PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI SULAWESI UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH SEKTOR JASA DAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PENDAPATAN PAJAK DI KOTA MANADO

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROVINSI SULAWESI UTARA PERIODE TAHUN ( )

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL DI KOTA TOMOHON

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB XI UJI HIPOTESIS

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB III. Metode Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Ira Fitrotus Syariyah

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH BELANJA MODAL DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA (Dalam Tahun )

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

3. METODE. Kerangka Pemikiran

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB V PENUTUP. Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

PENGARUH EFISIENSI DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL DI BANGKA BELITUNG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ALOKASI BELANJA BIDANG KESEHATAN TERHADAP ANGKA HARAPAN HIDUP DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

PENGARUH KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Royda, S.E., M.Si.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi Anggaran Pertahanan di Indonesia, yaitu :

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

Abstrak. Abstract. Pendahuluan. Murti et al., Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Keluarga Miskin di

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

Transkripsi:

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI SULAWESI UTARA Indra Imelda Sope 1, Rosalina A. M. Koleangan 2, Patrick C. Wauran 3 123 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115, Indonesia Email : indaimelda14@gmail.com ABSTRAK Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa yang dapat menunjukkan keberhasilan didalam pemberdayaan kualitas dan potensi yang dimiliki oleh suatu negara dalam mensejahterakan masyarakat. Paradigma pembangunan yang sedang berkembang saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan pembangunan manusia yang dilihat dengan tingkat kualitas hidup manusiadi setiap negara. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur melalui anggaran pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia. data yang di gunakan adalah anggaran pendidikan dan kesehatan, dan indeks pembangunan manusia (data time series 15Tahun terhitung dari Tahun 2007-2016). Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasaran hasil penelitian secara parsial variabel pendidikan mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Utara, sama halnya dengan variabel yang juga mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia yang ada di Sulawesi Utara, dan secara bersama variabel pendidikan dan kesehatan mampu memberikan pengaruh yang signifikan dengan peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Utara. Kata Kunci : Pendidikan, Kesehatan, Indeks Pembangunan Manusia ABSTRACT Development is a who used to achieve a purpose the people that may indicate success in empowerment the quality and potentials by a country to in prosper the community. Development paradigm is thriving now is economic growth as measured by human development is of the quality of life of people in each country. In this study aims to to analyze the influence of expenditure a government against the level of community welfare which is measured by budget government spending in the field of education and health to human development index. The data in use is budget for education and health, and human development index ( data time series 15 years as 2007-2016 ) from year. The method of analysis that is used is linear regression analysis and the worship of idols and analysis table. The results of the study based on individual education variable influence a significant impact on human development index, and for health variable influence significant effect, and education and health variable slimutan able to exert a significant impact on human development index that is in the province of north Sulawesi. Keyword : Education and Health, Human Development Index Indra Imelda Sope 99

Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa yang dapat menunjukkan keberhasilan didalam pemberdayaan kualitas dan potensi yang dimiliki oleh suatu negara. Paradigma pembangunan yang sedang berkembang saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan pembangunan manusia yang dilihat dengan tingkat kualitas hidup manusia di setiap negara (Mirza, 2012). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010) juga berpendapat bahwa pada generasi kedua, teori pembangunan banyak menekankan pada akumulasi modal sumber daya manusia dengan menciptakan agen-agen pembangunan yang lebih produktif melalui pengetahuan, kesehatan, nutrisi yang lebih baik, dan peningkatan keterampilan. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki sumber daya manusia yang cukup banyak dan sebagai faktor penentu pembangunan. Manusia menjadi sentral dalam kelancaran pembangunan setiap negara karena manusia merupakan makhluk yang dikaruniai akal dan pikiran yang dapat digunakan dalam pengelolahan sumber daya yang ada. Negara yang memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, akan membantu kelancaran dalam pembangunan perekonomian negara menuju kesejahteraan. Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara, dimana pembangunan suatu negara belum bisa dikatakan berhasil apabila dilihat hanya dari besarnya pendapatan domestik bruto tanpa adanya upaya peningkatan pembangunan manusianya. Banyak cara yang dapat digunakan dalam mengukur keberhasilan pembangunan manusia suatu negara, salah satunya adalah mengukur keberhasilan pembangunan manusia dengan menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Provinsi Sulawesi Utara adalah suatu daerah di Indonesia yang memiliki wilayah yang luas dengan kepadatan penduduk yang cukup banyak dan pada saat ini pemerintah daerah Provinsi sedang mengusahakan peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia. Secara umum, pembangunan manusia Sulawesi Utara terus mengalami kemajuan selama periode 2007 hingga 2016. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar Grafik perkembangan IPM berikut : Gambar 1 Perkembangan Angka IPM Provinsi Sulawesi Utara Periode Tahun 2007-2016 80 60 indeks pembangunan manusia 64,59 65,82 66,74 67,83 68,31 69,04 69,49 69,96 70,39 71,05 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 indeks pembangunan manusia Sumber : BPS SULUT 2008-2017 Indra Imelda Sope 100

