PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 71 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DAN PERALIHAN KEKAYAAN/ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

PERATURAN DESA PAWEDEN KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEKAYAAN DESA

PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 06 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERTURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEKAYAAN DESA

PERTURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 38 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA MEJUWET KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO RANCANGAN PERATURAN DESA MEJUWET NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 3

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEKAYAAN DESA BUPATI MADIUN,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peratura

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 7

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 13 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 16 Tahun : 2008 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

KEPALA DESA SUMBERBERAS KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN TANAH KAS DESA SUMBERBERAS

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

SALINAN NO : 14 / LD/2009

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

TENTANG BUPATI PATI,

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/ DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPAT1BANYUMAS PROVWS1JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3i TAHUN2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET DESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 11 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 27 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN DESA

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH KAS DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 16/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 14/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang (Lembaran Negara Republik

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 71 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DAN PERALIHAN KEKAYAAN/ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 16 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa dan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Sumber Pendapatan Desa, agar terwujud kepastian hukum dan tertib administrasi pemerintahan desa khususnya dalam pelaksanaan pemanfaatan dan peralihan kekayaan desa perlu diatur mengenai tata cara pengelolaan dan peralihan kekayaan desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a di atas, tata cara pengelolaan dan peralihan kekayaan desa ditetapkan dengan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587); 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2005 Nomor 13 Seri D) sebagaimana diubah untuk pertama kali dengan peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 10 Tahun 2006 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2006 Nomor 13 Seri D);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Sumber Pendapatan Desa; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI SUMEDANG TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DAN PERALIHAN KEKAYAAN/ASET DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 2. Provinsi adalah propinsi Jawa Barat. 3. Daerah adalah Kabupaten Sumedang. 4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang. 5. Bupati adalah Bupati Sumedang. 6. Dewan Perwakilan Rakyat daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kabupaten Sumedang. 7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudkan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 10. Pengelolaan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. 11. Kekayaan/Aset Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah yang pengurusannya oleh Pemerintah Desa atau pihak lain dan dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat desa yang bersangkutan. 12. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan/aset milik desa. 13. Pemanfaatan adalah pendayagunaan kekayaan/aset Desa yang tidak dipergunakan dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan dan bangun serah guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah status Kekayaan/Aset Desa.

14. Musyawarah Desa adalah musyawarah yang dilaksanakan oleh pemerintah Desa dan dihadiri oleh perwakilan lapisan seluruh masyarakat Desa dan menentukan kebijakan Desa mengenai pemerintahan dan pembangunan Desa. BAB II JENIS KEKAYAAN/ASET DESA Pasal 2 (1) Jenis kekayaan/aset Desa terdiri dari: a. Tanah Kas Desa meliputi: 1) Tanah Bengkok; 2) Titisara; 3) Tanah Pengangonan; 4) Tanah Lapangan; 5) Tanah Kuburan; 6) Tanah Jalan Desa lainnya; b. Pasar Desa; c. Bangunan Milik desa; d. Tegakan yang ditanam pada tanah desa. (2) Lain-lain kekayaan/aset milik desa sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini antara lain: a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APB Desa/Daerah; b. barang yang berasal dari perolehan lainnya dan atau lembaga dari pihak ketiga; c. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenisnya; d. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; e. hak Desa dari dana perimbangn, pajak Daerah dan Retribusi Daerah; f. hibah dari pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah Kabupaten; g. hibah dari pihak ke 3 (tiga) yang sah dan tidak mengikat; dan h. hasil kerjasama desa. Pasal 3 Kekayaan/aset desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Peraturan ini menjadi milik desa dibuktikan dengan dokumen kepemilikan yang sah atas nama desa. BAB III PENGELOLAAN Pasal 4 (1) Pengelolaan kekayaan/aset desa dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai.

