digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antar manusia. Di samping itu, menurut pendapat Martinet (dalam Sarwiji, 2008: 57) bahasa juga berguna sebagai penunjang atau alat berpikir; sarana pengungkapan atau ekspresi diri; dan juga memiliki fungsi estetika. Fungsi yang terakhir ini berbaur erat dengan fungsi komunikasi dan fungsi ekspresi. Bahasa dan masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk menunjang keperluan manusia dalam segala aspek kehidupan. Hal ini menjadikan berbahasa merupakan aktivitas sosial masyarakat. Bahasa menjadi alat efektif untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, seseorang mampu memainkan peranan penting dalam mengekspresikan apa yang mereka inginkan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya. Realisasi penggunaan bahasa dalam masyarakat terlihat jelas dalam pemanfaatan media komunikasi. Penggunaan media massa, baik media elektronik maupun media cetak dipandang sebagai sarana informasi sekaligus sebagai sarana menyampaikan aspirasi dan opini masyarakat. Adapun salah satu bentuk media massa yang mampu menyebarkan informasi atau pesan kepada masyarakat luas secara serempak adalah televisi. 1
digilib.uns.ac.id 2 Televisi merupakan salah satu media komunikasi yang penting bagi masyarakat. Televisi sekarang bukan hanya menjadi barang mewah melainkan sudah menjadi kebutuhan primer. Televisi bukan hanya sebagai media informasi, motivasi, diskusi, ataupun pendidikan, melainkan sebagai hiburan dalam keluarga setelah memenuhi rutinitas sehari-hari. Apa pun tujuannya, setiap stasiun televisi berusaha menyajikan aneka ragam acara yang dapat dilihat, didengar, dan mampu memikat hati masyarakat yang melihatnya. Oleh karena itu, penyampaian informasi melalui media televisi relatif akan lebih mudah dan lebih cepat tersebar kepada masyarakat jika dibandingkan dengan media massa yang lainnya. Beragam acara hiburan di televisi yang menarik perhatian masyarakat, yakni acara humor atau komedi. Menurut Wuri (1992:69), humor termasuk salah satu sarana komunikasi, seperti menyampaikan informasi, menyatakan rasa senang, marah, jengkel, dan simpati. Humor atau komedi merupakan salah satu program acara di televisi yang paling cepat diminati masyarakat karena memiliki nilai hiburan dan informasi di samping memiliki daya tarik untuk ditonton oleh berbagai lapisan golongan masyarakat. Di dalam sebuah tuturan yang harmonis, peserta tutur dituntut untuk mematuhi prinsip kesantunan, tetapi tuturan yang terdapat dalam humor sering melanggar prinsip kesantunan. Pelanggaran itu bertujuan untuk menciptakan sebuah kelucuan sehingga respon tertawa atau tersenyum simpul diperoleh dari penikmat humor. Selain pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan, tuturan dalam acara humor terdapat implikatur percakapan. Munculnya implikatur ini dimanfaatkan oleh pencipta humor untuk menimbulkan efek lucu. Melalui
digilib.uns.ac.id 3 implikatur percakapan, humor berhasil membangun sebuah kelucuan yang dapat memberikan respon tertawa atau tersenyum bagi para penikmatnya. Tayangan humor atau komedi biasanya disajikan dalam bentuk pementasan di atas panggung dengan melibatkan beberapa pemain. Seiring dengan perkembangan, konsep penyajian tayangan komedi pun mengalami perubahan. Salah satu acara komedi yang tayang dengan konsep berbeda adalah komedi Yuk Keep Smile (selanjutnya di singkat menjadi YKS). Tayangan ini memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan tayangan komedi lainnya sehingga banyak diminati penonton. Ciri khas goyang caisar menjadi daya tarik yang mampu memikat masyarakat untuk menyaksikannya. Keistimewaan tayangan YKS tidak terlepas dari kemungkinan adanya prinsip kesantunan, baik yang mematuhi maupun melanggar sehingga menimbulkan adanya