CI percaya bahwa masyarakat madani yang sejahtera, yang mampu meningkatkan



dokumen-dokumen yang mirip
Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

STRATEGI MEMAJUKAN PERAN & KEBERLANJUTAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI INDONESIA 1

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev.

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

DANA INVESTASI IKLIM

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN

Kebijakan Manajemen Risiko

3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN

Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Perubahan ini telah memberikan alat kepada publik untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan ekonomi. Kemampuan untuk mengambil keuntungan dari

BAB II PERENCANAAN KINERJA

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PARADIGMA APARATUR PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN (Studi Kasus: Kota Semarang) TUGAS AKHIR

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Deklarasi Dhaka tentang

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Materi ke 2

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

REVITALISASI KEHUTANAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

Inisiatif Accountability Framework

KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Pendahuluan CI percaya bahwa masyarakat madani yang sejahtera, yang mampu meningkatkan hubungan dan kesetaraan sosial dan memperbaiki kehidupan manusia, memerlukan integritas, fleksibilitas dan produktifitas ekosistem alam dan keanekaragaman hayatinya. Untuk mewujudkan masyarakat madani sejahtera ini, diperlukan penguatan dan peningkatan tiga dimensi berikut yang saling menyokong dan tergantung satu sama lain: sumber daya alam kritis, pemerintahan efektif dan proses produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan di tingkat dunia oleh Komisi Brundtland dalam sebuah dokumen Our Common Future Report of the World Commision on Environment and Development (1987) atau Masa Depan Kita Laporan Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan. Dalam laporan tersebut ditegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengganggu kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kelompok Pemerhati Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011) berpendapat bahwa salah satu kendala dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan selama dua dekade terakhir adalah kecenderungan pelaksanaan program berbasis lingkungan masyarakat, situasi ekonomi dan lingkungan yang saling terpisah satu sama lain. Pendekatan global dalam merespon ketiga pilar dari pembangunan berkelanjutan tersebut cenderung menjadikannya terpisah satu sama lain, bukan menjadikan ketiganya terintegrasi. Saat ini, pendekatan yang dilakukan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, yang menekankan bahwa yang penting adalah bukan hubungan aritmetika diantara ketiga pilar (ditambahkan atau dikurangi) namun hubungan aljabar (bagaimana variabel-variabel saling berhubungan dan memberikan pengaruh satu sama lain untuk bersinergi dalam membentuk sebuah persamaan pembangunan berkelanjutan).

Inti program dari CI mendukung terciptanya masyarakat sehat dan berkelanjutan berbeda dari program-program serupa lainnya yang bertujuan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk mencapai sebuah masyarakat sehat dan berkelanjutan diperlukan penguatan dan peningkatan tiga dimensi berikut: perlindungan lingkungan, pembangunan sosial, dan pembangunan ekonomi. Namun demikian, dalam sebagian besar konsep pembangunan berkelanjutan, lingkungan dilihat sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan manusia. Pondasi Lingkungan Masyarakat Sehat dan Berkelanjutan (HSS) yang dimiliki oleh CI tidak sejalan dengan konsep tersebut, dimana pondasi CI menempatkan sumber daya alam di titik pusat dari semua upaya pembangunan berkelanjutan. INOVASI Inovasi adalah aplikasi solusi yang lebih baik yang mampu memenuhi kebutuhan baru, kebutuhan yang tidak dapat diartikulasikan, atau kebutuhan pasar saat ini. Inovasi hanya akan tercapai melalui produk-produk, proses, pelayanan jasa, teknologi atau ide-ide yang siap bersaing dan digunakan untuk pasar, pemerintah dan lingkungan masyarakat. Istilah inovasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang asli dan pada akhirnya memiliki nilai baru yang mampu menembus pasar dan lingkungan masyarakat. Beberapa orang mengasosiasikannya dengan fenomena baru yang dianggap sangat penting dalam beberapa konteks tertentu. Penggabungan dari kedua pandangan tersebut memunculkan definisi inovasi sebagai sesuatu yang asli, baru dan penting dalam bidang apapun yang mampu menembus (atau memperoleh nilai kepopulerannya dalam) sebuah pasar atau lingkungan masyarakat. [1] Meskipun sesuatu yang beda seringkali dianggap sebagai sebuah inovasi, namun dalam bidang ilmu ekonomi, ilmu pengetahuan manajemen dan bidang praktis dan analisis lainnya ini umumnya dianggap sebagai sebuah proses yang menggabungkan beragam ide yang beda yang mampu memberikan pengaruh pada lingkungan masyarakat.

