BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Hermeneutika Sebagai Interpretasi Makna Dalam Kajian Sastra. Berthin Simega 1

Daftar Isi. Tata Cara Mengemas Produk Pariwisata pada Daerah Tujuan Wisata Edwin Fiatiano

HERMENEUTIKA SEBAGAI SISTEM INTERPRETASI PAUL RICOEUR DALAM MEMAHAMI TEKS-TEKS SENI

1. A. Pengantar. 1. B. Perkembangan Konseptualisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Hermeneutik dan Perkembangannya

Written by Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. Saturday, 06 February :00 - Last Updated Tuesday, 23 February :32

III. METODE PENELITIAN. berasal dari kata Yunani hermeneuine dan hermeneia yang masing-masing berarti

Masuknya Hermeneutika dalam Lingkup Ilmu Tafsir (Review atas Artikel Sofyan A.P. Kau) Oleh: Wahidatul Wafa dan Asep Supianudin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini merupakan aktivitas refleksi kritis yang berada dalam

KETERBATASAN HERMENEUTIK DALAM STUDI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. memahami isinya dengan baik. Walaupun demikian, isinya harus tetap memikat

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Hermeneutika berasal dari kata Yunani hermeneuine dan hermeneia yang

HERMENEUTIKA DALAM INTERPRETIVE PARADIGM SEBAGAI METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Japan s Suicide Generation 1, dikatakan bahwa bunuh diri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu Negeri 5 Menara dengan cara menonton film tersebut. Dalam

Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI INTERPRETIF. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI. Program Studi BROADCASTING.

HERMENEUTIKA GADAMER DALAM STUDI TEOLOGI POLITIK. Faisal Attamimi

BAB III METODE PENELITIAN. Hermeunitika. Dalam sub bab ini peneliti akan memaparkan metode dari

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana kritik sosial yang berkaitan dengan fenomena kemiskinan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deksriptif. Penelitian deskriptif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana bentuk analisis yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan

Mengenal Ragam Studi Teks: Dari Content Analysis hingga Pos-modernisme. (Bahan Kuliah Metodologi Penelitian)

HERMENEUTIKA GADAMER DALAM STUDI TEOLOGI POLITIK Oleh: Faisal Attamimi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

MEMAHAMI HERMENEUTIKA DALAM MENGKAJI TEKS

BAB III METODE PENELITIAN. dan dialog. Berdasarkan objek penelitian yang akan diteliti yaitu fenomena yang

BAB II LANDASAN TEORI. dari bahasa Yunani hermeneuein yang berarti menafsirkan. Maka kata benda

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TELAAH PELANGGARAN TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN: METODE HERMENEUTIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang

HERMENEUTIKA, SEBUAH CARA UNTUK MEMAHAMI TEKS 1. Acep Iwan Saidi 2. Abstract

BAB 8 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEILMUAN

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan salah satu bentuk sastra yang lahir dari perasaan serta

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

Imaji Vol. 4 - No. 2/ Februari 2009 RESENSI BUKU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III UNSUR-UNSUR METODIS UMUM PENELITIAN FILSAFAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL PENA INDONESIA (JPI) Jurnal Bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya Volume 2, Nomor 1, Maret 2016 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu mengenai bagaimana seharusnya proses berlangsungnya pelaksanaan konsep

BAB I Pendahuluan UKDW

PERSPEKTIF INTERPRETIF-HERMENEUTIK Qimyatussa adah Politeknik Negeri Madiun Jl. Serayu No 84 Kota Madiun

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

DOMINASI PENUH MUSLIHAT AKAR KEKERASAN DAN DISKRIMINASI

BAB II LANDASAN TEORI. teks-teks sastra tulis atau teks-teks sastra lisan. Oleh karena itu, dalam sebuah penelitian sastra

2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah tertentu sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Teori-Teori Penunjang dalam Penelitian Kualitatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

Filsafat Ilmu dan Logika

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ricard E. Palmer, Hermeneutika, Teori baru mengenali Interpretasi,Musnur Hery dan

BAB 1 PENDAHULUAN. XVIII dan XIX. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pesan yang tersurat maupun yang tersirat. Anthony (1971) mengatakan bahwa


BAB I PENDAHULUAN. Mengutip Laswell, dalam bukunya yang berjudul Manusia Komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

