Hasil Proklamasi Dirampok oleh Kalangan Atas Yang Korup

dokumen-dokumen yang mirip
Bahan Renungan Sekitar G30S, Bung Karno, Suharto dan PKI

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

Generasi muda Wajib Meneruskan Revolusi yang Belum Selesai

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEMETAAN STANDAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Oleh : Izza Akbarani*

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

PIDATO HARI KEBANGKITAN NASIONAL

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

Demokrasi di Indonesia

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Gus Dur minta ma'af atas pembunuhan tahun 1965/66

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE 71 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Komunisme dan Pan-Islamisme

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

BAB 1 KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE AGUSTUS 2015

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011

46. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Paham Nasionalisme atau Paham Kebangsaan

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

POLITIK & SISTEM POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB IV ANALISIS. kebimbangan-kebimbangan dan akibatnya akan mudah terpengaruh pada hasutanhasutan

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

A. Pengertian Orde Lama

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

Buku Letjen (Pur) Sintong Panjaitan yang membikin heboh

Publik Sangat Kecewa Kiprah Politisi Muda

SAMBUTAN PADA MALAM TASYAKURAN PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 RI TAHUN 2011 TANGGAL 16 AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB II GAMBARAN UMUM

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008

SAMBUTAN BUPATI BANTUL DALAM RANGKA TIRAKATAN PERINGATAN HUT KE-70 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KABUPATEN BANTUL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB III KEDUDUKAN NASKAH PROKLAMASI YANG OTENTIK DALAM PENDIDIKAN NASIONALISME BANGSA INDONESIA

sherila putri melinda

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

KEDUDUKAN WARGA NEGARA & PERWAGA- NEGARAAN DI INDONESIA

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

NO URUT. 16. Sumber : = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

HIDDEN MESSAGE PESAN TERSEMBUNYI DALAM LAMBANG GARUDA PANCASILA? RANTAI : Melambangkan sila ke 2 : Kemanusiaan yang adil dan beradap

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

MAHASISWA SEBAGAI UJUNG TOMBAK PEMBELA MERAH PUTIH. Membangun(kan) Nasionalisme Pemuda

I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Bab 1. Standar Kompetensi Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

Relevansi Pemikiran Bung Karno dalam Era Globalisasi. Oleh Max Lane. Oldefo vs Nefo

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

MENDENGARKAN HATI NURANI

Transkripsi:

Memperingati 17 Agustus Hasil Proklamasi Dirampok oleh Kalangan Atas Yang Korup Setiap peringatan 17 Agustus merupakan kesempatan yang baik bagi banyak orang untuk mengenang kembali perjalanan panjang perjuangan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan tahun 1945.Perjalanan panjang ini telah melalui, antara lain: Boedi Oetomo, Serikat Islam, Serikat Rakyat, pembrontakan PKI melawan Belanda tahun 1926, terbuangnya ribuan orang di kamp di Digoel, Sumpah Pemuda tahun 1928, gerakan di bawah tanah melawan fasisme Jepang, dan revolusi 1945. Memperingati dan merayakan 17 Agustus adalah kesempatan juga untuk mengingat kembali jasa-jasa Bung Karno (dan Bung Hatta) dan pemimpin-pemimpin lainnya dari berbagai golongan dan aliran politik dalam perjuangan untuk kemerdekaan bangsa kita. Karena itu, sudah sepatutnya, bahkan seharusnya, rakyat kita memperingati 17 Agustus ini dengan gembira dan bangga. Namun, di samping itu, adalah satu kenyataan, yang bisa sama-sama kita saksikan juga, bahwa sebagian dari bangsa kita ada yang merayakan 17 Agustus kali ini dengan berbagai perasaan yang penuh kesedihan, kekecewaaan, keresahan, bahkan kemarahan. Perasaan yang demikian ini telah dimanifestasikan oleh banyak kalangan (buruh, tani, nelayan, perempuan, pemuda dan mahasiswa, rakyat miskin, penganggur, korban peristiwa 65, eks-tapol) dengan berbagai cara dan bentuk, selama setahun ini, di banyak tempat di seluruh Indonesia. Bermacam-macam organisasi atau LSM telah banyak menyuarakan perasaan berbagai kalangan itu. Berbagai krisis parah membahayakan negara dan bangsa Salah satu contohnya, yang patut mendapat perhatian dari kita semua, adalah pernyataan 45 tokoh nasional, yang baru-baru ini menyebutkan bahwa negara kita sudah dalam bahaya dan menjurus menuju ke jurang kehancuran. Bahkan mereka juga menuntut kepada DPR untuk mengambil tindakan supaya presiden SBY mundur dari jabatannya. Sebab, menurut mereka presiden SBY terbukti tidak mampu dan secara moral sudah tidak patut untuk menyelenggarakan negara dan kekuasaan pemerintahan. Sungguh, suatu pernyataan keras yang tidak tanggung-tanggung! Kekecewaan atau kemarahan mereka, yang pada hakekatnya adalah juga kekewaan dan kemarahan sebagian terbesar rakyat kita disebabkan oleh berbagai krisis nasional yang sedang melanda negara dan bangsa kita. Yaitu krisis kewibawaan kepala pemerintahan, krisis kewibawaan kepala negara, krisis kepercayaan terhadap parpol, krisis kepercayaan kepada

