Mars & Venus prasangka bisa membunuh diri kita sendiri anonim Venus Canberra, March 23, 2011, 5:13 p.m Cahaya keemasan mulai berpendar di langit Canberra, namun aku, masih saja terpaku pada barisan analogi tingkat tinggi yang dihamparkan monitor tua ini. Hanya aku dan secangkir kopi. Kebisingan diluar sana telah membuatku malas beranjak pergi. Orang berlalu lalang penuh persaingan seolah ingin selamat dari ancaman bom bunuh diri. Mobil penuh sesak berteriak. Asap knalpot membumbung menyeruak hidung. Mesinmesinnya meronta dan siap kapan saja meledakkan kepala. Di sinilah tempat teraman. Kamar apartemenku. Sempit, gersang, panas! Hanya decit kipas angin aus setia mengisi sepi ruangan ini.
Aku begini. Menuliskannya seperti ini. Karena ini satu-satunya yang aku ingini. Menulis! Puluhan e- mail bisa kutulis untuknya dalam sehari. Menceritakan semua yang terjadi. Setiap detil yang kualami. Tentu saja padanya, kekasihku tercinta yang berada di Indonesia. Mars namanya. Dia berdiri kokoh dengan keramahan, namun berubah keras dengan keangkuhan, dengan ambisi yang tak ada henti. Tak terasa, 3 tahun sudah kami bersama. Ya, ini adalah hari jadi kami. 23 Maret. Tapi hubungan ini, tak ubahnya sebuah duri. Bukan karena kami tak saling mencintai, tapi lebih kepada ego yang tinggi. Ini memang hari jadi kami, tapi tak sedikitpun ada selebrasi. Tak ada yang spesial dengan hari ini. Hanya karena Pewee, anjing kesayangannya itu mati. Dia baru saja mengirim pesan via e-mail, dan mengatakan bahwa Pewee mati karena tertabrak mobil saat menemaninya lari pagi. Aku tau Pewee sangat berarti. Tapi apakah hanya karena itu, dia serta merta melupakan hari jadi kami? Tidak cukup berartikah aku dalam hidupnya? Atau mungkin dia sudah lupa kapan hari jadi kami? Oh My God! Semua 2
ini membuatku lelah! Aku lelah menangis. Tapi Cuma ini yang bisa kulakukan. Mungkinkah dia setega itu. Dia bukan lagi Mars yang aku kenal. Aku teringat hari dimana kami menerima admission letter untuk mengambil gelar master dari Australian National University, setahun lalu. Kami merasa sangat senang sekaligus bangga. Terbayang hari-hari yang akan dilalui berdua di Canberra. Bahkan berbicara tentang pernikahan. Tapi takdir berkata lain. Ayahnya mengalami stroke. Maka tanggungjawab sebagai tulang punggung keluarga dia ambil alih. Jadilah aku merantau sendiri ke negeri asing yang keras ini. Merasa sendiri, tak ada yang mendampingi kemanapun aku pergi. Tak ada yang mengantarku berangkat di pagi hari ataupun menyambutku dengan pelukan saat aku pulang. Sepi. Namun aku yakin, saat tersadar esok hari, dia akan merasa sangat menyesal dan segera meminta maaf padaku. Atau mungkin, dia mau meluangkan waktunya untuk melakukan Chatting demi membayar semua kesalahannya ini? Who knows? Aku tahu Mars-ku tidak mungkin lupa dengan hari bersejarah ini. Mars-ku adalah yang terbaik yang 3
pernah ada. Akupun tahu dia sangat menyayangiku lebih dari apapun di dunia ini. Ya, seperti yang selalu ia katakan padaku selama ini. Jangan ditanya apakah aku percaya dengan semua kata-katanya, tentu saja aku percaya, dengan sepenuh hati ini. Aku yakin, di sana, Mars dengan setia sedang menanti kepulanganku. Dan mungkin saja, dia akan langsung melamarku. Ya, itu pasti. Aku tahu dia hanya menginginkan aku seorang. Aku yakin itu... My Mars, My lovely Mars. What ve u been? Do you miss me? It such a lonely time without you here. I can t believe that it has been a year. I really miss the way u call me, My Venus. General Pewee (June 21, 2001-March 23, 2011) Dear, Pewee, goodbye for you. I do love u. I m not being about to blame you. Please you rest in peace. I know you know what i fel for you and for him. Been crazy of him. 4
Mars Jakarta, 23 Maret 2011 Hari ini Pewee mati. Sungguh menyesakkan bagiku menyaksikan kematian anjingku sendiri yang telah kupelihara sejak kecil, atau lebih tepatnya dipelihara oleh kami. Sayang majikannya yang lain pindah, dia memilih masa depannya. Venus, nama itulah yang menjadi pemilik lain Pewee, gadis yang selama ini aku cinta, mungkin hanya dia. Aku ingat ketika kami pertama kali bertemu dalam suatu acara kampus, aku memperkenalkan diriku. Namaku Mars, salam kenal Lalu dia tersenyum manis, sedikit tertawa kecil. Aneh ya, namaku Venus 5
Aku menyeryitkan dahi, mungkin dia bercanda tapi ternyata tidak. Namanya benar-benar Venus, kejadian yang langka dan aneh. Sebab dalam Mitologi, Mars dan Venus digambarkan sebagai amophisasi dari pria dan wanita itu sendiri. Saat itulah aku berpikir, mungkin kami ditakdirkan bersama. Takdir itu tidak salah, kami mulai berpacaran dan berencana membangun masa depan bersama, kami mengajukan beasiswa S2 ke Australia, namun badai itu tiba tiba datang menghampiri. Ayahku sakit, aku membatalkan rencanaku ke Australia. Aku tahu saat itu adalah pilihan yang sulit, entah apa yang ada dipikirannya, tapi aku memaksa Venus tetap mengambil S2-nya, tanpa aku. Itulah pilihan yang terbaik. Hari itu adalah hari terakhir aku melihat wajah manisnya, uraian air matanya menyambutku di Bandara. Kami akan berpisah. 6
Sejak saat itu, hanya Pewee yang menghiburku. Bisa dibilang Pewee adalah satu satunya pengikatku dengan dia, saat aku bersama Pewee, aku merasa dia di sisiku. Membuatku merasa nyaman dan menjadi diriku sendiri. Tapi, Pewee akhirnya mati, aku tak tahu apakah ini menjadi pertanda hubunganku dengannya akan berakhir. Sore ini aku akan mengunjungi tempat yang menjadi kenangan kita berdua saat aku menyatakan cinta pertama kali, taman itu, taman dengan bangku dan lampu antik yang menyala temaram. Ketika Pewee mati, aku mencari pengikat lain yang akan terus mengingatkanku padanya, satu satunya pengikat adalah taman itu. Di taman itu aku mengirimkan email kepadanya 7
Dear My Venus Hari ini Pewee mati, aku sangat merasa kehilangan. Dia tertabrak mobil ketika menemaniku lari pagi.huft...aku sangat kesal, marah... aku yang salah, aku tidak menjaganya dengan baik, dia berlari melintasi jalan raya yang padat. Aku sangat menyesal... Ingin aku menuliskan betapa menyesalnya aku tidak bisa menjaga pengikat kami dengan baik. Ingin aku menuliskan betapa aku sangat merindukannya, betapa aku sangat mengharapkannya, tapi......aku harap kau baik-baik saja Sincerely Your Mars 8