BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah: 1) rancangan atau buram surat, dsb; 2) ide atau pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hubungan antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang politisi yang menggunakan bahasa lisan dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

II. LANDASAN TEORI. Implikatur percakapan, lazim disebut implikatur, adalah implikasi pragmatis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

Pelaksanaan Tindak Ujaran. Dwiyanti Nandang ( ) Meita Winda Lestari ( ) Pamela Yunita Sari ( ) Riza Indah Rosnita ( )

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik atau ilmu bahasa merupakan cabang ilmu yang mengaji perihal bahasa. Kajian linguistik ini terbagi dalam beberapa bidang ilmu bahasa yaitu fonologi, semantik, sintaksis, pragmatik, morfologi, dan semiotik. Fonologi adalah kajian tentang bunyi-bunyi bahasa. Semantik mengaji relasi tanda dan objek yang mungkin dimaksudkan. Sintaksis merupakan suatu kajian relasi gramatikal satuan-satuan linguistik dengan yang lain termasuk struktur gramatikal, frase dan kalimat yang merupakan hasil relasi gramatikal. Pragmatik merupakan salah satu kajian dari ilmu linguistik yang secara umum mempelajari hubungan bahasa dengan konteks dan hubungan pemakaian bahasa dengan pemakai/penuturnya. Morfologi mengaji tentang bentuk kata. Semiotik mengaji bahasa verbal, lambang, simbol, tanda serta pereferensian dan pemaknaannya dalam wahana kehidupan. Semiotik juga dibagi atas 3 cabang yaitu semantik, sintaksis dan juga pragmatik. Dalam hal ini yang menjadi perhatian penulis adalah pragmatik. Dalam tindak operasionalnya, kajian pragmatik itu berupaya menjelaskan bagaimana bahasa itu melayani penuturnya dalam pemakaian? Apa yang dilakukan penutur dalam tindak tutur itu? Tata tutur apa yang beroperasi sehingga bertutur dengan penutur, mitra tutur serta konteks alam tutur itu?. Dalam bidang pragmatik dapat diklasifikasikan 5 bagian yang menjadi topik pembahasan yaitu pra-anggapan, pertuturan, implikatur, deiksis dan struktur wacana (Samsuri,1987/88:2). Tidak setiap peristiwa dan tidak semua penutur selalu bersifat eksplisit atau langsung. Berbicara itu ibarat bermain bilyard, lebih lebih bagi remaja. Mereka cenderung menggunakan bahasa teka-teki agar sukar ditebak. Implikatur merupakan tebakan tidak langsung dari suatu penggunaan bahasa atau suatu tindak tutur, mulai dari yang paling sederhana sampai yang rumit. Implikatur adalah satu hal yang sangat penting diperhatikan agar percakapan dapat berlangsung dengan lancar. Percakapan tersebut dapat berlangsung 1

berkat adanya kesepakatan bersama. Kesepakatan itu antara lain berupa kontak tak tertulis bahwa ihwal yang dibicarakan itu harus saling berhubungan dan berkaitan. Hubungan atau keterkaitan itu sendiri tidak terdapat pada masing-masing kalimat (yang dipersambungkan itu) secara lepas artinya makna keterkaitan itu tidak terungkap secara literal pada kalimat itu sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai percakapan yang memiliki implikatur dimana pun kita berada. Peneliti memusatkan objek penelitian pada masyarakat yang berada dipasar Sambu. Pasar merupakan tempat berkumpulnya masyarakat yang menjajakan jualannya masing-masing. Seperti kita ketahui dipasar banyak hal yang terjadi, seperti terjadinya tawar menawar antara penjual dan pembeli, pembongkaran barang-barang baru (buka bal) dan lain-lain. Para pedagang yang ada dipasar Sambu datang dari berbagai daerah dan berbagai suku seperti suku batak Toba, batak Karo, Jawa, Aceh, Padang, Melayu dan sebagainya dan bermacam-macam pekerjaan ada disana. Dari beragam pekerjaan dan latar belakang suku banyak kita jumpai bahasa dan kata yang memiliki arti yang baik dan kotor yang diucapkan para pedagang, pembeli, preman atau yang lainnya. Misalnya: 1. Pembeli: Pak, jambunya sekilo brapa? Penjual: 8 ribu Bu. Ambil 2 kg Rp.15 ribu Bu Pembeli: 2 kg gak bisa Rp 10 ribu pak? Penjual: haha, ibu cari ditempat lain aja lah. Modalnya aja gak dapat segitu malah minta dibawah modal. Lain kali nawar yang betul lah, njing! 2. A: kau udah makan? B: belum datang mama, masih dijalan. Jika kita mengamati kedua contoh diatas terjadi implikasi-implikasi pertuturan. Bila dilihat dari maknanya, kalimat penjual agak aneh. Mengapa penjual mengatakan sesuatu nama binatang yang jelas-jelas mitra tuturnya adalah sesamanya bukan binatang atau sesuatu yang mempunyai kaki 4. Jika memang tidak ingin memberi dagangannya untuk dibeli si Ibu karena tidak 2

