BAB I PENDAHULUAN. sangat disukai oleh semua golongan umur. Menurut Fenny dkk (2014),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP) adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

inovatif, sekarang ini kita kenal rice burger yang berasal dari Jepang yang mengganti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan. Harapan (PPH) merupakan rumusan komposisi pangan yang ideal yan g

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. tidak mengandung laktosa, sari kedelai juga tidak mengandung kasein

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PEMBUATAN SOYGHURT KAYA ANTIOKSIDAN dengan SUBSTITUSI EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

PENGOLAHAN SUSU SAPI MENJADI TAHU

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA ES PUTER BERBAHAN SUSU KEDELAI DAN SANTAN KELAPA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Berbagai inovasi dilakukan oleh para produsen untuk. memproduksi susu fermentasi yang sesuai dengan selera konsumen di

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. laktasi oleh hewan dengan tujuan sebagai sumber nutrisi dan memberikan

PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine soja) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu jenis makanan atau minuman yang sangat disukai oleh semua golongan umur. Menurut Fenny dkk (2014), konsumsi es krim per kapita di Indonesia masih terbilang rendah, hanya 0,3 liter per orang. Di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand konsumsi es krim mencapai empat kali lipat dibandingkan Indonesia. Komponen yang paling penting dalam pembuatan es krim adalah lemak susu. Lemak susu merupakan bahan yang relatif mahal sehingga perlu mendapatkan perhatian dalam membuat formulasi es krim. Selain harganya mahal, penggunaan lemak susu tidak begitu diinginkan oleh beberapa konsumen di Indonesia terutama bagi penderita hiperkolesterolemia. Pamungkasari (2006) menyatakan bahwa lemak yang berasal dari susu sapi dapat digantikan dengan lemak yang berasal dari tanaman misalnya kelapa, palawija atau lemak yang diperoleh dari kedelai. Es puter merupakan salah satu jenis dari produk es krim yang dikembangkan oleh masyarakat lokal. Es puter terlahir dari kreasi masyarakat Indonesia yang menggantikan bahan utama yaitu susu sapi diganti dengan santan kelapa yang lebih mudah didapat serta harganya lebih murah. Sejarah es puter berawal dari keterbatasan orang Indonesia yang ingin menikmati es krim namun pada masa itu hanya bisa dinikmati oleh kaum tertentu. Keinginan orang Indonesia untuk bisa menikmati es krim melahirkan 1

modifikasi pembuatan es krim dengan mengganti bahan utama yaitu susu dengan santan kelapa. Santan kelapa bisa dipadukan dengan buah-buahan lokal seperti kelapa muda, nangka, atau durian terciptalah es krim yang kita kenal dengan sebutan Es Puter (Prihatini, 2008). Bahan baku es puter menggunakan yaitu santan kelapa. Santan merupakan emulsi minyak dalam air yang diperoleh dengan cara memeras daging buah kelapa segar yang telah dihaluskan (Prihatini, 2008). Kebutuhan masyarakat terhadap produk santan cukup tinggi dalam pemanfaatan kebutuhan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena santan mempunyai kandungan air, lemak dan protein yang cukup tinggi sehingga santan kelapa bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan es puter. Penggunaan susu kedelai juga bisa diterapkan dalam bahan baku pembuatan es puter. Alasan yang mendasari mengapa dipilih susu kedelai dalam pembuatan es puter adalah susu kedelai memiliki kadar protein dan komposisi asam amino yang hampir sama dengan susu sapi. Selain itu susu kedelai mengandung mineral dan vitamin dalam jumlah yang cukup. Keunggulan susu kedelai dibanding dengan susu sapi adalah susu kedelai tidak mengandung kolesterol. Kedudukan susu kedelai di masa depan menjadi makin penting, beberapa keunggulan yang dimiliki oleh susu kedelai yaitu tidak mengandung laktosa sehingga cocok untuk penderita intoleran lactosa, rendah lemak, bebas kolesterol, bergizi tinggi, teknologi pembuatannya relatif mudah, biaya produksi murah dan dapat diolah lebih lanjut menjadi es krim, yoghurt dan mayones (Astawan, 2004). Penentuan mutu kimia tentang nilai gizi es puter dilakukan dengan analisis proksimat. Analisis proksimat merupakan suatu metode analisis kimia 2

untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti air, abu, protein, lemak, karbohidrat pada kandungan zat didalam makanan. Manfaat analisis proksimat yaitu sebagai penilaian kualitas pangan terutama pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung (Endra, 2006). Penentuan mutu sensoris makanan pada umumnya sangat berpengaruh pada beberapa indikator diantaranya yaitu warna, aroma, rasa, tekstur. Pengamatan tentang daya terima es puter dapat dilakukan dengan uji hedonik, yaitu panelis bisa menyatakan kesan suka atau tidak suka terhadap kualitas makanan yang diujikan (Winarno, 2002). Penelitian ini dilakukan karena penulis ingin melakukan kajian lebih lanjut tentang perbedaan nilai gizi dari es puter berbahan susu kedelai dengan es puter berbahan santan kelapa. Dari latar belakang tersebut penulis bertujuan juga untuk mengembangkan produk es puter agar dapat diterima oleh masyarakat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan kadar proksimat pada es puter berbahan susu kedelai dan es puter berbahan santan kelapa? 2. Bagaimana perbedaan daya terima masyarakat terhadap es puter berbahan susu kedelai dan es puter berbahan santan kelapa? 3

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui mutu es puter berbahan susu kedelai dan es puter berbahan santan kelapa. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan kadar proksimat dan daya terima es puter berbahan santan kelapa. b. Mendeskripsikan kadar proksimat dan daya terima es puter berbahan susu kedelai. c. Menganalisis perbedaan kadar proksimat pada es puter berbahan susu kedelai dengan es puter berbahan santan kelapa. d. Menganalisis perbedaan daya terima pada es puter berbahan susu kedelai dengan es puter berbahan santan kelapa. D. Manfaat 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian tentang perbedaan komposisi proksimat dan daya terima es puter santan kelapa dan es puter susu kedelai. 2. Bagi Responden atau Masyarakat a) Memberikan inovasi produk baru tentang es puter berbahan susu kedelai kepada masyarakat b) Meningkatkan nilai mutu susu kedelai dan santan kelapa melalui produk olahan es puter serta dapat meningkatkan nilai gizi dari es puter. c) Memberi alternatif makanan bagi penderita intoleransi lactose. 4

3. Bagi Industri Es Puter Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi dan pengembangan kepada produsen es puter untuk memproduksi es puter dengan kualitas nilai gizi yang lebih baik. E. Ruang Lingkup Untuk menghindari meluasnya masalah dan untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian, maka ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai : 1. Subyek penelitian adalah susu kedelai dan santan kelapa. 2. Parameter penelitian adalah komposisi proksimat dan daya terima masyarakat. 5