Inovasi berbeda dengan invention (penemuan) yaitu inovasi mengacu pada penggunaan ide atau metode yang lebih baik yang pada akhirnya menjadikan metode atau ide tersebut bersifat beda, sementara penemuan lebih diarahkan pada pembentukan idea tau metode itu sendiri. Inovasi berbeda juga dengan improvement (perbaikan) yaitu inovasi bermakna konsep melakukan sesuatu yang beda bukan melakukan hal yang sama secara lebih baik. Innovation. Perubahan sosial transformatif diartikan sebagai proses strategis, praktis dan filosofis yang ditujukan untuk memberikan perubahan terhadap lingkungan masyarakat. Salah satu contoh dari perubahan sosial transformatif ini adalah transformasi sosial. Transformasi sosial diartikan sebagai sebuah pendekatan sistem yang diaplikasikan pada perubahan sosial skala luas dan upaya-upaya peradilan sosial untuk menganalisis perubahan revolusioner politis, budaya sosial dan ekonomi sosial. Dalam upaya mengintegrasikan dan mempolitisasi pembangunan individu dan pembangunan sosial sebagai pendekatan komprehensif menuju perubahan sosial dalam berbagai tingkatan, untuk mengatasi beragam isu dengan metode holistik dan tanpa kekerasan, maka transformasi sosial dapat diklasifikasikan sebagai pergerakan sosial baru. Transformasi sosial ini tidak difokuskan pada merespon beragam isu yang beredar di lingkungan masyarakat, namun pada upaya untuk memberikan pengaruh pada pergerakan sosial tersebut dan kegiatan yang ada didalamnya. Namun demikian, dengan memperhatikan pemisahan dan pembebasan dari sistem-sistem yang sifatnya menekan dan merugikan termasuk di dalamnya merugikan perekonomian, sebagai inti dari tujuan akhir transformasi sosial tersebut, maka transformasi sosial ini bertentangan dengan berbagai macam definisi yang meninggikan derajat pergerakan sosial baru. Sebagai pendekatan komprehensif terhadap perubahan sosial yang berkembang, transformasi sosial membedakan eksistensinya dari perubahan sosial konvensional biasa, keadilan sosial dan praktik-praktik keorganisasian lainnya melalui pemberian penekanan pada perubahan yang sifatnya

individual, kelembagaan, dan sistemik sosial yang tidak dapat dilakukan, atau lebih dikenal dengan istilah perubahan mendalam. Definisi dan Komponen Pondasi penting dalam mendefinisikan perubahan sosial transformatif adalah bahwa akhir dari sebuah keadilan tidak dapat pernah diartikan sebagai munculnya ketidakadilan, bahkan ketika ketidakadilan tersebut memiliki posisi dan pengertian yang sama dengan kerangka pergerakan untuk pencarian kebebasan ( Perubahan vs Transformasi oleh Angel Kyodo Williams). Dia lebih jauh menjelaskan karena penderitaan tidak dapat dihilangkan melalui proses mendukung penderitaan tersebut : ini merupakan kondisi yang mendasari bahwa para aktivis dan pencari keadilan sosial perlu menyederhanakan kondisi-kondisi yang dapat diubah dalam lingkungan masyarakat. Pandangan ini seiring dengan kata-kata bijak seringkali dijadikan acuan namun tidak dilontarkan oleh Gandhi, Anda harus menjadi sebuah perubahan yang ingin Anda lihat di dunia ini. [3][4] Dengan tujuan untuk mencari definisi proses lahirnya dan berkembangnya kegiatan perubahan transformasi sosial, sebuah proses yang diprakarsai oleh Dewan Pergerakan Rakyat (People s Movement Assembly) diselenggarakan di Forum Sosial Amerika Serikat Tahun 2010 (the 2010 US Social Forum) di Detroit, MI yang didalamnya disepakati kerangka mendasar untuk mendefinsikan transformasi melalui resolusi seperti yang tertuang di bawah ini: ~Transformasi, yang dapat diaplikasikan pada perubahan sosial, merupakan sebuah proses yang dengan proses tersebut jati diri manusia secara individu ataupun kolektif diubah secara mendasar sehingga membawa perubahan-perubahan berikut: Identitas (cara memahami/berpikir/melakukan refleksi terhadap dirinya sendiri dan lingkungan), Emosi (beragam perasaan dan reaksi),