(2) Pengelolaan kekayaan/aset desa harus berdayaguna dan berhasil guna untuk meningkatkan pendapatan desa. (3) Pengelolaan kekayaan/aset desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus mendapat persetujuan BPD berdasarkan hasil musyawarah mufakat. Pasal 5 Biaya pengelolaan kekayaan/aset desa dibebankan pada APB Desa. Pasal 6 Kekayaan /aset desa dikelola oleh pemerintah Desa dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat desa yang bersangkutan. Pasal 7 Perencanaan kebutuhan kekayaan/aset desa disusun dalam rencana kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa setelah memperhatikan ketersediaan barang milik desa yang ada. Pasal 8 (1) Kekayaan/aset desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan ini diperoleh melalui: a. pembelian; b. sumbangan; c. bantuan dari pemerintah dan pemerintah daerah maupun pihak lain; dan d. bantuan dari pihak ketiga yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan Perundang-undangan. (2) Kekayaan/aset desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini menjadi milik desa. Pasal 9 Pemanfaatan kekayaan/aset desa dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama : a. sewa; b. pinjam pakai; c. kerjasama pemanfaatan; dan d. bangun serah guna dan bangun guna serah. Pasal 10 (1) Pemanfaatan kekayaan/aset desa berupa sewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a Peraturan ini dilakukan atas dasar: a. menguntungkan desa; b. jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sesuai dengan jenis kekayaan/aset desa dan dapat diperpanjang paling lama sampai masa jabatan kepala desa berakhir; c. penetapan tarif sewa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;

(2) Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dilakukan dengan surat perjanjian sewa-menyewa, sekurang-kurangnya memuat: a. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. obyek perjanjian sewa-menyewa; c. jangka waktu; d. hak dan kewajiban para pihak; e. penyelesaian perselisihan; f. keadaan diluar kemampuan para pihak; dan g. peninjauan pelaksanaan perjanjian. (3) Tanah Kas Desa yang dipergunakan oleh masyarakat dan/atau pihak ketiga dengan sistem sewa setiap tahunnya (pelelangan tidak lebih dari satu tahun) tidak perlu meminta ijin tertulis dari Bupati, cukup dengan Peraturan Desa dan hasilnya dimasukan dalam APBDes. Pasal 11 (1) Pemanfaatan kekayaan/aset desa berupa pinjam pakai sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b Peraturan ini hanya dilakukan pemerintah Desa dengan pemerintah Desa. (2) Pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini kecuali tanah dan bangunan. (3) Jangka waktu pinjam pakai paling lama 7 (tujuh) hari dan dapat diperpanjang. (4) Pinjam pakai dilakukan dengan surat perjanjian yang sekurangkurangnya memuat: a. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. obyek perjanjian pinjam pakai; c. jangka waktu; d. hak dan kewajiban para pihak; e. penyelesaian perselisihan; f. keadaan di luar kemampuan para pihak; dan g. peninjauan pelaksanaan perjanjian. Pasal 12 (1) Pemanfaatan kekayaan/aset desa yang dilakukan melalui kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c Peraturan ini atas dasar: a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna kekayaan/aset desa; b. meningkatkan penerimaan/pendapatan Desa. (2) Kerjasama pemanfaatan kekayaan/aset desa sebagai mana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini terhadap tanah dan/atau bangunan di tetapkan dengan Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan Kepala Desa. (3) Kerjasama pemanfaatan kekayaan/aset desa dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBDes untuk memenuhi biaya oprasional/pemeliharaan/perbaikan kekayaan/set desa;

b. penetapan mitra kerjasama pemanfaatan berdasarkan musyawarah mufakat antara Kepala Desa dan BPD; c. ditetapkan oleh kepala desa setelah mendapat persetujuan BPD; d. tidak diperbolehkan menggadaikan/memindah tangankan kepada pihak lain atau memberikan hukum kepada desa; e. jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sesuai dengan jenis kekayaan/aset desa dan dapat diperpanjang paling lama sampai masa jabatan kepala desa berakhir; (4) Pinjam pakai dilakukan dengan surat perjanjian yang sekurangkurangnya memuat: a. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. obyek perjanjian pinjam pakai; c. jangka waktu; d. hak dan kewajiban para pihak; e. penyelesaian perselisihan; f. keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure); dan g. pinjaman pelaksanaan perjanjian. Pasal 13 (1) Pemanfaatan kekayaan/aset desa berupa bangun serah guna dan bangun guna serah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d dilakukan atas dasar: a. pemerintah desa memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan desa untuk kepentingan pelayanan umum; b. tidak tersedia dana dalam APBDes untuk penyediaan bangunan dan fasilitas. (2) Pemanfaatan kekayaan/aset Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari Bupati dan ditetapkan dalam Peraturan Desa. (3) Jangka waktu pemanfaatan kekayaan/aset desa berupa bangun serah guna dan bangun guna serah ditentukan dalam naskah perjanjian kerjasama sesuai ketentuan yang berlaku dan dievaluasi oleh tim yang dibentuk kepala desa. (4) Hasil kajian tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini disampaikan kepada pemerintah desa untuk dijadikan bahan pertimbangan. (5) Pemanfaatan kekayaan/aset desa berupa bangunan serah guna dan bangun guna serah dilakukan dengan surat perjanjian yang sekurangkurangnya memuat : a. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. objek perjanjian pinjam pakai; c. jangka waktu; d. bagi hasil usaha yang layak dan wajar; e. hak dan kewajiban para pihak; f. penyelesaian perselisihan;

