Hubungan Risiko Ergonomi dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Buruh di PT. Xylo Indah Pratama Sumatera Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Corelation Between Ergonomics Exposure And Musculosceletal Disorder of Dentist Working

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA CUCI SEPEDA MOTOR DI JAKARTA PADA BULAN MEI 2013

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

SKRIPSI. Hubungan Posisi Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik pada Pengemudi Angkutan Kota di Terminal Ubung

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode dan Pengukuran Kerja

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

Anggit Paramitha, Hendra. Dept. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

Jurnal Kesehatan Masyarakat

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: )

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

Edukasi ergonomi menurunkan keluhan muskuloskeletal dan memperbaiki konsistensi postur tubuh pada mahasiswa PSPDG Universitas Udayana

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 Universitas Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DAN KELUHAN SUBJEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PERAJIN KERUPUK SEKTOR INFORMAL, JAKARTA SELATAN TAHUN 2013

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POSTUR TUBUH DENGAN METODE RULA PADA PEKERJA WELDING DI AREA SUB ASSY PT. FUJI TECHNICA INDONESIA KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BEBERAPA FAKTOR PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN TERHADAP KELUHAN SAKIT OTOT PINGGANG PADA KARYAWAN BAGIAN GUDANG PT.SUMBER MAKMUR TASIKMALAYA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN TINGKAT KELUHAN SUBYEKTIF MUSKULOSKELETAL PADA PENJAGA PINTU TOL TEMBALANG SEMARANG

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PENJAHIT DI PUSAT INDUSTRI KECIL MENTENG MEDAN 2015

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

ANALISIS SIKAP KERJA DAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA DRUM HANDLING PERUSAHAAN V KALIMANTAN TIMUR

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

: Musculosceletal disorders,rappid Upper Limb, Traditional sand miner

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

Analisis Postur Kerja Operator Penyusunan Karton Box di Departemen Produksi PT XYZ dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA)

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)

TUGAS AKHIR. Akhmad Abul A la Almaududi R

HUBUNGAN POSTUR KERJA TIDAK ERGONOMIS DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN MUSCOLOSKELETAL DISORDERS

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT XYZ

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

Penilaian Resiko Musculoskeletal Disorders Pekerja Harian Lepas PDAM Tirta Lawu Karanganyar

Key word : working postures, Musculoskeletal complaint, fish smoking, Rapid Entire Body Assessment

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

Transkripsi:

Hubungan Risiko Ergonomi dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Buruh di PT. Xylo Indah Pratama Sumatera Selatan Muhammad Audy Ramadhan 1, Tan Malaka 2, Agita Diora Fitri 2 1. Program Studi Pendidikan Dokter,Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Jln. Dr. Moh. Ali Komplek RSUP Dr. Mohammad Hoesin Km 3,5, Palembang, 30126, Indonesia 2. Bagian IlmuKesehatanMasyarakat, Fakultas Kedokteran,Universitas Sriwijaya, Jln. Dr. Moh. Ali Komplek RSUP Dr. Mohammad Hoesin Km 3,5, Palembang, 30126, Indonesia E-mail:audyrmdhn@yahoo.com Abstrak Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara manusia dengan lingkungan kerja dalam suatu sistem pekerjaan. Risiko ergonomi dapat dipengaruhi oleh postur kerja, durasi kerja, gerakan berulang, dan berat beban. Pekerja yang terpapar faktor risiko ergonomi dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti Musculoskeletal Disorders (MSDs). Pada bagian produksi di PT. Xylo Indah Pratama terdapat aktivitas dengan postur kerja tidak ergonomis yang dapat mengakibatkan peningkatan keluhan MSDs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan risiko ergonomi dengan keluhan MSDs pada pekerja buruh di PT. Xylo Indah Pratama. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pekerja pada bagian produksi. Sampel penelitian ini adalah 102 pekerja pabrik di PT. Xylo Indah Pratama yang memenuhi kriteria inklusi. Risiko Ergonomi dinilai dengan menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) Worksheet dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) dinilai dengan menggunakan Nordic Body Map Questionnaire. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Chi- Square.REBA Worksheet dan Nordic Body Map Questionnaire menunjukkan hasil sejalan. Terdapat 2 workstation dengan tingkat risiko ergonomi sangat tinggi, 4 workstation dengan tingkat risiko ergonomi tinggi dan 3 workstation dengan tingkat risiko ergonomi sedang. Terdapat hubungan risiko ergonomi dengan keluhan Musculoskeletal Disorders pada leher, badan dan tungkai karena didapatkan nilai (p<0.005). Kata kunci:ergonomi, RisikoErgonomi, Musculoskeletal Disorders, MSDs, REBA, Nordic Body Map Abstract Association of ergonomics risk with Musculoskeletal Disorders (MSDs) among workers of lifting activities at PT. Xylo Indah Pratama Sumatera Selatan. Ergonomic is a study of the interaction between humans and their working environment inside a work system. Ergonomic risk can be affected by working posture, work duration, repetitive movement, and weight. Workers that are exposed to the ergonomic risk factors can cause health problem such as Musculoskeletal Disorders (MSDs). On the production process at PT. Xylo Indah Pratama there are some activities with non-ergonomical work posture which can lead to increased complaints of Musculoskeletal Disorders. This study aims to determine the association of ergonomic risk with Musculoskeletal Disorders among workers at PT. Xylo Indah Pratama.This study is an analitical with cross sectional study design. This study population are workers within the production divison. The sample is 102 workers at PT. Xylo Indah Pratama which fulfill the inclusion criteria. Ergonomic Risk was assessed using Rapid Entire Body Assessment (REBA) Worksheet and Musculoskeletal disorders complaints were assessed using Nordic Body Map Questionnaire. Data was analyzed by using univariate and bivariate with Chi-Square test.the results of REBA Worksheet and Nordic Body Map Questionnaire are compatible, There are two workstations with very high ergonomical risk, four workstations with high ergonomical risk and three workstations with moderate ergonomical risk.the association between ergonomics risk and Musculoskeletal Disorders complaint on neck, trunk and legs are statistically siginificant with the calculated result (p<0,005). Keywords. Ergonomic, Ergonomic Risk, Musculoskeletal Disorders, MSDs, REBA, Nordic Body Map 18

