BAB I PENDAHULUAN. hipertensi dan yang sudah meminum obat masih 0,4% (Sundari, 2013).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENJALANI HEMODIALISA PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status


BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015.

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB III METODE PENELITIAN. dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017).

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

Kontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana?

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Obat Diabetes Paling Ampuh

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

Tujuan Instruksional:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut survei Kementerian kesehatan 2013, penduduk Indonesia yang mengalami tekanan darah tinggi ada 30% dan ditemukan prevalensi 31,7% pada usia 18 tahun ke atas, tetapi hanya 7,2% yang sudah mengetahui terkena hipertensi dan yang sudah meminum obat masih 0,4% (Sundari, 2013). Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan tekanan darah naik di atas normal (melebihi 140/90 mmhg). Apabila kondisi ini dibiarkan secara terus-menerus tidak terkontrol atau tidak diobati, maka dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi salah satunya adalah gagal ginjal (Triyanto, 2014). Penyakit hipertensi termasuk dalam golongan penyakit kronik yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama. Penderita hipertensi harus mengkonsumsi obat penurun tekanan darah secara teratur sepanjang hidup yang bisa saja disertai dengan efek samping(armenia dkk, 2007). Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan gangguan terhadap fungsi ginjal, diantaranya adalah penggunaan obat antihipertensi. Hal inilah yang banyak membuat pasien tidak patuh terhadap aturan pengobatan dikarenakan takut terjadinya gagal ginjal akibat mengkonsumsi obat secara terus-menerus (Kenward & Tan, 2003). Didalam melakukan pengobatan, ada pasien yang patuh dan ada pasien yang tidak patuh.pasien yang patuh ialah perilaku untuk menaati saran-saran dokter atau prosedur dari dokter tentang penggunaan obat, yang sebelumnya 1

2 didahului oleh proses konsultasi antara pasien dengan dokter sebagai penyedia jasa medis. Sedangkan pasien yang tidak patuh adalah ketidakmampuan pasien untuk mengikuti aturan pengobatan yang telah diresepkan oleh dokter (Mahmoud, 2008). Dalam upaya menghambat progresi gagal ginjal akibat hipertensi pada penyakit ginjal kronik, tersedia berbagai obat antihipertensi seperti ACEI, betabloker, diuretik, dan lain-lain. Pengobatan tahap awal pemberian obat antihipertensi dimulai dengan dosis yang rendah, apabila tekanan darah tidak kunjung turun dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai mencapai dosis maksimal yang disarankan. Begitu pula penghentian harus secara berangsur pula. Penggunaan obat-obatan yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan ginjal baik gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik. Penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal harus dilakukan secara berhati-hati dengan menggunakan dosis yang tepat dan dilakukan evaluasi serta monitoring terhadap fungsi ginjal (Tjay & Rahardja, 2002). Tekanan darah yang tinggi penting dilakukan monitor secara rutin dan berkelanjutan, salah satu indikator untuk mengetahui kerusakan ginjal adalah dengan menggunakan pemeriksaan kreatinin (Shresta, et al, 2008). Kreatinin merupakan zat hasil metabolisme otot yang disekresikan secara konstan oleh tubuh setiap hari. Oleh karena itu, peningkatan kadar kreatinin dapat menandakan adanya kerusakan ginjal. Kreatinin dianggap lebih sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan blood urea nitrogen (Guyton et al, 2014).

3 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengkaji lebih lanjut tentang Apakah Ada Perbedaan Kadar Kreatinin Pasien Yang Patuh Dan Tidak Patuh Pada Pengobatan Hipertensi? 1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan Umum : Mengetahui perbedaan kadar kreatinin pasien yang patuh dan tidak patuh pada pengobatan hipertensi 1.3.2. Tujuan Khusus : 1. Mengukur kadar kreatinin pada pasien yang patuh padapengobatan hipertensi 2. Mengukur kadar kreatinin pada pasien yang tidak patuh pada pengobatan hipertensi 3. Menganalisis perbedaan kadar kreatinin pada pasien yang patuh dan tidakpatuh pada pengobatan hipertensi 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Menambah ilmu pengetahuan bagi penulis tentang metode penelitian di bidang kimia klinik serta menerapkan ilmu yang didapat dari perbedaan kadar kreatinin pasien yang patuh dan tidak patuh pada pengobatan hipertensi

4 2. Bagi Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya tentang penyakit hipertensi 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan khususnya kepada masyarakat yang terkena penyakit hipertensi dalam melakukan pengobatan

5 1.5. Keaslian/Originalitas Penelitian Tabel 1. Originalitas penelitian No Peneliti Judul Penelitian 1. Salman, 2012 Perbedaan kadar kreatinin serum pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terkontrol dengan yang tidak terkontrol di RSUD Dr. H. Abdul moeloek Bandar lampung tahun 2012 2. Budi, 2015 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi tidak terkendali pada Penderita yang melakukan Pemeriksaan rutin di puskesmas kedung mundu Kota semarang tahun 2014 Jenis Penelitian Analitis kategoriknumerik Survei analitik Hasil Penelitian bebas: pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terkontrol dengan yang tidak terkontrol variabel terikat: kadar kreatinin serum Terdapat perbedaan kadar kreatinin serum yang bermakna (p= 0,002) antara pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terkontrol dengan yang tidak terkontrol bebas: umur, status pasangan, obesitas, konsumsi, alkohol, merokok, konsumsi kopi, stress dan kepatuhan minum obat antihipertensi terikat: Kejadian hipertensi tidak terkendasli pada penderita hipertensi yang melakukan pemeriksaan rutin di puskesmas kedung mundu Hasil penelitian didapatkan faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi tidak terkendali yaitu umur (p=0,022;or=2, 956), status pasangan (p=0,001;or=4,610), konsumsi garam (p=0,001;or=4,173), konsumsi kopip=0,033;or=2,528), stress(p=0,0001;or=6,33 3),dankonsumsi obat antihipertensi (p=0,010;or=3,095). Faktor yang tidak berhubungan yaitu obesitas(p=0,280;or=1,5 98), alkohol (p=0,502;or=1,579), merokok (p=0,265;or=1,651),dan aktivitas olahraga(p=0,509;or=1,3 38).

6 Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Salman dan penelitian yang saya lakukan yakni terletak pada variabel bebas. Salman menggunakan variabel bebas penderita diabetes mellitus tipe 2 yang terkontrol dengan yang tidak terkontrol sedangkan pada penelitian yang saya lakukan adalah penderita hipertensi kronik yang patuh dan tidak patuh pada pengobatan hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh Budi, dengan judul penelitian faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi tidak terkendali pada penderita yang melakukan pemeriksaan rutin di puskesmas kedung mundu dan tidak melakukan pemeriksaan kadar kreatinin sedangkan pada penelitian yang saya lakukan terdapat pemeriksaan kadar kreatinin.