BAB 1 PENDAHULUAN Judul Hotel Bisnis dengan pendekatan Arsitektur Metafora di Solo Baru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

HOTEL BUTIK DI SOLO BARU

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan transportasi meningkat dengan pesat sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada, saat ini

Hotel Bintang 5 di Kota Batam TA- 138

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

CITY HOTEL BINTANG LIMA DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin. berkembang dan semakin majunya juga perkembangan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL DI SEMARANG

Sports Hotel di Kawasan Bukit Gombel Semarang BAB I PENDAHULUAN

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Bagas Laksawicaka Gedung Bioskop di Kota Semarang 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

[TUGAS AKHIR 38] CONDOTEL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

Pusat konvensi dan eksebisi di Solo

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

CITY HOTEL DENGAN FASILITAS MICE di SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PUSAT KONVENSI DAN EKSHIBISI DI SURABAYA (CONVENTION AND EXHIBITION CENTER DISURABAYA) Dengan penekanan desain Arsitektur Post Modern

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

TUGAS AKHIR 131/ BAB I PENDAHULUAN

CITY HOTEL BINTANG TIGA DI KUDUS Dengan penekanan Desain Arsitektur Post Modern Neo-Vernacular

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HOTEL BISNIS DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESOR BERKONSEP BUTIK DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rest Area KM 22 Jalan Tol Semarang - Solo Jovi Permata Anggriawan (L2B008052) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Judul Hotel Bisnis dengan pendekatan Arsitektur Metafora di Solo Baru 1.2. Pemahaman Judul Hotel menurut KBBI adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan, dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial dan memenuhi ketentuan persyaratan yang telah ditetapkan dalam keputusan tersebut. Dari aspek pariwisata menyatakan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bagian dari bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi kepentingan umum yang dikelola secara komersial (SK Menteri Perhubungan No. PM/PW 301/PHB 77 tanggal 22 Desember 1977). Hotel sebagai suatu bangunan umum yang memberikan jasa kepada orang yang melakukan perjalanan atas dasar imbalan. Dua jenis pelayanan utama disini adalah akomodasi serta makanan dan minuman (Fred Lawson: Fred Lawson, Hotels, Motels dan Condominium Design, Planning and Maintenance, 1980: 11). Bisnis menurut para ahli, salah satunya menurut Merriam Webster bahwa bisnis adalah kegiatan manufaktur, pembelian atau penjualan barang dan jasa yang kemudian ditukar dengan uang, pekerjaan atau kegiatan yang merupakan bagian dari pekerjaan. Jumlah aktivitas yang telah diselesaikan oleh toko, perusahaan, pabrik dan lain-lain.. Secara umum bisnis berarti komersial, perdagangan atau kegiatan keuangan yang mempergunakan waktu, perhatian tenaga kerja, dan penanaman modal demi perbaikan / kemajuan (Brata Atmajaya, H. 1994). Definisi Hotel Bisnis mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p. 52), Hotel Bisnis 1

merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis. Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran atau area perdagangan. Hotel Bisnis dikenal juga dengan nama Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel. City hotel, merupakan hotel yang terletak dekat dengan pusat-pusat kegiatan bisnis, dimana sebagian besar temunya menginap memiliki tujuan kegiatan berbisnis. City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut (Tarmoezi, 2000). Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hotel Bisnis adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana, fasilitas pelengkap lainnya serta jasa bagi umum yang dapat mendukung dan memperlancar kegiatan bisnis para tamu (seperti meeting room, bussines centre, exhibition room dan sebagainya), yang dikelola secara komersil serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 1.3. Latar Belakang Kota Solo merupakan salah satu kota pariwisata yang menjadi salah satu andalan provinsi Jawa Tengah. Kota Solo mengusung slogan "The Spirit of Java", karena kota ini mampu menjadi trendsetter bagi kota maupun kabupaten lainnya terutama disekitar Kota Solo, dalam hal sosial, budaya dan ekonomi. Kota Solo berada pada jalur yang sangat strategis yaitu pertemuan atau simpul yang menghubungkan Semarang dengan Jogjakarta (joglosemar) menjadikan kota ini mempunyai potensi pariwisata yang sangat besar. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang hendak singgah ke Kota Solo (www.solopos.com). Kota Solo menetapkan diri sebagai kota MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) atau tempat penyelenggaraan wisata konvensi. Hal tersebut menjadi gagasan baru untuk menggalakkan kegiatan wisata, dimana Kota Solo dinilai memiliki potensi besar dalam bisnis MICE, mengingat 2