1. Pendahuluan Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara manusia dengan lingkungan kerja dalam suatu sistem pekerjaan. Risiko ergonomi dapat dipengaruhi oleh postur kerja, durasi kerja, gerakan berulang, dan berat beban. Pekerja yang terpapar faktor risiko ergonomi dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti Musculoskeletal Disorders (MSDs) 2. Pada bagian produksi di PT. Xylo Indah Pratama terdapat aktivitas dengan postur kerja tidak ergonomis yang dapat mengakibatkan peningkatan keluhan MSDs Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan gangguan pada otot, syaraf, tendon, ligamen, tulang, dan sendi 3. Musculoskeletal Disordersditerjemahkan sebagai kerusakan trauma kumulatif. Penyakit ini terjadi karena proses penumpukan cedera/kerusakan kecil-kecil pada sistem musculoskeletal akibat trauma berulang yang setiap kalinya tidak sempat sembuh sempurna, sehingga membentuk kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit. Gangguan atau pencederaan pada sistem musculoskeletal hampir tidak pernah langsung, tetapi lebih merupakan suatu akumulasi dari benturanbenturan kecil maupun besar yang terjadi secara terus-menerus dan dalam waktu yang relative lama, bisa dalam hitungan hari, bulan atau tahun, tergantung dari berat ringannya trauma setiap kali dan setiap hari, sehingga akan terbentuk cedera yang cukup besar yang diekspresikan sebagai rasa sakit, nyeri atau kesemutan, pembengkakan dan gerakan yang terhambat atau gerakan minim pada jaringan tubuh yang terkena trauma 3. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Waktu pelaksanaan penelitian pada Juli sampai Desember 2016. Populasi penelitian ini adalah pekerja pada bagian produksi. Sampel penelitian ini adalah 102 pekerja pabrik yang memenuhi kriteria inklusi. Risiko Ergonomi dinilai dengan menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) Worksheet dan keluhan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) dinilai dengan menggunakan Nordic Body Map Questionnaire. Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan Chi-Square untuk mengetahui hubungan risiko ergonomic dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). 3. Hasil Dari 102 pekerja pabrik diketahui bahwa ratarata (mean) umur pekerja adalah 25 tahun, median 22 tahun dan simpang baku (standar deviasi) sebesar 7,741 tahun, Usia termuda adalah 17 tahun dan usia tertua adalah 50 tahun (lihat Tabel 1). Usia pekerja paling banyak pada kategori usia 17-27 tahun, 44 (43.1%) pekerja adalah pekerja laki-laki dan 58 (56.9%) pekerja adalah perempuan (lihat Tabel 2)dan81 (79.4%) pekerja mempunyai masa kerja 1 tahun(lihattabel 3). Tabel 1. Distribusi Pekerja Pabrik Berdasarkan Usia Usia Pekerja % 17-27 75 73.5 28-37 15 14.7 >37 12 11.8 Total 102 100 Tabel 2. Distribusi Pekerja Pabrik Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pekerja Laki-laki 44 Perempuan 58 Total 102 % 43.1 56.9 100 19

