Pemerintah Kabupaten Majalengka BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN KEUANGAN POKOK

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BAB V PENDANAAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Tidak dapat disangkal bahwa agenda pembangunan sepenuhnya tergantung pada sejauhmana pendanaan yang memadai dapat disediakan. Keberhasilan pembangunan juga ditunjang oleh sejauh mana dana riil untuk alokasi pembangunan disediakan. Gambaran pengelolaan keuangan daerah beserta kerangka pendanaan akan menjelaskan kinerja pengelolaan keuangan di masa lalu, perilaku data dan informasi pertanggungjawaban keuangan daerah, dan bagaimana proyeksi ketersediaan dana pembangunan pada masa 5 tahun mendatang. 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja keuangan masa lalu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi keuangan di masa lalu. Analisis terhadap kinerja keuangan daerah mencakup kinerja pelaksanaan APBD dan Neraca Daerah. Keuangan daerah meliputi penerimaan atau pendapatan daerah, pengeluaran daerah atau belanja daerah dan pembiayaan daerah. Keuangan daerah dikelola dengan menganut azas-azas, tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari anggaran pendapatan dan belanja daerah. Dari sisi APBD, keuangan daerah dipergunakan untuk membiayai program dan kegiatan dalam rangka penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan dari tahun ke tahun diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembangunan baik dari aspek fisik maupun non fisik. Hal III - 1

Kemampuan keuangan APBD sangat dipengaruhi oleh APBN, dimana APBN ditentukan oleh perhitungan asumsi makro APBN yang dipengaruhi oleh : (1) kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM), (2) laju pertumbuhan perekonomian nasional yang berimbas kepada perekonomian daerah, (3) terjadinya laju inflasi sebagai akibat terjadinya krisis di negara Eropa dan Amerika yang mengakibatkan naiknya harga-harga impor, (4) melemahnya nilai tukar rupiah. 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Analisis kinerja keuangan daerah dapat dilihat dari bagaimana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diimplementasikan dalam rangka mendukung pencapaian target-target pembangunan yang telah ditetapkan. Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumberdaya secara tepat dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan anggaran secara baik. Aspek penting dalam penyusunan APBD adalah penyelerasan antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dan penganggaran (budgeting) antara pemerintah dengan pemerintah daerah. 3.1.1.1. Pendapatan Daerah Pendapatan daerah Kabupaten Majalengka dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini sebagaimana terlihat dari target dan realisasi pendapatan daerah pada tabel 3.1. Pada tahun 2008, target pendapatan daerah sebesar Rp886,523 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp876,122 miliar atau sebesar 98,83 %, sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan target sebesar Rp1,571 triliun dengan realisasi sebesar Rp1,574 triliun atau 100,17%. Adapun perkembangan realisasi pendapatan daerah tahun 2008-2012 mengalami fluktuasi sebagamana terlihat pada gambar 3.1. Hal III - 2

Tabel 3.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD (Rp) Realisasi (Rp) % Bertambah/ Berkurang 2008 886.523.886.671,10 876.122.099.714,00 98,83 (10.401.786.957,10) 2009 952.235.017.359,31 967.266.988.286,00 101,58 15.031.970.926,69 2010 1.128.871.359.031,59 1.122.795.910.289,00 99,46 (6.075.448.742,59) 2011 1.274.730.517.626,13 1.277.921.523.925,00 100,25 3.191.006.298,87 2012 1.571.670.901.204,65 1.574.352.386.820,00 100,17 2.681.485.615,35 Jumlah 5.814.031.681.892,78 5.818.458.909.034,00 100,08 4.427.227.141,22 Sumber : LKPJ Bupati Majalengka Tahun Anggaran 2008-2012 Gambar 3.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Persen realisasi 102 101,5 101 100,5 100 99,5 99 98,5 98 97,5 97 101,58 100,25 100,17 99,46 98,83 2008 2009 2010 2011 2012 T A H U N Total target pendapatan daerah Kabupaten Majalengka selama periode tahun 2008-2012 sebesar Rp5.814.031.681.892,78 dengan realisasi sebesar Rp5.818.458.909.034,00 atau melampaui target sebesar 100,08 persen. Struktur pendapatan daerah Kabupaten Majalengka terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Target Hal III - 3

dan realisasi komponen pendapatan daerah selama tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 3.2 dan gambar 3.2. berikut. Tahun Tabel. 3.2. Target dan Realisasi Komponen Pendapatan Daerah Kabupaten MajalengkaTahun 2008-2012 (Dalam Miliar Rupiah) PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % 2008 47,500 47,721 100,47 741,195 730,072 98,50 97,827 98,327 100,51 2009 68,391 68,907 100,75 768,472 774,396 100,77 115,370 123,962 107,45 2010 79,695 76,398 95,86 875,729 877,528 100,21 173,446 168,869 97,36 2011 90,825 86,579 95,33 973,516 981,620 100,83 210,388 209,721 99,68 2012 99,061 103,740 104,72 1.273,682 1.275,448 100,14 198,926 195,162 98,11 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 1.400,00 1.200,00 1.000,00 Gambar 3.2. Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Daerah Kilyar Rupiah 800,00 600,00 400,00 200,00 PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan 0,00 2008 2009 2010 2011 2012 T A H U N Dari data di atas terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012, realisasi PAD meningkat dari Rp47.721.941.970,00 pada tahun 2008, menjadi Rp103.740.974.491,00 pada tahun 2012. Pada kurun waktu yang sama, dana perimbangan meningkat dari Rp730.072.518.256,00 pada tahun 2008, menjadi Rp1.275.448.701.689,00 pada tahun 2012. Begitu pula dengan lain-lain pendapatan yang sah, meningkat dari Rp98.327.639.488,00, menjadi Hal III - 4

