BAB I PENDAHULUAN. Muslim selain dari syahat yang merupakan bukti ke-islaman seseorang, bahkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kontrak kerja dalam kegiatan muamalah Islam, yaitu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ruhiyah (spritual) dan maliyah (material) tanpa terpenuhinya

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. banyak manfaatnya dalam kehidupan praktis. Berbagai aspek kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah

BAB I PENDAHULUAN. Development Bank (IDB) tahun 1974 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI).

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari tanggung-jawab pemerintah, yang dalam ajaran Islam. bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

الز كاة. وحج البيت. وصىم رمضان. 1

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. 1. saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa lepas berdiri

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia.

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

BAB I. keberagamaan dimasa kini dan dimasa akan datang, agar manusia menjadi. berdasarkan nilai-nilai iman dan ketakwaan Islam. 1

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah salah satu cara memperoleh hak (kepemilikan) suatu barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya telah ditegaskan dalam al-qur an maupun hadis Nabi. SAW, bahwa Allah SWT mencintai keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

BABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan

BAB VI SHALAT WAJIB. Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara. Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

SISTEM INFORMASI BERBASIS MULTIMEDIA TENTANG TATA CARA IBADAH SHOLAT MENURUT SUNNAH NABI MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB XIII SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB I PENDAHULUAN. daya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. berjamaah dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur an, ketika suasana ini tercipta

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan cinta kepada-nya. Dengan pancaran hatinya, ia akan sanggup

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan syari at yang ditetapkan oleh Allah kepada. Nabi Ibrahim. Dan hal ini juga diwajibkan kepada umat Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

Lesson Sheet Kelas : Mars

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan konflik, konflik ini adakalanya dapat di selesaikan secara damai, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, bergaul, dan berkomunikasi, untuk keperluan semua itu manusia. memerlukan alat, dan alat yang efektif adalah bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Arab dipilih Allah SWT sebagai bahasa Al-Qur'an, hal ini dijelaskan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua kaum muslimin sepakat bahwa shalat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima, sehingga wajib hukumnya dilaksanakan. Tidak heran apabila dikatakan shalat itu merupakan ibadah yang paling utama bagi setiap Muslim selain dari syahat yang merupakan bukti ke-islaman seseorang, bahkan dalam pelaksanaannya mempunyai ketentuan waktu yang tersendiri. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT. dalam surah an-nisa ayat 103:. Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa: 103). 1 Secara bahasa, shalat berarti doa, karena bacaannya penuh dengan doa dan pujian-pujian,dan secara syara' berarti sebagai penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya. 2 Tetapi sebenarnya yang dimaksudkan adalah ibadah 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an Terjemah, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al- Qur an, 1995), hlm. 138. 2 T.M.Hasbi Ash-Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), Cet.7, hlm. 1

2 yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi salam serta dengan beberapa syarat yang ditentukan. 3 Betapa pentingnya arti shalat, sehingga dalam satu ayat dinyatakan shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat juga sebagai sarana untuk membersihkan diri menghadap Allah swt, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah pada surah Al-A la ayat 14-15:.. Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. (Q.S. Al- A la: 14 15). 4 Dengan demikian, shalat merupakan suatu kewajiban penting bagi umat Islam dan menjadi sarana bagi seorang muslim untuk bercinta kepada Tuhannya. Shalat suatu amal yang pertama diantara amal amal kebaikan muslim yang lain, yang akan dihisab pada hari kiamat kelak. Shalat sebagai rukun Islam yang menjadi pembeda dengan umat terdahulu. Karena kedudukan shalat sangatlah penting bagi seorang muslim, maka seorang muslim dianjurkan untuk melaksanakan praktik shalat sesempurna mungkin sesuai seperti yang telah Nabi Muhammad saw praktikkan, baik dalam ucapan (rukun qauli) maupun perbuatan (rukun fi li). 84. 3 Moh. Rifai, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: Toha Putra, t.th), hlm. 34. 4 Departemen Agama RI, Op. Cit, hlm. 1052

3 Namun kenyataannya, dalam praktiknya ternyata seringkali terjadi perbedaan. Sebab, masing-masing mempunyai alasan dan dasar hukum dalam melakukan praktik shalat yang dilaksanakannya. Dari penelitian awal yang penulis lakukan ternyata ada perbedaan dalam pelaksanaan shalat dan terlihat lebih banyak dalam praktik bacaannya, perbedaan ini sendiri terjadi di kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Salah satu dari beberapa perbedaan praktik shalat tersebut penulis temukan adalah pada waktu shalat subuh, yaitu ketika penulis shalat di Mesjid Al- Kautsar yang beralamat di Sungai Lulut kota Banjarmasin, yang kebanyakan dari kalangan Nahdlatul Ulama, mereka melakukan doa qunut dalam shalat subuh. Sedangkan ketika penulis shalat di Mesjid Ar-Rahman, yang beralamat di jalan Melayu Darat Kota Banjarmasin, ternyata tidak melakukan qunut ketika shalat subuh karena hampir semua jamaahnya dari kalangan Muhammadiyah. Selain perbedaan dalam membaca qunut pada shalat subuh tersebut, penulis menemukan fakta di lapangan ada beberapa perbedaan antara kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam praktik bacaan shalat yang mereka lakukan pada tiga hal yaitu: 1. Masalah lafal ushalli dalam niat shalat. 2. Masalah qunut dalam shalat subuh. 3. Masalah bacaan sayyidina dalam tasyahhud pada shalat. 5 Terjadinya perbedaan pada praktik bacaan shalat tersebut, tentunya menimbulkan perbedaan pula dalam praktik shalatnya. Juga timbul pertanyaan 2006), hlm. 1. 5 M.Sufyan Raji Abdullah, Amaliyah Sunnah yang Dinilai Bid ah, (Pustaka Al-Riyadl,

4 saat apa terjadi perbedaan tersebut? apa yang menjadi alasan dan dasar hukum dari pendapat Nahdlatul Ulama ataupun Muhammadiyah. Beranjak dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam untuk memperbandingkan praktik shalat antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Dari penelitian yang diperoleh, hasilnya kemudian dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul: Praktik Shalat Menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah (Sebuah Studi Komparatif Dalam Bacaan Shalat). B. Rumusan Masalah. Beranjak dari latar belakang masalah tersebut, dirumuskanlah permasalahan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana praktik bacaan shalat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah? 2. Apa alasan dan dalil hukum dari praktik bacaan shalat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah? C. Tujuan Penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah di atas, ditetapkanlah tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui praktik bacaan shalat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. 2. Untuk mengetahui alasan dan dalil hukum dari praktik bacaan shalat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

5 D. Definisi Operasional. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memahami maksud dari judul penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan sebagai berikut: 1. Praktik, ialah cara melakukan (hal, perbuatan). 6 Maksudnya ialah mengenai cara melaksanaan bacaan dalam shalat. 2. Shalat, ialah shalat wajib lima waktu, yaitu shalat subuh, zuhur, ashar, magrib dan isya. 3. Muhammadiyah adalah organisasi Islam keagamaan yang tergolong gerakan salafiyah sejalan dengan al-qur'an dan Hadits shahih. Organisasi ini pertama kali didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan. 7 4. Nahdlatul Ulama atau NU berarti kebangkitan ulama, sebuah organisasi keagamaan yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, tetap berpegang teguh pada Ahlussunnah wal jama'ah. Pendirinya adalah K.H. Hasyim Asy'ari (1871-1947), K.H. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971). 8 5. Studi komparatif, ialah studi berarti suatu kajian penelitian, 9 dan komparatif berarti sesuatu yang bersifat untuk memperbandingkan dua hal yang dianggap berbeda. 10 Jadi maksudnya ialah suatu kajian yang bersifat untuk memperbandingan antara praktik shalat antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di dalam bacaan shalat. 6 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 767. 7 Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990), Jilid. X, hlm. 391 8 Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990), Jilid XI, h.lm 10. 9 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Edisi III, hlm. 1146. 10 Ibid, hlm. 608.

