BAB III METODE PENELITIAN A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Kota Batu. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan PT. Kusuma Satria Dinasasri

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan lebih jauh mengenai proses strategi komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam

BAB III METODE PENELITIAN. konteks dari suatu keutuhan sebagai sumber data. Karena yang dikaji adalah latar

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut sugiyono penelitian kualitatif adalah,

III. METODOLOGI PENELITIAN. dapat memahami lebih mendalam tentang fenomena-fenomena atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai faktorfaktor

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Melalui pendekatan ini dapat menarik suatu ciri atau

BAB III METODE PENELITIAN. terlaksananya kegiatan komunitas IBLBC yang dilakukan di sekitaran Panahan,

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB 11 METODE PENELITIAN. yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. baru saja diadakan pemilihan kepala dusun atau biasa disebut Dukuh, disini. menjabat yakni pada usia dukuh 65 tahun.

Gambar 3.1 Lokasi Pulau Tidung

BAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III ini akan membahas langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditemukan melekat pada subjek penelitian. Adapun yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di lapangan (Nasir,1998: 5). Tipe penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode, berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau

sekolah secara keseluruhan selama satu tahun.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN BAB III. A. Jenis Penelitian. Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

BAB III METODE PENELITIAN

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

III. METODE PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Pelangi Desa Botungobungo

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian. Menurut pendapat Suharsimi Arokunto (1990:34) Metode adalah

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENLITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diungkap untuk dapat bermanfaat bagi manusia (Aan Komariah, 2011:22).

BAB III METODE PENELITIAN. subjek penelitian secara holistik dan dengan cara. mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat pada suatu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. berasal dari data, mengumpulkan data deskriktif (kata-kata, gambar) bukan angkaangka,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

24 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kp. Manisi Kp. Jati RT 04/RW 06 Kelurahan Pasir Biru Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Kesenian Reak tidak hanya terdapat di kecamatan Cibiru saja, namun ada beberapa daerah lain yang juga memiliki kesenian Reak diantaranya daerah Ujung Berung, Cipadung, Cileunyi dan daerah lainnya. Dari beberapa sampel tersebut, peneliti melakukan cara purposive sampling yakni dengan teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu peneliti memilih Sanggar Tibelat di Desa Cibiru, dikarenakan Sanggar Tibelat masih aktif menampilkan Tari Kidung di acara-acara tertentu di daerah Cibiru maupun di luar Kecamatan Cibiru. Selain itu pula pada Sanggar Tibelat ini memudahkan peneliti untuk mendapatkan data-data yang akurat mengenai Kesenian Reak dan Tari Kidung, karena salah satu sumber yang peneliti temui merupakan pewaris kesenian Reak yang mengembangkan Tari Kidung. B. DESAIN PENELITIAN Ada beberapa langkah yang peneliti lakukan untuk memperoleh data-data mengenai penelitian Tari Kidung pada Kesenian Reak ini, yaitu studi pendahuluan, observasi lapangan, melihat pertunjukan Tari Kidung, wawancara, dan analisis data. Berikut desain penelitian yanga akan dideskripsikan pada bagian berikut ini:

25 Bagan 3.1 Desain Penelitian Studi Pendahuluan Observasi lapangan Melihat pertunjukan Tari Kidung wawancara Analisis data Berdasarkan bagan di atas, bahwa desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah (1) studi pendahuluan yang dilakukan pertama peneliti mencari literatur-literatur atau tulisan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti sehingga dapat menghindari adanya penelitian dengan judul yang sama dan fokus permasalahan yang sama pula, dan yang kedua peneliti melakukan konsultasi dengan dosen untuk membantu mengetahui permassalahan yang akan diteliti, (2) observasi lapangan dengan mengunjungi tempat lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian dan menentukan sampel penelitian yang dianggap layak untuk diteliti, (3) melihat pertunjukan Tari Kidung secara langsung pada tanggal, & pukuol, (4) wawancara beberapa kali dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diinginkan untuk menjawab rumusan masalah dan di analisis. Wawancara dilakukan pada observasi awal dan setelah melihat pertunjukan tari Kidung (5) analisis data dilakukan setelah semua data terhimpun kemudian dianalisis.