Rp195.162.710.640,00 pada tahun 2012. Namun demikian, secara persentase, selama kurun waktu 2008-2012, realisasinya berfluktuasi seperti terlihat pada gambar 3.3 berikut : Gambar 3.3. Prosentase Capaian Pendapatan Daerah dalam prosen 110 108 106 104 102 100 98 96 94 92 90 88 107,45 104,72 100,47 100,51 100,75 100,77 100,21 100,83 99,68 100,14 98,5 98,11 97,36 95,86 95,53 2008 2009 2010 2011 2012 T A H U N PAD DANA PERIMBANGAN LAIN_LAIN Salah satu ukuran kemandirian pemerintah daerah adalah dengan melihat proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah. Selama tahun 2008-2012, proporsi PAD cenderung meningkat yaitu pada tahun 2008 sebesar 5,44 %, meningkat menjadi 6,59 % pada tahun 2012, dan pada tahun 2009 mencapai angka tertinggi yaitu sebesar 7,12. Sangat rendahnya proprosi PAD (masih dibawah 10%) menunjukkan bahwa ketergantungan kepada pemerintah pusat dan atau provinsi dari sisi finansial masih sangat tinggi. Perkembangan proporsi dapat dilihat pada tabel 3.3 dan gambar 3.4. Tahun Tabel. 3.3. Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) % 2008 47.721.941.970,00 5,44 730.072.518.256,00 83,33 98.327.639.488,00 11,22 2009 68.907.543.309,00 7,12 774.396.796.950,00 80,06 123.962.648.027,00 12,82 Hal III - 5

Tahun PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) % 2010 76.398.018.123,00 6,80 877.528.110.599,00 78,15 168.869.781.567,00 15,04 2011 86.579.536.411,00 6,77 981.620.120.854,00 76,81 209.721.866.660,00 16,41 2012 103.740.974.491,00 6,59 1.275.448.701.689,00 81,01 195.162.710.640,00 12,39 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 Gambar 3.4. Perkembangan Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Daerah 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2008 2009 2010 2011 2012 T A H U N Lain-lain pendapatan Dana Perimbangan PAD Dari gambar di atas, terlihat pula bahwa komponen dana perimbangan masih sangat dominan dalam pendapatan daerah Kabupaten Majalengka, yaitu mencapai diatas 70 % setiap tahunnnya, sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah, berkisar antara 11-16 %. Secara rinci realisasi pendapatan daerah per komponen sumber penerimaan selama kurun waktu 2008-2012 adalah sebagai berikut : a. Pendapatan Asli Daerah; terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Realisasi selama kurun waktu 2008-2012 sebagaimana tabel 3.4, dan gambar 3.5. Hal III - 6

No. Uraian Tabel 3.4. Perkembangan Realisasi PAD Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 Tahun (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 1 Pajak daerah 4.827.278.616,00 5.907.816.772,00 5.174.181.843,00 12.976.000.948,00 14.650.525.514,00 2 Retribusi Daerah 34.493.554.317,00 29.555.915.125,00 12.444.252.599,00 11.987.641.003,00 16.408.826.561,00 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah Yang dipisahkan 4 Lain-lain Pendapatan Asli daerah yang sah 2.242.774.291,00 2.918.544.163,00 3.740.194.293,00 3.164.274.102,00 6.158.334.746,00 30.525.267.249,00 55.039.389.388,00 58.451.620.358,00 3.808.902.976,00 68.872.719.440,0 Jumlah PAD 47.721.941.970,00 68.907.543.309,00 76.398.018.123,00 86.579.536.411,00 103.740.974.491,00 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 Gambar 3.5. Realisasi PAD Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 80,00 70,00 DALAM MILYAR RUPIAH 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 2008 2009 2010 2011 2012 Pajak daerah Retribusi daerah Pengelolaan kekayaan daerah Lain-lain b. Dana Perimbangan; terdiri dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan lain-lain. Realisasi dana perimbangan selama kurun waktu 2008-2012 sebagaimana terlihat pada tabel 3.5 dan gambar 3.6 berikut: Hal III - 7

Tabel 3.5 Perkembangan Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 No. Uraian Tahun (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 2 Dana Perimbangan 730.072.518.256,00 774.396.796.950,00 877.528.110.599,00 981.620.120.854,00 1.275.448.701.689,00 2.1 2.2 2.3 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus 79.719.083.256,00 91.878.588.950,00 97.746.731.999,00 109.447.610.694,00 116.093.856.689,00 600.795.435.000,00 642.722.208.000,00 717.458.878.600,00 803.849.010.160,00 1.029.606.595.000,00 49.558.000.000,00 39.796.000.000,00 62.322.500.000,00 68.323.500.000,00 129.748.250.000,00 2.4 Lain-lain - 0,00 0,00 0,00 0,00 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 Gambar 3.6. Perkembangan Dana Perimbangan 1.200,00 dalam milyar rupiah 1.000,00 800,00 600,00 400,00 200,00 Bagi Hasil DAU DAK Lain-Lain 0,00 2008 2009 2010 2011 2012 T A H U N c. Lain-lain Pendapatan daerah; terdiri dari pendapatan hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak/bukan pajak dari provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan keuangan dari provinsi, dan lain-lain pendapatan. Secara rinci realisasinya dapat dilihat pada tabel 3.6 dan gambar 3.7 berikut. Hal III - 8

Tabel 3.6. Perkembangan Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 No Uraian Tahun (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 1 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 98.327.639.488,00 123.962.648.027,00 168.869.781.567,00 209.721.866.660,00 195.162.710.640,00 1.1 Pendapatan Hibah 650.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.2 Dana Darurat 5.000.000.000,00 7.190.396.000,00 0,00 0,00 0,00 1.3 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Dari Provinsi Dan Pemerintah Daerah Lainnya 26.136.528.753,00 27.535.892.927,00 30.589.689.338,00 39.755.770.346,00 48.228.620.770,00 1.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus 16.984.267.880,00 22.519.950.000,00 68.309.966.729,00 100.824.365.000,00 12.195.000.000,00 1.5 Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah 49.556.842.855,00 66.716.409.100,00 69.970.125.500,00 69.141.731.314,00 134.739.089.870,00 Lainnya 1.6 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Jumlah Pendapatan 876.122.099.714,00 967.266.988.286,00 1.122.795.910.289,00 1.277.921.523.925,00 1.574.352.386.820,00 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 Hal III - 9