g. keadaan diluar kemampuan para pihak atau force majeure; dan h. peninajuan pelaksanaan perjanjian. Pasal 14 (1) Hasil pemanfaatan kekayaan/aset desa sebagaimana dimaksud Pasal 10,11, 12 dan Pasal 13 Peraturan ini merupakan penerimaan desa. (2) Penerimaan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yang berupa uang tunai wajib seluruhnya disetorkan pada rekening desa, dan yang berupa barang bergerak dan tidak bergerak dicatat dalam daftar inventaris kekayaan/aset desa. BAB IV PERALIHAN HAK KEKAYAAN/ASET DESA Pasal 15 (1) Pada prinsipnya kekayaan/aset desa berupa tanah kas desa dilarang dialihkan/dilepaskan haknya baik melalui pelepasan/pembebasan hak maupun tukar menukar kepada pihak lain kecuali untuk kepentingan proyek-proyek pembangunan instansi pemerintah dan proyek-proyek pembangunan swasta yang telah memperoleh ijin lokasi dan pembebasan hak atas tanah dari Bupati dan atau Gubernur. (2) Pelepasan hak kepemilikan tanah kas desa sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dilakukan setelah mendapat ganti rugi sesuai dengan standar harga yang telah ditetapkan dalam keputusan Bupati dengan memperhatikan harga pasar dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). (3) Penggantian ganti rugi berupa uang harus digunakan untuk membeli tanah lain yang lebih baik dan berlokasi di Desa setempat. (4) Pelepasan hak kepemilikan tanah kas desa sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (5) Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (4) Pasal ini diterbitkan setelah mendapat persetujuan BPD dan mendapat ijin tertulis dari Bupati dan Gubernur. Pasal 16 Untuk menunjang kelancaran peralihan kekayaan/aset desa berupa tanah kas desa sebagaimana dimaksud Pasal 15 Peraturan ini, Bupati dapat membentuk Tim Fasilitasi Penggunaan, Pelepasan/mutasi dan Peralihan Kekayaan/Aset Desa yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 17 Susunan keanggotaan, tugas dan fungsi Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud Pasal 16 Peraturan ini, ditetapkan dalam Keputusan Bupati. Pasal 18 Tata cara pengusulan peralihan hak kekayaan/aset desa berupa tanah kas desa untuk proyek-proyek pemerintah adalah sebagai berikut:

a. Pemerintah Desa mengajukan usul peralihan kekayaan/aset desa berupa tanah kas desa kepada Bupati melalui Camat dengan melampirkan: 1) ijin lokasi proyek dengan melampirkan peta lokasi; 2) Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan BPD yang dilampiri risalah dan daftar hadir musyawarah; 3) rencana tanah pengganti dan penggunaan lainnya; 4) peta lokasi tanah pengganti. b. Atas pengajuan/usulan tersebut, Bupati menugaskan Tim Fasilitasi Penggunaan, Pelepasan/mutasi dan Peralihan Kekayaan/Aset Desa untuk mengecek/mengkaji administrasi maupun keadaan lokasi tanah dimaksud dengan mengundang: 1) Camat, Kepala/Perangkat Desa, BPD dan perwakilan dari tokoh masyarakat; 2) peninjauan ke lokasi. c. Berdasarkan hasil pengecekan/pengkajian Tim tersebut Bupati mengeluarkan: 1) ijin tertulis; 2) atau penolakan. d. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah pelaksanaan ganti rugi selesai kepala desa segera mengajukan persetujuan penggunaan dengan melampirkan Peraturan Desa dan Berita Acara musyawarah BPD. e. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah keluarnya ijin, Kepala Desa segera melaporkan hasil pelaksanaannya dengan melampirkan: 1) foto copy sertifikat atau bukti-bukti pengurusan tanah pengganti; 2) lain-lain yang dianggap perlu. Pasal 19 Tata cara pengusulan peralihan kekayaan/aset desa berupa tanah kas desa untuk keperluan proyek-proyek swasta adalah sebagai berikut: a. Pemerintah Desa mengajukan usul peralihan hak kekayaan/aset desa berupa tanah kas desa kepada Bupati melalui Camat dengan melampirkan: 1) ijin lokasi proyek beserta lampiran peta lokasi; 2) luas tanah kas desa yang terkena proyek; 3) kesediaan/jaminan dari pihak pemohon dan atau pihak lain; 4) uang ganti rugi yang diterima dari pihak lain agar disimpan pada Bank Jabar atas nama Pemerintah Desa yang bersangkutan; 5) surat camat tentang harga dasar serta besarnya harga umum setempat; 6) Peraturan Desa tentang persetujuan pelepasan tanah kas desa; 7) rencana tanah pengganti dan penggunaan lainnya.

