BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN. agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya,

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

BAB I PENDAHULUAN. olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah satu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek perilaku hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sendiri memiliki banyak pengertian yang berbeda, akan tetapi maksud dan tujuannya tetap tertuju pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan tidak hanya berperan dalam hal pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan saja, namun pendidikan juga berperan membentuk manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri, serta memiliki tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai bagian dari pendidikan memiliki peran yang sama dengan pendidikan itu sendiri, seperti yang disebutkan Depdiknas (2006:648) bahwa : 1

2 Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikapmental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Berdasarkan pengertian tersebut dapat terlihat bahwa tujuan pendidikan yang tertera pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, sebagian besar tercantum dalam tujuan mata pelajaran penjasorkes. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan tersebut, hendaknya dapat lebih memperhatikan dan memaksimalkan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Melalui aktivitas olahraga dan permainan yang banyak mengandung nilai-nilai positif didalamnya diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan efektif, tidak hanya kemampuan psikomotornya saja. Sesuai dengan tujuan penjasorkes dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (2006: 648) Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. (2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. (3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. (4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. (5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis. (6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. (7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang

3 sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Begitu kompleks tujuan dari penjasorkes, tidak hanya dalam kemampuan psikomotor, kemampuan kognitif dan afektif juga tidak lepas dari tujuan tersebut. Namun, kenyataan terkadang tidak sesuai dengan harapan, tujuan yang telah tersusun secara rapi dan sistematis masih sulit untuk dicapai. Pembelajaran penjasorkes di sekolah yang kurang maksimal dapat menjadi salah satu penyebabnya. Berdasarkan pengalaman mengajar, pertemuan yang hanya satu kali dalam seminggu menyulitkan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu diperlukan jam tambahan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran agar tercapailah tujuan dari pembelajaran itu. Dalam hal ini penjasorkes yang dalam penyampaiannya menggunakan aktivitas olahraga dan permainan, seperti atletik, permainan bola besar: sepak bola; bola basket; bola voli dan lain-lain sangat perlu untuk melakukan tambahan jam pelajaran demi tercapainya tujuan, baik tujuan penjasorkes itu sendiri maupun tujuan pendidikan nasional. Penambahan jam tersebut dapat dilakukan di luar jam belajar mengajar melalui kegiatan ekstrakurikuler, selain sebagai tambahan jam belajar kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan minat, bakat, dan potensi siswa. Menurut Nurdin (2009) dalam Tarmidi (2012:83) adalah : Pengembangan potensi siswa tidak hanya dapat dikembangkan hanya melalui pendidikan intrakurikuler, namun pendidikan melalui kegiatan ekstrakurikulerpun memiliki peranan yang besar pula, baik ekstrakurikuler yang bersifat ilmiah, keolahragaan, nasionalisme, maupun keterampilan. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dapat mengisi waktu luang siswa selepas pulang sekolah, waktu luang yang biasanya diisi dengan kegiatan yang kurang bermanfaat seperti nongkrong, konvoi jalanan, bahkan aktivitas yang mendekati tindak kriminal seperti kenakalan remaja, tawuran, minum-minuman keras, merokok, dan lain-lain. Menurut Diastuti (2006) dalam Tarmidi (2012:83)

4 Kegiatan ekstrakurikuler dapat mencegah siswa melakukan tindakan yang menjurus kepada hal-hal yang negatif Pembelajaran penjasorkes dan ekstrakurikuler olahraga akan saling melengkapi satu sama lain. Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran penjasorkes akan diperbaiki di dalam aktivitas kegiatan ekstrakurikuler, begitu juga sebaliknya. Nilai-nilai yang ada pada aktivitas olahraga dan permainan yang belum tercapai di dalam pembelajaran penjasorkes diharapkan dapat tercapai di dalam kegiatan ekstrakurikuler. Melalui aktivitas olahraga dan permainan tersebut siswa akan belajar bekerja sama dan bersikap sportif, disiplin, tanggung jawab, fairplay dan sebagainya. Menurut Brooks (2000) dalam Tarmidi (2012: 84) bahwa: Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga tidak hanya dapat mengembangkan keterampilan, tetapi mereka juga belajar untuk menghormati otoritas, belajar untuk menghadapi tantangan baru, dan menikmati kebersamaan dengan teman. Salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan permainan yang dapat mewakili hal tersebut adalah kegiatan ekstrakurikuler bola voli. Kegiatan ekstrakurikuler bola voli merupakan kegiatan beregu, yang mampu mengembangkan bentuk kerja sama dan komunikasi, sehingga kental dengan nuansa sosial. Hal tersebut menunjukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga dalam hal ini adalah bola voli tidak hanya baik untuk mengembangkan aspek fisik saja akan tetapi baik juga untuk perkembangan aspek sosial dan emosional siswa. Tarmidi (2009: 89) mengungkapkan bahwa: Berolahraga dapat mengurangi kecemasan dan depresi, mengurangi tekanan darah, dan meningkatkan harga diri. Anak-anak yang berolahraga lebih percaya diri, mengurangi ketidakhadiran di sekolah, dan biasanya mendapatkan nilai yang lebih baik.