Gambar 3.7. Perkembangan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah dalam milyar rupiah 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 Hibah Dana Darurat DBHP/BP Prov Dana Penyesuaian Ban Keu Prov 0,00 2008 2009 2010 2011 2012 T a h u n Dari keseluruhan komponen dan sumber pendapatan daerah, komponen dana perimbangan memberikan proporsi terbesar dalam pendapatan daerah. Sumber terbesar dari komponen ini adalah Dana Alokasi Umum (DAU). Komponen kedua terbesar adalah Lain-lain pendapatan yang sah, dengan sumber terbesar berasal dari pos bantuan keuangan dari provinsi. Sedangkan terakhir adalah komponen PAD, dengan sumber terbesar dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Secara umum rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Majalengka periode tahun 2008-2012 sebesar 15,87 persen dengan sumber pendapatan terbesar bersumber dari PAD sebesar 22,10 persen, dana perimbangan sebesar 15,30 persen dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 19,96 persen. Untuk lebih jelasnya, rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Majalengka periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 3.7. berikut: Hal III - 10

Tabel 3.7 RATA-RATA PERTUMBUHAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH TAHUN 2008-2012 KABUPATEN MAJALENGKA URAIAN Tahun (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 RATA- RATA 1 2 3 4 5 6 7 PENDAPATAN DAERAH 876.122.099.714,00 967.266.988.286,00 1.122.795.910.289,00 1.277.921.523.925,00 1.574.352.386.820,00 15,87 Pendapatan Asli Daerah 47.721.941.970,00 68.907.543.309,00 76.398.018.123,00 86.579.536.411,00 103.740.974.491,00 22,10 Pendapatan Pajak Daerah 4.827.278.616,00 5.907.816.772,00 5.174.181.843,00 12.976.000.948,00 14.650.525.514,00 43,41 Pendapatan Retribusi Daerah 34.493.554.317,00 29.555.915.125,00 12.444.252.599,00 11.987.641.003,00 16.408.826.561,00 (9,75) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 2.242.774.291,00 2.918.544.163,00 3.740.194.293,00 3.164.274.102,00 3.808.902.976,00 15,81 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 6.158.334.746,00 30.525.267.249,00 55.039.389.388,00 58.451.620.358,00 68.872.719.440,00 125,00 Pendapatan Pajak Daerah 4.827.278.616,00 5.907.816.772,00 5.174.181.843,00 12.976.000.948,00 14.650.525.514,00 43,41 Dana Perimbangan 730.072.518.256,00 774.396.796.950,00 877.528.110.599,00 981.620.120.854,00 1.275.448.701.689,00 15,30 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 79.719.083.256,00 91.878.588.950,00 97.746.731.999,00 109.447.610.694,00 116.093.856.689,00 9,92 Dana Alokasi Umum 600.795.435.000,00 642.722.208.000,00 717.458.878.600,00 803.849.010.160,00 1.029.606.595.000,00 14,68 Dana Alokasi Khusus 49.558.000.000,00 39.796.000.000,00 62.322.500.000,00 68.323.500.000,00 129.748.250.000,00 34,11 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 98.327.639.488,00 123.962.648.027,00 168.869.781.567,00 209.721.866.660,00 195.162.710.640,00 19,89 Hal III - 11

Tahun (Rp) RATA- URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 RATA 1 2 3 4 5 6 7 Pendapatan Hibah 650.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 (25,00) Dana Darurat 5.000.000.000,00 7.190.396.000,00 0,00 0,00 0,00 (14,05) Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 26.136.528.753,00 27.535.892.927,00 30.589.689.338,00 39.755.770.346,00 48.228.620.770,00 16,93 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 16.984.267.880,00 22.519.950.000,00 68.309.966.729,00 100.824.365.000,00 12.195.000.000,00 48,90 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 49.556.842.855,00 66.716.409.100,00 69.970.125.500,00 69.141.731.314,00 134.739.089.870,00 33,30 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Jumlah Pendapatan 876.122.099.714,00 967.266.988.286,00 1.122.795.910.289,00 1.277.921.523.925,00 1.574.352.386.820,00 15,87 Sumber: DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 Hal III - 12

3.1.1.2. Belanja Daerah Pada dasarnya belanja daerah dalam APBD diarahkan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan secara umum, pelaksanaan pembangunan sesuai prioritas daerah yang disinergikan dengan program-progam Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat. Belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Seiring dengan meningkatnya pendapatan daerah, selama kurun waktu 2008-2012, belanja daerah pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, seperti terlihat dalam Tabel 3.8. Tabel 3.8. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 (Dalam Miliar Rupiah) Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah No. Tahun Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % 1 2008 559,924 549,392 98,12 360,702 333,376 92,42 920,626 882,768 95,89 2 2009 658,232 628,420 95,47 319,970 299,721 93,67 978,202 928,141 94,88 3 2010 818,531 805,763 98,44 373,556 330,366 88,44 1.192,088 1.136,129 95,31 4 2011 844,878 837,437 99,12 474,201 451,571 95,23 1.319,079 1.289,008 97,72 5 2012 936,725 907,686 96,90 654,072 618,238 94,52 1.590,797 1.525,924 95,92 Sumber: DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 Belanja tidak langsung meningkat dari anggaran tahun 2008 sebesar Rp559,924 miliar dengan realisasi sebesar Rp549,392 miliar, menjadi anggaran sebesar Rp936,725 miliar dengan realisasi sebesar Rp907,686 miliar pada tahun 2012; belanja langsung meningkat dari anggaran tahun 2008 sebesar Rp360,702 Hal III - 13

miliar dengan realisasi sebesar Rp333,376 miliar, menjadi anggaran sebesar Rp654,072 miliar dengan realisasi sebesar Rp618,238 miliar pada tahun 2012; Total belanja meningkat dari anggaran tahun 2008 sebesar Rp920,626 miliar dengan realisasi sebesar Rp882,768 miliar, menjadi anggaran sebesar Rp1,590 triliun dengan realisasi sebesar Rp1,525 triliun pada tahun 2012. M I L Y A R 1800 1600 1400 R 1200 U P1000 I 800 A 600 H 400 Gambar 3.8. Perkembangan Anggaran Belanja Daerah 1.590,80 1.319,08 1.192,09 978,202 920,626 936,725 818,531 844,878 658,232 654,072 559,924 474,201 360,702 319,97 373,556 BTL BL TOTAL BELANJA 200 0 2008 2009 2010 2011 2012 T a h u n 1800 Gambar 3.9. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah M i l y a r R u p i a h 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 882,768 549,392 333,376 1.289,01 1.136,13 928,141 805,763 837,437 628,42 451,571 299,721 330,366 1.525,92 907,686 618,238 BTL BL TOTAL BELANJA 0 2008 2009 2010 2011 2012 T a h u n Hal III - 14