Gambar 1 menjelaskan bahwa IPM Sulawesi Utara meningkat secara signifikan dari 64,59 pada tahun 2007 menjadi 71,05 pada tahun 2016. Peningkatan angka IPM yang ada di Provinsi Sulawesi Utara dikarenakan adanya indicator pedorong dalam peningkatan angka IPM. Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Salah satu aspek esensial yang menjadi faktor pendorongdalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia yang terjadi pada setiap tahunnya adalah bidang pendidikan. Perkembangan angka pendidikan yang baikakan menunjang proses pembangunan manusia dalam meningkatkan pengetahuan yang lebih terhadap masyarakat, tentunya hal ini perlu adanya dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah melalui pengeluran dana pemerintah yang dikhususkan untuk menyalurkan biaya di bidang pendidikan. Dana realisasi yang disalurkan di bidang pendidikan di Provinsi Sulawesi Utara cukup besar, hal ini dapat dilihat dalam tabel 2 berikut : Gambar 2 Peningkatan Dana Realisasi di Bidang Pendidikan Provinsi SULUT Tahun Anggaran 2007-2016 Dana Realisasi Bidang Pendidikan 50 40 30 20 10 0 38,86 24,27 14,21 14,55 14,75 14,92 3,24 4,21 3,55 2,57 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Dana Realisasi Bidang Pendidikan Sumber : BPS SULUT Tahun 2008-2017 Gambar 2 menjelaskan bahwa anggaran pemerintah daerah dibidang pendidikan mengalamipeningkatan pada setiap tahunnya terhitung dari tahun 2007 dengan dana sebesar 3,24 miliyar rupiah sampai pada tahun 2016 sebesar 14,92 miliyar rupiah. Peningkatan anggaran pendidikan ini dilakukan karena angka partisipasi anak yang bersekolah di Provinsi Sulawesi Utara juga meningkat, untuk itu realisasi anggaran perlu ditingkatkan guna menunjang fasilitasi pendidikan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Selain faktor pendidikan yang layak kesehatan pula merupakan salah satu faktor yang sangat menunjang dalam rangka peningkatan angka IPM. Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan salah satu dimensi dalam upaya mengembangkan angka IPM di Indra Imelda Sope 101

Provinsi Sulawesi Utara yamg juga perlu adanya penanganan pemerintah terutama dalam hal penyaluran dana di bidang kesehatan. Dana realisasi dibidang kesehatan Provinsi Sulawesi Utara pada periode Tahun 2007 sampai pada Tahun 2016 terus meningkat, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3 berikut : Gambar 3 Peningkatan Dana Realisasi di Bidang Kesehatan Provinsi SULUT Tahun Anggaran 2007-2016 Dana Realisasi Bidang Kesehatan 60 40 20 5,65 6,01 14,23 15,83 21,58 22,8 23,8 22,25 25,42 49,1 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Dana Realisasi Bidang Kesehatan Sumber : BPS SULUT 2008-2017 Gambar 3 menjelaskan bahwa realisasi pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap tahunnya. Terhitung pada tahun 2007 anggaran kesehatan sebesar 5,66 miliyar rupiah, meningkat sampai pada tahun 2016 sebesar 49 miliyar rupiah. Penambahan anggaran yang dilakukan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara disetiap tahunnya yakni untuk memberikan pelayanan yang lebih baik untuk masyarakat yang ada. Dari latar belakang masalah yang ada, maka penelitian ini membahas tentang pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Utara, oleh karena itu penelitian ini berjudul Analisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap tingkat kesejahteran masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan secara parsial terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Utara 2. Bagaimanakah pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan secara keseluruhan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Utara Landasan Teori Kesejahteraan Masyarakat Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Sosial. Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Indra Imelda Sope 102

