampel air dan batuan singkapan yang berada di daerah aliran Sungai Simalagi. Metode penelitian menggunakan sampel air buangan pengolahan emas dan batuan singkapan di daerah aliran sungai. Instrumen yang digunakan untuk menentukan kandungan mineral pada sampel air adalah ICP dan untuk sampel batuan singkapan adalah XRD. Hasil yang diperoleh dari sampel air buangan di temukan kandungan mineral logam Fe, Pb, Cr dan Cu. Kandungan mineral yang Fe dan Pb lebih tinggi dibanding mineral Cr dan Cu. Hasil XRD pada sampel batuan di peroleh kandungan yang mineral logam Fe dan Pb. Mineral ikutan yang memiliki potensi untuk di lirik dari kedua analisis adalah Fe dan Pb. Kata kunci: Sungai Simalagi, mineral ikutan, ICP. XRD

I. PENDAHULUAN Kabupaten Mandailing Natal berada pada daerah patahan, adanya intrusi dan mineralisasi dikontrol oleh rekahan sesar Sumatera yang membentuk beberapa perpotongan antara sesar utama yaitu sesar mendatar geser kanan dengan sesar turun yang membentuk graben Panyabungan (Rahmat, 2011). Struktur daerah membentuk zonazona bukaan ( shear zones) yang berperan sebagai saluran keluar magma dan fluida hidrotermal. Jejakjejak sesar yang berada di daerah Panyabungan berarah Barat Laut Tenggara dan Utara Selatan. Pembelokan arah struktur sesar akan membentuk zona mineralisasi sebagai tempat jebakan endapan emas dan mineralmineral ikutan. Kecamatan Hutabargot merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Mandailing Natal memiliki luas 116,20 Km 2 berada pada ketinggian 250300 mdp. Desa Hutabargot Setia merupakan desa yang terletak di Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal. Desa Hutabargot Setia memiliki potensi kandungan mineral logam. Kandungan mineral logam (khususnya emas dan perak) sudah masuk fase produksi secara tradisional dalam dua dekade terakhir. Hasil produksi kandungan mineral logam yang terdapat pada batuan difokuskan pada emas dan perak karena memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Kandungan mineral logam selain emas dan perak pada batuan berpeluang hadir karena emas ditemukan dengan mineral logam ikutan. Sungai Simalagi merupakan salah satu sungai yang mengalir di desa Hutabargot Setia. Masyarakat memanfaatkan daerah aliran sungai salah satunya untuk tempat tambang emas tradisional. Tambang emas mengolah batuan menjadi emas. Batuan yang diolah mengandung beberapa mineral ikutan yang sesudah diolah sisa nya di buang ke perairan sungai. Kandungan logam dalam air secara alimiah tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Logam dalam Air Logam Al As Cd Cr Co Cu Kondisi Alamiah Air laut Kandungan ratarata (ug/l) 1,00 0,30 0,11 0,20 0,05 2,00 Air tawar Kandungan ratarata (ug/l) 0,05 0,3 34

II. Fe Pb Mn Hg Ni Ag Zn 3,40 0,03 1,90 0,15 2,00 0,28 2,00 Sumber: Darmono (1995) 0,3 0,1 Tabel 1 sebagai kontrol keberadaan kandungan logam ikutan hasil buangan pengolahan emas. Air buangan pengolahan emas penting untuk diketahui kandungan mineral logam ikutan serta sebagai memperkuat keberadaan mineral logam ikutan ditambah sampel batuan singkapan yang berada di daerah aliran sungai Simalagi. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan disekitar aliran sungai Simalagi yang berada di desa Hutabargot Setia kecamatan Hutabargot kabupaten Mandailing Natal (Gambar 1). sungai menuju sawah. Sampel batuan singkapan diambil di daerah tebing aliran sungai Simalagi (Gambar 2). Gambar 2. Sampel Air dan Batuan Singkapan Sampel air dianalisis dengan menggunakan metode ICP (Ion Coupled Palsm) dan sampel batuan singkapan dianalisis kandungan mineral dengan menggunakan XRD (X Ray Diffraction) pada Gambar 3. Gambar 3. Pengujian Sampel Air dan Batuan Singkapan Gambar 1. Peta lokasi penelitian Sampel diambil berupa air buangan pengolahan emas pada tiga lokasi dan satu sampel air pada aliran III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Uji Sampel Air Hasil analisis sampel air buangan pengolahan emas daerah 35