Penjelmaan (hubungan dan keterhubungan dengan seluruh tubuh dan bagaimana kita berpenampilan) Aksi (sikap, respon terpola) Kreatifitas (kapasitas untuk merespon sesuatu dan kemampuan untuk mengakses sumber daya) dan Paradigma (perspektif holistik dan model operasional kegiatan) Kemudian, cara kerja transformasi memerlukan komponen-komponen berikut: Kesadaran akan pengondisian yang sudah ajeg, kebiasaan dan reaksi dalam pengalaman pergerakan organisasi dan individual. Penghargaan terhadap identitas-identitas lama dan kejadian-kejadian masa lalu ketika identitas dan kejadian tersebut hampir terlupakan termakan jaman dan pemahaman terhadap pengalaman krisis, kegagalan, hal yang tak terselesaikan, atau hal yang tak dipahami sebagai katalis penting yang mampu mengantarkan manusia kepada identitas dan kejadian yang baru. Orang-orang dan entitas-entitas dapat dan harus didukung sepenuhnya dalam periode ini. Sebuah wadah di tingkatan pergerakan perorangan dan organisasi; berbagai praktik atau kegiatan yang mendukung sebuah proses dan komitmen untuk melakukan mentoring terhadap orang-orang supaya mereka menguasai keterampilan-keterampilan dan prosesproses tertentu. Hubungan yang berkelanjutan dengan seluruh jaringan kehidupan. ~ Transformasi dapat dan terdiri dari praktik-praktik, modalitas dan jalur multidisipliner, namun secara keseluruhan transformasi ini bermuara pada satu titik pusat praktik yang konsisten dan tegas yang mampu membatalkan pengondisian. Praktik ini mampu memberikan pengaruh pada perubahan yang sifatnya sistemik, baik secara internal ataupun

eksternal. Kami mendefinisikan spectrum modalitas yang sangat beragam sebagai praktik transformative. ~ Transformasi terjadi pada waktu tertentu dan sifatnya tidak dapat dibatalkan. Kami melihat proses-proses transformasi, yang berbeda dari perubahan, cenderung mengarah pada sesuatu yang tidak dapat dibatalkan/dibalikan. ~ Dalam proses transformasi, satu identitas akan hilang dan memudar dan identitas lainnya yang terbarukan secara radikal akan muncul. Identitas baru ini sifatnya terintegrasi, dan lebih memiliki sumber daya dan nilai keterhubungan. Transformasi ini terlihat jelas dari kehadiran Anda, aksi Anda, dan kapasitas Anda yang meningkat dalam memberikan respon yang didasarkan pada visi bukan reaksi. Proses ini pada akhirnya akan berulang secara sendirinya dan akan terus berkembang melalui kemitraan yang berkelanjutan dalam proses-proses dan praktik-praktik transformatif. Bentuk lama meredup kembali dan pola baru muncul lagi. ~ Metode-metode serta filosofi transformasi harus dimasukan ke dalam analisis penindasan eksplisit. ~ Kami paham bahwa transformasi berdasar dari pelajaran dan sejarah masa lalu, dan transformasi ini akan memasuki fase keterhubungan baru yang memungkinkan kami untuk terus maju. Hasil yang dicari[edit] ~Transformasi yang teraplikasi akan menghasilkan hal-hal berikut: Kesadaran, kejelasan dan kenyamanan terhadap pengalaman transformasi itu sendiri; Peningkatan dalam cara memahami, berpikir dan mengakses kreatifitas; Perbaikan karakter yang sifatnya mudah untuk dipahami, dirasakan dan dialami oleh orang lain; Kemampuan yang meningkat dalam memberikan respon yang didasari oleh logika dan empati bukan oleh ego dan kepentingan sendiri;

