Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

dokumen-dokumen yang mirip
Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan yang dikeluarkan dari penelitian dikarenakan data Outlier.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh

BAB III DESAIN PENELITIAN. perdagangan, jasa, dan investasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, baik perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk ke dalam jenis penelitian hypothesis testing karena tujuan dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur. Populasi

BAB IV PEMBAHASAN. Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) dalam

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan data sekunder, yaitu annual report dan laporan keuangan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini mengunakan alat

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian asosiatif kausal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI adalah sebanyak 153

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang

Transkripsi:

Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian Objek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2016. Berikut adalah tabel rincian pengambilan sampel penelitian : Tabel 4. 1 Rincian Pengambilan Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Perusahaan Perusahaan manufaktur yang berturut-turut terdaftar di 125 Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016. Perusahaan manufaktur yang berturut-turut menerbitkan 125 laporan keuangan tahunan per 31 Desember yang telah diaudit oleh auditor independen selama periode 2012-2016. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata 97 uang Rupiah secara berturut-turut selama periode 2012-2016. Perusahaan yang berturut-turut membukukan laba selama 57 periode 2012-2016. Perusahaan yang tidak melakukan share split ata share 38 reverse selama periode 2012-2016. 55

18 Perusahaan yang membagikan dividen tunai secara berturutturut selama periode 2012-2016. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam 18 penelitian ini. Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016 berjumlah 125 perusahaan. Total dari 125 perusahaan secara berturut-turut menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh auditor independen selama periode 2012-2016. Pada kriteria yang ketiga yaitu kriteria perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan mata uang rupiah terdapat 28 perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan mata uang US Dollar (USD), sehingga dari 125 perusahaan hanya terdapat 97 perusahaan yang secara berturut-turut menyajikan laporan keuangan dengan mata uang rupiah selama periode 2012-2016. Total dari 97 perusahaan tersebut tercatat 40 perusahaan yang mengalami kerugian pada periode penelitian sehingga diperoleh 57 perusahaan yang selalu membukukan laba secara berturut-turut selama periode 2012-2016. Kemudian, terdapat 19 perusahaan yang melakukan share split sehingga dari 57 perusahaan hanya terdapat 38 perusahaan yang tidak melakukan share split maupun share reverse selama periode 2012-2016. Selanjutnya, dari 38 perusahaan terdapat 20 perusahaan yang tidak membagikan dividen tunai secara berturut-turut selama periode 2012-2016. Sehingga, dari penjelasan diatas terdapat 18 perusahaan yang 56

dapat digunakan sebagai sampel penelitian selama 5 tahun dengan total observasi sebanyak 90(Sampel dapat dilihat pada lampiran 11). 4.2 Analisis dan Pembahasan 4.2.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu return saham, return on asset, return on equity, debt equity ratio, dividend payout ratio, dan arus kas operasi. Berikut ini merupakan hasil statistik deskriptif: Tabel 4. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Berdasarkan hasil statistik deskriptif yang terdapat pada tabel 4.2, nilai minimum dari return saham adalah -0,339700000 yang dimiliki oleh PT Astra Otoparts Tbk tahun 2015 dan nilai maksimumnya adalah 1,283097000 yang dimiliki oleh PT Kimia Farma Tbk tahun 2012. Nilai range atau rentang antara nilai maksimum dengan nilai minimumnya adalah 1,622797000. Variabel return saham memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,1103708568 capital gain rata-rata saham yang digunakan sebagai sampel adalah sebesar 0,11037 atau 11,037%. Variabel return saham memiliki standar deviasi sebesar 0,2920194930. 57

Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0,0076493311 yang dimiliki oleh PT Trias Sentosa Tbk tahun 2015 dan nilai maksimumnya adalah 0,4452621327 yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2013.. Nilai range atau rentang antara nilai maksimum dengan nilai minimumnya adalah 0,4376128016. Total dari seluruh sampel yang diambil, variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,1211265749 yang artinya setiap Rp 1 dari rata-rata aset perusahaan berkontribusi dalam menghasilkan net income sebesar Rp 0,1211265749. Varia bel Return On Asset (ROA) memiliki standar deviasi sebesar 0,0934429343. Variabel Return On Equity (ROE) memiliki nilai minimum sebesar 0,0136340651 yang dimiliki oleh PT Trias Sentosa Tbk tahun 2015 dan nilai maksimumnya sebesar 1,344785691 yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia tahun 2014. Nilai range atau rentang antara nilai maksimum dengan nilai minimumnya adalah 1,331151626. Total dari seluruh sampel yang diambil, variabel Return On Equity (ROE) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,2170932282 yang artinya setiap Rp 1 dari rata-rata ekuitas atau modal perusahaan berkontribusi dalam menghasilkan net income sebesar Rp 0,2170932282. Variabel Return On Equity (ROE) memiliki standar deviasi sebesar 0,2752387763. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum sebesar 0,1248370906 yang dimiliki oleh PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk tahun 2016 dan nilai maksimumnya sebesar 2,559688903 yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia tahun 2016. Nilai range atau rentang antara nilai maksimum dengan 58

nilai minimumnya adalah 2,434851813. Total dari seluruh sampel yang diambil, variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6522891331 yang artinya setiap Rp 1 dari ekuitas atau modal perusahaan dapat memenuhi utangsebesar Rp 0,6522891331. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki standar deviasi sebesar 0,4971747673. Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki nilai minimum sebesar 0,0748030817 yang dimiliki oleh PT Asahimas Falt Gass Tbk tahun 2014 dan nilai maksimumnya sebesar 0,9996435321 yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia tahun 2012.Nilai range atau rentang antara nilai maksimum dengan nilai minimumnya adalah 0,9248404503. Total dari seluruh sampel yang diambil, variabel Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3748273818 yang artinya setiap Rp 1 dari net income mampu membayarkan dividen kas kepada pemegang saham sebesar Rp 0,3748273818. Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki standar deviasi sebesar 0,2283379408. Variabel Arus Kas Operasi (AKO) memiliki nilai minimum sebesar - 44,7792641 yang dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk tahun 2012 dan nilai maksimumnya sebesar 20,74720893 yang dimiliki oleh PT Ekadharma International tahun 2015. Nilai range atau rentang antara nilai maksimum dengan nilai minimumnya adalah 65,52647300. Total dari seluruh sampel yang diambil, variabel Arus Kas Operasi (AKO) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar - 0,187926612 yang artinya arus kas operasi memiliki rata-rata penurunan arus kas operasi sebesar 18,79%. Variabel Arus Kas Operasi (AKO) memiliki standar deviasi sebesar 5,536944902. 59

4.2.2 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji distribusi variabel pengganggu atau residual dalam model regresi. Model yang baik memiliki distribusi data normal. Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov adalah: Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov yang ditampilkan pada tabel 4.3, menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,003 dibawah 0,05 yang menjadi standar bahwa data terdistribusi secara normal. Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa data variabel tidak terdistribusi secara normal, sehingga dilakukan uji outlier untuk variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 60

Tabel 4. 4 Hasil Uji Outlier Observasi Tahun ZROA UNVR 2012 3,43053 UNVR 2013 3,44762 UNVR 2014 3,37022 Observasi Tahun ZROE UNVR 2012 4,15416 UNVR 2013 4,41400 UNVR 2014 4,46301 UNVR 2016 4,44809 Observasi Tahun ZDER UNVR 2015 3,17241 UNVR 2016 3,76574 Observasi Tahun ZAKO GGRM 2012-8,05018 EKAD 2015 3,78386 61

Observasi Tahun Zreturn KAEF 2012 4,01599 SKLT 2014 3,44439 Setelah itu, dilakukan pengujian kembali dengan Kolmogorov Smirnov setelah membuang data outlier. Berikut adalah data uji normalitas setelah membuang data outlier : Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,072 dengan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Hasil ini menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi dengan normal. 62