implikatur. YKS adalah acara televisi sketsa komedi, kuis interaktif, musik, dan game show yang ditayangkan oleh stasiun televisi Trans TV. Acara ini ditayangkan pertama kali pada tanggal 31 Agustus 2013 dan tayang secara langsung mulai pada 30 September 2013. YKS berhasil menjadi tayangan hiburan paling favorit bagi masyarakat. Salah satu bukti suksesnya YKS adalah tingginya rating pada acara tersebut (https://www.facebook.com/yukkitasukai). Acara ini merupakan kelanjutan acara Yuk Kita Sahur, yang sebelumnya ditayangkan sebagai acara sahur pada bulan Ramadhan 2013. Format acara ini adalah pertunjukan musik langsung, komedi situasi, kuis interaktif, talkshow, dan game show, yang dipandu dan diisi oleh artis-artis, dengan menghadirkan bintang tamu yang berbeda setiap harinya. YKS Tayang setiap hari pada pukul 19.30 sampai 23.30, acara ini terkenal
digilib.uns.ac.id 4 dengan tarian atau goyangan yang dikenal dengan "Joget Caisar atau Caesar" yang diiringi beberapa musik atau lagu. YKS bisa menjadi hiburan untuk menyegarkan pikiran pemirsa setelah melakukan berbagai kesibukan. Humor yang ada dalam YKS merupakan komedi yang unik karena dalam penyajiannya tidak hanya terpaku pada sebuah cerita di atas panggung, tetapi juga ada bermacam-macam jenis permainan. YKS yang tenar karena identik dengan hiburan goyang caisar menjadi salah satu keunikan sehingga menarik banyak penikmatnya. Tidak hanya penampilan Caisar dengan goyangan khasnya, pada bagian-bagian lain (seperti: musik, game, dan kuis interaktif) tetap dapat mengundang tawa penonton, tetapi konsepnya tidak terlepas dari humor. Berdasarkan uraian di atas, acara humor YKS ini selanjutnya akan dikaji melalui pendekatan pragmatik. Hal ini disebabkan tuturan para pengisi acara pada tayangan humor memiliki unsur prinsip kesantunan, baik yang mematuhi maupun yang melanggar. Di samping prinsip kesantunan, implikatur percakapan dalam acara YKS juga muncul seiring dengan tuturan yang diucapkan oleh pengisi acara. Adanya pematuhan prinsip kesantunan merupakan aspek penting agar tuturan yang disampaikan tidak menyakiti hati atau perasaan mitra tuturnya. Dalam sesi acara yang bertema perbincangan dengan bintang tamu, pengisi acara berusaha memaksimalkan tingkat kesantunan berbahasanya. Hal tersebut memang jarang terjadi, namun dapat menjadi catatan yang penting bahwa tidak seluruh tuturan dalam suatu acara humor itu merupakan pelanggaran kesantunan. Dalam pragmatik terdapat banyak teori mengenai kesantunan yang dapat digunakan untuk menganalisis tuturan. commit Di to antara user banyak pakar yang membahas
digilib.uns.ac.id 5 kesantunan berbahasa yang banyak disebut-sebut di kalangan peminat pragmatik adalah Brown dan Levinson (1978), Leech (1983), dan seperti yang banyak dicatat Thomas (1995), Spencer-Oatey (1992) (Asim Gunarwan, 2007:53). Teori kesantunan berbahasa menurut Brown dan Levinson berkisar atas nosi muka (face). Muka dalam pengertian kiasan ini dikatakan terdiri atas dua wujud, yaitu muka positif dan muka negatif. Muka positif mengacu pada citra diri setiap orang yang berkeinginan agar apa yang dilakukannya, apa yang dimilikinya diakui orang lain sebagai suatu hal yang baik dan patut dihargai. Muka negatif mengacu pada citra diri setiap orang yang berkeinginan agar ia dapat dihargai dengan jalan membiarkannya bebas melakukan tindakannya. Muka itu rawan terhadap ancaman yang timbul dari tindak tutur tertentu sehingga Brown Levinson menyebutnya dengan face threatening act (FTA) yang menyebabkan penutur memilih strategi dengan mempertimbangkan situasi atau peristiwa tuturnya (Asim Gunarwan, 2007:80). Teori kesantunan Leech (1983) mengemukakan teorinya berdasarkan Prinsip Kesantunan (Potieness Principle), yang dijabarkan menjadi maksimmaksim (1) Kearifan, (2) Kedermawanan, (3) Pujian, (4) Kerendahan Hati, (5) Kesepakatan, dan (6) Simpati. Berbeda dengan linguis lain, di dalam hal ini Leech tidak menggunakan istilah penutur (speaker) dan pendengar (herer), tetapi menggunakan istilah diri (self) dan pihak lain (other). Diri mengacu pada penutur; pihak lain mengacu ke pendengar dan juga ke orang lain, baik yang berada di situas tutur maupun yang tidak. Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa teori kesantunan berbahasa model Leech memiliki kelebihan daripada model Brown Levinson. Dengan model Brown Levinson hanya dapat menerangkan kesantunan
digilib.uns.ac.id 6 berbahasa dalam interaksi bersemuka saja sedangkan dengan menggunakan model Leech dapat menerangkan kesantunan berbahasa dalam situasi yang lain. Prinsip kesantunan Leech yang akan digunakan dalam menguraikan pokok permasalahan penelitian ini. Teori ini dianggap paling tepat karena paling lengkap, mapan dan relatif komprehensif seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Prinsip kesantunan itu menjelaskan bagaimana bertutur secara santun dengan membagi menjadi enam maksim, yakni maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Dari keenam maksim tersebut akan dipaparkan bentuk pematuhan dan pelanggaran yang terjadi dalam acara humor YKS. Di antara pematuhan dan pelanggaran, tuturan pada acara humor memang lebih cenderung melanggar prinsip kesantunan dengan tujuan menciptakan kelucuan bagi penonton. Adapun hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengacaukan harapan mitra tutur sehingga tercipta suasana humor dalam sebuah percakapan dan membangkitkan perasaan senang bagi pemirsanya. Berikut ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran prinsip kesantunan yang dilakukan oleh pengisi acara untuk menciptakan kelucuan bagi penonton: (1) Konteks tuturan : Saat Deni berbincang dengan salah satu peserta gayaku sesukaku, yang menggunakan kostum berkonsep dua kepribadian manusia (pria dan wanita). Disela-sela perbincangan tersebut, Wendi melakukan pelanggaran prinsip kesantunan yakni maksim pujian. Bentuk tuturan : Deni : Ni apa ni konsepnya apa? Peserta : ee, Hudson. Deni : Hudson? Oo..separuh separuh. Ini baju cowok, balik baju cewek. Wendi : Bener, berarti ini kalo ini mbak ini yang milih pasti olga. Deni : Kenapa? Wendi : Ya kan sebelah cewek sebelah cowok dia. (128/YKS/19JANUARI2014/PMP)
digilib.uns.ac.id 7 Bentuk percakapan di atas merupakan pelanggaran prinsip kesantunan pada maksim pujian. Maksim pujian diungkapkan dengan tujuan mengarahkan peserta tutur untuk (a) mengencam orang lain sedikit mungkin, dan (b) memuji orang lain sebanyak mungkin. Sama halnya dengan contoh di atas, Wendi menghina Olga dengan mengatakan bahwa Ya kan sebelah cewek sebelah cowok dia. Tuturan di atas merupakan tindak tutur ekspresif menghina. Wendi tidak memuji Olga malah berkata sebaliknya, mengecam bahwa Olga itu bukan laki-laki tulen, melainkan setengah perempuan dan setengahnya lagi laki-laki. Adanya pelanggaran maksim pujian ini semata-mata diciptakan oleh Wendi karena ingin membuat kelucuan bagi penonton. Berdasarkan permasalahan itu, yang akhirnya mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan bentuk pematuhan, pelanggaran prinsip kesantunan dan implikatur percakapan yang dimanfaatkan dalam membangun percakapan pada sebuah pada acara humor Yuk Keep Smile. Sehubungan dengan hal itu, penulis memberi judul penelitian ini, yaitu Kesantunan dan Implikatur Percakapan dalam Acara Yuk Keep Smile di Trans TV (Suatu Kajian Pragmatik). B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah perlu dilakukan dalam sebuah penelitian. Pembatasan masalah dimaksudkan agar penelitian lebih terarah dan mempermudah peneliti untuk menentukan data yang diperlukan, sehingga dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, maka ruang lingkup penelitian ini penulis fokuskan pada masalah prinsip kesantunan (meliputi pematuhan dan pelanggaran) dan commit implikatur to user percakapan yang digunakan sebagai
