Sriyanto Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LINGUISTIK FORENSIK KESAKSIAN ILMU BAHASA DALAM SIDANG PENGADILAN Suhandano. Universitas Gadjah Mada

KAJIAN PRAGMATIK TERHADAP TUTURAN PENGHINAAN DAN PENCEMARAN NAMA BAIK DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Muatan yang melanggar kesusilaan

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB 3 ANALISIS DATA. 1. Ancangan Analisis

Data dari Polrestabes Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menyoal Delik Penodaan Agama dalam Kasus Ahok. Husendro Hendino

Berdasarkan keterangan saya sebagai saksi ahli di bidang Hukum Telematika dalam sidang Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Maret 2009, perihal Pengujian

Kenapa Isu PKI Muncul

TINDAK PIDANA PENGHINAAN DAN PENCEMARAN NAMA BAIK

BAB II TINJAUAN UMUM PENGATURAN, PERTANGGUNG JAWABAN PERS, PENCEMARAN NAMA BAIK

- 1 - P U T U S A N NOMOR : 538 / PID/ 2015 / PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pendapat Hukum Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) dalam Kasus Ravio Patra dengan Pelapor Wempy Dyocta Koto

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014

Aksi 212: Rizieq Shihab datang

Masih Dicari Hukum Yang Pro Kemerdekaan Berpendapat Friday, 21 October :50 - Last Updated Tuesday, 04 September :19

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. 1. Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENGHINAAN MELALUI MEDIA SIBER DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

AMNESTY INTERNATIONAL PERNYATAAN PUBLIK

BAB V PENUTUP. Penelitian ini mendeskripsikan keberadaan unsur-unsur penghinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

Lex Crimen Vol. III/No. 4/Ags-Nov/2014

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENCEMARAN NAMA BAIK BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) DAN UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN PADA KASUS DELIK PENGHINAAN DAN PENCEMARAN NAMA BAIK

Keamanan Sistem Informasi

KAJIAN SEPUTAR PILGUB DKI JAKARTA Media Survei Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

PENGADILAN TINGGI MEDAN

BAB V KESIMPULAN. yang sering dilakukan adalah dengan kriminalisasi melalui instrumen hukum.

teknologi informasi adalah munculnya tindak pidana mayantara (cyber crime). Cyber

PK Ahok dan Kasus Buni Yani

Digital Forensics bukti pada Kasus Prita Mulyasari. Oleh: Sam Ardi* dan Ruby Z. Alamsyah**

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang ditandai dengan munculnya internet yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

Edisi Pelajaran Kearifan Dari Kasus Ahok

JAKARTA 14 FEBRUARI 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran nama baik, maupun serangan seperti halnya pencurian identitas, dan

P U T U S A N Nomor : 157/PID.B/2013/PTR

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.

UNSUR-UNSUR PIDANA DALAM TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MELALUI MEDIA ONLINE (KAJIAN PUTUSAN PERKARA DENGAN TERDAKWA FLORENCE SAULINA SIHOMBING)

- 1 - P U T U S A N NOMOR : 245 /PID/2012/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SURAT EDARAN KAPOLRI NOMOR:SE/06/X/2015 TENTANG PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH) DI MEDIA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362

M.K SEMANTIK Pertemuan Ke-4 RAGAM MAKNA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi, komunikasi dan media elektronika memungkinkan

NOTA PEMBELAAN. BASUKI TJAHAJA PURNAMA TERHADAP TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA PIDANA No. 1537/Pid.B/2016/PN.JKT.UTR

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

Pendampingan Terhadap Perempuan & Anak Korban Kekerasan Tahun 2016

SURAT EDARAN. Nomor: SE/06/X/2015. tentang PENANGANAN UJARAN HATE KEBENCIAN SPEECH ( ) Rujukan:

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. PENCEMARAN NAMA BAIK YANG DILAKUKAN OLEH PERS 1 Oleh: Eunike Korua 2

PROSPEKRIF PENEGAKAN HUKUM BERDASARKAN PENDEKATAN KEADILAN RESTORATIF DENGAN INDIKATOR YANG DAPAT TERUKUR MANFAATNYA BAGI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. berdiri di atasnya. Para fouding father ( pendiri bangsa) percaya dan menyakini,

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

TINJAUAN PUSTAKA. Kebebasan berekspresi telah diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Surat Edaran Kapolri Tentang Ujaran Kebencian (Hate Speech), Akankah Membelenggu Kebebasan Berpendapat? Oleh: Zaqiu Rahman *

Bab 2 Etika, Privasi

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hubungan antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

EFEKTIFITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK TERHADAP MARAKNYA PELANGGARAN HUKUM PIDANA PADA MEDIA SOSIAL