Indeks Pembangunan Manusia Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Pengeluaran Pemerintah Di Indonesia, pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menurut dua klasifikasi, yaitu : (Dumairy : 2002) 1. Pengeluaran rutin merupakan pengeluaran untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan roda pemerintahan sehari-hari, meliputi belanja pegawai; belanja barang; berbagai macam subsidi (subsidi daerah dan subsidi harga barang); angsuran dan bunga utang pemerintah; serta jumlah pengeluaran lain. 2. Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan baik prasarana fisik dan non fisik Dibedakan atas pengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan proyek. Kebijakan Anggaran Pemerintah Terhadap Pendidikan dan Kesehatan a. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Untuk Sektor pendidikan Proporsi pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan, baik terhadap total pengeluaran pembangunan maupun produk Domestik Bruto, secara tidak langsung menunjukkan reaksi pemerintah atas semakin tingginya permintaan atas sarana dan prasarana pendidikan. Secara tidak langsung hal itu menunjukkan seberapa jauh masyarkat menyadari pentingnya peranan pendidikan. b. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan Untuk Sektor kesehatan Besarnya pengeluaran pemerintah untuk sub sektor kesehatan menunjukkan seberapa jauh prioritas alokasi dana pemerintah untuk subsektor ini. Pada umumnya yang dilihat adalah besarnya rasio antara pengeluaran untuk sektor kesehatan terhadap total pengeluaran pembangunan dan terhadap PDB. (Rosen dalam Brata: 2005). Kajian Empiris Sugiarto A. Santoso/ 2013 : Analisis pengaruh pengeluaran pemerintah Kabupaten/Kota Sektor Kesehatan dan Pendidikan terhadap Indeks pembangunan Manusia di Provinsi Aceh. Pada akhir penelitian ini menjelaskan bahwa pengeluaran pemerintahsektor kesehatan dan pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan Indeks pembangunan manusia. Septiana M.M Sanggelorang/ 2015 : Pengaruh pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Utara. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah di Indra Imelda Sope 103

bidang pendidikan berpengaruh positif, yaitu meningkat sebesar 0,870 dan secara statistik signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Dan variabel pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan berpengaruh negatif, yaitu sebesar -0,438 dan secara statistik tidak berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Sulawesi Utara. Muhammad Ilham Akbar / 2016 : Pengaruh Pengeluran pemerintah bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur,dan bantuan sosial terhadap indeks pembangunan manusia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun (2008-2014). Hasil penelitian ini adalah variabel pengeluaran pemerintah di bidang berpengaruh positif dan signifikan pada indeks pada indeks pembangunan manusia, sementara pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan, infrastruktur dan bantuan sosial tidak berpengaruh pada indeks pembangunan manusia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hipotesis 1. Diduga Pengeluaran pemerintah disektor pendidikan memberikan pengaruh yang positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia 2. Diduga Pengeluaran pemerintah disektor kesehatan memberikan pengaruh yang positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia 2. METODE PENELITIAN Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari Indeks Pembangunan Manusia, pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara yang diambil dari badan pusat statistik Provinsi Sulawesi Utara. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Indeks Pembangunan Manusia (Y) merupakan data perkembangan angka Indeks Pembangunan Manusia dalam satuan persen yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. 2. Sektor Pendidikan (X 1) merupakan dana realisasi pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dalam miliyaran rupiah yang ada di Provinsi Sulawesi Utara 3. SektorKesehatan (X 2) merupakan dana realisasi pengeluaran pemerintah disektor kesehatan dalam miliyaran rupiah yang ada di Provinsi Sulawesi Utara Metode Analisis Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda. Yaitu untuk mengetahui Pengaruh Variabel Independen pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan kesehatan Variabel Dependen Indeks Pembangunan Manusia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regressi linear berganda. Pengelolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel 2013 dan Eviews 0.8. Indra Imelda Sope 104