26 C. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitataif, dimana peneliti dengan menggunakan metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam penelitian. Penggunaan metode yang dilakukan oleh peniliti yaitu pada saat observasi dan wawancara berlangsung. Ketika itu peneliti mendapatkan langsung jawaban dari narasumber yang kemudian dapat peneliti analisis sesuai pedoman pustaka-pustaka yang digunakan. Tujuan penelitian kualitatif idealnya diarahkan oleh paradigma yang digunakan, menurut Aminuddin (1997) dalam Basrowi, 2008: 48: orientasi paradigma sebagaimana tercermin dalam asumsi, konsepsi teoritik, dan konsepsi metodologis tersebut secara umum dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: orientasi pospositives, orientasi konstruktivis, dan orientasi pospodemis. Sedangkan tujuan deskriptif kualitatif menurut Burhan Bungin, 2007: 68: Deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabelvariabel penelitian. Kalaupun dapat dipisahkan variabel yang digunakan akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat juga dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Jadi peneliti adalah instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. D. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk memudahkan peneliti sendiri dalam mengolah dan menganalisis data penelitiannya. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

27 Tari merupakan salah satu cabang seni, yang media undkapnya adalah tubuh. Tari mendapatkan perhatian besar dari masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan yang merupakan alat alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati olrh siapa saja, pada waktu kapan saja. Tari adalah komunikasi rasa yang disampaikan melalui media gerak yang indah dan ritmis. (Dedy Rosala, dkk. 1999: 3). Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan juga sebagai sarana upacara agama dan adat. Tari Kidung menurut narasumber Abah Enjum merupakan tarian pembukaan pada kesenian Reak yang berfungsi sebagai tolak bala pada sebuah acara. Tari kidung merupakan tarian yang menyerupai tari tarawangsa dimana penari tersebut menari sesuai dengan suasana hati serta dengan mengikuti alunan musik yang di bawakan oleh pemusik/penabuh. Tari kidung ini berkembang di Kecamatan Cibiru khususnya di Sanggar Tibelat, karena ingin menyelamatkan kesenian Reak yang dianggap selalu monoton maka Abah Enjum menciptakan Tari kidung sebagai tarian yang menjadi identitas di Sanggar Tibelat. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yang bersifat kualitatif, maka instrumennya adalah peneliti itu sendiri (human instrument). Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, Nasution (1998) dalam Kania Wiraswati 0900496, 2013: 27 menyatakan: Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasyi. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

28 Berdasarkan pernyataan Nasution (1988) tersebut dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri (human instrument). Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri dengan menggunakan: 1. Human Instrument (Peneliti itu sendiri) Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang. Untuk dapat menjadi instrumen, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. 2. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan untuk mengungkap data secara kualitatif. Data kualitatif bersifat lebih luas dan dalam, mengingat data ini digali oleh peneliti sampai peneliti merasa cukup. Dalam wawancara, semakin banyak informan yang diwawancarai, dan semakin lama peneliti tinggal di lokasi penelitian akan semakin reliabel data yang diperoleh. Selanjutnya dijadikan salah satu referensi untuk membuat laporan hasil penelitian. Daftar pertanyaan wawancara terlampir. Peneliti melakukan wawancara kepada narasumber primer dan narasumber sekunder. Tokoh seniman yang dijadikan sebagai narasumber primer yaitu Abah Enjum (Seniman Reak serta pencipta ide tari kidung). Beberapa tokoh seniman dan tokoh masyarakat yang dijadikan narasumber sekunder diantaranya Maya Nurcahyati (Penari Kidung). Dari kedua narasumber tersebut peneliti mendapatkan data mengenai sejarah seni Reak, fungsi tari kidung, tata rias dan busana tari kidung, dan musik yang melengkapi tari kidung. 3. Studi dokumentasi Informasi yang didapat dalam sebuah penelitian tentu saja tidak hanya benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, catatan harian, tetapi bisa

29 berupa gambar ataupun suara. Studi dokumentasi ini membantu dalam pelengkap penelitian. Dalam penelitian ini pendokumentasiannya dengan menggunakan alat perekam suara, kamera foto, dan kamera video. Alat perekam suara digunakan untuk melakukakan observasi secara langsung atau wawancara. Alat perekam ini berfungsi untuk merekam keseluruhan hasil wawancara yang dilakukan langsung antara peneliti dengan narasumber. Alat perekam suara yang digunakan oleh peneliti saat wawancara dengan menggunakan handphone (telepon genggam), dengan tujuan untuk mengingat kembali apa yang disampaikan oleh narasumber pada saat wawancara. Media yang digunakan peneliti untuk mendokumentasikan gambar atau foto tentang bentuk-bentuk gerak pada Tari Kidung, dan foto wawancara peneliti dengan narasumber, dengan menggunakan kamera. Peneliti menggunakan kamera video untuk merekam bentuk penyajian tari Kidung di sanggar Tibelat Cibiru Bandung. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya bisa melewati orang lain atau dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka ada beberapa teknik yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan mengunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.(burhan Bugin, 2007: 118).