5 Hal tersebut berkaitan dengan ranah emosional, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga seperti bolavoli diharapkan siswa mampu mengendalikan emosinya dengan baik. Teknik bermain bolavoli yang bervariasi dan sulit untuk dikuasai, permainan bolavoli yang keras, dan kompetisi merupakan salah satu bentuk dari kegiatan ekstrakurikuler bolavoli untuk melatih mengendalikan emosi. Kemampuan dalam mengendalikan emosi ini biasa disebut dengan kecerdasan emosional. Hurlock (1960) dalam Nurgala (2011:26) menyebutkan bahwa Permainan yang mampu mengembangkan kecerdasan emosional adalah pola permainan yang bernuansa sosial seperti olahraga beregu karena di dalam olahraga beregu melibatkan orang lain atau teman secara penuh. Pengalaman berlatih dan bertanding dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli secara tidak langsung akan melatih kecerdasan emosional seseorang melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh pada saat mengikuti kegiatan tersebut. Penelitian Mahoney (2006) dalam Tarmidi (2012: 89) pada remaja putri berumur 14 tahun yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, menunjukkan bahwa: Kecerdasan emosional remaja tersebut dapat berubah tergantung dari pengalaman yang didapatnya. Kecerdasan emosional yang rendah atau negatif ditemukan ketika remaja tersebut merasakan stres saat dia harus menguasai teknik olahraga yang sempurna (intrapersonal), saat mengikuti suatu kompetisi (situational) serta disaat mendengar penilaian yang negatif dari pembimbingnya (significant others). Tetapi kecerdasan emosional remaja tersebut dinilai mengalami peningkatan atau positif saat dia senang karena berhasil menguasai teknik yang susah (intrapersonal), menang dalam sebuah kompetisi (situational) dan mendapatkan pujian serta teman-teman baru disaat berkompetisi (significant others). Permainan bernuansa sosial ini sudah menjadi barang tentu memberikan sumbangsih langsung pada pembentukan karakter siswa yang mengikutinya. Hasil penelitian Blomfield (2010) dalam Tarmidi (2012: 85) yang dilakukan pada siswa-siswa di Australia menunjukkan bahwa Keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga mengurangi tingkat penggunaan alkohol, mengurangi

6 ketidakhadiran di sekolah, serta meningkatkan rasa kepemilikan terhadap sekolahnya. Kenakalan remaja yang mengakar pada kehidupan remaja saat ini, khususnya remaja Sekolah Menegah Pertama (SMP/MTs), diharapkan dapat dikurangi bahkan dihilangkan melalui keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli ini. Nilai-nilai positif yang ada di dalam permainan bolavoli seperti kerja sama, tanggung jawab, disiplin, saling menghargai dan lainlain semoga dapat menjadi bagian dari remaja saat ini agar terciptalah remaja yang berkarakter dan berkepribadian mantap sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini akan dikaji lebih lanjut mengenai kontribusi kegiatan ekstrakurikuler olahraga terhadap kecerdasan emosional (kenakalan remaja) siswa yang aktif di dalamnya. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler permainan bola voli. Oleh karena itu judul yang diambil dalam penelitian ini adalah Kontribusi Kegiatan Ekstrakurikuler Bolavoli Dalam Minimalisasi Kenakalan Remaja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu Apakah kegiatan ekstrakulikuler bola voli dapat memberikan kontribusi terhadap minimalisasi kenakalan remaja yang dipaparkan dalam poin berikut ini : Apakah kegiatan ekstrakurikuler bola voli dapat membentuk kontribusi terhadap minimalisasi kenakalan remaja? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

7 Untuk mengetahui kontribusi kegiatan ekstrakurikuler bola voli terhadap minimalisasi kenakalan remaja D. Manfaat Penelitian Sebelumnya telah penulis kemukakan uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai pada penelitian ini, maka selanjutnya penulis berharap manfaat atau kegunaan penelitian ini, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperkuat teori-teri yang terkait dengan kontribusi kegiatan ekstrakurikuler dalam meminimalisasi kenakalan remaja. 2. Manfaat Praktis Dalam tatanan praktis, penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai: a. Bahan masukan bagi sekolah untuk memaksimalkan pembinaan kepada peserta didik, baik itu pembinaan dalam hal akademik atau intrakulikuler maupun non akademik atau ekstrakulikuler. b. Bahan masukan bagi guru, khususnya guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dalam mengembangkan dan memaksimalkan kegiatan ekstrakulikuler olahraga. c. Informasi kepada pihak sekolah dan orang tua siswa mengenai fungsi dan manfaat kegiatan ekstrakulikuler olahraga permainan bola voli di sekolah.

8 d. Sumbangan pemikiran untuk pihak sekolah, orang tua siswa, dan siswa mengenai manfaat kegiatan ekstrakulikuler olahraga permainan bola voli dalam hal meminimalisir kenakalan remaja. e. Pedoman bagi siswa untuk mengembangkan kecerdasan emosional. E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II: Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini memuat tinjauan teoritis mengenai kegiatan ekstrakulikuler permainan bola voli, kecerdasan emosional dan kenakalan remaja. Bab ini akan diakhiri dengan memaparkan hipotesis penelitian. BAB III: Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional dari variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat pengumpulan data, uji validitas, dan reliabilitas alat ukur serta metode analisis data. BAB IV: Analisa Data dan Interpretasi Pada bab ini dijelaskan mengenai analisa dan interpretasi data yang memuat gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan interpretasi hasil penelitian utama serta analisa tambahan. BAB V: Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian.