1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perkembangan, baik dari fisik, mental maupun peran sosial (Surjadi, 2002), dalam(kumalasari & Andhyantoro, 2012). Masa remaja biasanya dimulai dari masa usia 10 sampai 19 tahun, merupakan masa yang penting untuk pematangan organ reproduksi yang disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas ditandai dengan perubahan fisik seperti tumbuhnya rambut halus dikemaluan, perubahan berat badan, pembesaran payudara. Perubahan paling awal muncul masa pubertas yaitu ditandai dengan adanya menarche (haid yang pertama kali) pada anak perempuan (Bahiyatun, 2010). Menarche merupakan pertanda bahwa seorang remaja mengalami pubertas, pada masa pubertas kadar lutainizing hormone (LH) dan follicel stimulating hormone (FSH) akan meningkat sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Peningkatan hormon tersebut menyebabkan beberapa perubahan fisik pada remaja putri seperti siklus menstruasi (Andira, 2012). Hari pertama keluarnya darah menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Usia menarche terjadi antara umur 10 sampai 16 tahun. Cepat atau lambatnya menarche tergantung pada faktor genetik, gizi dan faktor fisiologis dari remaja,sehingga remaja perlu mendapatkan informasi tentang konsep menstruasi sejak dini (Proverawati & Misaroh, 2009). Menstruasi merupakan perdarahan periodik pada uterus yang dimulaisekitar 14harisetelahovulasi. Lama rata rata aliran menstruasi adalah 5 hari. Seorang perempuan yang pertama kali menstruasi menandakan bahwa alat reproduksi perempuan siap untuk dibuahi (Bobak, 1
2 2004). Menstruasi merupakan salah satu ciri kedewasaan seorang perempuan, biasanya diawali pada usia remaja 9 12 tahun. Sebagian kecil ada yang mengalami lebih lambat sekitar umur 13 15 tahun tetapi jarang terjadi. Cepat atau lambatnya menstruasi biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti nutrisi, kesehatan pribadi perempuan yang mengalami haid, berat badan dan kondisi psikologis dan emosional. Pada kenyataannya banyak perempuan mengalami masalah menstruasi seperti nyeri haid/ dismenore(anurogo & Wulandari, 2011). Dismenore adalah rasa nyeri perut yang disebabkan oleh kejangnya otot uterus yang diakibatkan ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah, bersamaan nyeri timbul dapat dijumpai adanya rasa pusing, mual, muntah, bahkan bisa terjadi diare (Mitayani, 2011).Dismenore bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang timbul akibat adanya kelainan dalam rongga panggul dan mengganggu aktifitas perempuan, bahkan sering kali mengharuskan penderita beristirahat dan meninggalkan pekerjaannya selama berjam jam akibat dismenore. Dismenore primer dimulai saat perempuan berumur 2 3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada usia 15 25 tahun. Berdasarkan data menunjukkan bahwa dismenore primer tersebut dialami oleh 60 75% perempuan muda. Tiga perempat jumlah tersebut mengalami dismenore dengan intensitas ringan atau sedang. Sedangkan seperempat lainnya mengalami dismenore dengan tingkat berat dan terkadang menyebabkan si penderita tidak berdaya dalam menahan nyerinya tersebut (Hendrik, 2006). Studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Litt melaporkan prevalensi dismenorea 59,7 persen. Mereka yang mengeluh nyeri berat 12 %, nyeri sedang 37 %, nyeri ringan 49 %, studi ini juga melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja putri sering tidak masuk sekolah. Dismenore juga banyak dialami perempuan di Indonesia, angka kejadian dismenore di Indonesia
3 sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. Gunawan (2002), dalam (Anurogo & Wulandari, 2011)Hasil penelitian yang dilakukan pada 4 SLTP dijakarta menunjukkan bahwa pada dismenore primer terdapat 76,6 % siswi tidak mau masuk sekolah karena nyeri haid, sebagian besar nyeri berlokasi diperut bagian bawah (89,7%), bagian dalam paha (5,3%), dan pada bokong (4,4%). Kejadian nyeri haid ditemukan tinggi pada siswi SLTP dengan faktor gizi kurang, kurang melakukan kegiatan fisik,dan siswa dengan kecemasan sedang. Dismenore pada remaja harus ditanganikarena sangat mengganggu aktivitas perempuan sehari hari. Mengatasi dismenore (nyeri haid)dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi antara lain, pemberian obat analgetik, terapi hormonal,terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin, dan dilatasi kanalis servikalis. Terapi non farmakologi antara lain, kompres hangat, olahraga, dan relaksasi(wiknjosastro, 2008). Latihan olahraga dapat meningkatkan produksi endorphin (pembunuh rasa sakit alami dalam tubuh), dapat meningkatkan kadar serotonin. Endorphin dihasilkan dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon endorphin dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman. Latihan olahraga yang teratur dapat menurunkan stress dan kelelahan sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri. Membiasakan olahraga ringan dan aktivitas fisik secara teratur seperti jalan sehat, ataupun berenang, jalan kaki, berlari, bersepeda dan melakukan peregangan pada saat sebelum dan selama haid, hal tersebut dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau berkurang. Latihan ini dapat dilakukan minimal 30 60 menit (Andira, 2012). Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 13 responden siswi kelas VII, VIII,IX di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung
4 Kecamatan Gajah kabupaten Demak, yang dilakukan dengan wawancara didapatkan 8 responden tersebut mengalami Dismenore pada saat menarche, sedangkan 5 responden belum pernah mengalami menarche. Responden melakukan penanganan dismenore dengan beberapa cara, diantaranya dengan istirahat 3 responden, menggunakan minyak kayu putih 2 orang, yang tidak pernah melakukan penanganan sebanyak 3 responden. Semua responden mengatakan tidak pernah melakukan olahraga pada saat dismenore, responden mengatakan belum tahu manfaat olahraga yang dapat menurunkan nyeri haid. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana dengan melakukan senam dismenore apakah ada pengaruh terhadap tingkatnyeri haid pada remaja yang dilakukan di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. dengan judul Pengaruh senam dismenore terhadap Tingkat nyeri haidpada menarche remaja putri di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan Apakah ada Pengaruh Senam Dismenore terhadap Tingkat Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Senam Dismenore terhadap Tingkat Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.
5 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi usia, pendidikan, usia menarche remaja putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. b. Mengidentifikasi tingkat nyeri sebelum melakukan senamdismenore pada menarche remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. c. Mengidentifikasi tingkat nyeri setelah melakukan senam dismenore pada menarche remaja Putri di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. d. Menganalisis Perbedaan tingkat nyeri sebelum dan setelah melakukan Senam Dismenore terhadap tingkat Nyeri pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. D. Manfaat Penelitian Hasilpenelitianinidiharapkanmemberimanfaat : 1. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan dalam penatalaksanaan keperawatan penurunan nyeri haid pada menarche remaja Putri dengan menggunakan terapi senam dismenore. 2. Bagi Profesi Keperawatan Bagi tenaga kesehatan dimana penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang perawatan Nyeri dismenore dengan menggunakan terapi senam dismenore sehingga meningkatkan keterampilan terutama dibidang kesehatan. 3. Bagi Responden Senam dismenore dapat menjadi alternatif terapi penurunan nyeri haid pada menarche remaja Putri.
6 4. Bagi Peneliti Dengan diadakan penelitian ini penggunaan terapi senam dismenore dapat diaplikasikan pada remaja putri yang mengalami menarche dan terjadi dismenore, karena senam dismenore memiliki manfaat untuk mengurangi nyeri tanpa menggunakan obat dan dapat dilakukan sendiri dirumah atau di sekolah. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan bagi peneliti, sehingga mampu mengetahui adakah pengaruh antara Senam Dismenore terhadap Tingkat Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. E. Bidang Ilmu Penelitian ini dalam bidang keperawatan Maternitas F. Keaslian penelitian 1. Peneliti sebelumnya Tabel 1.1 keaslian penelitian No Nama Judul Metode Hasil 1 Achmad Suparto 2 Vira Fatmasari Anggreani Efektifitas Senam Dismenore dalam Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri SMU N 2 Sumenep Tahun 2009 Perbedaan Tingkat Dismenore pada Remaja Putri Antara yang Rutin Melakukan Dengan yang Jarang Melakukan Olahraga Di SMA N 1 Ambarawa tahun Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimental denganrancan gannon Equivalent Control Group Design Penelitian kuantitatif non experimen : komparatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional bebas: Senam Dismenore, terikat : nyeri saat menstruasi Ada pengaruh efektifitas senamdismenore dengan mengurangi rasa Nyeri Dismenore pada Remaja Purtin SMU N 2 Sumenep Ada perbedaan antara tingkat Disminore pada remaja putri antara yang rutin melakukan olahraga dengan yang jarang melakukan olah raga di SMA N1 Ambarawa
7 2008 No Nama Judul Metode Hasil 3 Ernawati, Tri Hartiti, Idris Hadi Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang, 2010 Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment aldenganran cangannon Equivalent Control Group Design independent : Remaja putri yang rutin olah raga,remaja putri yang jarang olahraga, dependent : Ada pengaruh terapi relaksasi nafas dalam dengan nyeri dismenore pada mahasiswi S- 1 keperawatan Unimus Nyeri dismenore bebas : Terapi Relaksasi, variabel terikat : nyeri Dismenore Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain pada tabel keaslian penelitian diatas adalah perbedaan tempat, subyek, dan waktu yang digunakan:judul penelitian ini adalah Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Tingkat Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri Di MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. yang digunakan Adalah variabel dependent Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri, dan variabel independent Senam Dismenore.Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest Posttest.