parlemen, krisis efektifitas hukum, krisis kedaulatan sumber daya alam, krisis kedaulatan pangan, krisis kesehatan, krisis pendidikan, krisis integrasi nasional. Banyaknya krisis parah yang melanda di begitu banyak bidang kehidupan yang penting-penting itu memang menunjukkan bahwa negara kita dalam bahaya. Kita semua tidak bisa meramalkan peristiwa-peristiwa besar dan penting apa saja (dan yang bagaimana) yang akan terjadi dalam masa depan yang dekat ini. Tidak saja kasus Nazaruddin-Anas Urbaningrum bisa memunculkan surprise-surprise besar (dan sangat mengherankan), tetapi juga banyak kasus-kasus besar lainnya. Perbedaan sekarang dengan masa pemerintahan Bung Karno Karena itu, perayaan 17 Agustus tahun ini akan dilangsungkan ketika negara sedang digoncang oleh berbagai persoalan-persoalan besar dan kumuh (kotor), yang menunjukkan bahwa kerusakan atau kebobrokan yang diakibatkan oleh berbagai krisis nasional itu sudah memuncak sekali. Dan berbagai krisis nasional itu, bersumber kepada krisis moral atau krisis akhlak, yang terutama sekali sudah melanda secara luas di kalangan atas bangsa kita. Kasus Nazaruddin hanyalah salah satu contoh dari bagian kecil dari krisis moral itu. Kehidupan bangsa dan negara yang serba begitu rusak sekarang ini mengingatkan kita semua bahwa banyak kebobrokan (terutama kebobrokan moral kalangan atas) yang begitu parah itu tidak terlihat selama Bung Karno memimpin negara selama 20 tahun antara 1945 dan 1965. Sejarah mencatat bahwa sepanjang masa pemerintahan Bung Karno itu moral patriotisme dan nasionalisme bangsa kita tinggi sekali. Tidak pernah dalam sejarah Republik Indonesia (sampai sekarang!) semangat untuk mengabdi bangsa dan negara sebegitu tinggi seperti di zamannya Bung Karno. Semangat revolusioner yang berkobar karena perjuangan 45 tersebar dimana-mana. Jiwa gotong-royong dan kesediaan untuk mengabdi kepada rakyat menjadi basis moral bagi sebagian besar masyarakat. Kejujuran dalam kehidupan politik, sosial dan ekonomi menjadi pedoman hidup banyak orang. Slogan «berbakti untuk nusa dan bangsa» bukanlah omong-kosong bagi sebagian besar rakyat kita serta pemimpin-pemimpinnya. Itulah sebabnya, walaupun revolusi berlangsung lama sekali (antara 1945 dan 1949) dan disusul dengan berbagai peristiwa besar (antara lain : pemberontakan RMS, DI-TII, Konferensi Bandung, PRRI-Permesta, pembangunan stadion Gelora Bung Karno, perjuangan Irian-Barat, Ganefo, berbagai konferensi Asia-Afrika di Indonesia) tidak terdengar adanya korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan secara besar-besaran. Situasi bangsa yang penuh dengan patriotisme yang begitu tinggi, dan nasionalisme revolusioner yang begitu meluas di seluruh tanahair waktu itu adalah berkat kepemimpinan politik dan moral Bung Karno. Sejak dikhianatinya Bung Karno oleh pimpinan Angkatan Darat (waktu itu), sampai sekarang tidak pernah lagi bangsa kita melihat adanya kepemimpinan (politik dan moral) yang begitu besar dan luhur.

