BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan industri sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah ditujukan untuk memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menyediakan barang dan jasa yang bermutu dengan harga yang bersaing di pasar dalam dan luar negeri, menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor pembangunan lainnya serta sekaligus mengembangkan penguasaan teknologi. Dalam menghadapi perekonomian indonesia yang bersifat terbuka, apalagi menghadapi tantangan globalisasi, tentu saja perkembangan ekonomi minyak kelapa sawit dan minyak nabati lainnya di dunia akan berpengaruh terhadap perkembangan komoditi minyak kelapa sawit dalam negeri. Dari berbagai perkembangan dan kajian yang ada, terlihat bahwa persaingan minyak kelapa sawit untuk masa yang akan datang tidak lagi persaingan antar negara produsen, seperti Nigeria, Malaysia dan negara-negara lain, melainkan persaingan dengan jenis minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari, soyben dan lainnya. Hal ini terlihat jelas dari gambaran tentang pangsa konsumsi minyak nabati seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1. Pangsa Konsumsi Minyak Nabati Dunia Uraian 1983 1987 1993 1997 2003-2007 Total konsumsi (1.000 ton) 67.410 92.028 117.879 Pangsa (%) Soyben 20,9 21,1 23,0 Palm Oil 10,0 14,9 10,1 Rape Seed Oil 8,9 10,3 10,1 Sun Flower Oil 9,6 9,7 9,1 Lainnya 50,1 43,9 39,7 (Sumber : Oil World, 2005) Dari segi daya saing, minyak kelapa sawit mempunyai kemampuan daya saing yang cukup kompetitif dibandingkan dengan minyak nabati lainnya karena : - Produktifitas perusahaan cukup tinggi. - Merupakan tanaman tahunan yang cukup handal terhadap berbagai perubahan iklim dan cuaca. - Ditinjau dari segi aspek gizi, minyak sawit tidak terbukti sebagai penyebab meningkatnya kadar kolesterol, bahkan mengandung β- karoten sebagai produsen vitamin A. Minyak sawit merupakan salah satu sumber minyak nabati yang potensial khususnya sebagai oleo pangan dan oleokimia. Sebagai contoh, minyak kelapa sawit dipergunakan sebagian besar untuk minyak olein dan pengganti lemak coklat (cocoa butter), sedangkan bahan non-pangan (oleokimia) dapat berupa stearin, sabun, asam lemak, gliserin, pelumas, kosmetika dan bahan bakar disel.
Dengan memperhatikan potensial sumber daya manusia dan potensi kelapa sawit serta letak geografis, maka dapat diharapkan kelapa sawit menjadi salah satu komoditi andalan untuk agrobisnis baik di Indonesia maupun dunia. 1.2. Tujuan Prarancangan Tujuan prarancangan pabrik Minyak Olein adalah untuk pendirian Pabrik Minyak Olein dari Crude Palm Oil serta mengaplikasikan ilmu Teknologi Kimia Industri yang meliputi neraca massa, neraca energi, operasi teknik kimia, utilitas dan bagian ilmu Teknologi Kimia Industri lainnya yang penyajiannya disajikan pada prarancangan pabrik. 1.3. Batasan Masalah Sebelum tahun 1972 bahan baku utama untuk pembuatan minyak olein adalah kopra. Akan tetapi sekitar tahun 1972 produksi kopra sebagai bahan baku mengalami penurunan yang sangat tajam, sehingga produksi minyak goreng sebagai konsumsi dalam negeri tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini pemerintah mengambil kebijaksanaan menjadikan kelapa sawit sebagai bahan baku yang lain untuk memproduksi minyak olein.