Kapasitas yang meningkat (dengan diikuti praktik pelaksanaannya) dalam hal eksistensi diri, otentisitas, dan kemandirian satu sama lain. Apa yang dimaksud dengan Critical Natural Capital (CNC) atau Sumber Daya Alam Kritis? CI telah mengadopsi CNC sebagai salah satu dari tiga dimensi dari pembentukan Masyarakat Madani Sejahtera. Definisi CNC akan dijelaskan di bagian selanjutnya termasuk rujukan untuk CNC yang tertuang dalam dokumen strategi CI yang dalam paparan ini menggunakan istilah Tindakan CI. Definisi CNC terdiri dari keanekaragaman hayati dan ekosistem yang tanpanya kita tidak mungkin dapat mencapai masyarakat madani sejahtera. Konsep ini erat kaitannya dengan nilai-nilai ekosistem khusus yang keberadaannya tergantung pada konteks-konteks tertentu seperti contohnya ketergantungan mannusia dan kemampuan manusia untuk menggantikan kembali nilai ekosistem tersebut. *Definisi di atas diajukan oleh Moore Center for Science and Oceans di CI Tindakan CI Prioritas kami pertama adalah membantu masyarakat atas keberlangsungan sumber daya alam kritis ini melalui mekanisme-mekanisme formal dan informal seperti wilayah terlindungi, daerah konservasi masyarakat adat, konsesi konservasi dan strategi-strategi lainnya. Kami menggunakan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dalam menilai, menghitung, dan mengukur keberadaan sumber daya alami kritis ini. Kami membantu mendesain, mengimplementasikan, dan memperbaiki manajemen daerah yang dilindungi, keberagaman biota 10 koridor, penggambaran laut dan penggambaran samudera. Kami juga membantu merestorasi daerah-daerah yang rusak, meskipun pada kenyataannya restorasi ini lebih mahal dari menjaga daerah-daerah alami (diambil dari dokumen strategi CI).

Bagaimana Cara Mengukur Sumber Daya Alam Kritis (CNC)? Kerusakan sumber daya alam kritis di satu daerah tertentu secara keseluruhan dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah keanekaragaman hayati dan ekosistem (atau dikenal juga dengan istilah Fitur) yang mewakili aspek-aspek penting dari kerusakan tersebut. Fitur adalah unit yang memiliki karakteristik fisik alami yang khas seperti spesies endemik, stok karbon atau daerah aliran air. Proses identifikasi, pemetaan dan penghitungan (penjumlahan) semua fitur yang terdapat di satu area tertentu menjadi dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai prioritas tindakan yang harus diambil dan mengawasi perubahanperubahan yang ada. Kontribusi CI dan mitra-mitranya dalam menjamin keberlangsungan CNC dilakukan dengan membandingkan jumlah seluruh CNC di tingkat nasional dan local (denominator) dengan aksi-aksi dan strategi-strategi yang dijalankan oleh CI yang ditujukan untuk menjamin keberlangsungan sumber daya alam yang ada (numerator) melalui proteksi, restorasi atau kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas daerah geografis tertentu. Apa yang Dimaksud dengan Tata Kelola yang Efektif? CI telah mengadopsi Tata Kelola Efektif sebagai dimensi kedua dari Strategi Masyarakat Madani Sejahtera. Tata Kelola yang efektif didefinisikan di bawah ini bersama dengan referensi-referensi Mendorong Pemerintahan yang Efektif di dokumen strategi (CI) kami di sini disebut sebagai Tindakan-tindakan CI. Definisi-definisi Tata Kelola adalah proses pengambilan keputusan dan proses di mana keputusan-keputusan dijalankan. Ini terdiri dari tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga di mana kewenangan dilaksanakan. Pemerintahan dapat direpresentasikan dalam bentuk pengambilan keputusan di organisasi-organisasi berbeda, yaitu struktur-struktur di sektor publik, sektor swasta dan