Mengenang kebesaran Bung Karno dan pengkhianatan Suharto Oleh karena itu, ketika kita semua memperingati Hari Besar 17 Agustus, perlulah kiranya kita di samping mengenang jasa-jasa dan kebesaran Bung Karno juga sekaligus mengingat kembali juga kepada pengkhianatan Suharto beseta konco-konconya (di dalam dan luar negeri) terhadap bapak persatuan bangsa beserta pendukung-pendukung revolusionernya. Sebab, sejarah sudah membuktikan dengan jelas, bahwa pengkhianatan pimpinan Angkatan Darat (waktu itu) terhadap Bung Karno telah menimbulkan kerusakan-kerusakan besar dan banyak sekali kepada kehidupan bangsa, dan terutama sekali telah melumpuhkan kekuatan demokratik dan revolusioner Indonesia. Sekitar tiga juta orang tak bersalah apa-apa telah dibunuhi secara biadab, dan ratusan ribu orang kiri lainnya dipenjarakan dengan sewenang-wenang di berbagai tempat di Indonesia. Kerusakan-kerusakan yang dibikin oleh Orde Baru selama 32 tahun itu akibatnya masih kelihatan sampai sekarang, meskipun berbagai pemerintahan lainnya sudah menggantikannya. Kerusakan dan kebobrokan itu bahlan kelihatan lebih menghebat lagi di bawah kepemimpinan SBY. Jadi, segala kebobrokan atau kebusukan yang kita saksikan dewasa ini ada hubungannya yang erat dengan kerusakan-kerusakan yang telah ditimbulkan Orde Baru. Kebobrokan atau kebusukan yang melanda negara dan bangsa sejak Orde Baru sampai sekarang ini sulit bisa diperbaiki oleh pemerintahan yang mana pun atau partai politik yang apa pun, sampai kapan pun, dengan sistem politik, sosial dan ekonomi yang bagaimana pun, kalau bertentangan ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno, dan mengkhianati Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Pemerintahan di bawah kepemimpinan SBY adalah bukti yang jelas tentang kegagalan sistem politik, sosial, dan ekonomi, yang makin menjauhkan negara dan bangsa dari tujuan revolusi 17 Agustus 45. Karena itu, ketika memperingati ultah ke 66 Republik Indonesia tahun ini kita perlu merenungkan bersama, jalan apakah yang harus kita bersama, dan dengan cara apa, dan dengan apa (dan juga dengan siapa-siapa saja) bangsa kita perlu berusaha terus untuk menciptakan cita-cita kemerdekaan, yaitu masyarakat adil dan makmur. Dunia terus berubah, tetapi Indonesia mandeg dan bobrok. Peringatan ke-66 hari kemerdekaan tahun ini kita adakan ketika dunia berubah terus dengan cepatnya. Amerika Serikat, yang dalam jangka lama sekali menjadi «pemimpin» dunia kapitalisme sekarang mengalami krisis ekonomi yang parah, dan menjadi negara yang hutangnya paling besar di dunia. Eropa Barat juga mengalami berbagai problem ekonomi dan sosial yang parah. Tiongkok, yang dalam masa silam termasuk negara dan bangsa yang terbelakang, sekarang sudah menjadi kekuatan ekonomi yang terbesar sesudah AS, dan bahkan akan melampauinya tidak lama lagi. Uni Soviet yang sudah runtuh digantikan oleh Rusia yang bangkit menjadi kekuatan