30 Observasi merupakan satu cara untuk mendapatkan ataupun mengumpulkan data-data penelitian secara langsung mengamati Tari Kidung, terutama yang berkaitan dengan sejarah Reak, fungsi, tata busana, serta musik Tari Kidung. Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada tanggal 28 Januari 2017 dengan mencari tahu tentang sejarah kesenian Reak yang berada di Cibiru Bandung. Kemudian hasil dari observasi awal peneliti memilih Sanggar Tibelat yang dianggap mampu menciptakan inovasi serta melestarikan kesenian Reak dengan Tari Kidung. Peneliti mengkaji hal apa saja yang dapat diteliti dan dijadikan masalah dalam sebuah penelitian pada Tari Kidung tersebut. Observasi selanjutnya peneliti melihat langsung pertunjukan Tari Kidung di Kp. Manisi Kp. Jati RT 04/RW 06 Kelurahan Pasir Biru Kecamatan Cibiru Kota Bandung pada tanggal 18 Februari 2017 pukul 09.30-10.00. 2. Wawancara Wawancara dilakukan sebagai langkah berikutnya dalam rangka pengumpulan data-data yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah dalam penelitian yang tidak dapat ditemukan melalui kegiatan observasi. Menurut Basrowi (2008: 127), bahwa Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu. Platton (1980: 197) dalam Basrowi (2008: 130) menyatakan: Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara ini bertujuan mencari jawaban hipotesis. Untuk ini pertanyaan-pertanyaan disusun dengan ketat. Pokok-pokok yang dijadikan dasar pertanyaan diatur secara sangat terstruktur. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda dengan wawancara terstruktur. Perbedaan wawancara ini dengan wawancara terstruktur dalam hal waktu bertanya dan memberikan respons, yaitu jenis ini jauh lebih bebas iramanya. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai wawancara. Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur dikarenakan peneliti belum mengetahui pasti mengenai informasi yang diperoleh, sehingga menggunakan pedoman wawancara yang tidak terstruktur hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti melakukan wawancara terhadap (1) seniman dalam bidang seni tradisi yang memberikan informasi tentang Seni Reak, yakni Abah Enjum (Seniman

31 Reak serta pencipta ide tari kidung). (2) Penari yang melakukan Tari Kidung bersama Sanggar Tibelat Cibiru bandung, yakni Maya Nurcahyati. Peneliti melakukan beberapa kali wawancara kepada narasumber. Wawancara yang peneliti lakukan yakni secara langsung bertatap muka dengan responden yang dijadikan narasumber primer maupun sekunder. Peneliti melakukan penelitian dengan mewawancarai salah satu tokoh seniman Reak yakni Abah Enjum, pada tanggal 28 Januari 2017 pukul 13.00 s/d 15.00 WIB di rumah Narasumber. Pada tanggal 18 Februari 2017 peneliti melihat langsung pertunjukan Tari Kidung di Kp. Manisi Kp. Jati RT 04/RW 06 Kelurahan Pasir Biru Kecamatan Cibiru Kota Bandung pada tanggal 18 Februari 2017 pukul 09.30 s/d 10.00 WIB. Peneliti melakukan kembali wawacara pada tanggal 18 Februari 2017 kepada narasumber yakni Maya Nurcahyati mengenai Tari Kidung pada pukul 10.50 s/d 12.30 WIB. Dari hasil apresiasi tersebut peneliti mendapatkan data tambahan mengenai, tata rias dan busana penari kidung serta musik yang melengkapinya. Sehingga penelitipun dapat menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitiannya yang berjudul Tari Kidung pada Kesenian Reak di Sanggar Tibelat. Pada tanggal 27 Maret 2017 pukul 14.00 s/d 15.30 peneliti melakukan kembali wawancara kepada narasumber untuk melengkapi data yang diperlukan. 3. Studi Pustaka Untuk memecahkan masalah yang ada pada peneliti, peneliti melakukan studi pustaka dengan cara membaca buku-buku referensi, internet, hasil-hasil penelitian, serta hal lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti yaitu jurnal. Beberapa pustaka yang peneliti gunakan untuk menunjang penulisan karya ilmiah ini diantaranya: 1. Aspek Manusia dalam Seni Pertunjukan. Pengarang Artur S. Nalan. Dalam penelitian ini peneliti menjadikan buku ini sebagai salah satu penguat dari pendukung teori-teori yang digunakan peneliti seperti pengertian tari dan masih banyak lagi.