1.4. Bahan Baku Utama dan Penolong 1.4.1. Bahan Baku Utama Bahan baku utama yang digunakan dalam prarancangan ini adalah crude palm oil yang sering juga disebut CPO. Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut (Perry, 1997): 1. Sifat Fisika : a. Warnanya kuning b. Berwujud cair (pada 1 atm, 30 0 C) c. Densitas : 0,884 gr/cm 3 pada suhu 60 0 C d. Indeks bias : 1,451 pada suhu 60 C e. Titik didih : 240 C f. Titik cair : -8 C 2. Sifat Kimia : 0 0 0 a. Dapat mengalami hidrolisa menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas jika ditambahkan dengan air. Reaksi : trigliserida + air gliserol + free fatty acid b. Mengalami reaksi oksidasi yang menyebabkan bau tengik c. Dapat mengalami reaksi esterifikasi membentuk senyawa ester d. Iod value (IV) : 53 e. Safonifikasi value (SV) : 178 f. Unsafonifiable : 0,4
1.4.2. Bahan Baku Penolong Bahan baku penolong yang digunakan dalam prarancangan ini adalah sebagai berikut : 1.4.2.1.Detergen Detergen adalah bahan kimia penolong untuk membantu memisahkan fraksi-fraksi dalam CPO menjadi fraksi olein dan fraksi stearin. Detergen merupakan gabungan dari tiga bahan kimia yaitu : a. 0,75% NaLS (Natrium Laurit Sulfat) b. 1,75% MgSO c. 97,2% H 1.4.2.2.Degumming 2 O 4 Bahan-bahan degumming adalah tepung CaCO 3 yang berfungsi untuk menghilangkan bau tengik dengan jumlah 0,2 kg/ton CPO dan H 3 PO 4 untuk menghilangkan bau lender (gum/pospholida) dengan jumlah 0,1 kg/ton CPO. 1.4.2.3.Bleaching Earth Bahan-bahan yang digunakan dalam proses ini adalah activated carbon yang juga sering dinamakan dengan activated bleaching earth. Fungsinya untuk menghilangkan impurities yang tidak diinginkan dalam minyak dengan sifat-sifat sebagai berikut : a. Bahan penyerap (adsorptive material) b. Asam berbentuk padat (solid acid)
1.5. Minyak Kelapa Sawit (CPO) Berdasarkan perbedaan titik cairnya, CPO terdiri dari 2 fraksi yaitu olein sebagai fraksi berbentuk cair pada suhu kamar dan stearin sebagai fraksi yang berbentuk padat pada suhu kamar. Menurut Bernandini (1983) stearin pada suhu kamar berbentuk padat dengan titik cair 44,5-56 C dan olein pada suhu kamar berbentuk cair dengan titik cair 21,6ºC. Olein merupakan trigliserida yang bertitik cair rendah serta mengandung asam oleat dengan kadar yang lebih tinggi dibanding dengan stearin. Komposisi asam lemak yang terdapat dalam olein merupakan campuran dari golongan asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Standar mutu olein kasar (crude palm oil) dan olein yang telah dimurnikan (refined bleached deodorized olein) ditetapkan oleh departemen perdagangan seperti tertera pada tabel berikut : Tabel 1.1. Syarat Mutu Crude Palm Olein Karakteristik Syarat Asam lemak bebas (sebagai palmitat, % b/b) maksimum 0,5 Kadar air dan kotoran, % (bobot/bobot) maksimum 0,25 Titik lunak, ºC minimum. 24 (Sumber : Departemen Perdagangan, 1996) 1.6. Minyak Olein/RBDPO (Refinery Bleached Deodorized Palm Oil) RBDPO (Refinery Bleached Deodorized Palm Oil) sering juga dinamakan dengan minyak olein yang sudah bersih. Sifat-sifatnya adalah : 1. Dapat dimakan (edible)
2. Densitas : 0,9175 gr/cm 3 3. Indeks bias : 1,4728 4. Viskositas : 50,09 cp 5. Kapasitas panas : 0,458 kal/gr 6. Panas pembakaran : 9478 kal/gr 7. Titik nyala : 328 0 C 8. Titik beku : -10 s/d -16 0 C