ekonomi (juga politik dan militer) yang memainkan peran yang tidak kecil di bidang internasional. India, Vietnam, juga sudah meraih kemajuan-kemajuan besar sekali. Amerika Latin, yang dalam masa lalu menjadi daerah setengah jajahan AS sudah berubah menjadi kekuatan yang tidak tunduk begitu saja kepada kemauan Washington. Peran Kuba, Venezuela, Bolivia, Peru, Ekuador, Brazilia, Argentina, untuk mendorong perubahan-perubahan besar di Amerika Latin masih tetap bisa dilanjutkan terus. Pergolakan-pergolakan di negara-negara Arab, yang dipelopori oleh gerakan-gerakan di Tunisia, Mesir, Libia, Yaman, Siria dan lain-lainnya lagi, sedang berlangsung terus dan bahkan meluas di negara-negara Arab lainnya, dengan bentuk dan isi yang berbeda-beda. Pergolakan-pergolakan ini akhirnya akan bisa memberikan sumbangan dan dorongan penting kepada pembaruan Islam di dunia. Perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan besar di banyak negara di dunia itu semua membikin hati banyak orang di antara bangsa kita menjadi marah ketika membandingkannya dengan keadaan negara kita dewasa ini yang serba mandeg, kacau, dan bobrok. Hasil proklamasi dirampok oleh kalangan atas yang korup Dengan jumlah 240 juta orang penduduk Indonesia adalah nomor empat terbesar di dunia, sesudah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Tetapi, yang bisa dikatakan sudah betul-betul merasakan hasil kemerdekaan adalah hanya sekitar 20% saja atau sekitar 45 juta saja. Sedangkan yang 80% (sekitar 200 juta) termasuk mereka yang masih belum merasakan hasil kemerdekaan. Sebagian terbesar hasil Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus telah dirampok secara besar-besaran oleh banyak kalangan atas (bidang eksekutif, legislatif, judikatif, pemuka-pemuka masyarakat, pimpinan partai-partai politik dan agama, pengusaha besar), yang bersekongkol dengan kepentingan asing. Kalangan atas yang mengkhianati rakyat inilah yang selalu dengan rhetorika muluk-muluk «membela kepentingan rakyat», «menghormati UUD 45», «menjunjung tinggi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika» sebetulnya dalam praktek melakukan berbagai macam kejahatan secara berjemaah, untuk melakukan korupsi, penyalahgunaan dan pelecehan hukum, dan merekayasa kekuasaan, untuk memperkaya diri sendiri dan golongan mereka masing-masing. Kasus Nazaruddin mempertinggi kesedaran politik banyak orang Gonjang-ganjing besar kasus Nazaruddin-Anas Urbaningrum-Partai Demokrat yang sedang membikin porak-poranda pemerintahan SBY sekarang ini akan berbuntut panjang selama berbulan-bulan, bahkan bisa bertahun-tahun. Karena, terlalu banyak kalangan atasan yang busuk yang tersangkut, sehingga timbul kecurigaan atau kewaswasan bahwa kasus besar ini akan diintervensi oleh berbagai rekayasa dari berbagai fihak.

Semua itu memberikan petunjuk bahwa perayaan 17 Agustus tahun 2011 berlangsung dalam suasana politik dan opini publik yang didominasi oleh kasus besar Nazaruddin. Situasi yang demikian ini adalah baik sekali sebagai pendidikan politik rakyat, yang memungkin banyak orang melihat dengan jelas bahwa negara dan bangsa kita memang betul-betul memerlukan perubahan besar-besaran dan fundamental. Dan juga bahwa untuk perubahan besar-besaran dan fundamental, yang hanya mungkin melalui jalan revolusi itu, diperlukan adanya pemimpin yang berjiwa revolusioner yang didukung oleh kekuatan atau gerakan yang luas dan revolusioner juga. Munculnya tokoh atau pemimpin revolusioner di Indonesia mungkin memerlukan proses yang berliku-liku dan panjang. Pimpinan yang sedemikian ini akan tumbuh dari dan di tengah-tengah gerakan massa yang luas dalam meneruskan revolusi berjangka panjang dan terus-menerus, seperti yang selalu dianjurkan Bung Karno. Paris, 15 Agustus 2011 A. Umar Said * * *