4.2.3 Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Berikut ini merupakan hasil uji multikolonieritas: Tabel 4. 6 Hasil Uji Multikolonieritas Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Multikolonieritas terjadi apabila nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10. Berdasarkan hasil uji tabel 4.6, dapat dilihat bahwa variabel independen Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR), dan Arus Kas Operasi (AKO) memiliki nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Namun, variabel independen Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) memiliki nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih besar dari 10. Berdasarkan 63

pengujian ini dapat disimpulkan bahwa data variabel terjadi multikolonieritassehingga, dilakukantreatment yaitu dengan mengeluarkan variabel independen yang memiliki nilai tolerance yang paling kecil dan VIF paling besar, yaitu variabel Return on Asset (ROA) dengan nilai tolerance sebesar 0,035 dan nilai VIF sebesar 28.260. Berikut adalah hasil uji multikolonieritas setelah dilakukan treatment: Tabel 4. 7 Hasil Uji Multikolonieritas Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa hasil uji multikolonieritas setelah dilakukan treatment menunjukkan variabel independen Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, dan Arus Kas Operasi memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi. Variabel Return on Asset dalam pengujian selanjutnya tidak lagi digunakan dalam pengujian. 64

b. Uji Autokolerasi Uji autokolerasi dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode sebelumnya (t-1) pada model regresi liner. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Berikut adalah hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Run test: Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokolerasi Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Berdasarkan hasil uji autokolerasi yang ditunjukkan pada tabel 4.8, terlihat nilai signifikansi dari hasil run test sebesar 0,435 yang berarti nilai signifikansi run test yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. 65

c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas mendeteksi ada tidaknya kesamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas.model penelitian yang baik adalah penelitian yang homoskedastisitas. Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas: Gambar 4. 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Berdasarkan grafik scatterplot pada gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu secara teratur, seperti bergelombang, melebar, 66

dan kemudian menyempit. Hal ini dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 4.2.4 Uji Hipotesis a. Koefisien Determinasi R (coefficient of correlation) menggambarkan tinggi atau rendahnya dari hubungan antara dua variabel atau lebih. Semakin tinggi koefisien korelasi, semakin besar hubungan antara kedua variabel. Besarnya koefisien korelasi antar dua variabel adalah dari -1 sampai +1. Koefisien korelasi sebesar 1 tanpa memperhatikan tanda positif dan negatif menunjukkan adanya hubungan yang tinggi dan sempurna antara variabel yang dihubungkan. Berikut adalah hasil uji koefisien determinasi: Tabel 4. 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Berdasarkan tabel 4.9dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi (R) lebih kecil dari 0,5 dan dari 1, yaitu 0,479. Hal ini menunjukkan adanya hubungan lemah positif antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah sebesar 0,188. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend 67

Payout Ratio, dan Arus kas operasi dapat menjelaskan return saham sebesar 18,8%, sedangkan sisanya, yaitu sebesar 81,2%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan atau uji statistik F digunakan untuk menunjukkan variabel independen yang digunakan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil uji statistik F: Tabel 4. 10 Hasil Uji Simultan (Statistik F) Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 5,645 dengan tingkat signigikansi di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, dan Arus Kas Operasi secara simulkan berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini mendukung hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Carlo (2014) yang menyatakan bahwa variabel Return on Equity, Dividend Payout Ratio, dan Payout Earning Ratio secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham. Sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bakhtiar 68

(2017) bahwa Return on Asset, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, dan Payout Earning Ratio secara simultan memiliki pengaruh terhadap Return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Putra (2015) menyatakan bahwa Current Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover, Ukuran Perusahaan, dan Arus Kas Operasi secara simultan memiliki pengaruh terhadap return saham. c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t dilakukan untuk menguji variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen. Berikut ini adalah hasil uji statistik t: Tabel 4. 11 Hasil Uji Statistik t Sumber : IBM SPSS Statistic 23 Berdasarkan tabel 4.11 dapat diperoleh suatu persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 69