pertumbuhan ekonominya yang baik, peningkatan trend pariwisata, serta keberhasilannya dalam pencitraan. Hal ini juga didukung potensi yang ada di Kota Solo berupa pariwisata, budaya lokal yang kuat, industri kreatif dan kerajinan seperti batik, berbagai seni pertunjukkan dan festival yang terus berkembang di Kota Solo. Solo Baru yang merupakan konsep pengembangan kota mandiri bisnis namun masih menjadi kota satelit yaitu kota yang perkembangannya selalu mengiringi perjalanan / laju pertumbuhan kota lama, karena masyarakatnya masih bergantung pada kota induk yang lebih besar yaitu Kota Solo dan Sukoharjo, sesuai dengan RUTRK Solo Baru tahun 1990-2010, secara langsung menuntut Solo Baru untuk mampu menjadi penyangga Kota Solo (www.solopos.com). Solo Baru merupakan sebuah kawasan hunian dan hiburan yang secara geografis berada di Kabupaten Sukoharjo, namun dalam fungsinya Solo Baru merupakan salah satu pusat kegiatan dari wilayah Kota Solo itu sendiri. Solo Baru merupakan salah satu alternatif kegiatan hiburan dari kawasan Kota Solo yang semakin padat. Dengan predikat dan beberapa daya tarik tersebut tidak mengherankan apabila Solo Baru juga menjadi tujuan rekreasi dan bisnis bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal tersebut dibuktikan dengan padatnya wisatawan yang berkunjung terutama pada akhir pekan. Wisatawan yang berkunjung dari berbagai umur dan kalangan. Pengunjung datang secara individual, grup, maupun dalam rangka study tour. Kegiatan berwisata seringkali lebih dari satu hari, sehingga wisatawan membutuhkan penginapan selama berada di Kota Solo (www.solobaru.com). Perancangan sebuah hotel perlu mempertimbangkan dua aspek utama pada perancangan bangunan komersial, yaitu efisiensi dan kenyamanan. Dua aspek ini secara keseluruhan akan mempengaruhi keputusan sebuah rancangan hotel dengan melihat kepentingan konsumen hotel yang menjadi sasaran hotel tersebut. Pada akhirnya hal ini akan 3

berdampak pada lahirnya rancangan berbagai jenis hotel yang berbeda sesuai jenis target pasarnya. Berangkat dari fenomena diatas pada kawasan Solo Baru, untuk mengantisipasi kedatangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang jumlahnya semakin meningkat. Solo baru mempunyai peluang untuk membangun fasilitas pendukung seperti akomodasi untuk tempat menginap, salah satunya adalah hotel bintang yang menyediakan fasilitas lengkap untuk pertemuan bisnis sekaligus untuk tempat rekreasi. Akhir-akhir ini bisnis perhotelan di Solo Baru menunjukkan prospek yang cerah, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang menginap di hotel, khususnya di hotel berbintang. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya kegiatan konvensi seperti rapat dan seminar yang dilakukan oleh instansiinstansi pemerintah dan swasta yang diselenggarakan di Kota Solo dan sekitarnya. Sebagai tahap awal bagian bangunan yang dapat dilihat masyarakat umum adalah tampak luar bangunan. Bagian ini merupakan sarana komunikasi visual dari suatu bangunan, di mana permainan bentuk yang semakin menajam digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang indah. Oleh karena itu tak dapat diragukan lagi bahwa tujuan arsitektur secara umum dapat dikatakan sama dengan tujuan seni visual, yaitu keindahan (Sutedjo, 1982 : 1-7). Seiring perkembangan zaman, tampak bangunan tidak semata-mata harus menunjukan fungsi didalamnya. Dapat lebih mengedepankan pengaruh sculptural dan aspek komposisi daripada fungsi atau program kebutuhan yang merupakan salah satu aliran pada arsitektur post modern, form follows function menjadi form follows fun. Selanjutnya teori metafora dibermakna konsep memberikan peluang untuk mengekspresikan sesuatu yaitu dimana pada konsep ini penulis ingin menanamkan figure dari bisnis menurut untuk dikemas kedalam desain bangunan hotel yang masih dilandasi form follows function. 4

Gaya hidup masyarakat modern sekarang tidak bisa dilepaskan dari cafe, pusat oleh-oleh, tempat hiburan untuk melepas penat menjadi alasan pembangunan Hotel Bisnis ini. Pada hotel ini akan ditunjang dengan fasilitasfasiltas tambahan untuk menunjang gaya hidup eksekutif muda yang bagus untuk memenuhi tuntutan kebutuhan gaya hidup para wisatawan-wisatawan untuk mendapatkan hiburan pada satu tempat mengingat mobiltas mereka yang sangat tinggi. Dari segi ruang, biasanya juga mempunyai unsur pendukung untuk kegiatan bisnis, seperti ruang rapat, conference room, atm perbankan, money changer, travel agent dan beberapa fasilitas pendukung yang mempermudah urusan bisnis user. 1.4. Permasalahan dan Persoalan 1.4.1. Permasalahan Bagaimana wujud konsep perencanaan dan perancangan bangunan hotel bisnis dengan pendekatan arsitektur metafora yang mencakup aspek lokasi dan site hotel yang dapat mewadahi segala aktivitasnya yang diharapkan bangunan tersebut dapat menjadi alternatif pilihan yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara dengan tujuan pertemuan bisnis sekaligus tempat rekreasi? 1.4.2. Persoalan Dari kajian permasalahan, maka muncul persoalan sebagai berikut: 1. Pola tata massa bangunan dan ruang yang sesuai bangunan hotel bisnis dengan pendekatan arsitektur metafora. 2. Ungkapan fisik tampilan bangunan yang mencerminkan arsitektur metafora dengan bentuk yang sesuai. 3. Sistem struktur dan utilitas bangunan sehingga dapat mendukung tampilan bangunan. 5