Mengenai perkembangan persentase realisasi belanja dapat dilihat pada Gambar 3.10. Selama kurun waktu 2008-2012, persentase realisasi belanja tidak langsung selalu lebih besar dari belanja langsung. Secara keseluruhan realisasi belanja daerah mengalami fluktuasi. Total belanja daerah terdapat fluktuasi yaitu dari 95,89% pada tahun 2008, turun menjadi 94,88 % pada tahun 2009, turun lagi menjadi 93,31% pada tahun 2010, kemudian naik lagi menjadi 97,72 % pada tahun 2011, kemudian turun lagi menjadi 95,92 % pada tahun 2012. Gambar 3.10. Perkembangan Prosentase Realisasi Belanja Daerah p e r s e t a s e 100 98 96 94 92 90 88 86 84 98,12 95,89 92,42 94,88 95,47 93,67 98,44 93,31 88,44 99,12 97,72 95,23 96,9 95,92 94,52 Total BTL BL 82 2008 2009 2010 2011 2012 T A H U N Dari gambar 3.10 di atas juga terlihat selama kurun waktu 2008-2012, persentase realisasi komponen Belanja Langsung mencapai angka terendah yaitu 88,44% pada tahun 2010, turun dari tahun 2009 yang tercatat sebesar 93,67 %. Kondisi ini berbeda dengan Belanja Tidak Langsung, yang meningkat dari 95,47 % pada tahun 2009 menjadi 98,44 pada tahun 2010. Mengenai proporsi realisasi belanja selama kurun waktu 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 3.9 dan gambar 3.11. Hal III - 15

Tabel 3.9. Perkembangan Proporsi Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 No. Tahun Belanja Tidak Langsung (%) Belanja Langsung (%) Total (%) 1 2008 62,24 37,76 100 2 2009 67,71 32,29 100 3 2010 70,92 29,08 100 4 2011 64,97 35,03 100 5 2012 59,48 40,52 100 120 Gambar 3.11. Perkembangan Proporsi Belanja Daerah 100 p e r s e n 80 60 40 BL BTL 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 T A H U N Hal III - 16

Dari tabel dan gambar di atas terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012, secara rata-rata tidak terjadi perubahan yang cukup signifikan pada komposisi belanja daerah yaitu berkisar antara 60% untuk Belanja Tidak Langsung dan 40 % Belanja Langsung. Perubahan yang terjadi yaitu penurunan untuk Belanja Tidak Langsung dan peningkatan untuk Belanja Langsung, artinya bahwa kebijakan keuangan daerah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam melayani kebutuhan publik/ masyarakat. Secara rinci, perkembangan belanja daerah selama kurun waktu 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 3.10. yaitu sebagai berikut : a. Belanja Tidak Langsung; terdiri dari Belaja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belaja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan, Belaja Tidak Terduga, dan Belanja Lain-lain. b. Belanja Langsung; terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa; dan Belanja Modal. Hal III - 17

Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 Tabel 3.10 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 (Dalam Miliar Rupiah) No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % BELANJA DAERAH 920,627 882,768 95,89 978,203 928,142 94,88 1.192,088 1.136,130 95,31 1.319,080 1.289,009 97,72 1.590,798 1.525,925 95,92 Belanja Tidak Langsung 559,924 549,392 98,12 658,232 628,420 95,47 818,531 805,763 98,44 844,879 837,437 99,12 936,726 907,686 96,90 1 Belanja Pegawai 484,216 479,697 99,07 548,582 545,184 99,38 712,642 703,199 98,68 766,341 764,179 99,72 887,485 860,887 97,00 2 Belanja Bunga 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 3 Belanja Subsidi 0,500 0,500 100,00 0,168 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 4 Belanja Hibah 20,171 18,423 91,34 6,817 5,550 81,41 6,912 6,833 98,85 10,547 9,628 91,29 2,531 2,481 98,02 5 Belanja Bantuan Sosial 16,079 12,949 80,54 55,397 33,005 59,58 53,256 50,773 95,34 22,495 18,669 82,99 0,000 0,000 0,00 6 7 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ kabupaten/ kota Dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/kabupaten/kota Dan Pemerintahan Desa 1,550 1,434 92,48 1,633 1,360 83,27 1,723 1,599 92,78 1,881 1,816 96,56 1,997 0,841 42,12 37,028 36,389 98,27 45,029 43,321 96,21 43,499 43,360 99,68 43,115 42,948 99,61 44,212 43,424 98,22 8 Belanja Tidak Terduga 0,380 0,000 0,00 0,606 0,000 0,00 0,500 0,000 0,00 0,500 0,197 39,35 0,500 0,053 10,69 9 Lain-lain 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 Belanja Langsung 360,703 333,376 92,42 319,971 299,721 93,67 373,557 330,366 88,44 474,201 451,571 95,23 654,072 618,238 94,52 1 Belanja Pegawai 75,714 72,475 95,72 62,334 56,784 91,10 45,848 40,393 88,10 73,526 69,596 94,66 80,191 74,322 92,68 2 Belanja Barang Dan Jasa 119,599 111,419 93,16 132,713 122,376 92,21 137,656 118,208 85,87 196,621 186,054 94,63 209,657 192,915 92,01 3 Belanja Modal 165,390 149,482 90,38 124,924 120,562 96,51 190,052 171,765 90,38 204,055 195,921 96,01 364,224 351,002 96,37 Hal III - 18

J u t a r u p i a n 1000 800 600 400 200 0 Gambar 3.12. Perkembangan Realisasi Belanja Tidak Langsung 2008 2009 2010 2011 2012 T A H U N Belanja Pegawai Belanja bunga Belaja Subsidi Belaja Hibah Bansos Bagi Hasil Bankeu Tidak Terduga Lain-lain J u t a a n r u p i a h 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Gambar 3.13. Perkembangan Realisasi Belanja Langsung 2008 2009 2010 2011 2012 T A H U N Belanja Pegawai Belanja Barang/Jasa Belanja Modal 3.1.1.3. Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SILPA tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan Hal III - 19

daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. pengeluaran pembiayaan daerah terdiri dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, pemberian pinjaman daerah. Secara rinci Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut ini. Hal III - 20

No. Uraian Tabel. 3.11 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 (Dalam Miliar Rupiah) 2008 2009 2010 2011 2012 Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % 1 PEMBIAYAAN DAERAH 34,103 34,332 100,67 25,968 26,284 101,22 63,217 65,409 103,47 44,349 47,940 108,10 19,127 19,322 101,02 Penerimaan Pembiayaan Daerah SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya 39,354 39,580 100,57 29,213 28,429 97,32 65,717 65,409 99,53 52,349 51,440 98,26 37,127 37,322 100,53 31,161 31,161 100,00 27,685 27,685 100,00 65,409 64,848 99,14 52,075 50,746 97,45 36,853 36,853 100,00 2 Pencairan Dana Cadangan 5,000 5,000 100,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 0,000 0,421 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 6 Penerimaan Piutang Daerah 3,193 2,998 93,89 1,528 0,744 48,69 0,308 0,561 182,49 0,274 0,694 253,36 0,274 0,469 171,15 1 2 3 4 Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (investasi) Pem Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 39,354 39,580 100,57 29,213 28,429 97,32 65,717 65,409 99,53 52,349 51,440 98,26 37,127 37,322 100,53 5,251 5,249 99,95 3,245 2,145 66,11 2,500 0,000 0,00 8,000 3,500 43,75 18,000 18,000 100,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 4,500 0,000 0,00 18,000 18,000 100,00 3,500 3,500 100,00 2,700 1,600 59,26 2,500 0,000 0,00 3,500 3,500 100,00 0,000 0,000 0,00 1,751 1,749 99,86 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,545 0,545 100,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 5,251 5,249 99,95 3,245 2,145 66,11 2,500 0,000 0,00 8,000 3,500 43,75 18,000 18,000 100,00 Pembiayaan Neto 34,103 34,332 100,67 25,968 26,284 101,22 63,217 65,409 103,47 44,349 47,940 108,10 19,127 19,322 101,02 SILPA Tahun berkenaan 0,000 27,685 0,00 0,000 65,409 0,00 0,000 52,075 0,00 0,000 36,853 0,00 0,000 67,750 0,00 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 Hal III - 21

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa selama periode tahun 2008-2012, pembiayaan daerah mengalami fluktuasi yang puncaknya mencapai angka tertinggi pada tahun 2010 dan 2011 dengan rata-rata mencapai di atas 103 persen. 3.1.2. Neraca Daerah Neraca daerah adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas (perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah) yang meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Elemen utama neraca pemerintah daerah meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana. Setiap elemen utama neraca tersebut ditunjukkan dalam sub-sub rekening yang lebih rinci. Neraca daerah sebagaimana tersebut di atas dapat dilihat dalam tabel 3.12 sebagai berikut: Hal III - 22

Tabel 3.12 RATA-RATA PERTUMBUHAN NERACA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2008-2012 NO URAIAN Tahun (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 RATA- RATA 1 ASET LANCAR Kas 27.708.270.980,00 8.606.397.119,00 54.325.061.626,00 42.713.366.805,00 72.332.570.797,00 99,82 Kas di Kas Daerah 27.398.713.599,00 5.101.399.740,00 51.920.316.209,00 36.708.724.785,00 68.049.529.500,00 177,03 Kas di Bendahara Pengeluaran 301.384.200,00 339.736.084,00 155.639.731,00 2.797.814.852,00 0,00 294,99 Kas di Bendahara Penerimaan 8.173.181,00 679.621.987,00 21.837.800,00 17.821.804,00 0,00 1.585,28 Kas di BLUD 0,00 2.485.639.308,00 2.227.267.886,00 3.189.005.364,00 4.283.041.297,00 33,42 Investasi Jangka Pendek 0,00 60.000.000.000,00 0,00 0,00 0,00 Piutang 10.408.350.375,00 6.834.521.370,96 9.276.072.919,40 8.318.399.314,00 9.796.524.799,00 2,61 Piutang Bagi Hasil 0,00 0,00 0,00 0,00 358.854.581,00 Piutang Retribusi 3.582.002.375,00 2.110.773.370,96 2.416.695.914,40 4.236.981.314,00 5.436.252.218,00 16,97 Piutang Lainnya 6.826.348.000,00 4.723.748.000,00 6.859.377.005,00 4.081.418.000,00 4.001.418.000,00 (5,12) Penyisihan Piutang 0,00 0,00 0,00 0,00 (4.598.819.022,00) Penyisihan Piutang Retribusi 0,00 0,00 0,00 0,00 (1.156.401.022,00) Penyisihan Piutang Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 (3.442.418.000,00) Persediaan 4.337.884.369,95 5.907.728.470,55 16.688.080.623,49 18.080.121.838,10 16.827.547.740,50 47,35 Jumlah Aset Lancar 42.454.505.724,95 81.348.646.960,51 80.289.215.168,89 69.111.887.957,10 94.357.824.314,50 21,50 2 INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Dana Bergulir 3.910.592.172,00 3.445.290.940,00 3.388.587.452,00 3.353.734.433,00 3.337.325.633,00 (4,64) Dana Bergulir Diragukan Tertagih 0,00 0,00 (1.431.653.828,00) (1.207.917.669,52) (1.199.866.137,80) Penyertaan Modal Pada Pusat Koperasi Syariah dan KUKM 1.000.000.000,00 2.600.000.000,00 2.161.000.000,00 1.717.500.000,00 1.344.960.000,00 Jumlah Investasi Nonpermanen 4.910.592.172,00 6.045.290.940,00 4.117.933.624,00 3.863.316.763,48 3.482.419.495,20 (1,89) Hal III - 23

NO URAIAN Tahun (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 RATA- RATA Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 17.161.122.044,00 17.161.121.834,00 21.965.733.581,97 27.374.754.080,34 27.409.000.250,28 13,96 Jumlah Investasi Permanen 17.161.122.044,00 17.161.121.834,00 21.965.733.581,97 27.374.754.080,34 27.409.000.250,28 13,96 Jumlah Investasi Jangka Panjang 22.071.714.216,00 23.206.412.774,00 26.083.667.205,97 31.238.070.843,82 30.891.419.745,48 10,57 3 ASET TETAP Tanah 618.932.293.502,00 694.948.147.984,00 706.676.366.821,00 631.560.543.571,00 610.509.198.322,00 0,10 Peralatan dan mesin 129.243.799.361,00 177.675.016.819,00 187.360.027.249,00 226.924.853.482,00 328.218.937.510,00 24,49 Gedung dan bangunan 568.053.843.326,00 691.479.583.735,00 722.172.609.178,97 777.226.587.936,00 827.620.160.549,00 10,01 Jalan, Irigasi dan jaringan 607.818.657.573,00 586.620.147.924,00 692.955.071.683,00 744.779.503.275,00 909.085.714.873,00 11,84 Aset tetap lainnya 8.460.846.038,00 5.202.701.619,00 14.926.498.199,00 44.723.177.358,00 17.689.425.346,00 58,63 Konstruksi dalam pengerjaan 0,00 0,00 0,00 2.404.548.287,00 0,00 Akumulasi penyusutan 0,00 0,00 2.095.704.156,03 0,00 0,00 Jumlah Aset Tetap 1.932.509.439.800,00 2.155.925.598.081,00 2.324.090.573.130,97 2.427.619.213.909,00 2.693.123.436.600,00 8,62 4 Dana cadangan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 18.000.000.000,00 5 ASET LAINNYA Jumlah Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 18.000.000.000,00 Tagihan Penjualan Angsuran - Tuntutan Ganti Rugi / Tuntutan Perbendaharaan - - - - - Aset Tak Berwujud 1.375.066.550,00-1.430.132.500,00 9.126.083.775,00 13.053.812.993,00 Aset Rusak Berat 23.740.653.878,00 23.740.653.878,00 29.898.647.927,00 33.176.334.887,00 - (12,62) Aset lain- lain 79.824.000,00 79.824.000,00 1.982.179.000,00 4.457.179.000,00 147.336.358.719,00 1.142,73 Jumlah Aset Lainnya 25.195.544.428,00 23.820.477.878,00 33.310.959.427,00 46.759.597.662,00 160.390.171.712,00 64,71 JUMLAH ASET 2.022.231.204.168,95 2.284.301.135.693,51 2.463.774.414.932,83 2.574.728.770.371,92 2.996.762.852.371,98 9,90 Hal III - 24

NO URAIAN Tahun (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 II KEWAJIBAN - 1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK RATA- RATA Utang kepada pihak ketiga 596.539.458,00 32.087.725,00 30.792.647.491,00 40.361.912.532,00 40.661.912.532,00 19.156,11 Utang Perhitungan Pihak Ketiga 630.200,00 2.653.757.270,00 - Utang Jangka Pendek Lainnya 628.189.308,00 410.072.640,00 692.695.925,00 - Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 2.288.513.080,41 2.260.296.552,41 2.260.296.552,41 2.260.296.552,41 2.260.296.552,41 (0,25) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 12.253.087.181,00 20.361.227.720,00 - - Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 15.138.139.719,41 23.281.801.305,41 33.463.646.883,41 45.968.662.279,41 42.922.209.084,41 36,83 2 Keawajiban Jangka Panjang - - - Uatang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - - Utang Jangka Panjang Lainnya - - Jumlah Kewajiban Jangaka Panjang - - - Jumlah Kewajiban 15.138.139.719,41 23.281.801.305,41 33.463.646.883,41 45.968.662.279,41 42.922.209.084,41 36,83 III Ekuitis Dana - - 1 Ekuitis Dana Lancar Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 27.685.213.599,00 65.409.048.099,00 52.075.316.209,00 36.852.782.367,00 67.749.529.500,00 31,87 Pendapatan yang di tangguhkan 8.173.181,00 3.165.261.295,00 2.249.115.217,00 3.206.827.168,00 4.283.041.297,00 Cadangan Piutang 10.408.350.375,00 6.834.521.370,96 9.276.072.919,40 8.318.399.314,00 5.197.705.777,00 Cadangan Persediaan 4.337.884.369,95 5.907.728.470,55 16.688.080.623,41 18.080.121.838,10 16.827.547.740,50 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek (15.123.255.519,41) (23.249.713.580,41) (33.463.016.683,41) (43.314.905.009,41) (42.622.209.084,41) Jumlah Ekuitas Dana Lancar 27.316.366.005,54 58.066.845.655,10 46.825.568.285,40 23.143.225.677,69 51.435.615.230,09 7.720,18 (8,44) 47,35 36,24 28,51 Hal III - 25

NO URAIAN 2 Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Tahun (Rp) 2008 2009 2010 2011 2012 RATA- RATA 22.071.714.216,00 23.206.412.774,00 26.083.667.205,97 31.238.070.843,82 30.891.419.745,48 10,57 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.932.509.439.800,00 2.155.925.598.081,00 2.326.186.277.287,00 2.427.619.213.909,00 2.693.123.436.600,00 8,62 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 25.195.544.428,00 23.820.477.878,00 33.310.959.427,00 46.759.597.662,00 160.390.171.712,00 64,71 Dana Yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang - - - - Jumlah Ekuitas Dana Investasi 1.979.776.698.444,00 2.202.952.488.733,00 2.385.580.903.919,97 2.505.616.882.414,82 2.884.405.028.057,48 9,62 3 Ekuitas Dana Cadangan - - Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - 18.000.000.000,00 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - 18.000.000.000,00 Jumlah Ekuitas Dana 2.007.093.064.449,54 2.261.019.334.388,10 2.432.406.472.205,37 2.528.760.108.092,51 2.953.840.643.287,57 Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas Dana 2.022.231.204.168,95 2.284.301.135.693,51 2.465.870.119.088,78 2.574.728.770.371,92 2.996.762.852.371,98 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 9,71 9,90 Hal III - 26