PENGGUNAAN DISFEMIA DALAM KOMENTAR PARA NETIZEN DI SITUS ONLINE KOMPAS.COM PADA RUBRIK POLITIK. ARTIKEL E-JOURNAL

P U T U S A N NOMOR 274/PID/2015/PT MDN. Tempat Lahir : Sei Kamah II; Umur/tanggal lahir : 30 tahun / 13 Juli 1984; Jenis Kelamin : Laki-laki;

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG. A. Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan Orang Menurut KUHP

Pencemaran Nama Baik Melalui Sarana Informasi dan Transaksi Elektronik

hukum, yaitu aspek substantif (legal), aspek struktur (legal actor) dan aspek budaya

I. PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan perundang-undangan. Sebagai suatu kenyataan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIV/2016 Frasa mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya dalam UU ITE

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 76/PUU-XV/2017

PENCEMARAN NAMA BAIK:

I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Perkembangan Teknlogi Informatika (telematika) ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;

1. BAB I PENDAHULUAN

P U T U S A N. Nomor : 296/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

No. Aturan Bunyi Pasal Catatan 1. Pasal 156 KUHPidana

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015

Pelanggaran Kode Etik Dalam Dunia Informatika Universitas Mercubuana Yogyakarta

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013

Transkripsi:

PENGGUNAAN BAHASA DALAM MEDIA SOSIAL SUATU TINJAUAN LINGUISTIK FORENSIK: STUDI KASUS PENGGUNAAN BAHASA DALAM TWITTER Sriyanto Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Dampaknya Medsos Medsos Positif Negatif Kom.mudah dan murah. Kom. berdampak hukum.

Dampak Negatif Negatif Individu Kolektif Tidak berdampak sosial. Berdampak sosial.

1. Mendeskripsikan pengunaan bahasa dalam medsos yang dapat dikategorikan sebagai penistaan atau pencemaran nama baik. 2. Mendeskripsikan penggunaan bahasa dalam medsos yang dapat dikategorikan fitnah. 3. Mendeskripsikan penggunaan bahasa dalam medsos yang dapat dikategorikan sebagai penghinaan ringan. 4. Mendeskripsikan penggunaan bahasa dalam medsos tidak dapat dikategorikan sebagai penghinaan atau pernyataan netral.

1. Linguistik forensik didefinisikan sebagai penerapan ilmu linguistik dalam suatu ranah sosial khusus, yakni ranah hukum. (Khatimah, 2016) 2. Linguistik forensik adalah kajian bahasa yang difokuskan pada semua permasalahan bahasa dalam bidang hukum. (Subyantoro, 2017)

Ilmu Linguistik Ilmu Hukum

1. Bahasa dokumen legal. 2. Bahasa polisi dan penegak hukum. 3. Wawancara (interview) dengan anak-anak dan saksi-saksi yang rentan dalam sistem hukum. 4. Interaksi dalam ruang sidang. 5. Bukti-bukti linguistik dan kesaksian ahli dalam persidangan. 6. Kepengarangan dan plagiarisme. 7. Fonetik forensik dan identifikasi penutur. (Coulthard dan Johnson dalam Khatimah, 2016)

1. Fonologi 2. Morfogi 3. Sintaksis 4. Semantik

1. Makna Leksikal 2. Makna Gramatikal 3. Makna Kontekstual 4. Makna Idiomatikal 5. Makna Konotasi

1. Menista atau mencemarkan nama baik (Pasal 310, Ayat 1, KUHP/Pasal 27, Ayat 3, UU ITE). 2. Menghina dengan tulisan (Pasal 310, ayat 2 KUHP/Pasal 27, Ayat 3, UU ITE). 3. Memfitnah (Pasal 311 KUHP/Pasal 27, Ayat 3, UU ITE). 4. Penghinaan ringan (Pasal 315 KUHP/Pasal 27, Ayat UU ITE). 5. Mengadu secara memfitnah (Pasal 317, Ayat 3, KUHP/Pasal 27 UU ITE). 6. Menuduh secara memfitnah (Pasal 318 KUHP/ Pasal 27, Ayat 3, UU ITE).

1. Penafsiran menurut tata bahasa 4.Penafsiran menurut sosiologi 2. Penafsiran menurut sistem 3. Penafsiran menurut sejarah 5. Penafsiran secara autentik

1. Pernyataan lisan. 2. Mengandung tuduhan/kata yang keji. 3. Menjelekkan orang lain. 4. Arah pernyataannya jelas. 5. Sengaja disebarkan kepada berbagai pihak. 6. Pernyataan bersumber dari yang ersangkutan, bukan kata orang.