Analisis Regresi Berganda Model regresi berganda terdiri dari lebih satu variabel independen dikenal dengan model regresi berganda. Bentuk umum regresi berganda dengan sejumlah k variabel independen dapat ditulis sebagai berikut : Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2X 2 + е. Keterangan : Y=Variabel Dependen β 0 = Intersep Konstanta atau nilai Y saat X = X 1, X 2, β 1, β 2, = Parameter dari X 1, X 2, е = Standar error Uji t statistik Uji t adalah pengujian koefisien regresi secara individual dan untuk mengetahui dari masingmasing variabel dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan menganggap variabel lain konstan atau tetap. Langkah langkah pengujiannya sebagai berikut : Hipotesis : a. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Berarti variabel independen tersebut secara individu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. b. jika t hitung > maka Ho ditolak. Berarti variabel independen tersebut secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Uji f statistic Uji F dilakukan untuk mengetahui proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama, dilakukan pengujian hipotesis secara serentak dengan menggunakan uji F.Hipotesis : a) Jika F hitung < F table, maka Ho diterima. Berarti variabel independen tersebut secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. b) Jika F hitung > F table, maka Ho ditolak. Berarti variabel independen tersebut secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Koefisien Determinasi R 2 R 2 adalah suatu besaran yang lazim dipakai unituk mengukur kebaikan kesesuaian (goodness of fit), yaitu bagaimana garis regresi mampu menjelaskan fenomena yang terjadi. Didalam regresi sederhana kita juga akan menggunakan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang kita punyai. Dalam hal ini kita mengukur seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh semua variabel independen. Formula untuk menghitung koefisien determinasi (R 2 ) regresi sederhana. R 2 = ESS, R 2 = 1- ESS,1 ȇ 2 i TSS (Yi Ȳ) Uji Multikolinieritas 2. (Widarjono 2013 : 24) = TSS SSR TSS TSS Uji Multikolinearitas adalah situasi dimana dapat korelasi diantara variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya sehingga bila nilai koefisien korelasi dari variabel independen mendekati 1 atau sama dengan maka terdapat korelasi yang sempurna (perfect multicolinearity). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas bisa dengan membandingkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) dengan nilai koefisien determinasi majemuk (R 2 ), jika Indra Imelda Sope 105

r 2 lebih kecil dari R 2 maka tidak terdapat multikolinearitas. Atau bisa juga menggunakan korelasi antar variabel dimana apabila kurang dari 0,85 tidak ada multikolinearitas dan sebaliknya apabila hubungan variabel diatas 0,85 maka ada multikolinearitas. Uji Heterokedastisitas Suatu model dikatakan memiliki problem heterokedastisitas itu berarti ada atau terdapat varian variabel dalam model yang tidak sama. gejala ini dapat pula diartikan bahwa dalam model terjadi ketidaksamaan varian dar residual pada pengamatan model regresi tersebut. Uji heterokedastisitas diperlukan untuk menguji ada tidaknya gejala ini. Untuk melakukan uji tersebut ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya model barlet dan rank spearman atau uji spearman s, metode grafik park gleyser. (Agus Widarjono hal : 113 2013). Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk suatu tujuan yaitu mengetahui ada tidaknya korelasi antar anggota serangkaian data yang diobservasi dan analisis menurut ruang atau menurut waktu, cross section atau time series. Uji ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya korelasi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model. Beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi menurut (gujarati 1995), dapat diketahui dengan metode grafik, metode durbin-watson, metode runtest, dan uji statistic non paramtrik. 3.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk hasil perhitungan regresi berganda dapat dilihat pada tabel 1. Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 1.250288 0.052370 23.87433 0.0000 X1 0.009852 0.003811 2.585123 0.0362 X2 0.034463 0.005471 6.299539 0.0004 R-squared 0.949576 Mean dependent var 1.834376 Adjusted R-squared 0.935169 S.D. dependent var 0.013368 S.E. of regression 0.003404 Akaike info criterion -8.284620 Sum squared resid 8.11E-05 Schwarz criterion -8.193845 Log likelihood 44.42310 Hannan-Quinn criter. -8.384201 F-statistic 65.91095 Durbin-Watson stat 2.955205 Prob(F-statistic) 0.000029 Sumber : data olahan eviews Persamaan : Y = 1.250288 + 0.009852 + 0.034463 Indra Imelda Sope 106