b. Atas pengajuan/usulan tersebut, Bupati menugaskan Tim Fasilitasin Penggunaan, Pelepasan/mutasi dan Peralihan Kekayaan/Aset Desa untuk mengecek/mengkaji administrasi maupun keadaan lokasi tanah dimaksud dengan mengundang: 1) Camat, Kepala/Perangkat Desa, BPD dan perwakilan dari tokoh masyarakat; 2) peninjauan ke lokasi. c. Berdasarkan hasil pengecekan/pengkajian Tim Fasilitasi sebagaiman dimaksud ayat (2) Pasal ini, Bupati mengeluarkan: 1) ijin tertulis; 2) atau penolakan. d. Apabila pemohon tidak dapat merealisasikan kegiatan proyek yang diusulkan maka jaminan sebagaimana dimaksud huruf a angka 3 Pasal ini, maka masuk ke kas desa dan tidak dapat dikembalikan kepada pemohon. e. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah ganti rugi diterima Kepala Desa segera mengajukan persetujuan penggunaannya dengan melampirkan Peraturan Desa hasil musyawarah BPD. f. Selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah keluarnya ijin tertulis dari Bupati, Kepala Desa segera melaporkan hasil pelaksanaannya dengan melampirkan: 1) Foto copy sertifikat atau bukti-bukti pengurusan hak tanah pengganti; 2) Lain-lain yang dianggap perlu. g. Apabila selama 60 (enam puluh) hari, Kepala Desa tidak dapat melaporkan/merealisasikan maka ijin Bupati ditinjau kembali dan batal dengan sendirinya. Pasal 20 (1) Kepala Desa mengajukan usul peralihan kekayaan/aset desa berupa tanah kas desa melalui proses tukar menukar kepada Bupati melalui Camat dengan melampirkan: a. ijin lokasi proyek beserta lampiran petanya; b. luas tanah kas desa yang akan ditukar serta luas tanah pengganti yang telah disediakan oleh perusahaan atau pihak lain; c. surat Camat tentang harga dasar serta besaran harga umum setempat; d. Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan BPD yang dilampiri risalah dan daftar hadir musyawarah; e. rencana tanah pengganti dan penggunaan lainnya.

(2) Mengundang Kepala Desa yang bersangkutan dal tim fasilitasi penggunaan, pelepasan/mutasi dan peralihan kekayaan/aset desa berupa tanah kas desa. (3) Kepala Desa melaporkan pelaksanaan ijin tertulis kepada Bupati melalui Camat selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah ditetapkannya, dengan melampirkan : a. Peraturan Desa dilampiri hasil musyawarah BPD; b. foto copy sertifikat atau bukti pengurusan hak atas tanah pengganti menjadi tanah hak pakai desa. (4) Apabila selama 60 (enam puluh) hari, Kepala Desa tidak dapat melaporkan/merealisasikan maka ijin Bupati ditinjau kembali dan batal dengan sendirinya. Pasal 21 Mengenai besarnya nilai ganti rugi tanah kas desa yang akan dilepaskan/ditukar, berpedoman pada peraturan p-erundang-undangan yang berlaku. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 22 (1) Segala biaya yang timbul akibat pengelolaan dan peralihan kekayaan/aset desa menjadi tanggungjawab Pemerintah Desa dan /atau pihak pemohon. (2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, untuk besarannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PELAPORAN Pasal 23 Kepala Desa melaporkan realisasi pelaksanaan ijin kepada Bupati melalui Camat, dengan melampirkan: a. bukti kepemilikan hak atas tanah pengganti; b. bukti-bukti penggunaan lainnya. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, segala ketentuan yang mengatur hal sama dan bertentangan dengan Peraturan ini, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 25 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sumedang. Ditetapkan di Sumedang pada tanggal 20 September 2007 BUPATI SUMEDANG, ttd DON MURDONO Diundangkan di Sumedang pada tanggal 10 Desember 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMEDANG, ttd ATJE ARIFIN ABDULLAH BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2007 NOMOR 55 SERI E