Y = -0,139 + 1,315ROE + 0,119DER 0,151DPR + 0,010Ako Keterangan : Y = Return Saham ROA = Return on Asset ROE = Return on Equity DER = Debt to Equity Ratio DPR = Dividend Payout Ratio AKO = Arus Kas Operasi Berdasarkan hasil uji statistik t yang telah dilakukan, nilai koefisien regresi untuk variabel Return on Equity adalah sebesar 1,315 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1% Return on Equity akan menyebabkan peningkatan return saham sebesar 131,5%. Hasil uji statistik t untuk Return on Equity diperoleh nilai t sebesar 4,009 dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha2 diterima. Hal ini menjelaskan bahwa rasio Return on Equity berpengaruh secara positif terhadap return saham. Return on Equity yang besar mencerminkan bahwa perusahaan berhasil menghasilkan keuntungan berupa laba dari modalnya sendiri. Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan dapat menggunakan modalnya secara efektif untuk memaksimalkan sumber daya dan meningkatkan kinerja perusahaan.return on Equity yang meningkat mencerminkan perusahaan memiliki prospek yang baik dan risiko yang dimiliki oleh perusahaan tersebut rendah. Hal ini menyebabkan investor tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan 70

yang memiliki prospek yang baik dan risiko yang rendah. Semakin banyak permintaan investor yang ingin menanamkan modal di perusahaan tersebut akan berdampak pada kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Kenaikan harga saham menyebabkan return saham dalam bentuk capital gain yang akan diterima oleh para pemegang saham meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Carlo (2014) dan Sari (2017) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Tumonggor (2017), Budialim (2013) dan Sutomo (2017) yang menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil uji statistik t yang telah dilakukan, nilai koefisien regresi untuk variabel Debt to Equity Ratio(DER) adalah sebesar 0,119 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1% Debt to Equity Ratio akan menyebabkan peningkatan return sebesar 11,9%. Hasil uji statistik t untuk Debt to Equity Ratiodiperoleh nilai t sebesar 1,522 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,132. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ha3 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa rasio Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budialim (2013) yang menyatakan bahwa DER tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudarsono dan Sudiyatno (2016) dan Nidianti (2013) yang menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham. 71

Debt to Equity Ratio merupakan rasio leverage yang digunakan untuk mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam mengembalikan utang jangka panjang maupun utang jangka pendek dengan melihat perbandingan antara total debt dengan total equity. DER yang tinggi dapat menandakan bahwa penggunaan utang diperbandingkan dengan modal juga tinggi. Semakin tinggi DER perusahaan dianggap risiko secara finansial semakin tinggi karena struktur modal perusahaan sebagian besar menggunakan utang lebih banyak. Hal ini menyebabkan risiko yang ditanggung oleh perusahaan akan semakin tinggi. Perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi menyebabkan investor ragu untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya permintaan investor yang ingin menanamkan modal sahamnya di perusahaan tersebut sehingga harga saham yang dimiliki oleh perusahaan menjadi turun. Penurunan harga saham tersebut menyebabkan return saham dalam bentuk capital gain yang akan diterima oleh para pemegang saham menjadi rendah. Akan tetapi, dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa total dari 81 observasi ditemukan sebanyak 41 perusahaan (50,6%) memiliki nilaidebt to Equity Ratio yang mengalami peningkatan. Total dari 41 perusahaan ditemukan sebanyak 22 perusahaan (53,66%) memiliki nilai return saham yang mengalami peningkatan. Kemudian, total dari 22 perusahaan ditemukan sebanyak 21 (95,5%) perusahaan yang mengalami peningkatan penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio yang tinggi mampu meningkatkan penjualan sehingga laba yang dihasilkan oleh perusahaa tersebut tinggi. Peningkatan penjualan terjadi karena perusahaan menggunakan utang yang 72