Berdasarkan tabel 1 hasil olahan eviews menjelaskan hasil nilai konstanta dari persamaan regresi sebesar 1.250288, variabel Pendidikan (X 1) sebesar 0.009852 dan variabel Kesehatan (X 2) sebesar 0.034463. untuk nilai standard error dari masing-masing variabel yakni IPM (Y) sebesar 0.052370 variabel Pendidikan (X 1) sebesar 0.003811 dan variabel Kesehatan (X 2) sebesar 0.005471. Hasil Uji Parsial t terhadap parameter Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan (X 1) Dari hasil analisis t hitung > t tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima. Berarti secara Parsial variabel independen Pendidikan (X 1) mampu memberikan pengaruh secara signifikan terhadap IPM di Sulawesi Utara (Y). Jadi dapat di simpulkan bahwa variabel pendidikan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap IPM yang ada di Provinsi Sulawesi Utara pada taraf signifikansi ɑ = 0,05. Persamaan regresi menunjukkan angka positif untuk koefisien X 1 dan hal ini sesuai dengan harapan teoritik bahwa Kesehatan mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap IPM. Nilai koefisien β1 sebesar. 2.585 artinya hasil uji t menunjukkan bahwa pengaruh X 1 terhadap Y signifikan pada (ɑ= 0,005). Hasil Uji t terhadap parameter Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan (X 2) Dari hasil t hitung > t tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima. Berarti secara Parsial variabel independen Kesehatan (X 2) mampu memberikan pengaruh secara signifikan terhadap IPM di Sulawesi Utara (Y). Jadi dapat di simpulkan bahwa variabel Kesehatan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap IPM yang ada di Provinsi Sulawesi Utara pada taraf signifikansi ɑ = 0,05. Persamaan regresi menunjukkan angka positif untuk koefisien X 2 dan hal ini sesuai dengan harapan teoritik bahwa Kesehatan mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap IPM. Nilai koefisien β2 sebesar 6.299 artinya hasil uji t menunjukkan bahwa pengaruh X 2 terhadap Y signifikan pada (ɑ= 0,005). Hasil Uji Slimutan F statistic Hipotesis : Ho: β1 = β2, artinya secara bersama-sama variabel X 1 dan X 2 tidak berpengaruh terhadap IPM di Sulawesi Utara (Y). Ha: β1 β2 artinya secara bersama-sama variabel X 1 dan X 2, berpengaruh terhadap IPMdi Sulawesi Utara (Y). Ω = 5%, N= jumlah observasi, K= 3 Jumlah variabel termasuk intersep/konstanta, maka degree of freedom (df) adalah N-k= 10-3=7 lalu lihat F tabel distiribusi values = (Ω = 0,5 : k-1, n-k) = F tabel = 4,35 F hitung = 65.9. Karena F hitung > F tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima. Berarti secara bersama-sama variabel indenden mempengaruhi IPM di Sulawesi Utara (Y). (Agus Widarjono, 2013). Hasil Uji Multikolinieritas Tabel 2. Hasil Multikolinieritas Variabel LOG(X1) LOG(X2) LOG(X1) 1.000000 0.693204 LOG(X2) 0.693204 1.000000 Sumber : Olahan Eviews 0.8 Indra Imelda Sope 107