METODE HERMENEUTIK DALAM PENELITIAN SINKRETISME BENTUK ARSITEKTUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Musik sangat berpengaruh bagi sebagian manusia, karena musik bagi manusia

ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

Metode Hermeneutik dalam Pendidikan

CRITICAL THEORIES Bagian III

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia


Daden Robi Rahman * Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Persis, Garut Emai:

PEMBELAJARAN REFLEKTIF: UPAYA MEMBUMIKAN HERMENEUTIK DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Hermeneutika Hermeneutika dapat diartikan sebagai teori analisis dan praktik terhadap teks. Sebagai kajian filsafat yang memiliki perbedaan dengan cara kerja epistemologi pada umumnya yang menitikberatkan ukuran kebenaran pada rasionalitas ilmiah hermeneutika mengandung kemahiran untuk memahami teksteks yang berada pada ruang relativitas kultural dan historis dari setiap wacana manusia. Proses kegiatan reflektif terhadap pengetahuan dan karya manusia dalam teori hermeneutika selalu terkait dengan persoalan waktu, tempat, pencipta teks, dan subjek penafsir. 19 Secara etimologis, kata hermeneutik berasal dari bahasa Yunani hermeneuein yang mengandung arti menafsirkan atau menginterpretasikan. Sedangkan kata benda hermeneia berarti penafsiran atau interpretasi. Dari kedua istilah Yunani tersebut, teori hermeneutika seringkali diasosiasikan dengan nama dewa mitologis Yunani Hermes, yang secara metafora berperan sebagai utusan untuk menyampaikan pesan langit kepada manusia. Fungsi penting yang diemban Hermes itu menandakan bahwa pesan langit harus diterjemahkan oleh Hermes agar dapat dimengerti oleh manusia. Bahasa langit sungguh berbeda dengan bahasa manusia. Karena itu, pesan langit harus diterjemahkan secara operasional agar manusia dapat menangkap makna pesan tersebut. 20 19 Fauzi Fashri, Pierre Bourdieu; Menyingkap Kuasa Simbol, (Yogyakarta: Jalasutra, 2014), 22. 20 Ibid., 22. 17

18 Penjelasan senada mengenai makna hermeneutika juga dijelaskan oleh Zygmunt Bauman. Dalam pendangannya, hermeneutika yang berasal dari kata Yunani hermeneutikos berkaitan erat dengan upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan atau tulisan yang tidak jelas, samar, remang-remang dan penuh kontradiksi, sehingga menimbulkan kebimbangan atau kebingungan bagi para pendengar atau pembaca. Artinya, makna dari sebuah teks dapat dipahami secara beragam oleh pembaca yang kemudian melahirkan penjelasan yang berbeda pula. Hal ini menandakan bahwa pembaca bisa mengalami kebingungan ketika dihadapkan pada berbagai dokumen yang berbeda penjelasannya. Karena itu, berhasil-tidaknya pembaca menangkap pesan dari sebuah teks sangat tergantung pada upayanya mengatasi kesenjangan jarak, bahasa, kultur, serta maksud pencipta teks. 21 Sedangkan menurut Paul Ricoeur, hermeneutika adalah kajian untuk menyikapkan makna objektif dari teks-teks yang memiliki jarak, ruang, dan waktu dari pembaca. 22 Jadi untuk lebih memahami teori hermeneutika ini kita harus terlebih dahulu membaca dan membandingkan teks-teks yang ada kemudian menyimpulkan dengan bahasa kita sendiri. Pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hermeneutika itu sebenarnya suatu metode yang membuat seseorang tidak mengerti menjadi mengerti. Karena hermeneutika ini menjelaskan, menyingkap, dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak dan pelik. 21 Ibid., 23. 22 Paul Ricoeur, Teori Interpretasi, terj. Musnur Hery (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), 214.

