1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pijat bayi merupakan sentuhan setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan nyaman pada Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi reseptor terluar yang dimiliki manusia. Sensasi sentuh atau raba adalah indera yang aktif berfungsi sejak dini, oleh karena itu sejak dalam kandungan janin telah dapat merasakan belaian hangat cairan ketuban (Roesli,2010). Periode menjadi seorang ibu yang bersifat sensitif, baik secara fisik maupun emosional terjadi segera setelah kelahiran Bagi ibu dan bayi yang kehilangan periode ini tak perlu khawatir. Manfaat pemijatan dini pada pijat bayi setelah lahir, kontak fisik cinta oksitosin, dan hormon alami penghilang stress endorfin. Kedua hormon ini membantu meningkatkan kedekatan dan kebahagiaan orang tua dan bayi (Walker,2011). Pada saat ini tradisi masyarakat luas menganggap pijat bayi banyak dilakukan oleh dukun bayi, karena seorang dukun bayi di masyarakat telah lama dikenal sejalan dengan perkembangan adat-istiadat, dan pengalaman praktek & pijatnya. Di masyarakat keberadaan dukun pijat bayi dianggap semakin tua itu semakin ahli dalam melakukan pemijatan (Kansius, 2008). Beberapa yang dilakukan oleh Dewi (2009) di Kabupaten Bantul Yogyakarta menunjukkan pelaksanaan pijat bayi oleh 1
2 dukun bayi kurang baik (66,7%), dan tanpa peregangan (100%), bila dibandingkan dengan pedoman pijat Komplikasi-komplikasi pijat bayi oleh dukun bayi yang pernah dilaporkan adalah perdarahan intrakranial (UGM, 2009) Gerakan-gerakan pijat bayi tradisional oleh dukun bayi terdapat beberapa perbedaan dengan pedoman pijat bayi, yaitu pada pedoman pijat bayi tidak diperkenankan melakukan pemijatan kepala bagian parietal maupum occipital, diperkenankan hanya mengusap area wajah. Pemijatan pada perut sesuai anatomi usus besar yang disebut gerakan I LOVE YOU. Pada kenyataannya dukun bayi banyak yang melakukan pemijatan pada kepala dan perut sehingga dimungkinkan terjadinya beberapa komplikasi(ugm, 2009). Tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi, seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2011). Kemudian semakin lama seseorang bekerja atau pengalaman kerjanya sudah lama, maka seseorang itu ketrampilanya akan semakin matang dalam menjalankan pekerjaanya (Foster,2001) Dari hasil data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Grobogan terdapat 19 kecamatan dengan 283 dukun Dari 19 kecamatan itu ada 1 kecamatan mempunyai dukun bayi sejumlah 30 orang yaitu di
3 Kecamatan Karangrayung. Dari survey pendahuluan terhadap 3 orang dukun bayi, mereka mempunyai pengalaman kerja selama 8.10, dan 15 tahun. Dari 3 orang trsebut 2 orang berpendidikan SD sedangkan 1 orang tidak lulus SD,dari data tersebut maka peneliti ingin melakukan di kecamatan karangrayung. B. Rumusan Masalah Adakah hubungan lama kerja dan tingkat pendidikan dukun bayi dengan praktik pijat bayi di Kecamatan karangrayung Kabupaten Grobogan. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan lama kerja dukun bayi dan tingkat pendidikan dengan praktik pijat bayi di Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan lama kerja dukun bayi di Kecamatan di kecamatan karangrayung Kabupaten Grobogan. b. Mendiskripsikan tingkat pendidikan dukun bayi di Kecamatan karangrayung Kabupaten Grobogan. c. Mendeskripsikan praktik pijat bayi oleh dukun bayi di Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. d. Menganalisis hubungan lama kerja dukun bayi dengan praktik pijat bayi di Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.
4 e. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan praktik pijat bayi di Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pada masyrakat, khususnya dukun bayi tambah terampil dalam melakukan praktik pijat bayi dan dapat menstimulasi secara maksimal untuk membantu tumbuh kembang 2. Bagi Peneliti Hasil ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta masukan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan pengembangan ilmu. 3. Bagi Institusi Sebagai referensi dalam selanjutnya dan bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan sejenis.
5 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul,nama, Sasaran Variabel yang Metode diteliti Tahun. Hasil 1. Penatalaksanaan pijat bayi oleh dukun pada bayi usia 1-7 bulan di desa taman fajar kecamatan purbolinggo lampung timur. Populasi yang diambil untuk adalah dukun bayi sebanyak 4 orang yang berada di desa sidomulyo,kec amatan lampung timur. Bebas:pijat Terikat:Penata laksanaan pijat Jenis ini menggunakan metode diskriptif. Dari Hasil Penelitian penataksana an pijat bayi oleh dukun pada bayi usia 1-7 bulan di desa taman fajar kecamatan purbolinggo timur,bahwa dukun bayi dalam melakukan penatalaksaa natau pada bayi kurang baik,dalam memijat 2 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi Terhadap Praktik Pijat Bayi,Rona Riasma Oktobriariani (2010) Populasi yand di ambil adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan.di polindes harapan bunda sukoharjo bnb Bebas adalah pendidikan kesehatan Terikat adalah Praktik pijat Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan Rancangan One Group Pretes-Postest Berdasarkan hasil ada hubungan signifikan pengaruh pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dengan terhadap praktik pijat bayi 3 Pengaruh penyuluhan tentang pijat bayi terhadap pengetahuan dan ketrampilan ibu melakukan pijat bayi di bps hj,sriwahyuni. Populasi adalah 40 orang yang di ambil dari ibu yang bersalin di BPS hj Sriwahyuni S.ST. -Vaiabel bebas adalah penyuluhn tentang pijat -Vaiabel Terikat adalah pengetahuan dan ketrampilan Jenis kuantitatif dengan rancangan preekspreeksp erimental,pend ekatan one group pestest- Dari hasil disimpulkan bahwa penyuluhan berpengaruh terhadap pengetahuan dan ketrampilan
6 tentang pijat protest. ibu melakukan pijat Perbedaan Perbedaan ini dengan peneliti sebelumnya adalah pada metode, obyek, dan lokasi.