Tabel 2. korelasi antara Log X 1 dengan Log X 2 sebesar 1.00000 dan korelasi antara Log X 2 dan Log X 1sebesar 0.693204. Melihat rendahnya nilai koefisien korelasi maka diduga tidak terdapat masalah multikolinieritas. Hasil Uji Autokorelasi Hasil dari uji autokorelasi tersebut menunjukkan bahwa dalam model persamaan dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai durbin-watson pada hasil estimasi sebesar 2,955 dimana nilai tersebut berada diantara dl dan du, pada batas dimana tidak terdapat autokorelasi jika berada pada nilai antara dl = 0,525dan du= 2,016. Hasil Uji Heterokedastisitas Model mengandung heterokedastisitas bias dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi - Squares sebesar 0.7612 atau pada a=76,12 yang lebih besar dari a= 5% berarti Ho di terima dan kesimpulanya tidak ada heterokedastisitas. Hasil Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil estimasi di dapat nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0.949 yang menunjukkan bahwa variabel independen yaitu pendidikan dan kesehatan pemerintah mampu menjelaskan atau mempengaruh 0.949 dan sisanya 0,51% di pengaruhi oleh variabel di luar variabel Pendidikan dan kesehatan. Kesimpulan 4.PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel pendidikan mampu memberikan pengaruh terhadap IPM yang ada di Provinsi Sulawesi Utara, dan untuk variabel Kesehatan mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap IPM di Provinsi Sulawesi Utara. 2. Variabel pendidikan dan kesehatan secara bersama-sama mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap IPM di Provinsi Sulawesi Utara. Saran 1. Dengan hasil penelitian ini, maka harapan untuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara kedepan adalah memberikan kebijakan terhadap proses kebijakan dalam mengelolah pengeluaran pemerintah daerah dengan tetap memperhatikan penguatan peran dan kelembagaan pemerintah. Pengelolaan anggaran pemerintah pada berbagai sektor termasuk didalamnya sektor pendidikan dan kesehatan yang ada memerlukan manajerial dan akuntabel dalam menjaga agar dana yang ada dapat di salurkan sesuai dengan yang di rencanakan. Kemampuan tersebut antara lain kemampuan dalam menjaga hubungan dengan pemerintah pusat sebagai koordinasi internal, kemampuan cepat tanggap terhadap Indra Imelda Sope 108

permasalahan yang membutuhkan penyelesaian yang cepat, kemampuan untuk menyelesaikan program realisasi fisik dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan dampak terhadap Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam mengkaji dan menetapkan langkah-langkah penyelesaian permasalahan strategis yang timbul dalam meningkatakan angka Indeks Pembangunan Manusia. 3. Kepada Peneliti selanjutnya kiranya dapat menjadi bahan pembelajaran dalam melakukan penelitian selanjutnya. Buku : DAFTAR PUSTAKA Agus Widarjono. (2013). Ekonometrika: Pengantar dan aplikasinya, Ekonosia, Jakarta. Algifari, 2000, Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Bratakusumah, Deddy Supriady & Riyadi. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Becker, Jerry P. dalam kaufman 2003. The Open Ended Approach: a New Proposal for Teaching Mathematics. Virginia: NCTM. Dumairy 2002. Perekonomian Indonesia, Jakarta,Erlangga Gujarati N. Damodar. 2004. Basic Econometrics fourth edition. McGraw-Hill Mirza, Deni Sulistio 2012. Pengaruh kemiskinana, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia, Jurnal UNES 1. November 2012 Muhammad Ilham Akbar. 2016 Pengaruh Pengeluran pemerintah bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur,dan bantuan sosial terhadap indeks pembangunan manusia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun (2008-2014) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunankalijaga Yogyakarta Sugiarto A. Santoso. 2013 Analisis pengaruh pengeluaran pemerintah Kabupaten/Kota Sektor Kesehatan dan Pendidikan terhadap Indeks pembangunan Manusia di Provinsi Aceh Volume 1, No. 4, Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah KualaBanda Aceh Septiana M.M Sanggelorang. 2015 Pengaruh pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Utara Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 15 no. 02 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi Manado Lain-Lain : BPS SULUT 2008-2017 Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial. UNDP. 2004. Human Development Report. New York : Oxford Univesity Press Indra Imelda Sope 109