19 B. Tokoh-tokoh Hermeneutika Berikut beberapa tokoh yang mempunyai peran besar dalam perkembangan hermeneutika: 1. Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher adalah seorang teologi dan penganut idealisme. Ia berpendapat bahwa semua karya baik berupa dokumen hukum, kitab suci atau karya sastra pada hakikatnya sama, yaitu pemahaman merupakan masalah pokok semua bacaan. 23 Selain itu, ia juga merupakan tokoh hermeneutika romantis, ia yang memperluas pemahaman hermeneutika dari sekedar kajian teologi menjadi metode memahami dalam pengertian filsafat. Menurut perspektif tokoh ini, dalam upaya memahami wacana ada unsur penafsir, teks, maksud pengarang, konteks historis, dan konteks kultural. Hermeneutika dalam pandangan Friendrich adalah pemahaman yang harus dikaji lebih dalam dan meluas guna mendapatkan arti yang mendalam lagi. 2. Wilhelm Dilthey adalah tokoh hermeneutika metodis, ia berpendapat bahwa proses pemahaman bermula dari pengalaman, kemudian mengekspresikannya. Pengalaman hidup manusia merupakan sebuah perjalanan struktural yang mempertahankan masa lalu sebagai sebuah kehadiran masa kini. Dalam pandangan Dilthey hermeneutika ini merupakan sebuah perjalanan hidup di mana manusia sebagai subjek dan bumi adalah objek yang harus berhubungan satu sama lain. 3. Edmund Husserl, tokoh hermeneutika fenomenologis, ia menyebutkan bahwa proses pemahaman yang benar harus mampu membebaskan diri dari prasangka, 23 Kaelan, Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika, (Jakarta: Paradigma, 2009), 266.

20 dengan membiarkan teks berbicara sendiri. Oleh sebab itu, menafsirkan sebuah teks berarti secara metodologis mengisolasikan teks dari semua hal yang tidak ada hubungannya, termasuk subjek penafsir dan membiarkannya mengomunikasikan maknanya sendiri pada subjek. Di mana menurut Husserl hermeneutika ini bersumber dari kehidupan nyata kemudian dituangkan ke dalam teks yang kemudian harus diperjelas pemahamannya. 4. Martin Heidegger, tokoh hermeneutika dialektis, ia menjelaskan tentang pemahaman sebagai sesuatu yang muncul dan sudah ada mendahului kognisi. Oleh sebab itu, pembacaan atau penafsiran selalu merupakan pembacaan ulang atau penafsiran ulang. Heidegger menuangkan hermeneutika dalam bentuk tulisan yang sering diulang-ulang pemahaman dan maknanya sampai-sampai pembaca ingin membacanya lagi. 5. Hans Georg Gadamer, tokoh hermeneutika filosofis. Secara garis besar, seluruh konsep utama hermeneutika filosofis mengapungkan persoalan relevansi filosofis ini dalam setiap aspek pemahaman manusia. Itulah sebabnya, Gadamer mengklaimnya sebagai sesuatu yang universal. 24 6. Jurgen Habermas, tokoh hermeneutika kritis, ia menyebutkan bahwa pemahaman didahului oleh kepentingan. Yang menentukan horizon pemahaman adalah kepentingan sosial yang melibatkan kepentingan kekuasaan interpreter. Setiap bentuk penafsiran dipastikan ada unsur kepentingan politik, ekonomi, sosial, suku, dan gender. Jurgen dalam memaknai hermeneutika ini adalah gaya 24 Inyiak Ridwan Muzir, Hermeneutika Filosofis Hans-Georg Gadamer, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 98.

21 hidup manusia modern yang sangat dibutuhkan sekarang, di mana hermeneutika ini berkembang dengan sangat pesat dalam pemikiran manusia pada era sekarang. 7. Paul Ricoeur yang membedakan interpretasi teks tertulis dan percakapan. Makna tidak hanya diambil menurut pandangan hidup pengarang, tetapi juga menurut pengertian pandangan hidup dari pembacanya. Di mana pengalaman hidup manusia itu berbeda-beda dikarenakan manusia mempunyai jalan pemikiran masing-masing yang berbeda satu sama lainnya. 8. Jacques Derrida, tokoh hermenutika dekonstruksionis, ia mengingatkan bahwa setiap upaya menemukan makna selalu menyelipkan tuntutan bagi upaya membangun relasi sederhana antara petanda dan penanda. Makna teks selalu mengalami perubahan tergantung konteks dan pembacanya. Di mana perubahan teks pasti berjalan seiring waktu berputar, pemahaman manusiapun terkadang berubah-ubah seiring psikolog manusia tersebut. Itulah beberapa tokoh yang mempunyai peran besar dalam perkembangan hermeneutika. Selain itu, juga masih banyak lagi tokoh-tokoh hermeneutika yang lainnya. Dari beberapa tokoh tersebut di atas masing-masing mempunyai pemikiran sendiri-sendiri.