SINERGITAS DAN KOORDINASI ANTAR INSTANSI TERKAIT DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI LAMPUNG O l e h : KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI LAMPUNG disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS BAGI APARATUR SATPOL PP YANG MEMBIDANGI LINMAS DAN ANGGOTA SATLINMAS DALAM MEMBANTU PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI LAMPUNG
KONDISI PROVINSI LAMPUNG 1. Kondisi Wilayah : Luas wilayah 35.367.50 km2 Dengan demografi 9 juta lebih tersebar di 14 Kabupaten/Kota 2. Kondisi Geografis : Berdasarkan BMKG bahwa tipologi struktur tanah dibawah wilayah Provinsi Lampung yaitu sepanjang pantai barat dan pesisir Lampung Selatan merupakan lapisan lempengan patahan yg rawan terjadi bencana gempa bumi bahkan berpotensi tsunami dan juga fluktuasi cuaca ekstrim yg sewaktu-waktu terjadi perubahan cuaca berpotensi puting beliung dan hujan badai. 3. Kondisi Kerawanan : Anak Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda merupakan gunung api teraktif di dunia yang harus diantisipasi dengan serius, selain dari ancaman bencana alam yang harus di tangani dengan serius Pemerintah juga harus dapat mengantisipasi bencana konflik sosial yang sering terjadi di Provinsi Lampung.
Sekilas Bencana di Provinsi Lampung 1. Potensi Bencana Gempa Bumi Dalam sejarah gempa bumi di Provinsi Lampung salah satu gempa terbesar yang pernah terjadi adalah gempa bumi Liwa tanggal 15/2/1994 yang berkekuatan 6.5 SR dengan jumlah korban jiwa 300 orang. 2. Gunung Merapi Berdasarkan catatan sejarah Gunung Krakatau pernah meletus sangat dahsyat pada tanggal 26 Agustus 1883 yang mengakibatkan timbulnya awan panas dan tsunami sehingga menewaskan sekitar 36.500 jiwa dan saat ini ancaman tersebut yang berupa anak Gunung Krakatau (salah satu Gunung Api aktif di dunia). 3. Bencana Tsunami Terjadi pada tanggal 26/8/1983 bencana yang paling dahsyat yang di akibatkan dari letusan Gunung Krakatau dengan tinggi gelombang mencapai 41 meter dengan korban jiwa mencapai 36.500 jiwa.
4. Bencana Banjir Berdasarkan catatan sejarah salah satu bencana banjir bandang yang pernah terjadi pada tahun 1986 Kecamatan Wonosobo, Kota Agung. Yang mengakibatkan 100 orang lebih meninggal dunia 5. Longsor Bencana tanah longsor kerap terjadi di Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat dan Lampung Selatan. Hal ini mengakibatkan jalur transportasi darat terputus. 6. Puting Beliung Bencana angin puting beliung pernah/sering terjadi di wilayah kabupaten kota Provinsi Lampung. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwanamun menimbulkan kerusakan dan kerugian harta penduduk. 7. Bencana Kekeringan Bencana kekeringan adalah bencana yang sering menimpa di hampir seluruh Provinsi Lampung akibat dari kemarau panjang. Hal ini berdampak pada kekurangan air bersih, gagal panen, kemiskinan dan kelaparan.
8. Abrasi, Erosi dan Sidementasi. Wilayah pesisir Lampung merupakan wilayah rawan akan terjadinya Abrasi, Erosi dan Sidementasi. Hal ini di akbitkan/dipengaruhi oleh kegiatan manusia yang membabat tanaman pantai (Mangrove). Mengingat kondisi geologi tersebut masih labil serta akibat cuaca ekstrem yang menimbulkan gelombang tinggi. 9. Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Provinsi Lampung memiliki kawasan hutan dan lahan kebun yang cukup luas seperti Taman Bukit Barisan, Taman Nasional Waykambas, Perkebunan Karet, Sawit dan Tebu. Hal tersebut merupakan rawan akan terjadinya kebakaran apabila memasuki musim kering dan dipacu oleh kelalaian ulah manusia. Hal ini pernah terjadi bencana kebakaran hutan yang cukup luas pada tahun 1997 hampir di seluruh wilayah Provinsi Lampung khususnya Taman Nasional Waykambas memiliki Hutan Gambut apabila terjadi kebakaran sangat sulit untuk di lakukan pemadaman. 10.Bencana Kejadian Luar Biasa Kejadian Bencana Luar Biasa (KLB) merupakan wabah penyakit yang diakibatkan oleh faktor gigitan nyamuk (DBD) dan akibat fermentasi pencemaran lingkungan yang merusak kualitas air sehingga menimbulkan dampak penyakit diare dan gatal gatal. Kejadian tersebut pernah terjadi di Provinsi Lampung baru baru ini dan mengganas pada awal tahun 2007 yang menyerang 1302 warga dan 4 orang meninggal dunia. Wabah diare sejak bulan Juli Agustus 2011 yang mengalami penderitaan mencapai 5148 orang di Kabupaten Lampung Selatan.
