BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMINORHEA PADA SISWI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perkembangan, baik dari fisik, mental maupun peran sosial (Surjadi, 2002), dalam(kumalasari & Andhyantoro, 2012). Masa remaja biasanya dimulai dari masa usia 10 sampai 19 tahun, merupakan masa yang penting untuk pematangan organ reproduksi yang disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas ditandai dengan perubahan fisik seperti tumbuhnya rambut halus dikemaluan, perubahan berat badan, pembesaran payudara. Perubahan paling awal muncul masa pubertas yaitu ditandai dengan adanya menarche (haid yang pertama kali) pada anak perempuan (Bahiyatun, 2010). Menarche merupakan pertanda bahwa seorang remaja mengalami pubertas, pada masa pubertas kadar lutainizing hormone (LH) dan follicel stimulating hormone (FSH) akan meningkat sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Peningkatan hormon tersebut menyebabkan beberapa perubahan fisik pada remaja putri seperti siklus menstruasi (Andira, 2012). Hari pertama keluarnya darah menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Usia menarche terjadi antara umur 10 sampai 16 tahun. Cepat atau lambatnya menarche tergantung pada faktor genetik, gizi dan faktor fisiologis dari remaja,sehingga remaja perlu mendapatkan informasi tentang konsep menstruasi sejak dini (Proverawati & Misaroh, 2009). Menstruasi merupakan perdarahan periodik pada uterus yang dimulaisekitar 14harisetelahovulasi. Lama rata rata aliran menstruasi adalah 5 hari. Seorang perempuan yang pertama kali menstruasi menandakan bahwa alat reproduksi perempuan siap untuk dibuahi (Bobak, 1

2 2004). Menstruasi merupakan salah satu ciri kedewasaan seorang perempuan, biasanya diawali pada usia remaja 9 12 tahun. Sebagian kecil ada yang mengalami lebih lambat sekitar umur 13 15 tahun tetapi jarang terjadi. Cepat atau lambatnya menstruasi biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti nutrisi, kesehatan pribadi perempuan yang mengalami haid, berat badan dan kondisi psikologis dan emosional. Pada kenyataannya banyak perempuan mengalami masalah menstruasi seperti nyeri haid/ dismenore(anurogo & Wulandari, 2011). Dismenore adalah rasa nyeri perut yang disebabkan oleh kejangnya otot uterus yang diakibatkan ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah, bersamaan nyeri timbul dapat dijumpai adanya rasa pusing, mual, muntah, bahkan bisa terjadi diare (Mitayani, 2011).Dismenore bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang timbul akibat adanya kelainan dalam rongga panggul dan mengganggu aktifitas perempuan, bahkan sering kali mengharuskan penderita beristirahat dan meninggalkan pekerjaannya selama berjam jam akibat dismenore. Dismenore primer dimulai saat perempuan berumur 2 3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada usia 15 25 tahun. Berdasarkan data menunjukkan bahwa dismenore primer tersebut dialami oleh 60 75% perempuan muda. Tiga perempat jumlah tersebut mengalami dismenore dengan intensitas ringan atau sedang. Sedangkan seperempat lainnya mengalami dismenore dengan tingkat berat dan terkadang menyebabkan si penderita tidak berdaya dalam menahan nyerinya tersebut (Hendrik, 2006). Studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Litt melaporkan prevalensi dismenorea 59,7 persen. Mereka yang mengeluh nyeri berat 12 %, nyeri sedang 37 %, nyeri ringan 49 %, studi ini juga melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja putri sering tidak masuk sekolah. Dismenore juga banyak dialami perempuan di Indonesia, angka kejadian dismenore di Indonesia

3 sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. Gunawan (2002), dalam (Anurogo & Wulandari, 2011)Hasil penelitian yang dilakukan pada 4 SLTP dijakarta menunjukkan bahwa pada dismenore primer terdapat 76,6 % siswi tidak mau masuk sekolah karena nyeri haid, sebagian besar nyeri berlokasi diperut bagian bawah (89,7%), bagian dalam paha (5,3%), dan pada bokong (4,4%). Kejadian nyeri haid ditemukan tinggi pada siswi SLTP dengan faktor gizi kurang, kurang melakukan kegiatan fisik,dan siswa dengan kecemasan sedang. Dismenore pada remaja harus ditanganikarena sangat mengganggu aktivitas perempuan sehari hari. Mengatasi dismenore (nyeri haid)dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi antara lain, pemberian obat analgetik, terapi hormonal,terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin, dan dilatasi kanalis servikalis. Terapi non farmakologi antara lain, kompres hangat, olahraga, dan relaksasi(wiknjosastro, 2008). Latihan olahraga dapat meningkatkan produksi endorphin (pembunuh rasa sakit alami dalam tubuh), dapat meningkatkan kadar serotonin. Endorphin dihasilkan dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon endorphin dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman. Latihan olahraga yang teratur dapat menurunkan stress dan kelelahan sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri. Membiasakan olahraga ringan dan aktivitas fisik secara teratur seperti jalan sehat, ataupun berenang, jalan kaki, berlari, bersepeda dan melakukan peregangan pada saat sebelum dan selama haid, hal tersebut dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau berkurang. Latihan ini dapat dilakukan minimal 30 60 menit (Andira, 2012). Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 13 responden siswi kelas VII, VIII,IX di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung

4 Kecamatan Gajah kabupaten Demak, yang dilakukan dengan wawancara didapatkan 8 responden tersebut mengalami Dismenore pada saat menarche, sedangkan 5 responden belum pernah mengalami menarche. Responden melakukan penanganan dismenore dengan beberapa cara, diantaranya dengan istirahat 3 responden, menggunakan minyak kayu putih 2 orang, yang tidak pernah melakukan penanganan sebanyak 3 responden. Semua responden mengatakan tidak pernah melakukan olahraga pada saat dismenore, responden mengatakan belum tahu manfaat olahraga yang dapat menurunkan nyeri haid. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana dengan melakukan senam dismenore apakah ada pengaruh terhadap tingkatnyeri haid pada remaja yang dilakukan di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. dengan judul Pengaruh senam dismenore terhadap Tingkat nyeri haidpada menarche remaja putri di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan Apakah ada Pengaruh Senam Dismenore terhadap Tingkat Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Senam Dismenore terhadap Tingkat Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.

5 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi usia, pendidikan, usia menarche remaja putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. b. Mengidentifikasi tingkat nyeri sebelum melakukan senamdismenore pada menarche remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. c. Mengidentifikasi tingkat nyeri setelah melakukan senam dismenore pada menarche remaja Putri di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. d. Menganalisis Perbedaan tingkat nyeri sebelum dan setelah melakukan Senam Dismenore terhadap tingkat Nyeri pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. D. Manfaat Penelitian Hasilpenelitianinidiharapkanmemberimanfaat : 1. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan dalam penatalaksanaan keperawatan penurunan nyeri haid pada menarche remaja Putri dengan menggunakan terapi senam dismenore. 2. Bagi Profesi Keperawatan Bagi tenaga kesehatan dimana penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang perawatan Nyeri dismenore dengan menggunakan terapi senam dismenore sehingga meningkatkan keterampilan terutama dibidang kesehatan. 3. Bagi Responden Senam dismenore dapat menjadi alternatif terapi penurunan nyeri haid pada menarche remaja Putri.

6 4. Bagi Peneliti Dengan diadakan penelitian ini penggunaan terapi senam dismenore dapat diaplikasikan pada remaja putri yang mengalami menarche dan terjadi dismenore, karena senam dismenore memiliki manfaat untuk mengurangi nyeri tanpa menggunakan obat dan dapat dilakukan sendiri dirumah atau di sekolah. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan bagi peneliti, sehingga mampu mengetahui adakah pengaruh antara Senam Dismenore terhadap Tingkat Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. E. Bidang Ilmu Penelitian ini dalam bidang keperawatan Maternitas F. Keaslian penelitian 1. Peneliti sebelumnya Tabel 1.1 keaslian penelitian No Nama Judul Metode Hasil 1 Achmad Suparto 2 Vira Fatmasari Anggreani Efektifitas Senam Dismenore dalam Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri SMU N 2 Sumenep Tahun 2009 Perbedaan Tingkat Dismenore pada Remaja Putri Antara yang Rutin Melakukan Dengan yang Jarang Melakukan Olahraga Di SMA N 1 Ambarawa tahun Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimental denganrancan gannon Equivalent Control Group Design Penelitian kuantitatif non experimen : komparatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional bebas: Senam Dismenore, terikat : nyeri saat menstruasi Ada pengaruh efektifitas senamdismenore dengan mengurangi rasa Nyeri Dismenore pada Remaja Purtin SMU N 2 Sumenep Ada perbedaan antara tingkat Disminore pada remaja putri antara yang rutin melakukan olahraga dengan yang jarang melakukan olah raga di SMA N1 Ambarawa

7 2008 No Nama Judul Metode Hasil 3 Ernawati, Tri Hartiti, Idris Hadi Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang, 2010 Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment aldenganran cangannon Equivalent Control Group Design independent : Remaja putri yang rutin olah raga,remaja putri yang jarang olahraga, dependent : Ada pengaruh terapi relaksasi nafas dalam dengan nyeri dismenore pada mahasiswi S- 1 keperawatan Unimus Nyeri dismenore bebas : Terapi Relaksasi, variabel terikat : nyeri Dismenore Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain pada tabel keaslian penelitian diatas adalah perbedaan tempat, subyek, dan waktu yang digunakan:judul penelitian ini adalah Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Tingkat Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. yang digunakan Adalah variabel dependent Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri, dan variabel independent Senam Dismenore.Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest Posttest.