6 Adapun yang dimaksud penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian ini adalah suatu pengkajian yang bersifat untuk memperbandingkan antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam praktik shalat lima waktu, juga mengenai alasan dan dalil hukum yang mereka gunakan. E. Signifikansi Penelitian Dari penelitian yang penulis lakukan ini, maka diharapkan dapat berguna sebagai: 1. Bahan kajian ilmiah dalam disiplin ilmu Syariah, khususnya dalam bidang perbandingan mazhab yang salah satu bahan kajiannya adalah mengenai Praktik Shalat Menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah (sebuah studi komparatif dalam bacaan shalat), baik mengenai status hukumnya, tempat pelaksanaannya maupun tata cara pelaksanaannya. 2. Bahan informasi ilmiah bagi mereka yang berkeinginan untuk mengadakan penelitian lebih jauh mengeani masalah ini dari aspek yang berbeda. 3. Bahan literatur untuk memperkaya khazanah perngembangan Perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. F. Kajian Pustaka. Menurut pengetahuan penulis berdasarkan penelaahan terhadap penelitian terdahulu yang penulis lakukan, berkaitan dengan masalah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, penulis menemukan penelitian sebelumnya yang juga mengkaji tentang persoalan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Namun demikian, ditemukan substansi yang berbeda dengan persoalan

7 yang akan penulis angkat, penelitian terdahulu yang dimaksud yaitu: Pertama, metodologi penetapan hukum Islam dalam perspektif Muhammadiyah Dan Nahdlatul Ulama, oleh saudara Sibawaihi NIM:0101124377, yang isinya menjelaskan mengenai metodologi penetapan hukum Islam dalam perspektif Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta menemukan titik temu diantara keduanya. Kedua, studi komparatif pendapat empat mazhab tentang shalat berjamaah, oleh Rahmah angkatan 0101124379. Isinya mengungkapkan tentang perbedaan hukum melaksanakan shalat berjamaah, dimana keempat mazhab berbeda dalam memandangnya, dalil-dalil yang digunakan. Selain itu dimuat tentang letak imam dan ma mum, dan bacaan-bacaannya. Ketiga, Studi Komparatif antara pendapat mazhab Hanafi dan Syafi'i mengenai hukum melaksanakan shalat hari raya, oleh Uswatun Hasanah, NIM. 0001123663. Dalam penelitian ini adanya perbedaan pendapat antara mazhab Hanafi dan mazhab Syafi'i tentang hukum melaksanakan shalat hari raya, tata cara pelaksanaannya dan tempat pelaksanaannya, sehingga menimbulkan pemahaman hukum yang berbeda pula. Ketiga skripsi tersebut dari segi judul dan permasalahannya ternyata jelas berbeda dengan penelitian ini, sehingga penelitian ini layak untuk dilakukan peneltitian karena terjamin keasliannya. G. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

8 Bab I merupakan pendahuluan penelitian ini, terdiri atas latar belakang masalah diangkatnya penelitian ini yang mengungkapkan terjadinya perbedaan signifikan antara praktik shalat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam bacaan shalatnya. Selanjutnya dirumusankanlah permasalahan penelitian ini, ditetapkan tujuan penelitian, dan disusunlah signifikansi penelitian. Selanjutnya ditetapkanlah definisi operasional, kajian pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan landasan teoritis penelitian ini yang menguraikan konsep shalat dalam Islam, terdiri atas: pengertian shalat, dasar hukum perintah shalat, hikmah disyariatkannya shalat, cara shalat menurut al-qur an dan hadis, dan beberapa ikhtilaf dalam praktik shalat menurut para ulama. Bab III merupakan metode penelitian yang merupakan acuan untuk menggali data di lapangan, yang terdiri atas: jenis dan sifat penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tenik pengolahan dan analisis data, dan tahapan penelitian. Bab IV merupakan penyajian data dan analisis, terdiri dari: pertama, laporan hasil penelitian hasil lapangan mengenai praktik shalat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam bacaan shalat, berisikan: deskripsi kasus perkasus, dan rekapitulasi dalam bentuk matrik. Kedua, analisis terhadap hasil penelitian, yaitu analisis kualitatif komparatif terhadap praktik shalat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam bacaan shalat. Bab V merupakan penutup dari penelitian ini, terdiri atas: simpulan, dan saran.

9