TYPE OF DISASTERS IN INDONESIA GEMPA BUMI TSUNAMI BANJIR LONGSOR KEBAKARAN KEKERINGAN LUMPUR GUNUNG BERAPI KONFLIK SOSIAL PUTING BELIUNG
POTENSI KERAWANAN BENCANA DI PROVINSI LAMPUNG Bencana Tsunami: (7 Kabupaten) Tanggamus, Pesisir Barat, Pesawaran, Tulang Bawang, Lampung Timur, B. Lampung, Lampung Selatan Bencana Banjir, Kebakaran dan Putting Beliung: Di seluruh Kab./Kota se- Provinsi Lampung Bencana Gempa Bumi: (6 Kabupaten) Lampung Barat, Tanggamus, Pesisir Barat, Pesawaran, B.Lampung, Lampung Selatan Bencana Gelombang tinggi : (7 Kabupaten) Tanggamus, Pesisir Barat, Pesawaran, Tulang Bawang, Lampung Timur, B.Lampung, Lampung Selatan. Bencana Konflik : (2 Kabupaten) Mesuji, Lampung Selatan Tanah Longsor : (9 Kabupaten) Way Kanan, Lampung Barat, Tanggamus, Pesisir Barat, Pesawaran, Mesuji, Tulang Bawang, B. Lampung, Lampung Selatan 7
Kab. Way Kanan Banjir, Puting Beliung, Longsor, Kebakaran Kab. Lampung Utara Banjir, Puting Beliung, Kebakaran Kab. Lampung Barat Banjir, Puting Beliung, Kebakaran Gempa bumi Kab. Tanggamus Banjir, Puting Beliung, Kebakaran Gempa bumi, Tsunami, Longsor Kab. Pesisir Barat Banjir, Puting Beliung, Kebakaran Gempa bumi, Tsunami, Longsor Kab. Mesuji Banjir, Longsor, Puting Beliung, Kebakaran, Konflik Kab. Tulang Bawang Barat Banjir, Puting Beliung, Kebakaran Kab. Tulang Bawang GelombangTinggi, Banjir, Longsor, Puting Beliung, Kebakaran Kab. Lampung Tengah Banjir, Puting Beliung, Kebakaran Kab. Lampung Timur Puting Beliung, Kebakaran, Banjir, Gelombang Tinggi Kota Metro Puting Beliung, Kebakaran Kab. Pringsewu Banjir, Puting Beliung, Kebakaran Kab. Pesawaran Banjir, Puting Beliung, Kebakaran Gempa bumi, Tsunami, Longsor, KLB Kota B. Lampung Banjir, Putting, Beliung,Kebakaran Gempa bumi, Tsunami,Longsor Kab. Lampung Selatan Gunung berapi, Tsunami, Gempa Bumi, Puting Beliung, Kebakaran, Banjir, Gelombang Tinggi, Konflik, KLB
PENANGANAN PENANGGULANGAN BENCANA 1. Bencana Banjir dan Tsunami - Melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan banjir dan tsunami - Melakukan upaya-upaya penyelamatan korban - Melakukan peran P3K serta pemberdayaan masyarakat desa - Sinergisitas kinerja dan koordinasi ke instansi BPBD, RAPI dan SAR setempat
2. Bencana Kebakaran - Melakukan pemetaan wilayah rawan kebakaran - Pengenalan jenis dan penggunaan peralatan pemadam kebakaran - Mempunyai pengetahuan dasar penyelamatan dan evakuasi korban - Sinergisitas kinerja dan koordinasi ke instansi BPBD, Damkar setempat
3. Bencana Gunung Meletus, Gempa Bumi, Tanah Longsor dan Angin - Melakukan karakteristik gunung meletus - Memiliki pengetahuan dasar tentang mitigasi bencana - Mempunyai pengetahuan dasar deteksi dini gunung meletus, gempa bumi dan tanah longsor - Pemberdayaan masyarakat dengan ikut serta secara aktif kejadian bencana yang dihadapi - Sinergisitas kerja dan koordinasi ke Instansi BNPB, SAR BPBD, BMKG dll
4. Penanganan Pengungsi - Melakukan pemahaman tentang karakteristik daerah - Melakukan relokasi pengungsi - Melakukan pengamanan distribusi jalur lokasi - Pembuatan pasilitas umum dan dapur umum - Sinergisitas kinerja dan koordinasi ke Instansi BNPB dan BPBD
UU 23/2014 PSL 12 Ayat (1) Huruf e PSL 255 Ayat (1) UR WAJIB YG JADI KEWENANGAN PEMDA MELIPUTI PENYELENGGARAAN TRAM & TIBUM SERTA LINMAS DIBENTUKNYA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (Penyelenggaraan LINMAS) PERMENDAGRI NO. 84 TH. 2014 TTG PENYELENG. LINMAS. SAT LINMAS MEMPUNYAI TUGAS MEMBANTU PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS BIDANG PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN TUGAS LAIN YANG DITETAPKAN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. BERARTI SAT. LINMAS MEMPUNYAI PERAN PENTING & STRATEGIS, DLM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN BANTUAN DALAM HAL TERJADI BENCANA, KAMTRAMTIBMAS, GIAT SOSIAL KEMASY, PENYELENG. PEMILU DAN UPAYA PERTAHANAN NEGARA SERTA TUGAS LAIN YANG DITETAPKAN DALAM PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
SPM Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat PP No. 2 Th 2018 Pasal 9 ayat 3 (3) Jenis Pelayanan Dasar pada SPM ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat Daerah kabupaten/kota terdiri atas: a. pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum b. pelayanan informasi rawan bencana c. pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana d. pelayanan penyelamatan bencana dan evakuasi korban e. pelayanan penyelamatan kebakaran dan evakuasi korban
TUGAS a. Membantu dlm penanggulangan dan pencegahan bencana serta kebakaran b. Membantu keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat c. Membantu dlm kegiatan sosial kemasyarakatan d. Membantu penanganan ketentraman, ketertiban dan keamanan dlm penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa, Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan Umum e. Membantu upaya pertahanan negara
Point Usulan Revisi Rancangan Permendagri No 84 Th 2014 ttg Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat Pasal 19 Hak dan Kewajiban Anggota Sat Linmas, Mempunyai Hak : 1) Mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas 2) Mendapat kartu tanda anggota Sat Linmas 3) Mendapat Fasilitas, Sarana dan prasarana penunjang tugas operasional 4) Mendapat biaya operasional dalam menunjang pelaksanaan tugas
5. Mendapat Santunan apabila terjadi kecelakaan tugas dan/atau meninggal dunia 6. Mendapatkan insentif 7. Mendapatkan fasilitas jaminan kesehatan 8. Mendapatkan piagam penghargaan bagi yg telah mengabdi selama 10 (sepuluh) tahun dari Bupati/Walikota, 20 (dua puluh) tahun dari Gubernur dan 30 (tiga puluh) tahun dari Mentri Dalam Negeri.
KEWAJIBAN A B C D E 19
Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI RI NOMOR 84 TAHUN 2018 TTG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Hasil pembahasan tgl.19 April 2018 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PENGORGANISASIAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PEMBERDAYAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
PENGORGANISASIAN (Pasal 2) Gubernur dan Bupati/Wali Kota berwenang melakukan penyelenggaraan perlindungan masyarakat. Bupati/Wali Kota dalam melaksanakan penyelenggaraan perlindungan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada tingkat kecamatan melimpahkan sebagian pelaksanaannya kepada camat melalui Keputusan Bupati/Wali Kota. Penyelenggaraan perlindungan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat. Merekrut warga masyarakat untuk menjadi anggota Satlinmas di desa dan kelurahan oleh Kepala Desa/Lurah.
PRA BENCANA ( BEFORE ) MASYARAKAT AGAR SIAP SIAGA ( TO PREPARED) Dengan cara : Dilatih Diberi Pemahaman Disiapkan Alat Dan Sarana POLA KERJA? ORIENTASI INTERVENSI SAAT BENCANA ( DURING ) MASYARAKAT DAPAT MENOLONG DIRI SENDIRI ( TO HELP THEM SELF ) Dengan cara : Menetapkan Pola Tindakan Menentukan Prioritas Kebutuhan (MAKAN, PENGUNGSIAN, SANDANG, DLL Community based disaster management (CBDM) PASCA BENCANA ( AFTER ) MASYARAKAT / SARANA DAN PRASARANA DAPAT DIPERBAIKI / MEMPERBAIKI DIRI SENDIRI SENDIRI ( TO IMPROVE ) Dengan cara : Mempercepat proses pemulihan POLA KERJA?
Desa Tanggap Bencana Desa yg masyarakatnya mampu menyiapkan diri mengurangi ancaman, melakukan kegiatan mengurangi dampak ancaman, kesiapsiagaan, dan meningkatkan kemampuan dalam penanganan bencana. Hal ini dapat dilakukan dengan baik apabila masyarakat mengorganisir diri membentuk : SATUAN LINMAS DESA/KELURAHAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT Upaya yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara terorganisir baik sebelum, saat dan sesudah bencana dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki semaksimal mungkin untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak bencana.
KESIMPULAN 1. Satuan Linmas diharapkan dapat menjadi pionir atau garda yang terdepan dalam penanggulangan bencana. 2. Peran Satuan Linmas diharapkan pada saat pra bencana dengan memberikan pelatihan dan pemahaman tentang kebencanaan serta menjadi unsur pendorong dan penggerak partisipasi masyarakat dalam rangka menciptakan Desa Tanggap Bencana. 3. Peran Satuan Linmas pada saat terjadinya bencana menjadi unsur yang terpenting sebagai perwakilan pemerintah di tingkat Desa/Kelurahan dalam membantu proses evakuasi dan penanganan pengungsi sampai ada tindakan atau bantuan dari pihak yang terkait.