dimilikinya untuk meningkatan kegiatan operasional perusahaan sehingga penyediaan kapasitas produksi meningkat. Sebagai contoh perusahaan PT Asahimas Flat Glass Tbk pada tahun 2012 memiliki nilai DER sebesar 26,79%dan tahun 2013 sebesar 32,22% sehingga DER mengalami peningkatan sebesar 20,24%. Kenaikan Debt to Equity Ratio diiringi dengan kenaikan penjualan perusahaan yaitu pada tahun 2012 Rp 2.857.310.000.000 dan tahun 2013 Rp 3.216.480.000.000 sehingga mengalami peningkatan sebesar 12,57%. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mengelola utang untuk menghasilkan laba sehingga return yang diterima oleh para investor tetap baik. Sehingga, investor tertarik dengan saham perusahaan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata harga saham PT Asahimas Flat Glass Tbk tahun 2012 sebesar Rp 6557 dan 2013 sebesar Rp 7957 sehingga pada tahun 2013 para investor mendapatkan pengembalian dalam bentuk capital gain sebesar 21,36%. Berdasarkan hasil uji statistik t yang telah dilakukan, nilai koefisien regresi untuk variabel Dividend Payout Ratio (DPR) adalah sebesar -0,151 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1% Dividend Payout Ratio akan menyebabkan penurunan return sebesar 15,1%. Hasil uji statistik t untuk Dividend Payout Ratio diperoleh nilai t sebesar -1,052 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,296. Berdasarkan hasil tersebut Ha4 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa Dividend Payout Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dan Purnamasari (2013) menyatakan bahwa DPR tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang 73

dilakukan oleh Nuryana (2013) dan Carlo (2014) yang menyatakan bahwa DPR memiliki pengaruh terhadap return saham. DPR menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Semakin tinggi DPR suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalokasikan keuntungan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham yang besar. Pembagian dividen yang besar menyebabkan investor tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Semakin banyak permintaan investor yang ingin menanamkan modal di perusahaan tersebut akan berdampak pada kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Kenaikan harga saham menyebabkan return saham dalam bentuk capital gain yang akan diterima oleh para pemegang saham meningkat. Akan tetapi, ditemukan hasil bahwa dari 81 observasi terdapat 42 observasi (51,85%) yang mengalami penurunan Dividend Payout Ratio. Total dari 42 observasi terdapat 24 (57,14%) observasi yang mengalami peningkatan return saham. Hal ini menunjukkan bahwa para investor tidak melihat seberapa besar Dividend Payout Ratio yang dimiliki perusahaan. Hal ini disebabkan karena laba yang dihasilkan oleh perusahaan dapat digunakan untuk kegiatan investasi. Sebagai contoh, pada PT KMI Wire and Cable memiliki nilai Dividend Payout Ratio (DPR) tahun 2015 sebesar 24,31% dan tahun 2016 sebesar 11,98% sehingga DPR tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 50,7%. Penurunan DPR diiringi dengan kenaikan arus kas investasi yaitu pada tahun 2015 sebesar Rp 129.017.006.579 menjadi Rp 155.914.976.206 pada tahun 2016 sehingga, terjadi peningkatan sebesar 20,85%. Peningkatan arus kas investasi diakibatkan oleh 74

meningkatnya pembelian aset tetap yaitu pada tahun 2015 sebesar Rp 11.582.577.846menjadi Rp 107.179.651.147 pada tahun 2016. Meningkatnya pembelian aset tetap perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan kinerja operasional perusahaan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya net income yang dimiliki oleh perusahaan tersebut yaitu pada tahun 2015 sebesar Rp 115.371.098.970 menjadi Rp 334.338.838.592 pada tahun 2016. Meningkatnya net income menyebabkan para investor tertarik untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut meskipun DPR yang dimiliki oleh perusahaan tersebut mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata harga saham PT KMI Wire and Cable tbk tahun 2015 sebesar Rp 123 menjadi Rp 213 pada tahun 2016 sehingga pada tahun 2016 para investor mendapatkan pengembalian dalam bentuk capital gain sebesar 73,4%. Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan, nilai koefisien regresi untuk variabel Arus Kas Operasi adalah sebesar 0,010 yang berarti bahwa setiap 1% kenaikan arus kas operasi menyebabkan peningkatan return saham sebesar 1%. Hasil uji statistik t untuk Arus Kas Operasi diperoleh nilai t sebesar 0,703 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,484. Berdasarkan hasil tersebut Ha5 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa Arus Kas Operasi tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Pratiwi dan Putra (2015) dan Winari (2016) yang menyatakan bahwa arus kas aktivitas operasi tidak mempengaruhi return saham. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh 75

