WAN FERRY FADLI Kau, Bagai Seteguk Zam-Zam Kumpulan Sajak Penerbit CAPPUCINO MEDIA
Kau, Bagai Seteguk Zam-Zam Kumpulan Sajak Oleh: Wan Ferry Fadli Copyright 2012 by Wan Ferry Fadli Penerbit Cappucino Media http://cappucinocaffe.blogspot.com/ wanfadli93@gmail.com Desain Sampul: Wan Ferry Fadli Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh ini buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2
DAFTAR ISI Ucapan Terima Kasih... 3 Kata Pengantar... 5 Daftar Isi... 7 Diantara Ribuan Kisah 1. Nostalgia SMA... 13 2. Penantian Yang Tak Di Mengerti... 15 3. Pasungan Kenangan... 16 4. Stasiun Kereta... 17 5. Ku Meraba Waktu... 18 6. Berbeda... 19 7. Akhir... 21 8. Apa Cerita Selanjutnya?... 22 9. Ranting-Ranting Lapuk... 23 10. Dream Of Death... 25 11. Mati Terasing... 26 12. Good Bye... 27 13. Harga Diri... 29 14. Tersesal... 30 15. Dengarkan Saja... 31 16. Diantara Ribuan Kisah... 33 17. Rehat... 34 3
18. Alasan Untuk Kau Memilih... 36 19. Dini Hari... 37 20. Dimana Kini?... 39 21. Utopia Senja... 41 22. Bercerita Pada-Nya... 43 23. Di Rerumputan Subuh... 45 24. Kenangan Menyakitkan... 47 25. Aku Tak Akan Pernah Lelah, Dania... 49 26. Menanti Kereta di Perjalanan Selanjutnya... 51 27. Garam Dari Lautan Perasaan... 53 28. Antara Cinta Dan Kenangan... 55 29. Kerapuhanku... 57 30. Hanya Menambah Sakit... 59 31. Puaskah Kamu?... 61 32. Sandaran Saat Kau Rentan... 63 33. Goreskan Kenangan Indah... 65 34. Melintasi Laut Tak Berair... 67 35. Ingin Ku Ceritakan... 69 36. Biarkan Membunuh Cintaku... 71 37. Terendam Airmataku... 73 38. Saat Kau Jauh Di Sisi... 75 39. Kita, SMP Dulu... 77 40. Cinta Abadi... 79 4
41. Pandangi Wajahmu... 81 Kau, Bagai Seteguk Zam-Zam 1. Elegi Subuh Itu... 83 2. Sia-Sia Saja... 85 3. Andai Saja, Kau Satu Rasa Denganku... 87 4. Lelah Dan Penatnya Aku... 89 5. Biarlah Tuhan Yang Membukakan... 91 6. Galau... 93 7. Cintaku Yang Patah... 94 8. Riri Jufriana... 95 9. Igau Hati Yang Tak Lazim... 97 10. Bahtera Damai... 99 11. Cinta Kita Hampa... 101 12. Ramadhanti... 103 13. Pertanyaan... 104 14. Bagansiapiapi... 105 15. Walau Terdengar Lirih... 107 16. Bahagia Melihatmu Bahagia... 109 17. Jangan Pergi... 111 18. Menelan Remah-Remah Debu... 112 19. Antara Sakit Dan Rasa Malu... 113 20. Cinta Tak Selamanya Adil... 114 5
21. Wadah-Wadah Oase... 115 22. Hening (Bukankah Kau Telah Berjanji??... 117 23. Tak Berani Merindu... 119 24. Karena Hanya Untuk Kamu... 121 25. Maaf, Cinta Ini Ku Bawa Mati... 123 26. Yakinilah Hati Ini... 125 27. Saat Aku Letih Berjalan... 127 28. Telah Terbiasa... 129 29. 25 Juli... 130 30. Bersama Ataupun Tidak Bersama Sekalipun... 131 31. Sesak... 133 32. Karena Kau, Segalanya Tersayat- Sayat... 135 33. Aku Melewati Batasku... 137 34. Aku Tak Akan Pergi Meninggalkanmu... 139 35. Cintailah Aku, Dan Sayangilah Aku... 141 36. Seandainya Kau Tahu Itu Semua... 143 37. Kiss The Rain Song... 145 38. Semusim Menghitung Bintang... 146 39. Yang Kita Dapati... 147 6
40. Kau Tertawakan, Kau Permainkan Aku... 149 41. Aku Mati Rasa... 151 42. Kejamnya Kau, Dan Lajunya Waktu... 153 43. Kau Pergi, Setelah Semua Yang Ku Beri... 155 44. Belenggu Kebimbangan... 157 45. Biarkan Ku Berselimut Airmata... 159 46. Tetap Memeluk Mimpi... 161 47. Harapan Palsu... 163 48. Puisi Yang Tertinggal... 165 49. Kau, Bagai Seteguk Zam-Z am... 166 50. Melangkah Pulang Dalam Hidup Yang Dalam... 167 51. Di Atas Tanah Yang Basah... 169 Tentang Penulis... 171 7
Diantara Ribuan Kisah 8
Nostalgia SMA Racun kesepian menjalar perlahan. Mengaliri sendi di kantung-kantung hati. Bercampur rasa pada satu wadah cinta. Tergoyang angin yang menusuk tulang. Aku terpaku diam di pekatnya malam. Menuliskan perasaanku yang tak karuan. Tak jelas teriakan apa yang di lontarkan. Hanya terdengar sayup, cintaku kuncup. Lingkaran masa begitu tega merenggutnya. Mencabuti nafas sejati persahabatan. Walau ku terengah meminta jangan di pisahkan. Inilah takdir kawan,meski terasa getir. Yang di depan, kita tak lagi satu jalan. Kini berjalan sendiri menapaki mimpi pribadi. Namun segalanya kita menggapai satu tujuan. Bermuara pada satu wadah bernama keikhlasan. Kepingan cerita ini kan terus ku genggam kawan, 9
Tak ku biarkan mati di bawa kerasnya hari ini. Percayalah disana akan ada peristirahatan. Untuk kembali bersama mengenang kisah SMA. Wan Ferry Fadli_7 Juni 2011 10