Tabel 3.Distribusi Pekerja Pabrik Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Pekerja 1 tahun 81 79.4 >1 tahun 21 20.6 Total 102 100.0 Tabel 4 menunjukkan dari 9 workstation, dengan penilaian menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) Worksheetdidapatkan bahwa penilaian menunjukkan risiko ergonomisangat tinggi berada pada workstation logging, risiko ergonomi tinggi berada pada workstation cutsaw, MBL Slat, dan transport, dan risiko sedang berada pada workstation MBL ply, SortirBasahdanSortirKering. Keluhan MSDs berdasarkan hasil kuesioner Nordic Body Map dikelompokkan menjadi kelompok kecil yaitu leher, badan, lengan atas, lengan bawah, dan tungkai. Keluhan terbanyak pada penelitian ini didapatkan ada keluhan lengan bawah 373 (60.9%) pekerja (lihat Tabel 5), Hubungan risiko ergonomic dengan keluhan Muscululo skeletal Disorders (MSDs) dianalisis menggunakan Chi Square. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara keluhan MSDs dan risiko ergonomic pada keluhan leher, punggung, pinggang, bahu, lutut dan kaki (lihattabel 7). Tabel 4.DistribusiRisikoErgonomiBerdasarkanWorkstation Workstation REBA Score Tingkat Risiko WS1 (Logging) 12 SangatTinggi WS2(Logging) 13 SangatTinggi WS3 (Cutsaw) 8 Tinggi WS4(Cutsaw) 8 Tinggi WS5 (MBL Slat) 9 Tinggi WS6 (MBL Ply) 5 Sedang WS7 (Transport) 10 Tinggi WS8 (SortirBasah) 4 Sedang WS9 (SortirKering) 5 Sedang % Tabel 5.Distribusi Keluhan Subjektif MSDs pada Pekerja Berdasarkan Bagian Tubuh Keluhan Leher 96 Badan 332 LenganAtas 222 Lengan Bawah 373 Tungkai 594 n % 47.5 55.7 55.7 60.9 58.8 Tabel 6.Hubungan Risiko Ergonomi dengan Keluhan MSDs Keluhan MSDs P value Leher 0.000 Badan 0.000 LenganAtas 0.134 LenganBawah 0.214 Siku 0.000 4. Pembahasan Distribusi Pekerja Pabrik Berdasarkan Usia Dari hasilpenelitianinididapatkan rata-rata (mean) umur pekerja adalah 25 tahun, median 22 tahun dan simpang baku (standar deviasi) sebesar 7,741 tahun, Usia termuda adalah 17 tahun dan usia tertua adalah 50 tahun. Kategori usia tertinggi pada usia 17-27 tahun. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Hardianto Irisdiatadi (2007) yaitu pekerja pabrik di Indonesia terbanyak adalah 80% pada rentang usia 22-28 tahun. Pekerja pabrik di Indonesia mayoritas adalah usia produktif pada kelompok usia dewasa.keluhan Musculoskelal Disorders banyak ditemukan pada populasi usia produktif (58%) pada usia 18-64 tahun lebih tinggi dibanding kejadian Musculoskelal Disorders pada usia lebih dari 65 tahun (38%) 5. Kekuatan maksimal otot terjadi pada saat umur antara 20 29 tahun, pada umur mencapai umur mencapai 60 tahun kekuatan otot menurun sampai 20% dan sikap yang tidak ergonomis mengakibatkan meningkatnya risiko ergonomi yang dapat menyebabkan keluhan MSDs. 20

Distribusi Pekerja Pabrik Berdasarkan Jenis Kelamin Dari penelitianini didapatkan 44 (43.1%) pekerja adalah pekerja laki-laki dan 58 (56.9%) pekerja adalah perempuan. Tidak ada perbedaan risiko ergonomi yang significant dilihat dari jenis kelamin. Perbedaan dilihat dari faktor pekerjaan yang mempengaruhi walaupun perempuan lebih berisiko apabila di beri stressor yang sama. Namun jika stressor, frekuensi, beban, durasi kerja lebih tinggi pada laki-laki maka risiko ergonomi akan menunjukkan hasil tinggi pada pekerja laki-laki 6. Distribusi Pekerja Pabrik Masa Kerja Berdasarkan Penelitian ini menunjukkan hasil dari 102 pekerja, 81 (79.4%) pekerja mempunyai masa kerja 1 tahun, 21 (20.6%) pekerja mempunyai masa kerja lebih dari 1 tahun. Masa kerja seseorang merupakan faktor pendukung yang berkontribusisebagai faktor yang cukup mempengaruhi terjadinya keluhan MSDs. Usiapekerjaan atau lamanya orang bekerja untuk tugas yang sama akan terkait dengankesegaran jasmani dan ketahanan fisik tubuh seseorang. Orang yang pekerjaannyamemerlukan energi yang cukup besar, namun tidak memiliki waktu cukup untukistirahat risiko untuk mengalami keluhan otot akan meningkat 7. Penilaian Risiko Ergonomi Penilaian risiko ergonomi dilakukan berdasarkan workstation yang ada pada tempat kerja. Penilaian dilakukan dengan cara menilai postur kerja, beban kerja, durasi kerja, dan frekuensi kerja menggunakan Rapid Entire Body Assessment(REBA) Worksheet dengan hasil akhir Total REBA Score sebagai penilaian tingkat risiko ergonomi. Penilaian dilakukan terhadap 9 workstation. Jika hasil Total REBA Score adalah 1, maka pekerjaan atau aktivitas tersebut bisa dianggap tidak berisiko. Total REBA Score 2-3 menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut memiliki risiko rendah, yang berarti perubahan bisa saja diperlukan, tetapi bisa juga tidak. Untuk Total REBA Score 4-7 menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut memiliki risiko sedang yang membutuhkan observasi lebih lanjut dan sedikit penyesuaian dalam cara bekerja atau melakukan aktivitas. Total REBA Score 8-10 menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut memiliki risiko tinggi, yang berarti bahwa dibutuhkannya observasi langsung dan perubahan segera. Sedangkan Total REBA Score lebih dari 11 menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi, yang berarti dibutuhkan perubahan langsung terhadap pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan. Distribusi Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerja yang mengalami keluhan MSDs menunjukkan hasil yang beragam. Keluhan bagian tubuh yang paling banyak yaitu keluhan pada bagian bahu kanan yang dirasakan pada 77 pekerja (75.5%). 76 pekerja (74.5%) merasa keluhan pada kaki kanan, 73 pekerja (71.6%) merasa keluhan pada kaki dan pergelangan kaki kiri. 66 pekerja (64.7) pada pinggang dan lengan atas kanan. Hasil penelitian ini hampir sama dan sesuai dengan penelitian Hardianto irsdiastad (2007) yang menunjukkan persentase kejadian MSDs terendah terjadi pada bagian kaki, lengan dan leher. Keluhan MSDs lebih banyak dirasakan pada bagian punggung sebanyak (63.3%). Menurut penelitian Nurliah (2012) lima kelompok keluhan terbanyak adalah pada leher (57%), pinggang (55%), leher (50%), punggung (38%), dan bahu (33%) 8. Analisis Hubungan Risiko Ergonomi dengan Keluhan MSDs Analisis hubungan risiko ergonomi dengan keluhan Musculoskeletal Disorders pada 21