1.5. Tujuan dan Sasaran 1.5.1. Tujuan Konsep perencanaan dan perancangan bangunan hotel bisnis dengan pendekatan arsitektur metafora yang mencakup aspek lokasi dan site hotel bisnis yang dapat mewadahi segala aktivitasnya dalam program ruang yang diharapkan bangunan tersebut dapat menjadi alternatif pilihan yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara dengan tujuan pertemuan bisnis sekaligus tempat rekreasi. 1.5.2. Sasaran Dari tujuan di atas, terdapat sasaran yang diperoleh berdasarkan persoalan-persoalan yang dapat menentukan konsep perancangan yaitu sebagai berikut: 1. Konsep Perencanaan Konsep Penentuan Site Konsep Peruangan berupa kegiatan, kebutuhan ruang, program ruang dan tata ruang. 2. Konsep Perancangan Konsep Pengolahan Tapak Konsep Tampilan Bangunan Konsep Arsitektur Metafora Konsep Utilitas Bangunan 1.6. Lingkup dan Batasan Pembahasan 1.6.1. Lingkup pembahasan Pembahasan diorientasikan pada hal-hal untuk menjawab permasalahan dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur yang sesuai dengan tujuan dan sasaran Hotel Bisnis dengan pendekatan Arsitektur Metafora di Solo Baru. 1.6.2. Batasan pembahasan Pembahasan dibatasi pada pemecahan masalah arsitektural bangunan dengan didasari pada konsep arsitektur metafora. 6

1.7. Metode Pembahasan Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain: 1.7.1. Metode deskriptif Metode deskriptif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ditempuh dengan cara: studi pustaka / studi literatur digunakan untuk memperoleh data melalui beberapa referensi yang berkaitan dengan tugas akhir, di antaranya hotel bisnis, solo baru dan arsitektur metafora, data dari instansi terkait, observasi lapangan serta browsing internet. 1.7.2. Metode komparatif Metode komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap hotel bisnis yang sudah ada. Dari data-data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu landasan program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Hotel Bisnis dengan pendekatan Arsitektur Metafora di Solo Baru. 7

1.8. Sistematika Pembahasan BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Pendahuluan Tahap ini mengemukakan judul, pemahaman judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan. Tinjauan Pustaka Membahas mengenai literatur tentang tinjauan umum hotel, tipe hotel, dan tinjauan arsitektur metafora serta tinjauan studi banding hotel-hotel yang sudah ada. Tinjauan Kota Membahas tentang tinjauan Solo Baru berupa data-data fisik dan non fisik seperti letak geografi, luas wilayah, kondisi topografi dan iklim. Selain itu terdapat juga pembahasan mengenai potensi pariwisata, bisnis dan perhotelan di Solo Baru dan faktor-faktor yang mendukung pembangunan Hotel Bisnis dengan pendekatan Arsitektur Metafora di Solo Baru. Analisa Konsep Perencanaan dan Perancangan Hotel Bisnis dengan pendekatan Arsitektur Metafora di Solo Baru Menganalisa lokasi, program kegiatan dan program ruang, melalui analisa kegiatan sehingga dapat ditentukan konsep kebutuhan ruang, analisa hubungan dan organisasi ruang, analisa besaran ruang sehingga dapat ditentukan konsep besaran ruang, kemudian menganalisa pengolahan site dan massa, desain bentuk serta tampilan, sistem bangunan serta fasilitas yang mendukung untuk bangunan hotel bisnis. Konsep Perencanaan dan Perancangan Hotel Bisnis dengan pendekatan Arsitektur Metafora di Solo Baru Membahas konsep perencanaan dan perancangan sebagai acuan transformasi desain fisik bangunan hotel bisnis melalui pendekatan site dan tata ruang. Tabel 1.1 Sistematika Pembahasan Sumber: Penulis 8

KERANGKA POLA Hotel Bisnis dengan pendekatan Arsitektur Metafora di Solo Baru Esensi Judul Semakin banyak orang melakukan perjalanan bisnis sekaligus berwisata, membutuhkan sarana menginap dilengkapi fasilitas pertemuan dan seminar bisnis. Adanya peluang dibangunnya hotel pada kawasan Solo Baru dilihat dari potensi lokasi yang menunjang kegiatan tersebut. Permasalahan: Tapak Ruang Struktur Bentuk DATA Primer - Sekunder PERENCANAAN Siteplan dan Denah Hotel Bisnis dengan pendekatan Arsitektur Metafora di Solo Baru Penelusuran Permasalahan Persoalan METODE Deskriptif Kualitatif ANALISIS Transformasi Desain Persoalan: Preseden Bangunan Tatanan Massa Tampilan Bangunan TEORI Arsitektur Metafora PERANCANGAN 3D gubahan dan tatanan massa Eksterir dan Interior STUDIO Gambar 1.1 Kerangka Pola Pikir (Sumber: Pribadi) 9