digilib.uns.ac.id 8 sarana hiburan sehingga memunculkan kelucuan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk pematuhan prinsip kesantunan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV? 2. Bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV? 3. Bagaimanakah bentuk implikatur percakapan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian bersifat keilmuan jelas berkaitan dengan perumusan masalah yang merupakan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi, terdapat benang merah yang jelas antara perumusan masalah dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian harus memuat secara eksplisit tentang hal-hal yang akan dicapai sebagaimana yang telah dirumuskan di dalam rumusan masalah (Subroto, 2007: 98), untuk itu tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan bentuk pematuhan prinsip kesantunan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV 2. Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV 3. Mendeskripsikan bentuk implikatur percakapan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV.
digilib.uns.ac.id 9 E. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian pada hakikatnya untuk mendapatkan suatu manfaat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis maupun manfaat praktis sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam perkembangan studi di bidang pragmatik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai kajian pragmatik, khususnya dalam prinsip kesantunan (pematuhan dan pelanggaran) dan implikatur percakapan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan memperkaya wawasan tentang ilmu pragmatik serta mengetahui hal-hal yang terungkap tuturan yang dalam pada acara Yuk Keep Smile di Trans TV. Serta dapat memberikan informasi bahwa menggunakan tuturan yang mematuhi dan melanggar prinsip kesantunan untuk menyampaikan maksud tertentu sehingga akan lebih menarik untuk disimak, khususnya tentang prinsip kesantunan (pematuhan dan pelanggaran) dan implikatur percakapan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan digunakan untuk mempermudah penguraian masalah dalam suatu penelitian agar cara kerja penelitian bisa lebih terarah dan
digilib.uns.ac.id 10 jelas. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini tersusun atas lima bab. Kelima bab tersebut ialah sebagai berikut. Bab pertama pendahuluan. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua kajian pustaka dan kerangka berpikir. Bab ini terdiri atas kajian pustaka, landasan teori, dan kerangka berpikir. Kajian pustaka merupakan tinjauan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis dengan penelitian yang akan dikaji. Landasan teori berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk mengkaji dan memahami permasalahan yang diteliti. Kerangka berpikir berisi gambaran secara jelas kerangka yang digunakan penulis untuk mengkaji dan memahami permasalahan yang diteliti. Bab ketiga metode penelitian. Bab ini berisi gambaran proses penelitian yang terdiri atas jenis penelitian dan pendekatan, sumber data dan data, metode pengumpulan data, klasifikasi data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil analisis data. Bab keempat analisis data. Bab ini merupakan inti dari penelitian yang berisikan analisis data yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Bab ini terdiri dari analisis dari percakapan yang mengandung pematuhan maupun pelanggaran prinsip kesantunan serta implikatur dalam acara YKS. Bab kelima penutup. Bab ini berisi simpulan dan saran atas hasil penelitian ini.