N o. 1 2 3 4 aliran sungai Simalagi untuk menentukan kandungan mineral batuan digunakan ICP. Hasil analisis sampel air tertera pada Tabel 1. Tabel 2. Komposisi Kandungan Mineral Logam pada Sampel Air Kandunga n Mineral Logam (μg/l) Fe Pb Cu Cr Sampel P1 P2 P3 P4 20837 3.42 19759 2.55 20522 8.26 94.47 3.57 Tabel 2 memperlihatkan adanya kandungan mineral logam Fe, Pb, Cu dan Cr pada keempat sampel air. Komposisi kandungan mineral Fe lebih tinggi di banding mineral Pb, Cu dan Cr. Kandungan mineral besi ( Fe) ditemukan untuk daerah air buangan pengolahan emas di tiga lokasi dan sampel air pada aliran sungai menuju sawah (Gambar 4). Mineral logam Fe merupakan mineral logam ikutan yang terdapat pada aliran sungai yang terbuang dari sisa pengolahan emas. Keberadaan mineral logam Fe pada air buangan karena Fe dapat larut dalam air dengan konsentrasi yang sangat kecil. Namun pada batuan terdapat konsentrasi Fe yang lebih besar dari pada mineral logam ikutan Pb,Cr dan Cu (Rahmatsyah,dkk, 2016). Tingginya kandungan mineral logam Fe pada sedimen erat hubungannya dengan sifat logam yang mudah terikat oleh bahanbahan organik yang ada pada sedimen. Besi (Fe) secara alami terdapat dalam lapisan tanah dan dapat larut dalam air, sehingga kandungan besi pada sampel berasal dari lapisan tanah yang larut dalam air. Gambar 4. Diagram Kandungan Mineral Logam Fe pada Sampel Air 36

Gambar 5. Diagram Kandungan Mineral Logam Pb,Cu dam Cr pada Sampel Air. Keberadaan timbal (Pb) pada air berasal dari lapisan tanah atau batuan singkapan sebab secara alami logam berat timbal terdapat pada lapisan tanah. Konsentrasi timbal pada semua sampel air yang telah diuji laboratorium sangat kecil karena timbal memiliki kelarutan yang cukup rendah sehingga kadar timbal di dalam air relatif sedikit (Effendi, 2003). 3.2. Hasil Uji Sampel Batuan Sampel batuan singkapan di ambil di daerah aliran sungai kemudian diuji menggunakan XRD (XRay Diffraction) (Gambar 6 dan 7) Gambar 7. Pola Difraksi Sampel 2 Batuan Singkapan Pola difraksi sampel 1 dan 2 dari batuan singkapan terlihat besar sudut 2θ dan intensitas puncak memperlihatkan bahwa mineral logam Fe dan Pb yang terkandung pada sampel batuan masingmasing untuk Fe %berat (WT%) sebesar 74% dan 98.5%, untuk Pb %berat (WT%) sebesar 26% dan 1.5%. IV. KESIMPULAN Hasil penelitian diperoleh sampel air buangan pengolahan emas dan batuan singkapan terdapat mineral ikutan di daerah aliran sungai Simalagi berupa Fe, Pb, Cr dan Cu. Gambar 6. Pola Difraksi Sampel 1 Batuan Singkapan DAFTAR PUSTAKA Asdak, C., (1995), Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Darmono, (1995), Logam Berat dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, Universitas Indonesia, Bogor. 37

Effendi, H., (2003), Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan, Kanisius, Yogyakarta. Rahmat, N.N., (2011), Alterasi dan Mineralisasi Emas Daerah Pertambangan Rakyat Di Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara Berdasarkan Studi Pima, Petrografi, AAS dan Inklusi Fluida, Jurnal Ilmiah MTG 4 (1). Rahmatsyah, Rita Juliani, Nusyirwan, Sitepu, M, (2016) Studi Analisis Air Dan Sedimen Dasar Di Areal Ash Batubara Tapanuli Tengah. Jurnal Kelompok Fisika SEMIRATA FMIPA. Rahmatsyah, Rita Juliani, Nusyirwan, Heryanto Sihite, Hengki Sembiring (2016) Analysis Of Heavy Metal in Panjang Island Central Tapanuli Population Zone. Proceedings AISTSSE.169173. Tatangindatu, F., Kalesaran, O., Rompas, R., (2 013), Studi Parameter Fisika Kimia Air Pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa, Jurnal Budidaya Perairan 1 : 819. UNESCO/WHO/UNEP. (1992). Water Quality Assesments. Edited by Chapman,D. Chapman and Hall Ltd, London. Yudo, S., (2010). Kondisi Kualitas Air Sungai Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta ditinjau dari Parameter Organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen dan Bakteri Coli, Jurnal Akuakultur Indonesia 6 : 34 42. 38