Alexander dan Destriana (2013) yang menyatakan bahwa arus kas operasi memiliki pengaruh positif terhadap return saham. Perubahan arus kas positif yang dihasilkan oleh perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kecukupan kas dan pendapatan yang lebih besar dari biaya operasional sehingga mampu memenuhi kewajiban operasional dan memiliki kelebihan dana yang dapat didistribusikan kepada investor dalam bentuk dividen tunai. Hal ini menyebabkan investor tertarik untuk menanamkan di perusahaan tersebut. Semakin banyak permintaan investor yang ingin menanamkan modal di perusahaan tersebut akan berdampak pada kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Kenaikan harga saham menyebabkan return saham dalam bentuk capital gain yang akan diterima oleh para pemegang saham meningkat. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dari 81 observasi terdapat 45 observasi (55,56%) mengalami peningkatan arus kas operasi. Total dari 45 observasi yang mengalami peningkatan arus kas operasi terdapat 19 observasi (42%) yang mengalami penurunan return saham. Peningkatan arus kas operasi tidak memiliki pengaruh terhadap return saham disebabkan karena kecukupan kas dan pendapatan yang dihasilkan oleh arus kas operasi digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan aktivitas investasi. Hal ini menyebabkan dividen yang akan diterima oleh para investor menjadi menurun. Sebagai contoh, pada PT Trias Sentosa Tbk tahun 2016 memiliki peningkatan arus kas operasi sebesar 77,15% dari Rp 135.020.261.491 pada tahun 2015 menjadi Rp 239.192.778.741pada tahun 2015. Peningkatan arus kas operasi diiringi dengan peningkatan net income 76

pada tahun 2016 sebesar 33,5% dari Rp 25.314.103.403 pada tahun 2015 menjadi Rp 33.794.866.940. Peningkatan net income diiringi dengan penurunan dividend payout ratio yang dibagikan kepada para pemegang saham sebesar 25% dari 55,46% pada tahun 2015 menjadi Rp 41,55% pada tahun 2016. Penurunan dividend payout ratio disebabkan pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan digunakan untuk aktivitas investasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan arus kas investasi pada tahun 2016 yaitu sebesar 162% dari Rp 60.264.732.416 pada tahun 2015 menjadi Rp 158.382.533.218 pada tahun 2016. Peningkatan arus kas investasi yang signifikan diakibatkan adanya peningkatan pembelian aset tetap perusahaan sebesar 232% dari Rp 47.217.915.315 menjadi Rp 156.738.967.545. Meningkatnya pembelian aset tetap perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan kinerja operasional perusahaan tersebut. Menurunnya pembagian dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham menyebabkan rata-rata harga saham pada tahun 2016 yang dimiliki oleh PT Trias Sentosa Tbk mengalami penurunan dari Rp 301 pada tahun 2015 menjadi Rp 292 pada tahun 2016 sehingga pada tahun 2016 para investor mengalami capital loss sebesar 3,093%. Berdasarkan analisa data secara parsial (uji t), dapat disimpulkan implikasi dari penelitian ini menyatakan bahwa para investor lebih memilih perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena investor beranggapan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik dan risiko yang rendah. Sehingga, perusahaan yang ingin mendapatkan pendanaan atau 77

modal dari pihak eksternal harus mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan untuk menarik investor menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Tidak hanya itu, hasil penelitian ini menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham artinya para investor lebih tertarik dengan keuntungan dalam bentuk capital gain dibandingkan keuntungan dalam bentuk dividen tunai. 78