mencapai harga dasar atau modalnya tidak seharusnya si penjual menertawakan bahkan memaki si Ibu. Pada kalimat 2 dijelaskan bahwa A menanyakan apakah si B sudah makan atau tidak. B sebenarnya belum makan karena ibunya belum datang membawa makanan. Dan ibunya ada didalam perjalanan menuju pasar atau tempat mereka membuka usaha atau berjualan. Dari contoh di atas, penulis tertarik melakukan penelitian karena ingin mengetahui dan meneliti adanya penghubung yang hilang dalam sebuah pertuturan atau percakapan di pasar Sambu dan juga ingin meneliti kata atau suatu makna yang seharusnya tidak dikatakan menjadi diucapkan seperti pada contoh di atas. Aturan atau sopan santun dalam sebuah pertuturan pada masyarakat Sambu sudah jarang kita temui. Mereka mengatakan bahasa yang tidak seharusnya diujarkan menjadi bebas diucapkan dan sembarangan, tidak peduli usia, jenis kelamin, pekerjan dan lain sebagainya. Dikarenakan bermacam-macam suku budaya, tingkat pendidikan yang rendah serta kualitas solidaritasnya yang minim atau kurang. Teori implikatur dicetuskan oleh H.Paul Grice yang menekankan pada maksud dalam komunikasi tercemin dalam penjelasan tentang makna yang tidak alamiah dan teori ini dikuasai oleh satu hukum atau kaidah pragmatik yang disebut kaidah penggunaan bahasa. Kaidah ini mencakup tentang bagaimana percakapan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Yang terdiri dari dua pokok kaidah yaitu (1) prinsip kooperatif yang menyatakan didalam percakapan, sumbangkanlah apa yang diperlukan pada saat terjadi percakapan itu dengan memegang tujuan dari percakapan itu, dan (2) empat maksim percakapan yang meliputi maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. 1. Maksim kualitas mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan yang sebenarnya, Kontribusi peserta percakapan hendaknya disertai bukti-bukti atau fakta-fakta yang memadai. 3

2. Maksim kuantitas memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi demikian itu tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya yang dibutuhkan si mitra tutur. 3. Maksim relevansi mengharuskan bahwa setiap peserta pembicaraan harus memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. 4. Maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, jelas, tidak kabur, tidak berlebih-lebihkan serta runtut. Implikatur percakapan merupakan konsep yang cukup penting dalam pragmatik karena empat hal (Levinson, 1983:97) yaitu: a. Konsep implikatur memungkinkan penjelasan fakta-fakta kebahasaan yang tidak terjangkau oleh teori linguistik. b. Konsep implikatur memberikan penjelasan tentang makna berbeda dengan yang dikatakan secara lahiriah. c. Konsep implikatur dapat menyederhanakan struktur dan isi deskripsi semantik. d. Konsep implikatur dapat menjelaskan beberapa fakta bahasa secara tepat. Teori tindak tutur dikemukakan oleh John R.Searle (1983) dalam bukunya Speech Acts : An Essay in the Philosophy of Language. Ia mengatakan tindak tutur dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: (1) tindak lokusi yang mengaitkan suatu topik dengan suatu keterangan dalam sebuah ungkapan, (2) tindak ilokusi yang melakukan ssesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu, dan (3) tindak perlokusi yang merupakan hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan pada pendengar sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan kalimat. Dalam setiap tindak tutur haruslah ada pihak pembicara (penulis) dan ada pihak penyimak (pembaca). Setiap situasi tindak tutur tentu mengandung maksud dan tujuan tertentu pula. Dengan kata lain, kedua belah pihak baik 4

pembicara maupun penyimak terlibat dalam suatu kegiatan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Searle mengklasifikasikan tindak ilokusi berdasarkan maksud kedalam lima kategori yaitu: 1. Representatif atau Assertif yang tujuannya untuk menanyakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan. 2. Direktif yang tujuannya untuk menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur seperti memesan, memerintah, memohon, menuntut, memberi nasihat. 3. Komisif yang terikat pada suatu tindakan dimasa depan seperti menjanjikan, penawaran. 4. Ekspresif yang tujuannya untuk mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi seperti mengucapkan terimakasih, mengucapkan selamat, mengucapkan belasungkawa, memuji, memberi maaf, menuduh, dan sebagainya. 5. Deklarasi yang menggambarkan perubahan dalam suatu keadan hubungan seperti memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan atau membuang, mengangkat, membabtis, mengundurkan diri dan sebagainya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yaitu Bagaimanakah implikatur dan tindak tutur yang terdapat dalam percakapan pada masyarakat Sambu?. 1.3 Batasan Masalah Suatu penelitian harus dibatasi supaya penelitian terarah dan tujuan penelitian tercapai. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada implikatur pertuturan atau percakapan pada masyarakat Sambu. Pada penelitian ini penulis akan membatasi tindak tutur seperti yang dikemukakan oleh Searle dan menentukan implikasi atau implikatur yang dikemukakan oleh Grace. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang 5

berada di Sambu baik para pedagang, pembeli, pengantar barang dan yang lainnya. 1.4 Tujuan Penelitian Pada dasarnya setiap penelitian itu mempunyai tujuan tertentu yang memberikan arah dan pelaksanaan tersebut. Hal ini dilakukan supaya tujuan dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implikatur dan jenis-jenis ilokusi yang terdapat dalam percakapan pada masyarakat Sambu. 1.5 Manfaat Penelitian Secara Teoritis: Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam memahami hasil penelitian. Menambah sumber referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan implikatur dalam bidang pragmatik. Secara Praktis: Dapat dijadikan sumber acuan bagi peneliti selanjutnya tentang implikatur bidang pragmatik. Dapat memberikan pengetahuan baru tentang implikatur masyarakat pasar khususnya di Sambu. 6