penelitian ini menggunakan Chi-Square dengan table 2x3. Tabel 2x3 ini layak diuji dengan Chi-Square karena tidak ada nilai expected kurang dari lima. Analisis Risiko Ergonomi terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) dilakukan dengan cara menyesuaikan antara REBA Score dengan keluhan MSDs pada keseluruhan. Dimana dilihat kesesuaian antara Interpretasi REBA Score dan total keseluruhan keluhan MSDs. Dari Keluhan Musculoskeletal Disorders pada leher, badan, dan tungkai. Berdasarkan penilaian risiko ergonomi menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) Worksheet terdapat hubungan antara risiko ergonomi dengan keluhan pada leher (p value = 0.000), badan (p value = 0.000), dantungkai (p value = 0.000) sedangkan pada lengan atas (p value = 0.134) danlenganbawah (p value = 0.214)tidak terdapat hubungan karena nilai p > 0.005. Keluhan Musculoskeletal Disorders secara signifikan berhubungan dengan risiko ergonomi (P<0.001) yang dipengaruhi oleh frekuensi kerja, perputaran tubuh, postur ganjal dan faktor pekerjaan lainnya (Rutvik et al, 2016) 9. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan risiko ergonomic dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja buruh di PT. Xylo Indah Pratama Sumatera Selatan, didapatkan disimpulkan bahwa: 1. Dari 102 pekerja didapatkan bahwa 44 (43.1%) pekerja laki-laki dan 58 (56.9%) pekerja adalah perempuan. Didapatkan juga pekerja terbanyak adalah 75 (73.5%) pekerja pada rentang usia 17-27 tahun. 35 (14.7%) pekerja pada rentang usia 28-37 tahun. Paling sedikit sebanyak 12(11.8%) pekerja pada usia >37 tahun. Didapatkan juga sebanyak 81 (79.4%) pekerja sudah bekerja selama 12 bulan, 19 (18.6%) sudah bekerja selama 15 bulan, dan 2 (2%) sudah bekerja selama 18 bulan. 2. Dari 102 pekerja di dapatkan bahwa sebanyak 51 (50%) pekerja dengan tingkat risiko sedang, 37 (36.3%) pekerja dengan tingkat risiko tinggi, dan 14 (13.7) pekerja dengan tingkat risiko sangat tinggi. 3. Dari hasil penelitian Dari hasil penelitian diketahui bahwa pekerja yang mengalami keluhan MSDs menunjukkan hasil yang beragam. Keluhan bagian tubuh yang paling banyak yaitu keluhan pada bagian bahu kanan yang dirasakan pada 77 pekerja (75.5%). 76 pekerja (74.5%) merasa keluhan pada kaki kanan, 73 pekerja (71.6%) merasa keluhan pada kaki dan pergelangan kaki kiri. 66 pekerja (64.7) pada pinggang dan lengan atas kanan. 4. Dari hasil penilaian hubungan risiko dengan REBA Score dan keluhan MSDs berdasarkan workstation di dapatkan hasil bahwa keluhan dan risiko ergonomi dinyatakan work related untuk keluhan pada Leher (P Value = 0.000), Badan (P Value = 0.000), dan Tungkai (P Value = 0.000) dikarenakan angka keluhan subjektif dengan tingkat risiko ergonomi sesuai. Dimana pada tingkat risiko ergonomi tinggi di dapati banyak keluhan MSDs. Sedangkan untuk keluhan pada Lengan Atas (P Value = 0.214) dan Lengan Bawah (P Value = 0.134) dinyatakan not work related dikarenakan angka keluhan subjektif dengan tingkat risiko ergonomi tidak sesuai, dimana pada tingkat risiko ergonomi tinggi tidak didapati banyak keluhan MSDs. Daftar Acuan 1. Humantech. 2016. Definition of Ergonomics.Online.(http://www.huma ntech.com) diakses pada September 2016) 2. OSHA. 2000. The Study of Work. Departement of Labor. Online 22

(http://www.osha.com) diakses 9 September 2016) 3. Health and Safety Executive. 2016. Work Related MSDs Statistic. Online. (www.hse.gov.uk/statistics/index.htm) Diakses 19 Desember 2016 4. CCOSH. 2014. Work Related MSDs. Online.(http://www.ccohs.ca/ergonomi cs/risk.html diakses pada 9 September 2016) 5. Summer, K. 2015. Musculoskeletal Disorders, Workforce Health and Productivity in the United States. The Centre of Workforce Health and Performance. 6. Kurt, W. 2010. Psychosocial and Ergonomic Factors, and Their Relation to Musculoskeletal Complaints in the Swedish Workforce. International Journal of Occupational Safety and Ergonomics. 16(3): 311 321 7. NIOSH. 1997. Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors: A Critical Review of Epidemiologic Evidence for Work Related Musculosceletal Disorders. Centers for Disease Control and Prevention. 8. Nurliah, A. 2012. Analisis Risiko Ergonomi dan MSDs pada Operator Forklift. (Tesis Magister Keselamatan dan Kesehata Kerja, Universitas Indonesia). Universitas Indonesia, Indonesia. 9. Rutvik et al. 2016. Prevalence of low back pain in salespersons and its association with ergonomic risk factors in Ahmedabad, Gujarat: A crosssectional survey. Journal of Ergonomi. 9( 3): 331-335 23

24