masyarakat sipil. Ini termasuk proses di mana organisasi-organisasi dipilih, dipantau dan diganti; kapasitas pemerintah untuk secara efektif merumuskan dan melaksanakan kebijakankebijakan yang sehat; dan rasa hormat dari para warga negara dan pemerintah untuk lembaga-lembaga yang mengurus interaksi ekonomi dan sosial di antara mereka (http://info.worldbank.org/governance/wgi/). Lembaga-lembaga mewakili aturan-aturan formal maumpun informal atau kebijakankebijakan yang dibuat untuk mengurus atau mengatur perilaku atau praktek-praktek individu atau kelompok dalam suatu negara, daerah atau sektor. Kualitas kelembagaan, misalnya, mewakili satu aspek pemerintahan. Lembaga-lembaga formal adalah mereka yang didukung oleh hukum, menggambarkan penegakan aturan-aturan oleh negara atau badan pengawas. Contoh-contohnya termasuk perjanjian-perjanjian internasional yang mengikat dan kebijakan-kebijakan perusahaan. Lembaga-lembaga informal, di sisi lain, yang dijunjung tinggi oleh kesepakatan bersama, atau dengan hubungan kekuasaan atau otoritas, dan aturanaturan demikian ditegakan dalam suatu komunitas atau organisasi. Contoh-contohnya termasuk tradisi-tradisi, adat istiadat dan norma-norma sosial. Apa Definisi Tata Kelola yang Baik? Tata Kelola yang baik adalah antara lain bersifat partisipatif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Termasuk juga efektif dan adil. Dan menegakkan aturan hukum. UNDP Pemerintahan yang baik meliputi peran otoritas-otoritas publik dalam membangun lingkungan dimana para penyelenggara ekonomi berfungsi dan dalam menentukan distribusi manfaat-manfaat serta hubungan antara pemerintah dan yang diperintah. OECD (www.oecd.org/dac/) Pemerintahan yang baik dicontohkan dengan pembuatan kebijakan yang dapat diprediksi, terbuka dan tercerahkan; suatu birokrasi yang dijiwai dengan etos profesional;

sebuah badan pemerintah eksekutif yang bertanggungjawab atas tindakan-tindakannya; dan masyarakat sipil yang kuat yang berpartisipasi dalam urusan-urusan publik; dan semua bertindak menurut aturan hukum. World Bank 1994: Governance: The World Bank s Experience. Aksi CI Kami mendorong pemerintahan yang efektif dalam banyak hal. Kami membantu mengembangkan dan meningkatkan keselarasan antar kebijakan- lintas sektoral dan transnasional, berbagai investasi, peralatan dan lembaga yang membuat konservasi sumber daya alam kritis berpusat pada agenda pembangunan. Kami membangun kapasitas untuk pemerintahan yang efektif di semua tingkat dan memberdayakan masyarakat untuk memainkan sebuah peran integral dalam pengambilan keputusan. Kami mendukung sebuah pendekatan berbasis hak-hak untuk meningkatkan akses yang adil pada sumber-sumber daya alam dan pembagian manfaat-manfaat sumber-sumber daya alam tersebut, serta untuk mewujudkan praktek-praktek pemerintahan yang partisipatif, transparan dan akuntabel. Pendekatan berbasis hak-hak kami menuntun semua orang untuk menghormati dan menegakan seperangkat prinsip hak asasi manusia dalam kebijakan konservasi dan praktek. Dalam lingkup pekerjaan kami, kami menghormati hak-hak asasi manusia; mempromosikan hak-hak asasi manusia dan kesejahteraan dalam program-program konservasi; melindungi kaum yang rentan; mendorong pemerintahan yang efektif; dan bekerja dalam kemitraan. Kami juga memperkuat baik kapasitas kami sendiri maupun para mitra untuk melaksanakan pendekatan-pendekatan ini dan standar-standar akuntabilitas yang tepat. (dari dokumen Strategi CI) Bagaimana Mengukur Tata Kelola yang Efektif? Pemerintahan yang efektif diukur melalui sejauh mana kesehatan, implementasi, dan penegakan kebijakan nasional dan sub-nasional yang dibuat untuk menilai, melindungi,