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2009-2013 Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan melalui suatu sistem yang terintegrasi dalam rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan sampai pada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. a. Kebijakan Pendapatan Daerah Selama periode tahun anggaran 2008-2012, kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui: 1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai peraturan yang berlaku dan kondisi daerah; 2) Peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM pengelola pendapatan daerah; 3) Peningkatan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan; dan 4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya. Untuk itu digariskan sejumlah kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah, antara lain : 1. Memantapkan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan pendapatan daerah. 2. Meningkatkan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan yang memperhatikan aspek legalitas, keadilan, kepentingan umum, karakteristik daerah dan kemampuan masyarakat dengan memegang teguh prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi. 3. Meningkatkan akurasi data sumber daya alam sebagai dasar perhitungan pembagian dalam dana perimbangan. 4. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan pemerintah, pemerintah provinsi dan OPD penghasil. Hal III - 27

5. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam upaya peningkatan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah. 6. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah. 7. Meningkatkan peran dan fungsi OPD penghasil dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan. 8. Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah. 9. Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan sistem administrasi dan efisiensi penggunaan anggaran daerah. 10. Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan organisasi dan tata kerja, pengembangan sumber daya pegawai yang profesional dan bermoral, serta pengembangan sarana dan fasilitas pelayanan prima dan melaksanakan terobosan untuk peningkatan pelayanan masyarakat. b. Kebijakan Belanja Daerah Penentuan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah, serta prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas. Berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah tahun anggaran 2008-2013, disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, dengan memperhatikan prestasi kerja setiap OPD dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan. Hal III - 28

Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2008-2013 diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran IPM dan MDGs. Untuk itu, diperlukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pencapaian IPM dan MDGs guna memperkuat bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur. Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2008-2013 dilakukan melalui pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien, dan efektif, antara lain: 1. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan Kabupaten Majalengka yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan, serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi OPD dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah. 2. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk fungsi pendidikan sebesar 20% dari volume APBD setiap tahunnya. 3. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk fungsi kesehatan secara bertahap sebesar 10% dari volume APBD setiap tahunnya. 4. Alokasi anggaran untuk bidang infrastruktur minimal 10% dari total PKB, PBBKB dan BBNKB sesuai dengan Pasal 8 UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. 5. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan diarahkan pada revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, penguatan struktur ekonomi pedesaan, pemberdayaan koperasi dan UMKM, serta dukungan infrastruktur pedesaan. 6. Untuk mendukung pengembangan aktivitas ekonomi, pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur diarahkan pada wilayah sentra produksi dipedesaan, aksesibilitas sumber air baku dan listrik. 7. Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan di Kabupaten Majalengka, pemerintah daerah mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan lindung, mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam. Hal III - 29

8. Kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap (fixed cost) dan pelayanan dasar OPD. 9. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut : a) Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan serta pemberian insentif kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. b) Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi dan jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak. c) Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. d) Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah daerah, dan kelompok masyarakat perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. e) Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. f) Mengalokasikan belanja bagi hasil kepada kabupaten dan kota digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten dan kota sesuai dengan ketentuan perundangundangan. Belanja bagi hasil dilaksanakan secara proporsional, guna memperkuat kapasitas fiskal kabupaten dan kota dalam melaksanakan otonomi daerah. Hal III - 30

g) Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan kota dan pemerintah desa yang digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten dan kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya. Belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan kota dan pemerintah desa diarahkan dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Barat. c. Kebijakan Pembiayaan Daerah Struktur APBD selain terdapat komponen pendapatan dan belanja daerah, juga mencakup pembiayaan daerah yang meliputi: (a) penerimaan pembiayaan, (b) pengeluaran pembiayaan. Kebijakan pembiayaan daerah diarahkan pada pemenuhan belanja yang mengalami defisit anggaran sebagai akibat dari proporsi pendapatan yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan belanja. Arah kebijakan pembiayaan daerah juga diarahkan pada pemenuhan belanja investasi yaitu dengan peningkatan penyertaan modal BUMD serta penyediaan dana cadangan untuk pelaksanaan Pemilukada. 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran Dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan keuangan tersebut di atas yang menyangkut kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah dan kebijakan pembiayaan daerah, maka untuk mengetahui kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan lima tahun ke depan dalam rangka meningkatkan kapasitas pendanaan pembangunan daerah, hendaknya diketahui pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan tahun sebelumnya. Gambaran realisasi dari pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah pada tahun 2008-2012 antara lain adalah sebagai berikut : Hal III - 31

a) Proporsi Realisasi Belanja Daerah Dibanding Anggaran Tabel 3.13 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Majalengka Tahun 2008 2012 (Dalam Miliar Rupiah) No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % BELANJA DAERAH 920,627 882,768 95,89 978,203 928,142 94,88 1.192,088 1.136,130 95,31 1.319,080 1.289,009 97,72 1.590,798 1.525,925 95,92 Belanja Tidak Langsung 559,924 549,392 98,12 658,232 628,420 95,47 818,531 805,763 98,44 844,879 837,437 99,12 936,726 907,686 96,90 1 Belanja Pegawai 484,216 479,697 99,07 548,582 545,184 99,38 712,642 703,199 98,68 766,341 764,179 99,72 887,485 860,887 97,00 2 Belanja Bunga 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 3 Belanja Subsidi 0,500 0,500 100,00 0,168 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 4 Belanja Hibah 20,171 18,423 91,34 6,817 5,550 81,41 6,912 6,833 98,85 10,547 9,628 91,29 2,531 2,481 98,02 5 Belanja Bantuan Sosial 16,079 12,949 80,54 55,397 33,005 59,58 53,256 50,773 95,34 22,495 18,669 82,99 0,000 0,000 0,00 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ kabupaten/ kota 1,550 1,434 92,48 1,633 1,360 83,27 1,723 1,599 92,78 1,881 1,816 96,56 1,997 0,841 42,12 6 dan Pemerintahan Desa 7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ kabupaten/kota dan Pemerintahan Desa 37,028 36,389 98,27 45,029 43,321 96,21 43,499 43,360 99,68 43,115 42,948 99,61 44,212 43,424 98,22 8 Belanja Tidak Terduga 0,380 0,000 0,00 0,606 0,000 0,00 0,500 0,000 0,00 0,500 0,197 39,35 0,500 0,053 10,69 9 Lain-lain 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 Belanja Langsung 360,703 333,376 92,42 319,971 299,721 93,67 373,557 330,366 88,44 474,201 451,571 95,23 654,072 618,238 94,52 1 Belanja Pegawai 75,714 72,475 95,72 62,334 56,784 91,10 45,848 40,393 88,10 73,526 69,596 94,66 80,191 74,322 92,68 2 Belanja Barang dan Jasa 119,599 111,419 93,16 132,713 122,376 92,21 137,656 118,208 85,87 196,621 186,054 94,63 209,657 192,915 92,01 3 Belanja Modal 165,390 149,482 90,38 124,924 120,562 96,51 190,052 171,765 90,38 204,055 195,921 96,01 364,224 351,002 96,37 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, Tahun 2013 Hal III - 32

