BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan dan teknologi telah membawa perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kurangnya aktivitas fisik. Perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Stroke dan Hipertensi (Depkes, 2006) Laporan epidemiologi Mc Carty dan Zimmet, menunjukkan jumlah penderita Diabetes Mellitus didunia pada tahun 1994 meningkat 1,5 kali lipat dari 110,4 juta menjadi 175,4 juta pada tahun 2000 dan kemungkinan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2010 yaitu sebesar 239,3 juta. Menurut WHO (2006), Indonesia menempati urutan ke enam di dunia sebagai Negara dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus terbanyak setelah India, Cina, Unisoviet, Jepang dan Brasil. Pada tahun 2006 jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia menjadi 14 juta orang, jika peningkatan penderita Diabetes Mellitus pertahunnya 230.000 orang, maka bisa kita bayangkan berapa banyak jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2009. International Diabetic Federation (IDF) tahun 2007, mengestimasi bahwa jumlah penduduk Indonesia usia 20 tahun keatas menderita Diabetes Mellitus sebanyak 5,6 juta orang pada tahun 2001 dan angka tersebut akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020.
Menurut Supari (2007), pada dialog tentang Diabetes Mellitus peringatan Lansia Nasional di Jakarta, menyatakan bahwa banyaknya penderita di Indonesia karena kurang memperhatikan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang dan berolahraga cukup, jika penderita tidak mampu mengontrol kadar gula dalam darah, mengakibatkan komplikasi misalnya terkena stroke, gagal ginjal, jantung, kebutaan dan ganggren. Oleh karena itu Menkes berharap, masyarakat termasuk Yayasan Pelita Usila sebagai Penyelenggara dialog Diabetes Mellitus ikut mensosialisasikan penanggulangan Diabetes Mellitus baik secara medis seperti pemberian obat-obatan maupun non-medis melalui pencegahan seperti mengurangi konsumsi makan mengandung gula dan berolahraga. Menurut Kosehartono (2009), Indonesia termasuk salah satu negara penderita Diabetes Mellitus tertinggi di dunia, perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat Indonesia menjadi penyebab melonjaknya angka penderita Diabetes Mellitus di Indonesia. Perubahan pola makan kearah makanan cepat saji yang dapat menimbulkan tingginya kadar gula darah. Menurut Soegondo (2007), Diabetes Mellitus seperti rayap bekerja diam-diam merusak organ di dalam tubuh. Diabetes Mellitus sering disebut The Silent Killer. Namun sebenarnya komplikasinya yang mematikan bukan Diabetes Mellitusnya. Jumlah penderita Diabetes Mellitus di daerah perkotaan di Indonesia pada tahun 2003 adalah 8,2 juta orang, sedangkan di daerah pedesaan 5,5 juta orang. Tingginya jumlah penderita didaerah perkotaan disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang salah dan kurangnya olahraga atau aktivitas fisik.
Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat jumlah kasus yang paling banyak adalah penyakit Diabetes Mellitus dengan jumlah kasus 1717 pasien rawat jalan di rumah sakit dan puskesmas kabupaten/kota. Sebanyak 70% Rumah Sakit yang tersebar diseluruh Sumatera Utara belum memberikan data jumlah penyakit ke Dinkes Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2008 dan 2009. Hampir rata-rata di setiap Rumah Sakit Kabupaten/Kota tidak memberikan laporan penyakit padahal ideal pemberian laporan ke Dinkes Sumatera Utara pada tanggal 10 setiap bulan, agar dinas bisa memantau dan memberikan tindakan apabila ditemukan penyakit yang sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Tujuan utama dari diet Diabetes Mellitus adalah untuk menjaga kadar glukosa darah pada batas normal dan menjaga berat badan normal. Untuk itu makan sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek makanan pada glukosa darah. Bagi kebanyakan orang menderita Diabetes Mellitus berarti merubah pola makan dari berbagai jenis makan yang seimbang dan mengatur jadwal makan raguler (Badawi, 2009). Meningkatnya penderita Diabetes Mellitus di Indonesia lebih banyak disebabkan pola makan yang serba instan misalnya gorengan jenis makanan murah meriah dan mudah didapat karena banyak dijual dipinggir jalan seperti pisang goreng, tahu isi, ubi goreng, pisang coklat (piscok), serta banyak yang lain dengan rasanya yang gurih, renyah, dan harga murah, membuat orang menyukai makanan gorengan. Namun banyak orang yang tidak tahu bahwa makanan gorengan adalah makanan yang memiliki resiko tinggi sebagai pemicu penyakit degeneratif seperti penyakit Diabetes Mellitus, Kardiovaskuler, serta Stroke. Selain itu ada faktor lain yang
menunjang seseorang terkena Diabetes Mellitus yaitu faktor keturunan, stress dan faktor usia serta banyak menonton TV dan kurang atau tidak pernah berolahraga. Bahaya Diabetes Mellitus yang kronis dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke, jantung, gagal ginjal dan kerusakan sistem syaraf (Badawi, 2009). Menurut data dari Medical Record di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan pada tahun 2008 merupakan urutan pertama dari 10 besar penyakit yang ada yaitu dengan jumlah 6207 orang, sedangkan jumlah penderita Diabetes Mellitus yang rawat inap merupakan urutan yang ke 10 dari besar penyakit dengan jumlah 290 orang. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pola makan penderita Diabetes Mellitus rawat jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola makan penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pola makan penderita Diabetes Mellitus rawat jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik penderita Diabetes Mellitus berdasarkan umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga yang menderita Diabetes Mellitus, dan lama menderita Diabetes
Mellitus pada penderita Diabetes Mellitus rawat jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi 2. Untuk mengetahui kecukupan energi, karbohidrat, protein dan lemak yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan kemudian disesuaikan dengan standart jenis diet yang ditentukan di R.S.U. Dr. Pirngadi 3. Untuk mengetahui jenis, jadwal makan dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masalah gizi khususnya gizi pada penderita Diabetes Mellitus. 2. Sebagai masukan tentang informasi gizi pada penderita Diabete Mellitus.