mengatur, mengurus dan secara berkelanjutan mengelola sumber daya alam dan memastikan bahwa ada akses yang adil pada sumber-sumber daya alam dan pembagian manfaat-manfaat sumber daya alam tersebut. Pemantauan kebijakan nasional dan sub-nasional difokuskan pada pelacakan pemerintahan pada dua tingkatan: 1. Kondisi kebijakan-kebijakan yang ada memberikan sebuah penilaian kebijakankebijakan dan lembaga-lembaga yang cepat dan menyeluruh terhadap kelestarian lingkungan dan bergantung pada perangkat data yang ada yang disusun oleh sumber-sumber sekunder. 2. Kontribusi investasi CI dan para mitra dalam efektifitas kebijakan, mengukur kebijakan-kebijakan yang relevan dengan inti program CI oleh sebuah agen perubahan nasional (NAC) dan melibatkan sebuah pemeriksaan rinci dari ruang lingkup kebijakan. Efektifitas kebijakan ditentukan oleh dua kriteria utama: sejauh mana implementasi & penegakan dan kesehatan kebijakan. Kapasitas dan sumber daya-sumber daya yang tersedia dari sektor publik dan organisasi-organisasi masyarakat sipil juga dinilai. Kontribusi CI terhadap perubahan-perubahan dalam ruang lingkup kebijakan diukur melalui sebuah penilaian kualitatif dari keterlibatan CI dalam tema-tema kebijakan khusus. Tren-tren dalam efektifitas kebijakan dinilai menggunakan sebuah kartu skor kualitatif yang diselesaikan secara tahunan. Berbagai sumber informasi, misalnya, dokumen-dokumen kebijakan, pengetahuan ahli, dan statistik-statistik nasional yang tersedia, digunakan untuk pelacakan skor dan memvalidasi penilaian-penilaian. Apakah yang Dimaksud dengan Produksi & Konsumsi Berkelanjutan? CI telah mengadopsi Produksi & Konsumsi Berkelanjutan sebagai dimensi ketiga dari Strategi Masyarakat Madani Sejahtera. Berikut adalah beberapa definisi Produksi & Konsumsi Berkelanjutan (PCS) serta referensi-referensi yang dibuat untuk Produksi &

Konsumsi Berkelanjutan di dokumen strategi kami (CI) di sini disebut sebagai Tindakantindakan CI. Definisi-definisi Produksi & Konsumsi Berkelanjutan berhubungan dengan proses penyediaan barangbarang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia tanpa mengorbankan lingkungan yang sudah terbebani. Dunia membutuhkan sebuah perubahan dalam hal bagaimana barang-barang dan jasa diproduksi dan dikonsumsi untuk menghindari memburuknya pembangunan dan degradasi lingkungan. UNEP-RONA "[Produksi dan konsumsi berkelanjutan adalah] penggunaan barang-barang dan jasa yang merespon kebutuhan-kebutuhan dasar dan membawa sebuah kualitas hidup yang lebih baik, dan meminimalkan penggunaan sumber daya-sumber daya alam, bahan-bahan beracun dan emisi-emisi limbah dan polutan-polutan selama siklus hidup, sehingga tidak membahayakan kebutuhan-kebutuhan generasi mendatang." Simposium: Konsumsi Berkelanjutan. Oslo, Norwegia; 19-20 Januari 1994. Produksi berkelanjutan sebagai volume dan kuantitas dari komoditi-komoditi yang dihasilkan yang dapat dipertahankan dari waktu ke waktu untuk beberapa saat tidak akan mengikis keberlangsungan sumber daya alam. Dasar konspetual dari definisi CI untuk produksi berkelanjutan adalah hubungan antara hasil-hasil, misalnya nilai, kualitas, atau volume dari komoditas-komoditas yang dihasilkan, dan dampak-dampak, volume, area atau nilai dari sumber daya alam yang dipengaruhi oleh praktek-praktek produksi. Dampak produksi terhadap sumber daya alam penting ditandai dengan tiga cara: 1) area tempat proses produksi; 2) hal-hal yang dikonsumsi untuk menghasilkan tingkatan-tingkatan produksi yang berbeda, misalnya jumlah air tawar yang dikonsumsi oleh sektor pertambangan; dan 3) polusi dari produksi, misalnya emisi-emisi GHG. Aksi CI