1. Pernyataan tertulis. 2. Mengandung tuduhan/kata yang keji. 3. Menjelekkan orang lain. 4. Arah pernyataannya jelas. 5. Sengaja disebarkan kepada berbagai pihak. 6. Pernyataan bersumber dari yang bersangkutan, bukan kata orang.

1. Pernyataan lisan/tulis. 2. Mengandung tuduhan. 3. Menjelekkan orang lain. 4. Arah tuduhannya jelas. 5. Sengaja disebarkan kepada berbagai pihak. 6. Tuduhan bersumber dari yang bersangkutan, bukan kata orang. 7. Tidak sesuai dengan kenyataan.

1. Pernyataan lisan/tulis. 2. Mengandung kata-kata yang keji. 3. Menjelekkan orang lain. 4. Sasarannya jelas. 5. Sengaja disebarkan kepada berbagai pihak. 6. Pernyataan itu bersumber dari yang bersangkutan, bukan kata orang.

1. Tidak ada tuduhan. 2. Tidak ada kata-kata yang tergolong keji. 3. Tidak ada fitnah.

Contoh: Ulama yg mana yg ente maksud...si rizieq itu bukan ulama tp dajall (23 Januari 2017). 1. Secara konotasi Dajal berarti orang yang buruk kelakuannya atau penipu atau pembohong (KBBI, 2017: 287). 2. Menyebut seseorang sebagai Dajal merupakan tuduhan.

1) Dalam pernyataan tersebut terdapat tuduhan, yaitu tuduhan sebagai Dajal. 2) Pernyataan itu menjelekkan orang lain karena seeorang dikatakan sebagai Dajal atau orang yang buruk kelakuannya atau penipu atau pembohong. 3) Sasaran tuduhannya disebut dengan jelas dalam pernyataan itu. 4) Tuduhan itu disebarkan kepada masyarakat luas (pengguna medsos). 5) Pembuat pernyataan itu adalah pemilik akun yang bersangkutan. (Memenuhi syarat)

Contoh: Ahok itu korupsinya banyak woi!! Sumber waras, taman bmw, bus transjkt, dulu jokowi dan ahok wktu msih gub.bilang warga bukit duri akan digeser, ehh th 2016 malah digurur, pdhal janjinya digeser!!!jujur ya?! ( 3 Mei 2017) 1. Pernyataan yang berbunyi Ahok itu korupsinya banyak woi! Merupakan tuduhan. 2. Pernyataan yang menyatakan ingkar janji juga merupakan tuduhan.

1) Dalam pernyataan tersebut terdapat tuduhan, yaitu tuduhan korupsi dan ingkar janji. 2) Pernyataan itu menjelekkan orang lain karena menyebut orang sebagai koruptor dan ingkar janji. 3) Sasaran tuduhannya disebut dengan jelas dalam pernyataan itu. 4) Tuduhan itu disebarkan kepada masyarakat luas (pengguna medsos). 5) Pembuat pernyataan itu adalah pemilik akun yang bersangkutan. (Memenuhi syarat jika pernyataan itu tidak sesuai dengan kenyataan)

(1) Namanya juga lonte. (2) Jangankan 3 akun di twitter dia bisa bikin sampe 1000 akun. (3) akun pertama utk kehidupan normal dia, akun kedua untuk kehidupan nge-lonte dia, akun ke-3 utk selingkuhan, akun ke-4 utk langganan esek anggota dewan dan seterusnya (4 Oktober 2017). 1. Kata lonte berarti perempuan jalang, wanita tunasusila, pelacur, sundal, jobang, cabo, atau munci (KBBI, 2017: 1005). 2. Pernyataan terhadap seseorang dengan kata-kata seperti ngelonte, selingkuhan, langganan esek merupakan perkataan yang keji. 3. Penghinaan ringan tidak memerlukan pembuktian. 4. Berdasarkan konteksnya dapat diketahui siapa yang dituju. (Memenuhi syarat.)

Ha..ha..bingung aq kalo baca komentar mbok yaho komentar yg positif memberi ilmu buat wong deso seperti saya yg bodoh ini..(2) pakailah pikiran yg jernih adem menetramkan bukan malah saling.menvonis (3) dibalik itu semua pasti pak jk punya niat yg baik..(4) wong beliau wakil.presiden koq..(5) tokoh besar punya ahlak yg baik pastinya..(6) kita doakan saja smog aksi bsok berakhir damai..(7) Gitu ae koq repot (3 Mei 2017). 1. Tidak ada kata-kata yang dapat dikategprikan sebagai tuduha atau kata-kata yang keji. 2. Pernyataan itu tidak dapat dikategorikan sebagai pernyatan yang dapat dikenai sanksi hukum.

TERIMA KASIH KBI XI: Jakarta, 28--31 Oktober 2018