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa proporsi penggunaan realisasi belanja daerah dibandingkan dengan anggaran belanja daerah mengalami fluktuasi dikisaran antara 94 sampai 97 prosen tiap tahunnya. Sementara itu, analisis proporsi belanja daerah untuk pemenuhan kebutuhan aparatur periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 3.14 sebagai berikut : Hal III - 33

Tabel 3.14 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 (Dalam Miliar Rupiah) No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 A. Belanja Tidak Langsung 473.932.200.117 539.078.507.202 585.276.841.022 650.596.292.374 708.678.449.265 1. Belanja Gaji dan Tunjangan 460.489.906.644 528.396.568.108 566.919.885.726 631.152.552.124 689.459.250.694 2. Belanja Tambahan Penghasilan 10.603.332.500 7.603.959.000 16.546.432.500 16.275.740.250 15.027.049.000 3. Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional 2.614.800.000 2.879.400.000-3.168.000.000 3.168.000.000 KDH/Wakil KDH 4. Belanja Pemungutan Pajak Daerah 224.160.973 198.580.094 1.810.522.796-1.204.149.571 B. Belanja Langsung 157.716.265.576 131.035.160.001 195.204.547.731 214.496.849.361 371.627.448.138 1. Belanja Honorarium PNS 1.308.380.000 2.283.125.650 7.895.145.000 3.348.835.850 3.615.445.400 2. Belanja Uang Lembur - - 2.893.608.050 3.356.287.500 3.761.856.700 3. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - - - 45.702.680 4. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS - - 1.218.468.200 2.325.900.600 3.010.810.600 5. Belanja Premi Asuransi Kesehatan - - 818.625.500 924.724.720-6. Belanja makanan dan minuman pegawai 831.882.718 1.660.144.345 1.403.294.189 479.549.250 1.005.744.658 7. Belanja pakaian dinas dan atributnya - 74.800.000 810.879.750 5.107.500 17.524.100 8. Belanja pakaian khusus dan hari-hari tertentu - - 74.199.000 14.911.600 30.349.000 9. Belanja perjalanan dinas 6.093.596.905 6.455.192.036 8.325.107.524 8.120.395.831 9.138.433.347 10. Belanja perjalanan pindah tugas - - - - - 11. Belanja pemulangan pegawai - - - - - 12. Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubeuler, Peralatan dan Perlengkapan 149.482.405.953 120.561.897.970 171.765.220.518 195.921.116.510 351.001.581.653 dan Lain-lain) Total 631.648.465.693 670.113.667.203 780.481.388.753 865.093.141.735 1.080.305.897.403 Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013 Hal III - 34

No. Tabel 3.15 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Majalengka Uraian Total Belanja Untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Rp) Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp) 1. Tahun Anggaran 2008 631.648.465.693,00 888.017.033.695,00 71,13 2. Tahun Anggaran 2009 670.113.667.203,00 930.287.115.723,00 72,03 3. Tahun Anggaran 2010 780.481.388.753,00 1.136.129.534.962,00 68,70 4. Tahun Anggaran 2011 865.093.141.735,00 1.292.508.961.686,00 66,93 5. Tahun Anggaran 2012 1.080.305.897.403,00 1.543.924.588.487,00 69,97 % Data di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012 total belanja daerah dalam rangka pemenuhan kebutuhan aparatur tiap tahunnya mengalami fluktuasi. Tahun 2010, persentase total belanja untuk pemenuhan kebutuhan sebesar 68,70 persen, namun tahun 2011 mengalami penurunan 1,77 persen menjadi 66,93 persen. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami penaikan yang cukup tajam yakni 3,04 persen menjadi 69,97 persen. Hal ini mencerminkan bahwa postur pengelolaan keuangan daerah dari waktu ke waktu mengalami perubahan yang sangat signifikan serta mengalami peningkatan dalam memenuhi kebutuhan publik. Artinya terjadi peningkatan pemenuhan kebutuhan belanja untuk kepentingan pelayanan publik yakni belanja yang dipergunakan untuk pembangunan menampakkan peningkatan dan terjadi penurunan untuk pemenuhan kebutuhan belanja pegawai/ aparatur, hal ini disebabkan karena kebijakan pemerintah pusat yang melakukan pengurangan dalam penerimaan pegawai. Pengeluaran periodik, wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten Majalengka tahun 2008-2012 terlihat pada tabel dibawah. Hal III - 35

Tabel 3.16 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Majalengka No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 A. Belanja Tidak Langsung 532.989.810.303 597.363.377.208 667.885.104.981 666.446.604.599 739.427.028.956 (Dalam Miliar Rupiah) Rata-Rata Pertumbuhan (%) 1. Belanja Gaji dan Tunjangan 460.489.906.644 528.396.568.108. 566.919.885.726 631.152.552.124 689.459.250.694 2. Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/Wakil KDH 2.804.550.000 2.483.400.000-3.168.000.000 3.168.000.000 3. Belanja Bunga - - - - - 4. Belanja Bagi hasil 1.443.859.843 - - 3.631.641.940-5. Belanja Subsidi 500.000.000 - - - - 6. Belanja Hibah 18.423.012.816-6.832.502.300 9.628.222.035 2.480.750.000 7. Belanja Bantuan Sosial 12.949.487.000-50.773.207.600 18.669.418.500-8. Belanja Bagi Hasil - - - - 841.353.455 9. Belanja Bantuan Keuangan 36.388.994.000 66.483.409.100 43.359.509.355-43.424.208.549 Hal III - 36