Kami selalu bekerjasama para mitra utama di seluruh sektor terutama di sektor pertanian, pertambangan dan energi dan jasa-jasa keuangan, yang sangat bergantung pada sumber daya alam dan/atau secara signifikan memberikan pengaruh terhadap sumber daya alam ini. Kami bekerja untuk mengubah sistem produksi dan konsumsi untuk lebih memenuhi kebutuhankebutuhan manusia tanpa mengikis sumber daya alam yang kritis. Kami mengidentifikasi intervensi-intervensi paling strategis untuk mencapai dampak terluas. Sebagai contoh, kami menganalisis keputusan-keputusan di seluruh sektor dan melibatkan perusahaan-perusahaan berpengaruh, konsorsium industri, dan lembaga-lembaga keuangan untuk mendorong mereka untuk mengadopsi praktek-praktek terbaik, insentif-insentif, perlindungan-perlindungan, dan strategi-strategi lainnya yang mengubah sistem-sistem produksi konvensional dan meningkatkan pola-pola konsumsi. Kami memprioritaskan cara-cara strategis untuk mengubah secara luas pola-pola konsumsi seperti mengadakan kemitraan dan menyediakan dasar ilmiah untuk program-program sertifikasi bagi produk-produk konsumen yang berkelanjutan. Kami juga membantu menciptakan, memperluas, dan meningkatkan pasar-pasar untuk jasa-jasa ekosistem, membantu membangun dan secara tepat menyampaikan manfaat moneter untuk konservasi ketika itu lebih menguntungkan bagi masyarakat daripada mengubah sumber daya alam kritis untuk sebuah ruang lingkup produksi. (dari dokumen Strategi CI) Bagaimana Cara Mengukur Produksi & Konsumsi Berkelanjutan? Metrik kelembagaan untuk sistem-sistem produksi berfokus pada tiga sektor (pertanian, ekstraktif, energi dan perikanan) dan sub-sektor yang relevan (misalnya, kopi, minyak kelapa sawit, dan hasil hutan). Sektor-sektor lainnya termasuk jasa ekowisata dan keuangan. Fokus sektoral ditentukan oleh strategi CI (Desember, 2012), prioritas-prioritas kelembagaan, dan konteks-konteks regional. Secara keseluruhan, dampak utama CI dalam produksi berkelanjutan adalah harus mampu menstabilkan sumber daya alam yang dipengaruhi oleh

produksi dan meningkatkan/mengoptimalkan produktivitas (intensifikasi berkelanjutan) di sektor-sektor ini. Untuk masing-masing sektor, dua jenis metrik didefinisikan dan diukur: indikator-indikator untuk mengukur 1) keadaan produksi berkelanjutan yang menyeluruh dan 2) kontribusi CI dalam mempengaruhi tren-tren dalam produksi berkelanjutan. Keduanya dibedakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, target subyek yang dimaksud, tingkat atribusi, dan bagaimana hasil-hasilnya dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan dan keterlibatan pemegang saham. Kondisi produksi berkelanjutan yang menyeluruh: Indikator ini berfungsi menjadi gambaran tingkat tinggi tentang tren-tren saat ini untuk membantu memandu prioritasprioritas, memahami konteks sosio-ekonomi, dan melibatkan pemerintah nasional dan organisasi-organisasi internasional. Data dikumpulkan terutama pada skala nasional. Trentren diukur dalam satuan-satuan sektor tertentu dari pengukuran, misalnya, ton hasil pertanian, jumlah pendaratan perahu dan lain-lain. Demikian pula, dampak yang diukur dalam unit-unit yang relevan, misalnya m3 air untuk keperluan-keperluan pertanian, ton emisi-emisi CO. Kontribusi CI dan para mitra: Indikator-indikator ini menggambarkan efek-efek yang timbul dari tindakan-tindakan dan upaya-upaya yang dilakukan oleh CI dan para mitra, yang berguna untuk melacak kemajuan, menunjukan dampak, dan secara adaptif mengelola program-program. Informasi ini berguna bagi para pengelola program, para pimpinan eksekutif senior, dan para anggota dewan CI dan para pemegang saham lainnya. Hubungi Madeleine Bottrill (Direktur, Pemantauan & Evaluasi-evaluasi - Moore Center) untuk informasi lebih lanjut tentang Metrik-metrik Kelembagaan CI.