32 2. Penelitian Kualitatif pengarang Burhan Bungin (2007). Buku ini sangat membantu peneliti untuk menentukan metode penelitian yang digunakan, serta melengkapi kekurangan yang terdapat pada bab III. 3. Serat Kidung kawedhar pengarang R Wiryapanitra (1979). Buku ini membantu peneliti untuk menentukan landasan teoritis yang dijadikan pijakan untuk menganalisis bab IV. 4. Dokumentasi Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih dipercaya apabila didukung oleh data dari dokumen-dokumen. Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa dokumen berupa foto dan video Tari Kidung di Sanggar Tibelat Cibiru Bandung. G. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisis data. Tripp (1996) dalam Basrowi (2008: 192), mengemukakan bahwa Analisis data merupakan proses mengurai (memecah)sesuatu ke bagian-bagiannya. Terdapat tiga langkah penting dalam analisis data: (1) identifikasi apa yang ada dalam data, (2) melihat pola-pola, dan (3) membuat interpretasi. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama proses penelitian di lapangan, dan setelah selesai peneliatian di lapangan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Nasution (sugiyono 2011: 245) dalam Kania Wiraswati 0900496, (2013: 33) bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Akan tetapi dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

33 Adapun proses analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut: 1. Analisis pralapangan Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan, yaitu analisis terhadap studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian masuk di lapangan. Basrowi, 2008: 214 mengungkapkan Tahap ini meliputi, proses pengamatan awal (go to people) mempersiapkan pedoman pengamatan dan pedoman wawancara, pemilihan lokasi penelitian, pemilihan model pengamatan, dan model wawancara. Penelitian yang dilakukan adalah melihat dan mengamati keberadaan Sanggar Tibelat Cibiru bandung, selanjutnya melakukan tanya jawab terhadap seniman-seniman Reak yang dianggap mengetahui sejarah Reak serta Tari Kidung. Kemudian dari berbagai jawaban, terdapat hal menarik untuk diteliti lebih lanjut yaitu mengenai fungsi tari Kidung pada seni Reak. 2. Analisis Memasuki Lapangan Pada prinsipnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Teknik analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data yang dikemukakn oleh Miles dan Huberman (1992) mencakup tiga kegiatan yang bersamaan: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi). Bagan 3.2 Komponen Dalam Analisis Data Sumber: Basrowi (2008: 210) Koleksi data Display data Reduksi data Pemaparan kesimpilan

34 a. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari konseptual, permasalahan, pendekatan pengumpulan data yang diperoleh. Selama pengumpulan data, misalnya membuat ringkasan, kode, mencari tema-tema, menulis memo, dan lain-lain. Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik. Dalam proses reduksi ini penelitian benar-benar mencari data yang benar-benar valid. Ketika penelitian menyaksikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa penelitian lebih mengetahui. b. Penyajian Data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafiks, jaringan, dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu, sajiannya harus tertata secara apik. Penyajian data juga merupakan bagian dari analisis, bahkan mencakup pula reduksi data. Dalam proses ini peneliti mengelompokan hal-hal yang serupa menjadi kategori, kelompok 1, kelompok 2, kelomok 3, dan seterusnya. Masing-masing kelompok tersebut menujukan tipologi yang ada sesuai dengan rumusan masalahnya. Masing-masing tipologi terdiri atas sub-sub tipologi yang bisa jadi merupakan urut-urutan, atau prioritas kejadian. Dalam tahap ini peneliti juga melakukan diplay (penyajian) kejadian data secara sistematik, agar lebih mudah untuk dipahami interaksi antara bagian-bagiannya dalam konteks yang utuh bukan segmental atau pragmental terlepas satu dengan lainnya. Dalam proses ini, data klasifikasikan berdasarkan tema-tema inti. c. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin. Dalam tahap ini, penelitian membuat

35 rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan, langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan temuan baru yang berbeda dari temuan yang sudah ada.